Anda di halaman 1dari 7

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

TENTANG KERANGKA MASALAH

OLEH :

CICI APRIANI

1610536017

AKUNTANSI INTAKE – D3

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2018
PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN
KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN
MAHASISWA PADA MATAKULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

(Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi Intake D3 Fakultas Ekonomi Universitas


Andalas Angkatan Tahun 2016)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki
kompetensi dan pemahaman pengetahuan, sehingga mampu secara cepat diserap oleh dunia kerja
selepas dari pendidikan di bangku perkuliahan. Begitu pula halnya dengan perguruan tinggi
Universitas Andalas yang selalu berusaha untuk menghasilkan lulusan terbaik dari segala bidang
pendidikan, tidak terkecuali pada mahasiswa fakultas ekonomi pendidikan akuntansi.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Intake D3 Univesitas Andalas akhir-akhir ini sedang
mengalami penuruan prestasi belajar yaitu terlihat pada rendahnya nilai yang diperoleh pada
salah satu matakuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan pada semester lalu. Hanya beberapa dari
mahasiswa akuntansi intake d3 dapat lulus dari matakuliah ini pada semester lalu, dan bisa
dikatakan hampir setengah dari mahasiswa intake d3 yang mengambil matakuliah ini pada
semester lalu mengalami kegagalan dan terpaksa harus mengambil matakuliah ini kembali pada
semester selanjutnya bertujuan agar dapat lulus dari matakuliah ini. Dikarenakan, matakuliah ini
merupakan matakuliah wajib yang harus dijalankan oleh mahasiswa pendidikan akuntansi
dengan hasil yang memuaskan. Untuk mencapai hal tersebut, tidak terlepas peranan dari
pengetahuan yang menjadi hal utama yang harus dimilki oleh mahasiswa khususnya
pengetahuan dibidang akuntansi
Pengetahuan yang akan diberikan dijenjang pendidikan akuntansi berkaitan dengan hal
dasar-dasar akuntansi, dimulai dari matakuliah pengantar akuntansi hingga puncaknya kepada
matakuliah akuntansi keuangan lanjutan, masing-masing matakuliah tersebut memiliki tingkat
kesulitan yang berbeda. Banyak faktor yang menjadi penyebab matakuliah tersebut mengalami
kesulitan. Salah satu penyebabnya adalah proses belajar.
Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan dan membutuhkan pemahaman. Menurut Soewardjono yang
dikemukakan oleh Iskandarsyah (2012) “pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan
seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi”. Masing-masing mahasiswa memiliki
pemahaman mengenai akuntansi. Lain halnya dengan mahasiswa di waktu SMA yang berasal
dari jurusan IPS, pemahaman mengenai akuntansi akan lebih, jika dibandingan dengan
mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA. Namun tidak dipungkiri, bagi mahasiswa yang berasal
dari jurusan IPA untuk dapat memahami mengenai akuntansi khususnya pada matakuliah
akuntansi keuangan lanjutan dikarenakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan matematika.
Akuntansi keuangan lanjutan sesuai dengan namanya merupakan matakuliah lanjutan
setelah matakuliah akuntansi keuangan menengah yang dipelajari oleh mahasiswa jurusan
akuntansi. Mata kuliah ini adalah tahap akhir mata kuliah dalam jurusan akuntansi, yang
memiliki tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan matakuliah akuntansi lainnya, tidak jarang
dari mahasiswa mengulang beberapa kali hanya untuk menyelesaiakan mata kuliah ini. Sebagian
besar, hal yang menjadi penyebab mahasiswa sering mengalami kegagalan pada matakuliah ini
yaitu kurangnya mengembangkan dan menggunakan kemampuan kognitifnya pada mata kuliah
sebelumnya yaitu pengantar akuntansi dan akuntansi keuangan menengah dikarenakan
matakuliah akuntansi yang ada pada pendidikan akuntansi saling berkaitan. Oleh sebab itu, saat
mahasiswa kurang memiliki pemahaman pada matakuliah sebelumnya, akan mengalami
kesulitan ketika menghadapi matakuliah akuntansi keuangan lanjutan yang disebabkan oleh
perilaku belajar,
Setiap individu memiliki perilaku belajar yang berbeda mulai dari metode belajar, jadwal
belajar, waktu belajar, fasilitas belajar, dan kualitas belajarnya. Tidak dipungkiri bahwa
mahasiswa kebanyakan terbiasa dengan pola belajar menghafal tetapi tidak memahami pelajaran
tersebut, sehingga mahasiswa akan cenderung mudah lupa dengan yang telah dipelajari dan
berujung pada kesulitan untuk memahami pelajaran selanjutnya. Akuntansi bukanlah bidang
studi yang hanya menggunakan angka-angka dan menghitung penjumlahan atau pengurangan,
akan tetapi akuntansi juga merupakan bidang studi yang menggunakan penalaran yang
membutuhkan logika, yang dikemukakan oleh Septyan (2015).
Tingkat pemahaman mahasiswa tidak hanya diukur dari perilaku belajarnya saja, namun
kecerdasan emosional tidak kalah pentingnya dalam hal pemahaman. Menurut Melandy dan
Aziza (2006) dalam penelitian Nyoman menyatakan bahwa, kecerdasan emosional adalah
kecerdasan menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan
emosi sehingga memberikan dampak yang positif. Dengan kemampuan tersebut maka
mahasiswa akan mampu mengenal siapa dirinya, mengendalikan diri, memotivasi diri, berempati
terhadap lingkungan sekitarnya dan memiliki keterampilan bersosialisasi berdasarkan
kemampuan untuk meningkatkan kualitas pemahaman mereka tentang matakuliah akuntansi
keuangan lanjutan. Apabila seorang mahasiswa belum mampu mengendalikan kecerdasaan
emosionalnya maka akan berakibat pada kegagalan mereka pada saat menghadapi sesuatu seperti
ujian dengan kondisi grogi dan stress sehingga apa yang telah dipelajari menjadi hilang dan sia-
sia.
Kecerdasaan intelektual dapat mendorong mahasiswa menjadi lebih baik dalam tingkat
pemahaman pada matakuliah akuntansi keuangan lanjutan. Namun, bukanlah menjadi faktor
utama. Seseorang yang memiliki kecerdasaan intelektual yang lebih, akan lebih cepat
memahami, dibandingkan yang memiliki kecerdasaan intelektual rata-rata atau sedang. Namun,
kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan intelektual saja tanpa
memperhatikan kecerdasaan emosional yang dapat dikatakan lebih banyak mempengaruhi
tingkat pemahaman mahasiswa dibandingan kecerdasaan intelektual. Maka dari itu, mungkin
saja ini menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya mahasiswa yang mengalami kegagalam
pada matakuliah ini.
Nilai lebih dari penelitian yang akan dilakukan dibandingkan dengan penelitian terdahulu
adalah terletak pada variable dependen, disini peneliti mengambil matakuliah akuntansi
keuangan lanjutan yang nantinya akan diteliti terkait pemahaman mahasiswa pada matakuliah
tersebut sedangkan pada penelitian-penelitian terdahulu, mereka meneliti secara keseluruhan
terkait pemahaman mahasiswa kepada akuntansi bukan per matakuliah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
seberapa besar tingkat pemahaman mahasiswa terhadap matakuliah akuntansi keuangan lanjutan
terkait perilaku belajarnya, seberapa besar kah pengaruh kecerdasan emosional berpengaruh
terhadap pemahaman matakuliah akuntansi keuangan lanjutan, dan apakah kecerdasaan
intelektual juga menjadi salah satu penyebab tingkat pemahaman mahasiswa terhadap
matakuliah akuntansi keuangan lanjutan. Oleh sebab itu, untuk menelaah mengenai masalah di
atas lebih lanjut peneliti memilih judul penelitian “PENGARUH PERILAKU BELAJAR,
KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP
TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATAKULIAH AKUNTANSI
KEUANGAN LANJUTAN”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka permasalahan
pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besar kah pengaruh perilaku belajar terkait metode belajar, jadwal belajar,
waktu belajar, fasilitas belajar, dan kualitas belajarnya, serta pemahaman mahasiswa pada
matakuliah sebelumnya terhadap tingkat pemahaman mahasiswa pada matakuliah
akuntansi keuangan lanjutan ?
2. Bagaimanakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa pada
matakuliah akuntansi keuangan lanjutan ?
3. Apakah kecerdasaan intelektual juga menjadi salah satu penyebab tingkat pemahaman
mahasiswa terhadap matakuliah akuntansi keuangan lanjutan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat pengaruh perilaku belajar terkait metode belajar, jadwal
belajar, waktu belajar, fasilitas belajar, dan kualitas belajarnya, serta pemahaman
mahasiswa pada matakuliah sebelumnya terhadap tingkat pemahaman mahasiswa pada
matakuliah akuntansi keuangan lanjutan
2. Untuk mengetahui kecerdasan emosional berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa
pada matakuliah akuntansi keuangan lanjutan
3. Untuk mengetahui kecerdasaan intelektual juga menjadi salah satu penyebab tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap matakuliah akuntansi keuangan lanjutan

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Institusional (Pihak Universitas)
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki sistem
pendidikan jurusan akuntansi yang lebih baik lagi bertujuan dalam rangka pihak
universitas dapat menghasilkan lulusan terbaik
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada mahasiswa untuk lebih
bergiat dan terus meningkatkan kualitas belajarnya dengan merubah perilaku belaja,
mengembangkan kecerdasan emosional (EQ) serta memanfaatkan kecerdasan intelektual
(IQ) yang dimiliki untuk meningkatkan pemahaman terhadap matakuliah akuntansi
keuangan lanjutan.
3. Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
mengenai bahwa bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan agar dapat
sukses berkarir, tetapi terdapat kecerdasan emosional yang dapat membuat seseorang
sukses
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi untuk dapat memberikan perbandingan dalam melakukan
penelitian selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai