Anda di halaman 1dari 10

TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

COMMON STOCK : ANALYSIS AND STRATEGY

Oleh

KELOMPOK 8

1. Attya Inayati H 1610536004


2. Nia Irlando 1610536026
3. Hamda Khairani 1610536043

S1 AKUNTANSI INTAKE D3

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2017
COMMON STOCK : ANALYSIS AND STRATEGY

Dalam berinvestasi pada saham, investor harus hati- hati dalam memilih strategi. Investor

dapat memilih strategi aktif atau strategi pasif namun juga dapat menggabungkan keduanya.

Investor yang memilih strategi aktif, mereka akan secara aktif melakukan pemilihan dan

jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai

tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal.

Investor yang memilih strategi pasif akan cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan

hanya akan mengikuti indeks pasar.

1. STRATEGI PASIF

Dalam konsep pasar modal yang efisien di katakan bahwa jika pasar benar-benar efisien

tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas return pasar.

Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham. Dalam strategi pasif ini

investor percaya bahwa harga pasar yang terjadi adalah harga yang mencerminkan nilai intrinsic

saham tersebut. Oleh karenanya, investor tidak akan berusaha untul secara aktif melakukan

tindakan perdagangan saham yang bisa memberikan return abnormal. Strategi pasif bisa juga

diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan

replikasi kinerja indeks pasar.Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti

kinerja indeks pasar sedekat mungkin.

Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan

simpan (Buy and Hold Strategy) dan strategi mengikuti indeks (Indexing Strategy). Berikut ini

dua strategi yang biasanya dipakai dalam strategi pasif portofolio saham.
1.1. Strategi Beli dan Simpan (Buy and Hold Strategy)

Strategi ini pada dasarnya sama dengan strategi beli dan simpan dalam portofolio obligasi.

Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa

waktu tertentu. Tujuan dilakukanya strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan

biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi. Dalam hal ini, investor percaya bahwa return yang

akan diperoleh dari penerapan strategi ini tidak akan jauh berbeda dengan return yang diperoleh

jika investor secara aktif membeli dan menjual saham. Dalam strategi ini investor sangat

mempertimbangkan biaya transaksi dan biaya dalam melakukan portofolio saham.

Strategi beli dan simpan bisa dilakukan investor dalam komposisi yang terdiri dari

banyak saham ataupun hanya beberapa jenis saham. Meskipun demikian investor tetap harus

melakukan pemilihan terhadap saham-saham tertentu yang akan dimasukkan dalam

portofolionya. Hal terpenting disini adalah bahwa komposisi tersebut akan bisa diterima

sepanjang komposisi saham-saham tersebut mampu memberikan return yang sesuai dengan

tingkat return yang diharapkan investor. Jika ternyata komposisi yang telah dibentuk mengalami

perubahan kinerja, dimana misalnya risiko dari komposisi tersebut meningkat sedangkan return

yang di harapkan tetap sama, investor tentu perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian, seperti

mengubah komposisi awal menjadi komposisi baru sehingga sesuai dengan preferensi investor

terhadap risiko.

Kesimpulan yang bisa di tarik dari strategi beli dan simpan ini adalah bahwa investor

bukan berarti tidak melakukan apa-apa dan hanya sekedar membeli lalu menyimpan saham yang

telah di belinya tersebut, tapi investor juga harus melakukan tindakan rasional dalam berinvestasi.

Investor harus pintar-pintar memilih saham yang akan dimasukkan dalam investasinya, lalu
melakukan penyesuaian jika diperlukan. di samping itu, hasil yang di peroleh dari strategi beli

dan simpan ini tentunya harus diinvestasikan kembali untuk meningkatkkan kemakmuran

investor.

1.2. Strategi Mengikuti Indeks (Indexing Strategy)

Strategi ini alam praktiknya bisa di gambarkan sebagai pembeli instrument reksadana

atau dana pension oleh investor. Strategi investor seperti ini bisa dikategorikan strategi

pasif.Dengan membeli instrument reksadana, investor berharap bahwa kinerja investasinya pada

kumpulan saham-saham dalam instrument reksadana sudah merupakan duplikasi dari kinerja

indeks pasar. Dengan kata lain, investor berharap akan memperoleh return yang sebanding

dengan return pasar. Membeli reksadana juga akan memberikan keuntungan bagi investor karena

biaya transaksi, biaya pencarian informasi, dan komisi konsultasi analis menjadi lebih rendah.

