Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO

PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP

LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Metodologi Penelitian

Oleh

Putri Suci Yuliani

1510536034

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI INTAKE DIII

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2017
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdirinya suatu perusahaan diharapkan mampu berkembang dan bersaing dengan

perusahaan lainnya. Adanya persaingan ini hendaknya dapat memotivasi para

manajemen perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kinerjanya setiap tahun ke

tahun. Kualitas dan kinerja yang baik akan membuat perusahaan mampu untuk

berkembang dan maju. Kualitas dan kinerja yang baik dapat dilihat dan dinilai dari

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap tahunnya.

Banyak cara untuk menilai kinerja perusahaan, diantaranya dengan melihat dan

menganalisa laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan akan menggambarkan

semua aktivitas keuangan perusahaan selama satu periode akuntansi. Laporan keuangan

akan memberikan manfaat bagi pemakai internal maupun eksternal. Bagi perusahaan,

laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja tahun sebelumnya

sehingga dapat membandingkan dan meningkatkan kualitas maupun kinerja untuk

kedepannya. Bagi investor informasi pada laporan keuangan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi, sedangkan bagi

kreditor informasi pada laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai suatu

perusahaan dalam mengembalikan pinjaman dana yang telah diberikan.

Kinerja keuangan merupakan suatu keadaan atau kondisi perusahaan dalam

mengelola aset atau keuangan yang dimilikinya. Suatu perusahaan yang mempunyai

kinerja keuangan yang baik akan mampu menghasilkan laba yang optimal. Untuk menilai

kinerja keuangan perusahaan salah satunya dapat menggunakan analisis rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang,


atau untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Banyak jenis rasio

keuangan, diantaranya rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio

profitabilitas, dan rasio pasar.

Rasio profitabilitas merupakan salah satu dari jenis rasio keuangan. Rasio

profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Rasio

profitabilitas secara umum terdiri dari net profit margin (NPM), return on assets (ROA),

dan return on equity (ROE). Net profit margin digunakan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada setiap penjualan yang

dilakukan. Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih dari total aset yang dimiliki. Sedangkan return on equity

digunakan untuk mengukur kemapuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

berdasarkan modal saham tertentu.

Analisis rasio keuangan juga memiliki kelemahan yaitu analisis rasio keuangan

tidak memperhitungkan komponen biaya modal yang dimiliki perusahaan, padahal biaya

modal merupakan salah satu komponen penting bagi investor dalam mempertimbangkan

keputusan untuk berinvestasi. Adanya kelemahan terhadap rasio keuangan itu maka

muncul pengukuran kinerja keuangan yang baru yaitu Economic Value Added atau yang

disingkat dengan EVA. EVA merupakan salah satu penilaian

kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah

perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Menurut Brigham &

Houstan (2006:68), EVA adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada

pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA merupakan laba residu yang tersisa

setelah dikurangkan dengan biaya dari seluruh modal termasuk modal ekuitas .
Secara umum laba adalah pendapatan dikurangi dengan beban. Laba bersih

merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan

dalam suatu periode tertentu termasuk pajak (Kasmir 2011:303). Laba mencerminkan

bagimana kondisi atau keadaan perusahaan selama satu periode akuntansi. Untuk itu

perusahaan harus mampu meningkatkan penjualan agar mendapatkan laba yang optimal.

Laba yang diperoleh perusahaan akan berubah setiap tahunnya, untuk itu diperlukan

memprediksi perubahan laba yang terjadi di tahun berikutnya.

Pengertian property dan real estate mempunyai makna yang sama, yaitu suatu hak

kepemilikan atas tanah dan bangunan yang didirikan diatasnya. Perusahaan property dan

real estate yang ada di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini membuat

terbukanya peluang pasar untuk berinvestasi di bidang properti dan real estate yang

sangat menjanjikan bagi investor. Untuk itu para investor biasanya melihat dan

menganalisis laporan keuangan perusahaan yang cocok untuk mereka berinvestasi

sehingga kedepannya akan menghasilkan keuntungan. Property dapat mencakup rumah,

ruko, hingga apartemen. Di Indonesia, investasi property selalu menghasilkan

keuntungan karena harga jual beli property jarang sekali mengalami penurunan harga

jual.

Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa informasi mengenai kinerja keungan suatu

perusahaan sangat diperlukan bagi pengguna laporan keuangan untuk menganalisis

kondisi suatu perusahaan atau membantu investor dalam mengambil keputusan serta

memprediksi laba yang akan diperoleh kedepannya, maka dengan itu penulis tertarik

untuk menganalisis masalah tersebut dengan judul “ANALISIS PENGARUH

KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO PROFITABILITAS DAN

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP LABA BERSIH PADA


PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah ini dapat dinyatakan sebagai

berikut:

a. Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas terhadap laba bersih pada perusahaan

property dan real esatate yang terdaftar di bursa efek di Indonesia?

b. Bagaimana pengaruh economic value added (eva) terhadap laba bersih pada

perusahaan property dan real esatate yang terdaftar di bursa efek di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penilitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap laba bersih pada

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa efek di Indonesia.

b. Untuk mengetahui pengaruh economic value added (eva) terhadap laba bersih pada

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa efek di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak

antara lain:

a. Bagi Peneliti

Untuk memberikan pengetahuan lebih mengenai kinerja keuangan, rasio

profitabilitas dan economic value added.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pengetahuan mengenai kinerja keuangan, rasio

profitabilitas, economic value added dan pengaruhya terhadap laba bersih.


c. Bagi Investor

Diharapkan dengan penelitian ini dapat membantu investor untuk dapat menjadi

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi.

d. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi untuk dapat memberikan perbandingan dalam melakukan

penelitian selanjutnya, khusunya tentang kinerja keuangan, rasio profitabilitas dan

economic value added.


KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam

mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.

Menurut Mulyadi (2007:2) mengatakan kinerja keuangan ialah penentuan secara

periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,

standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Pendapat serupa dikemukakan oleh Sawir (2005:1) yang menyatakan bahwa kinerja

keuangan merupakan kondisi yang mencerminkan keadaan keuangan suatu perusahaan

berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan.

Berdasarkan pengertian kinerja keuangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja keuangan adalah suatu keadaan atau kondisi suatu perusahaan dalam mengelola

aset atau keuangan yang dimilikinya sesuai kriteria yang ditetapkan pada suatu periode.

b. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai

beberapa tujuan diantaranya:

1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.

2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.


3) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan

dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif.

4) Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam

menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari

kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu,

serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami

kesulitan atau krisis keuangan.

2. Analisa Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan berarti menguraikan

akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat

hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu

dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan

untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses

menghasilkan keputusan yang tepat.

b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hanafi dan Halim (2007:6) tujuan analisis keuangan antara lain adalah:

1) Investasi pada saham. Analisis digunakan untuk mengetahui apakah saham

perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak. Hal ini dilakukan karena para investor ingin

memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dari perusahaan yang sahamnya memang

bener-bener layak untuk dibeli


2) Pemberian kredit. Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai

perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang

berkaitan dengan pinjaman tersebut.

3) Kesehatan pemasok (supplier). Dengan kemungkinan kerjasama yang akan dijalin,

analis dari pihak perusahaan akan berusaha menganalisis profittabilitas perusahaan

pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi

operasi sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya.

4) Kesehatan pelanggan (costomer). Analis digunakan untuk mengetahui informasi

mengenai kemampuan pelanggan memenuhi jangka pendeknya.

5) Kesehatan pelanggan ditinjau dari karyawan. Analisis dilakukan untuk memastikan

apakah perusahaan, atau perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek

keuangan yang bagus.

6) Pemerintah. Pemerintah dapat menganalisis keuangan perusahaan untuk

menentukan besarnya pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang

wajar bagi suatu industri (biasanya dengan menambahkan sejumlah persentase tertentu

diatas biaya maodalnya).

7) Analisis Internal. Analisis disini digunakan untuk menentukan sejauh mana

perkembangan perusahaan, agar pihak internal perusahaan sendiri dapat dijadikan dasar

pengambilan keputusan, untuk perencanaan, atau untuk mengevaluasi perubahan

strategi.

8) Analisis Pesaing. Kondisi keuangan pesaing dapat dianalisis oleh perusahaan untuk

menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi ini dapat dijadikan

sebagai penetuan strategi perusahaan.


9) Penilaian Kerusakan. Analisis digunakan untuk menentukan besarnya kerusakan

yang dialami oleh perusahaan.

c. Rasio Keuangan

Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan yaitu :

1) Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

2) Rasio Solvabilitas (leverage / solvency ratios), menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

3) Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan

aktiva atau kekayaan perusahaan.

4) Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat

imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.

5) Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat

berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.

3. Rasio Profitabilitas

a. Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut Brigham dan Houston (2006:107) profitabilitas adalah hasil bersih dari

serangkaian kebijakan dan keputusan. Profitabilitas dapat ditetapkan dengan

menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukur tersebut adalah

dengan rasio keuangan sebagai salah satu analisa dalam menganalisa kondisi keuangan,

hasil operasi dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan.


Menurut Kasmir (2011:196) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Menurut Harahap (2009:309) rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan

perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada

seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya

b. Tujuan Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2011:197) Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi peusahaan,

maupun bagi pihak luar perusahaan:

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode tertentu.

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5) Untuk mengukur produtivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal

pinjaman maupun modal sendiri.

c. Jenis Rasio Profitabilitas

Jenis rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Net profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan penjualan (Warsono,2003:37). Semakin tinggi Net profit margin tersebut maka

semakin baik operasi suatu perusahaan.

Laba Bersih Setelah Pajak


NPM 
Penjualan
2) Return On Assets (Tingkat Pengembalian Aset)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rasio ini

menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai

asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena

perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif

untuk menghasilkan laba.

Laba Bersih
ROA 
Total Aset

3) Return On Equity(Tingkat Pengembalian Ekuitas)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rasio ini

mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Menurut

Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena dianggap

kemampuan perusahaan yang efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk

menghasilkan laba.

Laba Bersih
ROE 
Modal Saham

4. Economic Value Added (EVA)

a. Pengertian EVA

EVA menurut Brigham & Houstan (2006:68), EVA adalah nilai yang ditambahkan

oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu.

Menurut Warsono, Economic Value Added adalah perbedaan antara laba operasi

setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba estimasi laba

ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu.


Economic Value Added (EVA) adalah suatu tolak ukur yang menggambarkan

jumlah absolut dari nilai pemegang saham (Shareholder value) yang diciptakan

(created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.

(Tunggal, 2001:2).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa economic value added

(EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak, dikurangi biaya modal yang yang di

gunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil

harapan-harapan para pemegang saham dan krditur. Economic value added (EVA)

merupakan merupakan perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata

perusahaan. Hal ini membuat perhitungan economic value added (EVA) lain dengan

perhitungan analisis rasio keuangan lainya. Perbedaan tersebut dikarenakan pada

perhitungan dengan menggunakan pendekatan economic value added (EVA) di

libatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan

dalam perhitungan konvensional.

b. Manfaat Economic Value Added (EVA)

Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai tolak

ukur dalam penilaian kinerja dan penciptaan nilai perusahaan. (Utama : 1997 ):

1) Sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja tersebut

difokuskan terhadap penciptaan nilai.

2) EVA akan membuat perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modal.

3) EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti pemegang saham yaitu

memilih investasi yang memberikan tingkat pengembalian maksimum dan

meminimumkan biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.


4) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang

memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya.

c. Kelebihan dan Kekurangan Analisis Economic Value Added (EVA)

Keunggulan EVA menurut (Tunggal, 2001) adalah:

1) EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungan beban

sebagai konsekuensi investasi

2) Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari

segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para

penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran

tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan

bukan pada nilai buku.

3) Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data

pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep

penilaian.

4) Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada

karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat

dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts.

5) Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan

ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah

satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

d. Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Langkah-langkah menghitung EVA adalah sebagai berikut (Tunggal : 2001):


1) Menghitung net operating profit after tax (NOPAT) / laba operasi bersih setelah

pajak. NOPAT merupakan penjumlahan dari laba bersih setelah pajak ditambah

dengan biaya bunga.

2) Menentukan nilai invested capital.

Invested capital merupakan pinjaman jangka pendek ditambah pinjaman jangka

panjang (interest bearing liabilities) ditambah ekuitas pemegang saham atau total

hutang dan ekuitas dikurangi pinjaman jangka pendek tanpa bunga.

3) Menghitung cost of debt (biaya hutang).

Biaya hutang muncul akibat perusahaan yang mempunyai hutang-hutang yang

menanggung beban bunga. Cost of debt bukan dalam bentuk currency (nilai mata

uang) tetapi dalam bentuk persentase yang didapat dengan membagi beban bunga

dengan jumlah hutang jangka panjang.

4) Menghitung cost of equity (biaya ekuitas).

Seperti halnya cost of debt, biaya ekuitas juga dalam bentuk persentase. Persentase

tersebut didapat dengan membagi laba bersih per lembar dengan harga pasar saham

per lembar.

5) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC).

Weighted average cost of capital (WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang

masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam struktur

modal perusahaan.

6) Menghitung capital charges.

Capital charges didapat dengan mengalikan WACC dengan invested capital.

Invested capital merupakan hasil penjabaran perkiraan dalam neraca untuk melihat

besarnya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan pemegang
saham serta seberapa besar modal yang diinvestasikan dalam aktivitas operasional

dan operasional lainnya. Invested capital dapat dihitung dari jumlah hutang bank

jangka pendek, pinjaman bank / sewa guna usaha atau obligasi jangka panjang yang

jatuh tempo dalam setahun, kewajiban pajak tangguhan, kewajiban jangka panjang

lainnya, hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan, dan ekuitas. Capital

charges menunjukkan seberapa besar biaya kesempatan modal yang telah

disuntikkan kreditur dan pemegang saham.

7) Menentukan nilai EVA.

Nilai EVA didapat dari NOPAT dikurangi capital charges.

e. Tolak Ukur Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA

Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:

1) EVA > 0, artinya kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, karena

perusahaan bisa menambah nilai bisnis. Dalam hal ini, karyawan berhak

mendapatkan bonus, kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham bisa

mendapatkan pengembalian yang sama atau lebih dari yang ditanam.

2) Jika EVA = 0, artinya kinerja keuangan secara ekonomis dikatakan “impas” karena

semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik

kreditur maupun pemegang saham, sehingga karyawan tidak akan mendapat bonus

hanya mendapatkan gaji.

3) Jika EVA < 0, artinya kinerja keuangan perusahaan dikatakan tidak sehat, karena

perusahaan tidak bisa memberikan nilai tambah. Sehingga dalam hal ini karyawan

tidak bisa mendapatkan bonus, namun kreditur tetap mendapatkan bunga dan

pemilik saham tidak mendapatkan pengembalian yang sebanding dengan apa yang

telah diinvestasikan.
2. Laba Bersih

a. Pengertian Laba

Pengertian laba usaha menurut Soemarso S.R (2002:227) menyatakan bahwa:“Laba

usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan”.

Sedangkan menurut J Wild, KR Subramanyan (2003:407) menyatakan “Laba

merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian.

Laba merupakan salah satu pengukur aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan atas

dasar akuntansi akrual”.

b. Jenis-Jenis Laba

Menurut Kasmir (2011:303) menyatakan bahwa :

1) Laba Kotor (gross Profit) artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya

yang menjadi beban perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali

perusahaan peroleh.

2) Laba bersih (Net Profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang

merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Laba

Menurut Mulyadi (2001:513), menyatakan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi

laba adalah sebagai berikut:

1) Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan

mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

2) Harga Jual

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk

atau jasa yang bersangkutan


B. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah review penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh

kinerja keuangan dengan rasio profitabilitas dan economic value added terhadap laba

bersih:

1) Penelitian oleh siti pasus is prehatiningsih tahun 2007 tentang pengaruh rasio

keuangan dan economic value added (eva) terhadap market value added (mva) studi

kasus PT. Bank Danamon Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan variabel

dependennya adalah MVA dan variabel independennya ROE, ROA, EPS, EVA.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa EVA, ROA memiliki pengaruh positif

terhadap MVA, sedangkan ROE memiliki pengaruh yang negatif terhadap

perubahan MVA.

2) Penelitian oleh Rina Ulvayani tahun 2008 tentang pengaruh economic value added

(eva) dan rasio profitabilitas terhadap market value added (mva) studi kasus pada

perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index. Pada penelitian ini

menggunakan variabel independennya adalah EVA dan ROE, sedangkan

variabel dependennya adalah MVA. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA, sedangkan ROE tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA.

3) Penelitian oleh Masamah tahun 2008 tentang pengaruh economic value added

(eva) dan rasio profitabilitas terhadap harga saham studi kasus pada perusahaan

yang terdaftar di jakarta islamic index. Pada penelitian ini menggunakan variabel

independennya adalah NPM, ROE, BEP, dan EVA sedangkan variabel

dependennya adalah harga saham. Hasil pada penelitian ini menyimpulkan bahwa

NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham, ROE tidak berpengaruh


terhadap harga saham, BEP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham,

sedangkan EVA tidak berpengaruh positif terhadap harga saham.

C. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini adalah:

Rasio Profitabilitas (independent)


Net Profit Margin (X1)
Laba bersih
Return On Asset (X2)
Return On Equity (X3) (dependent)

(Y)
Economic Value Added (X4)

(Independent)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh

Karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta–fakta yang empiris melalui pengumpulan data.

Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritas terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban empiris (Sugiyono, 2003:9)

Berdasarkan kerangka penelitian, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap laba bersih

H2 : Return On Asset berpengaruh terhadap laba bersih


H3 : Return On Equity berpengaruh terhadap laba bersih

H4 : economic value added berpengaruh terhadap laba bersih

H5 : Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity secara bersama-sama

berpengaruh terhadap laba bersih


METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian diskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang

lain (Sugiyono 2003: 11). Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh

data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono 2003:14)

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2003:72). Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang property dan

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun .

Sampel adalah adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2003:73). Metode pemilihan sampel penilitian ini adalah

menggunakan teknik sampling purposive. Proporsive sampling adalah cara pengambilan

sampel dengan menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan (Sugiyono 2003:74-78).

Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah:

a) Perusahaan properti dan real estate yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2014-2016.

b) Perusahaan properti dan real estate yang menyediakan laporan keuangan secara

lengkap selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2014 sampai 2016.
c) Perusahaan properti dan real estate yang mempunya laba bersih positif selama

tahun 2014 sampai 2016.

d) Perusahaan properti dan real estate yang menyediakan data dan informasi secara

lengkap berhubungan dengan variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian

Kriteria Jumlah

perusahaan

Perusahaan yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 41

tahun 2014-2016.

Perusahaan yang menyediakan laporan keuangan secara lengkap (3)

selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2014 - 2016.

Perusahaan yang mempunyi laba bersih positif selama tahun 2014 - (2)

2016.

Perusahaan yang menyediakan data dan informasi secara lengkap (13)

berhubungan dengan variabel yang dibutuhkan dalam penelitian

Jumlah 23

Berikut daftar sampel penelitian berdasarkan kriteria diatas:

No. Nama Perusahaan Kode

1 Agung Podomoro Land Tbk. APLN

2 Alam Sutera Reality Tbk. ASRI

3 Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA

4 PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. BEST

5 PT. Bhuawanatala Indah Permai Tbk BIPP

6 PT. Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE


7 PT. Cowell Development Tbk. COWL

8 PT. Ciputra Development Tbk. CTRA

9 PT. Duta Anggada Realty Tbk. DART

10 PT. Intiland Development Tbk. DILD

11 PT. Megapolitan Development Tbk. EMDE

12 PT. Gading Development Tbk. GAMA

13 PT. Perdana Gapura Prima Tbk. GPRA

14 PT. Greenwood Sejahtera Tbk. GWSA

15 PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA

16 PT. Lippo Karawaci Tbk. LPKR

17 PT. Modernland Realty Tbk. MDLN

18 PT. Metropolitan Land Tbk. MTLA

19 PT. Nirvana Development Tbk. NIRO

20 PT. Indonesia Prima Property OMRE

21 PT. Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN

22 PT. Dadanayasa Arthatama Tbk SCBD

23 PT. Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM

24 PT. Summarecon Agung Tbk. SMRA

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

dari laporan keuangan, khususnya pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi

perusahaan. Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi

yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder yang digunakan

merupakan data laporan keuangan perusahaan property dan real estate tahun 2014-2015.

Data laporan keuangan diperoleh melalui situs www.idx.co.id dan www.sahamok.com


D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,

yaitu dengan mengumpulkan data yang relevan yang bersumber dari data sekunder yang

telah diperoleh sebelumnya. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan metode:

1) Kepustakaan : mempelajari buku, bahan kuliah, artikel dan dokumen perusahaan

yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini.

2) Mengakses web atau situs www.idx.co.id dan www.sahamok.com

E. Defenisi Operasional Variabel

1. Variabel Independen

a. Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan penjualan (Warsosno,2003:37). Semakin tinggi Net profit margin tersebut maka

semakin baik operasi suatu perusahaan.

Laba Bersih Setelah Pajak


NPM 
Penjualan

b. Return On Assets (ROA)

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur

dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus

karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara

efektif untuk menghasilkan laba.

Laba Bersih
ROA 
Total Aset
c. Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal

pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena

dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk

menghasilkan laba.

Laba Bersih
ROE 
Modal Saham

d. Economic Value Added (EVA)

Langkah – langkah untuk menghitung EVA ( Tunggal , 2001) :

1) Menghitung NOPAT ( Net Operating After Tax)

NOPAT = Laba bersih setelah pajak + biaya bunga

2) Menghitung Invested Capital

Invested Capital = Total Hutang +Ekuitas – Hutang Jk. Pendek

3) Menghitung WACC ( Weighted Average Cost Of Capital)

WACC = {(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)}

Dimana :

Total Hutang
Tingkat Modal (D) 
Total Hutang  Ekuitas

Biaya Bunga
Cost Of Debt (rd) 
Total Hutang

Total Ekuitas
Tingkat Modal (E) 
Total Hutang  Ekuitas

1 Harga per lembar saham


Cost Of Equity (re)  PER 
PER laba bersih per lembar saham
Beban Pajak
Tingkat Pajak (Tax) 
Laba Bersih Sebelum Pajak

4) Menghitung Capital Charges

Capital Charges = WACC x Invested Capital

5) Menghitung Economic Value Added (EVA)

EVA = NOPAT – Capital charges

atau

EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital )

2. Variabel Dependen

Pada penelitian ini variabel dependennya adalah laba bersih. Jumlah laba bersih

dapat diketahui dari laporan laba/rugi pada perusahaan. Laba bersih (Net Profit)

merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan

dalam suatu periode tertentu termasuk pajak.

F. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji

statistik Kolmogorov-Smirnov Test (Imam Ghozali, 2011: 160)

b. Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk menguji multikolinieritas


dengan cara melihat nilai VIF masing-masing variabel independen, jika nilai VIF < 10,

maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas (Imam Ghozali 2011:

105).

c. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi (Imam Ghozali, 2011: 110).

d. Heteroskedasitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada

beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji

grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white. (Imam Ghozali, 2011: 139).

2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

yang digunakan dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam Ghozali,

2011:97).

3. Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk

menguji pengaruh net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity

(ROE) dan economic value added (EVA) terhadap laba bersih.

Model persamaan regresi yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e


Keterangan:

Y = Laba bersih

a = konstanta

b1…4 = koefisien regresi

X1 = net profit margin (NPM)

X2 = return on asset (ROA)

X3 = return on equity (ROE)

X4 = economic value added (EVA)

e = error atau variabel penggangu

a. Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan

yang digunakan adalah 5 %.

Dasar pengambilan keputusan:

a. H0 diterima H1 ditolak : Jika (signifikansi) > 0,05 atau F hitung < F tabel

b. H0 ditolak H1 diterima : Jika (signifikansi)< 0,05 atau F hitung > F tabel

b. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Uji t (t-test) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen. dengan taraf nyata =

0,05 atau 5%.

Dasar pengambilan keputusan:

c. H0 diterima H1 ditolak : Jika (signifikansi) > 0,05 atau t hitung < t-tabel

d. H0 ditolak H1 diterima : Jika (signifikansi)< 0,05 atau t hitung > t- tabel


DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal. 2001. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) Dan
Value Based Management (VBM). Jakarta: Harvarindo.

Brigham & Houston. 2006. “Dasar-dasar Manajemen keungan”.Dialihbahasakan oleh


Ali Akbar Yulianto. Buku 2. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat

Budi Rahardjo. 2007. Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan: Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. (2007). Analisis Laporan Keuangan: Yogyakarta
: AMP-YKPN

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat.

Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Kelima Belas.
Yogyakarta: Liberty

Siddharta Utama. 1997. EVA Pengukur Penciptaan Nilai Perusahaan. Usahawan.


Jakarta.

Soemarso, S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba
Empat.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.

Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid Satu. edisi


ketiga, penerbit Bayu Media, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai