Metodologi Penelitian
Oleh
1510536034
PADANG
2017
PENDAHULUAN
tahun. Kualitas dan kinerja yang baik akan membuat perusahaan mampu untuk
berkembang dan maju. Kualitas dan kinerja yang baik dapat dilihat dan dinilai dari
Banyak cara untuk menilai kinerja perusahaan, diantaranya dengan melihat dan
semua aktivitas keuangan perusahaan selama satu periode akuntansi. Laporan keuangan
akan memberikan manfaat bagi pemakai internal maupun eksternal. Bagi perusahaan,
kedepannya. Bagi investor informasi pada laporan keuangan dapat digunakan sebagai
kreditor informasi pada laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai suatu
mengelola aset atau keuangan yang dimilikinya. Suatu perusahaan yang mempunyai
kinerja keuangan yang baik akan mampu menghasilkan laba yang optimal. Untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan salah satunya dapat menggunakan analisis rasio keuangan.
Rasio profitabilitas merupakan salah satu dari jenis rasio keuangan. Rasio
dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Rasio
profitabilitas secara umum terdiri dari net profit margin (NPM), return on assets (ROA),
dan return on equity (ROE). Net profit margin digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada setiap penjualan yang
menghasilkan laba bersih dari total aset yang dimiliki. Sedangkan return on equity
Analisis rasio keuangan juga memiliki kelemahan yaitu analisis rasio keuangan
tidak memperhitungkan komponen biaya modal yang dimiliki perusahaan, padahal biaya
modal merupakan salah satu komponen penting bagi investor dalam mempertimbangkan
keputusan untuk berinvestasi. Adanya kelemahan terhadap rasio keuangan itu maka
muncul pengukuran kinerja keuangan yang baru yaitu Economic Value Added atau yang
kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah
Houstan (2006:68), EVA adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada
pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA merupakan laba residu yang tersisa
setelah dikurangkan dengan biaya dari seluruh modal termasuk modal ekuitas .
Secara umum laba adalah pendapatan dikurangi dengan beban. Laba bersih
merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan
dalam suatu periode tertentu termasuk pajak (Kasmir 2011:303). Laba mencerminkan
bagimana kondisi atau keadaan perusahaan selama satu periode akuntansi. Untuk itu
perusahaan harus mampu meningkatkan penjualan agar mendapatkan laba yang optimal.
Laba yang diperoleh perusahaan akan berubah setiap tahunnya, untuk itu diperlukan
Pengertian property dan real estate mempunyai makna yang sama, yaitu suatu hak
kepemilikan atas tanah dan bangunan yang didirikan diatasnya. Perusahaan property dan
real estate yang ada di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini membuat
terbukanya peluang pasar untuk berinvestasi di bidang properti dan real estate yang
sangat menjanjikan bagi investor. Untuk itu para investor biasanya melihat dan
keuntungan karena harga jual beli property jarang sekali mengalami penurunan harga
jual.
kondisi suatu perusahaan atau membantu investor dalam mengambil keputusan serta
memprediksi laba yang akan diperoleh kedepannya, maka dengan itu penulis tertarik
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah ini dapat dinyatakan sebagai
berikut:
b. Bagaimana pengaruh economic value added (eva) terhadap laba bersih pada
perusahaan property dan real esatate yang terdaftar di bursa efek di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penilitian ini adalah:
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa efek di Indonesia.
b. Untuk mengetahui pengaruh economic value added (eva) terhadap laba bersih pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa efek di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak
antara lain:
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan dengan penelitian ini dapat membantu investor untuk dapat menjadi
A. Kajian Teori
1. Kinerja Keuangan
Pendapat serupa dikemukakan oleh Sawir (2005:1) yang menyatakan bahwa kinerja
kinerja keuangan adalah suatu keadaan atau kondisi suatu perusahaan dalam mengelola
aset atau keuangan yang dimilikinya sesuai kriteria yang ditetapkan pada suatu periode.
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.
menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari
kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu,
serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami
akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
Menurut Hanafi dan Halim (2007:6) tujuan analisis keuangan antara lain adalah:
perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak. Hal ini dilakukan karena para investor ingin
memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dari perusahaan yang sahamnya memang
apakah perusahaan, atau perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek
menentukan besarnya pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang
wajar bagi suatu industri (biasanya dengan menambahkan sejumlah persentase tertentu
perkembangan perusahaan, agar pihak internal perusahaan sendiri dapat dijadikan dasar
strategi.
8) Analisis Pesaing. Kondisi keuangan pesaing dapat dianalisis oleh perusahaan untuk
menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi ini dapat dijadikan
c. Rasio Keuangan
jangka panjang.
5) Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat
3. Rasio Profitabilitas
Menurut Brigham dan Houston (2006:107) profitabilitas adalah hasil bersih dari
menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukur tersebut adalah
dengan rasio keuangan sebagai salah satu analisa dalam menganalisa kondisi keuangan,
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5) Untuk mengukur produtivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
Net profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan penjualan (Warsono,2003:37). Semakin tinggi Net profit margin tersebut maka
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rasio ini
menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai
asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena
perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif
Laba Bersih
ROA
Total Aset
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rasio ini
mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Menurut
menghasilkan laba.
Laba Bersih
ROE
Modal Saham
a. Pengertian EVA
EVA menurut Brigham & Houstan (2006:68), EVA adalah nilai yang ditambahkan
Menurut Warsono, Economic Value Added adalah perbedaan antara laba operasi
setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba estimasi laba
jumlah absolut dari nilai pemegang saham (Shareholder value) yang diciptakan
(created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
(Tunggal, 2001:2).
(EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak, dikurangi biaya modal yang yang di
harapan-harapan para pemegang saham dan krditur. Economic value added (EVA)
perusahaan. Hal ini membuat perhitungan economic value added (EVA) lain dengan
libatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan
Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai tolak
ukur dalam penilaian kinerja dan penciptaan nilai perusahaan. (Utama : 1997 ):
3) EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti pemegang saham yaitu
2) Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari
penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran
tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan
pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep
penilaian.
4) Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada
karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat
ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah
pajak. NOPAT merupakan penjumlahan dari laba bersih setelah pajak ditambah
panjang (interest bearing liabilities) ditambah ekuitas pemegang saham atau total
menanggung beban bunga. Cost of debt bukan dalam bentuk currency (nilai mata
uang) tetapi dalam bentuk persentase yang didapat dengan membagi beban bunga
Seperti halnya cost of debt, biaya ekuitas juga dalam bentuk persentase. Persentase
tersebut didapat dengan membagi laba bersih per lembar dengan harga pasar saham
per lembar.
Weighted average cost of capital (WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang
modal perusahaan.
Invested capital merupakan hasil penjabaran perkiraan dalam neraca untuk melihat
besarnya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan pemegang
saham serta seberapa besar modal yang diinvestasikan dalam aktivitas operasional
dan operasional lainnya. Invested capital dapat dihitung dari jumlah hutang bank
jangka pendek, pinjaman bank / sewa guna usaha atau obligasi jangka panjang yang
jatuh tempo dalam setahun, kewajiban pajak tangguhan, kewajiban jangka panjang
lainnya, hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan, dan ekuitas. Capital
1) EVA > 0, artinya kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, karena
perusahaan bisa menambah nilai bisnis. Dalam hal ini, karyawan berhak
mendapatkan bonus, kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham bisa
2) Jika EVA = 0, artinya kinerja keuangan secara ekonomis dikatakan “impas” karena
semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik
kreditur maupun pemegang saham, sehingga karyawan tidak akan mendapat bonus
3) Jika EVA < 0, artinya kinerja keuangan perusahaan dikatakan tidak sehat, karena
perusahaan tidak bisa memberikan nilai tambah. Sehingga dalam hal ini karyawan
tidak bisa mendapatkan bonus, namun kreditur tetap mendapatkan bunga dan
pemilik saham tidak mendapatkan pengembalian yang sebanding dengan apa yang
telah diinvestasikan.
2. Laba Bersih
a. Pengertian Laba
usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan”.
merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian.
Laba merupakan salah satu pengukur aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan atas
b. Jenis-Jenis Laba
1) Laba Kotor (gross Profit) artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya
yang menjadi beban perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali
perusahaan peroleh.
2) Laba bersih (Net Profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang
1) Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan
2) Harga Jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk
Berikut ini adalah review penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh
kinerja keuangan dengan rasio profitabilitas dan economic value added terhadap laba
bersih:
1) Penelitian oleh siti pasus is prehatiningsih tahun 2007 tentang pengaruh rasio
keuangan dan economic value added (eva) terhadap market value added (mva) studi
kasus PT. Bank Danamon Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan variabel
dependennya adalah MVA dan variabel independennya ROE, ROA, EPS, EVA.
perubahan MVA.
2) Penelitian oleh Rina Ulvayani tahun 2008 tentang pengaruh economic value added
(eva) dan rasio profitabilitas terhadap market value added (mva) studi kasus pada
EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA, sedangkan ROE tidak
3) Penelitian oleh Masamah tahun 2008 tentang pengaruh economic value added
(eva) dan rasio profitabilitas terhadap harga saham studi kasus pada perusahaan
yang terdaftar di jakarta islamic index. Pada penelitian ini menggunakan variabel
dependennya adalah harga saham. Hasil pada penelitian ini menyimpulkan bahwa
C. Kerangka Penelitian
(Y)
Economic Value Added (X4)
(Independent)
D. Hipotesis
Karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta–fakta yang empiris melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritas terhadap rumusan masalah
berikut:
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
lain (Sugiyono 2003: 11). Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono 2003:14)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang property dan
Sampel adalah adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2003:73). Metode pemilihan sampel penilitian ini adalah
sampel dengan menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan (Sugiyono 2003:74-78).
Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah:
a) Perusahaan properti dan real estate yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia
b) Perusahaan properti dan real estate yang menyediakan laporan keuangan secara
lengkap selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2014 sampai 2016.
c) Perusahaan properti dan real estate yang mempunya laba bersih positif selama
d) Perusahaan properti dan real estate yang menyediakan data dan informasi secara
Kriteria Jumlah
perusahaan
tahun 2014-2016.
Perusahaan yang mempunyi laba bersih positif selama tahun 2014 - (2)
2016.
Jumlah 23
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari laporan keuangan, khususnya pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder yang digunakan
merupakan data laporan keuangan perusahaan property dan real estate tahun 2014-2015.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
yaitu dengan mengumpulkan data yang relevan yang bersumber dari data sekunder yang
1. Variabel Independen
Net profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan penjualan (Warsosno,2003:37). Semakin tinggi Net profit margin tersebut maka
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur
dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus
karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara
Laba Bersih
ROA
Total Aset
c. Return On Equity (ROE)
Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal
pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena
menghasilkan laba.
Laba Bersih
ROE
Modal Saham
Dimana :
Total Hutang
Tingkat Modal (D)
Total Hutang Ekuitas
Biaya Bunga
Cost Of Debt (rd)
Total Hutang
Total Ekuitas
Tingkat Modal (E)
Total Hutang Ekuitas
atau
2. Variabel Dependen
Pada penelitian ini variabel dependennya adalah laba bersih. Jumlah laba bersih
dapat diketahui dari laporan laba/rugi pada perusahaan. Laba bersih (Net Profit)
merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan
a. Normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji
b. Multikolinearitas
maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas (Imam Ghozali 2011:
105).
c. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
d. Heteroskedasitas
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji
grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white. (Imam Ghozali, 2011: 139).
2011:97).
3. Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk
menguji pengaruh net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity
Y = Laba bersih
a = konstanta
a. H0 diterima H1 ditolak : Jika (signifikansi) > 0,05 atau F hitung < F tabel
Uji t (t-test) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen. dengan taraf nyata =
c. H0 diterima H1 ditolak : Jika (signifikansi) > 0,05 atau t hitung < t-tabel
Amin Widjaja Tunggal. 2001. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) Dan
Value Based Management (VBM). Jakarta: Harvarindo.
Budi Rahardjo. 2007. Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. (2007). Analisis Laporan Keuangan: Yogyakarta
: AMP-YKPN
Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Kelima Belas.
Yogyakarta: Liberty
Soemarso, S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba
Empat.