Dalam hal ini investor hanya membeli instrument reksadana, dan tinggal menunggu return dari

reksadana yang telah dibelinya.

2. STRATEGI AKTIF

Pada dasarnya semua investor menginginkan return yang setinggi-tingginya dari suatu

investasi yang dilakukan. Dengan demikian investor akan selalu mencari jalan agar memperoleh

keuntungan yang lebih tinggi dibanding biaya yang harus ditanggungnya. Dalam investasi

portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh

return yang sebanding atau melebihi return pasar.

Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return

portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain, investor akan berusaha

memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesama investor lainnya.
Mereka secara proaktif mencati informasi tambahan, meningkatkan kemampuan mereka dalam

menganalisis informasi-informasi yang mrmpengaruhi kinerja saham, bahkan tidak jarang ada

yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analisis saham yang terbaik. Semuanya

dilakukan untuk meningkatkan return yang diharapkan investor. Berikut ini ada tiga strategi yang

biasanya dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham.

2.1. Strategi Pemilihan Saham

Strategi ini merupakan strategi yang paling banyak digunakan dan paling rasional. Dalam

hal ini investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik yaitu saham

yang memberikan hubungan tingkat return-resiko yang terbaik dibanding alternative lainnya.

Pemilihan tersebut dilakukan dengan berdasar pada analisis fundamental guna mengetahui

prospek saham tersebut di masa datang. Dalam hal ini mereka percaya bahwa tindakan aktif yang

mereka lakukan akan memberikan return yang lebih besar dibanding investor lainnya yang

hanya mengandalkan strategi investasinya pasa strategi pasif.

Seberapa pentingkah pemilihan saham bagi investor? Investor bisa melakukan

diversifikasi dengan dua cara yaitu random (naif), maupun dengan cara Markowitz. Artinya,

investor bisa saja memilih secara acak tanpa dianalisis terlebih dahulu, akan tetapi manfaat

pengurangan risiko dari cara acak ini tidak akan seoptimal jika pemilihan dilakukan dengan

model Markowitz. Dengan memilih saham-saham terbaik dan memasukkan saham tersebut

dalam portofolio, berarti investor akan memperoleh manfaat pengurangan resiko dari tindakan

diversifikasi saham. Tindakan ini juga diharapkan bisa meningkatkan return yang diharapkan

investor.
Dalam memilih saham-saham terbaik (superior), investor bisa melakukan analisis secara

individual ataupun dengan memanfaatkan jasa konsultasi analis saham.Jika investor mempunyai

akses informasi yang baik dan kemampuan yang baik untuk menganalisis saham dan memilih

saham, investor bisa melakukan pemilihan saham secara individual. Tetapi adakalanya investor

lebih menyukai menggunakan jasa analis saham professional untuk memperoleh nasihat dan

rekomendasi keputusan terbaik tentang saham apa saja yang harus di pilih dan tindakan apa yang

harus dilakukan terhadap saham tersebut. Konsekuensinya adalah investor harus mengeluarkan

sejumlah biaya seperti komisi jasa konsultasi atau biaya atas informasi tertentu. Tentu saja

investor akan mengharapkan return yang lebih besar sebagai kompensasi yang setimpal atas

biaya yang telah dikeluarkanya.

2.2. Strategi Momentum Harga

Ide dasar dari strategi ini adalah adanya kenyataan bahwa pada waktu-waktu tertentu

harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan.

Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan

harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau

membeli saham.

Berbagai tekhnik untuk mencari momentum yang tepat dalam portofolio saham bisa

dilakukan. Salah satunya adalah dengan membuat peta (chart) pergerakan harga saham selama

beberapa waktu untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada harga saham tersebut di kemudian

hari. Jika harga-harga saham diperkirakan akan meningkat, maka investor akan meningkat bobot

portofolionnya pada investasi portofolio saham. Investor akan menginvestasikan uang yang

dimilikinya pada portofolio saham karena lebih menguntungkan disbanding alternative lainnya.
Demikian pula sebaliknya, jika diperkirakan harga saham akan menurun maka invesitor akan

memindahkan investasinya dari portfolio saham ke alternative investasi lainnya.

Berbagai tekhnik kuantitatif yang lebih canggih dengan penggunaan teknologi computer

sudah mulai dipergunakan untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk membeli dan

menjual saham.Data-data yang telah terjadi (ex-post data) dipakai untuk mencari pola pergerakan

saham dan mencari hubungan sebab akibat antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.Tetapi,

penggunaan teknologi computer ini pun sebenarnya masih mengandung kelemahan sehubungan

dengan penggunaan data-data historis. Menggunakan data-data historis yang telah terjadi untuk

meramalkan kejadian dimasa datang secara implisit menganggap bahwa apa yang telah terjadi di

masa lalu akan sama dengan yang akan terjadi dimasa datang.

Dalam kenyataannya, strategi penentuan momentum harga saham merupakan isu yang

masih kontroversial. Strategi ini memang popular digunakan oleh para praktisi, tetapi

pertanyaanya adalah seberapa akurat metode ini mampu meramalkan apa yang akan terjadi di

kemudian hari. Bagi kalangan akademisi, fenomena seperti ini sangat menarik untuk dipelajari

dan sangat perlu dilakukan penelitian empiris tentang subyek ini, untuk membuktikan apakah

strategi tersebut merupakan strategi yang layak ataukah hanya suatu kebetulan belaka.

2.3. Rotasi sektor

Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-saham di

dalam negri saja. Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara :

1. Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu

untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. Hal ini dilakukan
jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor tertentu akan memberikan return

yang lebih tinggi disbanding return pasar.

2. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada

sektor industry yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi,

pertumbuhan dan nilai saham perusahaan. Investor akan meningkatkan bobot

portofolionya pada saham-saham sektor industry yang berprospek cerah di masa

datang dan akan mengurangi bobot portofolionya pada saham sektor industry yang

berprospek kurang baik.

Reilly dan brown (1997), mengkategorikan saham-saham per sektor industry menjadi lima,

yaitu :

1. Saham-saham sektor financial (financial stocks excel)

2. Saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer durables excel)

3. Saham-saham sektor barang modal (capital goods excel)

4. Saham-saham sektor industry dasar (basic industries excel)

5. Saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok (consumer staples excel)

Dalam strategi rotasi sektor, investor biasanya membeli saham-saham pada suatu sektor

atau industry tertentu yang diperkirakan akan mengalami peingkatan nilai melebihi return pasar.

Dalam hal ini, investor melakukan tindakan antisipasi terhadap kemungkinan peningkatan harga

saham-saham pada sektor industry tertentu akibat dampak siklis ekonomi.


Sebagai contoh, misalnya investor mempertimbangkan untuk membeli saham-saham

sektor financial. Salah satu karakteristik saham sektor finansial adalah kepekaanya terhadap

perubahan suku bunga, dimana harga saham sektor financial akan berhubungan terbalik dengan

tingkat bunga. Artinya, jika tingkat bunga mengalami peningkatan, maka harga saham sektor ini

justru akan turun. Kondisi ini dalam gambaran siklis ekonomi biasanya terjadi pada

perekonomian yang mulai memasuki siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku bunga

biasanya akan meningkat dan berakibat pada menurunya harga saham sektor financial. Dengan

demikian investor yang cerdik akan membeli saham sektor tersebut, karena harganya relative

rendah. Hal ini dilakukan dengan harapan jika tingkat suku bunga sudah mulai menurun, maka

perusahaan sektor financial (misalnya bank, perusahaan simpam pinjam atau perusahaan

sekuritas) akan mengalami peningkatan earning dan hal ini akan mengakibatkan harga

sehamnya meningkat.

Keberhasilan penerapan strategi rotasi ini sangat tergantung dari kemampuan investor

untuk memahami kondisi ekonomi yang sedang terjadi dan juga kemampuan untuk meramalkan

kondisi yang akan terjadi. Pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang siklis ekonomi
akansangat membantu efektivitas penerapan strategi ini, karena kunci strategi ini adalah

bagaimana investor bisa mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dan mengambil

manfaat dari perubahan tersebut.

KESIMPULAN

Ada dua strategi yang dilakukan investor dalam pembentukan saham yaitu Strategi aktif

dan strategi pasif.Strategi pasif bisa diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk

portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar.Dengan demikian, tujuan

strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin.Strategi yang dipakai

dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli dan simpan (buy and hold strategy)

dan strategi mengikuti indeks (indexing strategy). Strategi pasif meliputi : Beli dan Simpan,

mengikuti indeks. Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi

return portofolio saham yang di peroleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain investor akan

berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesame investor

lainnya. Strategi aktif meliputi : Pemilihan saham, Rotasi sektor, Momentum harga.

Anda mungkin juga menyukai