Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengujan pengendalian adalah suatu proses yang dilakukan auditor untuk mengukur
kuat/lemahnya pengendalian intern pada suatu entitas. Jika pengendalian suatu entitas kuat
membuktikan salah saji yang terjadi sangat kecil begitu sebaliknya sehingga diakhir penilaian
auditor, auditor dapat memberikan opini apakah pengendaliannya memadai/tidak. Namun
sebelum melakukan pengujian/penilaian pengendalian, seorang auditor harus memahami
perancangan dan pengimplementasian pengandalian internal sebelum memutuskan apakah
entitas tersebut dapat diaudit (auditabilitas). HASIL : MEMADAI ATAU TIDAK
Pengujian pengendalian terkait :
- Pemisahan tugas : lawan dari tugas rangkap. Dimana tugas yang berbeda tidak boleh
dilakukan oleh orang yang bersamaan. Contoh APLIKASI PENJUALAN :
Fungsi pemberian kredit dipisahkan dari fungsi penjualan. Fungsi pencatatan transaksi
penjualan dibedakan dengan fungsi penyimpanan kas atas transaksi penjualan bertujuan
untuk meminimalisir terjadinya kesalahan
- Otorisasi yang tepat : persetujuan dari pihak yang diberikan wewenang
Contoh APLIKASI PENJUALAN : pemberian piutang,, sample piutang harus adanya tanda
tangan dari pihak yang berwenang yaitu bagian pemberian kredit
- Dokumen catatan yang memadai : sudah tersedia sebagian besar tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi dapat dipenuhi. Contoh APLIKASI PENJUALAN : faktur penjualan dibuat
setelah pengiriman dilakukan
- Dokumen yang telah dipranomori : memberi nomor terkait dok yang tujukan.
Contoh APLIKASI PENJUALAN : mengarsip salinan semua dokumen pengiriman secara
nerurutan setelah setiap pengiriman ditagih
- Laporan bulan. Contoh APLIKASI PENJUALAN : membuat laporan setia bulan terkait
hasil penjualan
- Prosedur verifikasi interfal. Contoh APLIKASI PENJUALAN : mengecek atas keakuratan
penyimpanan dokumen dan mereview laporan untuk pos-pos tidak biasa

Pengujian substantive atas transaksi adalah pengujian yang membantu auditor untuk
menentukan apakah ada salah saji Rupiah/nominal pada transaksi, yang dilakukan
berdasarkan sample. HASIL : ADANYA KESALAHAN/TIDAK
Contoh : terjadi kesalahan pada pencatatan angka transaksi penjualan dibukti/ faktur
transaksi penju alan sebesar 15 sedangkan di jurnal atau dibuku besar tercatat sebesar 14.
Maka ini dapat kita lakukan pengujian

Prosedur analitis : melakukan perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang
dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis biasanya dilakuikan dalam tiga tahap audit :
selama perencanaan, saat pelaksanaan pengujian terperinci dan saat menyelesaikan audit.
Contoh : Membandingkan penjualan bulanan (sesuai lini produk) salah saji terlihat Lebih
saji atau kurang saji penjualan dan piutang dagang
Pengujian rinci atas saldo :
Pengujian terperinci saldo memfokuskan pada saldo akhir buku besar baik untuk akun-akun
neraca maupun laba rugi. Hasil : salah saji material/tidak. Lebih saji/kurang saji untuk
mengukur tingkat materialitas. Contoh konfirmasi piutang. auditor memverifikasi akun
piutang dagang. misalnya, prosedur audit yang direncanakan harus memadai untuk
memenuhi setiap tujuan audit terkait saldo

2. biaya : membutuhkan biaya untuk melakukan pengujian lebih lanjut, karena untuk
memperoleh bukti dibutuhkannya biaya, jadi pada dasarnya auditor berusaha untuk
meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti. Seprti prinsip akuntansi
manfat harus lebih besar daripada biaya.
3. Biaya-biaya Relatif
4. Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian apakah yang harus dipilih untuk
mendapatkan bukti yang tepat, biaya bukti tersebut penting untuk dipertimbangkan.
Jenis-jenis pengjian yang disusun dalam daftar berikut berdasarkan urutan biaya yang
terendah ke yang tertinggi.
5.  Prosedur analitis
6.  Prosedur penilaian resiko, termasuk prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas
pengendalian internal.
7.  Pengujian pengendalian
8.  Pengujian subtantif transaksi
9.  Pengujian terperinci saldo
10. Prosedur analitis memakan biaya yang paling rendah karena relatif lebih mudah untuk
membuat perhitungan dan perbandingan-perbandingan. Sering kali, informasi yang
penting mengenai kemungkinan salah saji dapat diperoleh hanya dengan membandingkan
dua atau tiga angka.
11. Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas
pengendalian internal, tidak semahal pengujian audit lainnnya karena auditor dapat
denagn mudah melakukan tanya jawab dan pengamatan serta melakukan perencanaan
prosedur analisis. Juga, pengujian terhadap sesuatu seperti dokumen yang
mengikhtisarkan kegiatan operasi bisnis dan manajemen klien serta struktur tata
kelolanya relatif lebih mudah dibandingkan dengan pengujian audit lainnya.
12. Karena pengujian pengendalian juga melibatkan tanya jawab, pengamatan dan
pemeriksaaan, biaya relatifnya juag rendah dibandingkan dengan pengujian subtantif.
Namun demikian, pengujian pengendalian juga lebih mahal dibandingkan dengan
prosedur penilaian resiko karena lebih luas dari pada pengujian yang diharuskan untuk
mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah berjalan dengan efektif, khususnya ketika
pengujian pnegendalian internal tersebut melibatkan pengerjaan ulang. Seringkali auditor
dapat melakukan sejumlah besar pengujian pengendalian dengan cepat menggunakan
perangkat lunak audit. Perangkat lunak semacam itu dapat menguji pengendalian dalam
sistem akuntasni komputerisasi yang secara otomatis mengesahkan penjualan kepada
pelanggan yang ada dengan membandingkan jumlah penjualan yang diminta dan saldo
piutang dagang yang ada dengan batas kredit pelanggan.
13. Pengujian subtantif transaksi lebih mahal dibandingkan dengan pengujian pengendalian
yang tidak melibatkan pengerjaan ulang, karena yang sebelumnya sering kali melibatkan
perhitungan ulang dan penelusuran. Namun, dalam lingkungan yang terkomputerisasi,
auditor sering kali dapat melakukan pengujian subtantif transaksi dengan cepat untuk
suatu sampel transaksi yang besar.
14. Pengujian terperinci saldo hampir selalu lebih mahal di bandingkan dengan jenis
prosedur lainnya karena biaya prosedur seperti pengiriman konfirmasi dan perhitungan
persediaan. Karena biaya yang tinggi untuk menguji perincian saldo, auditor biasanya
mencoba untuk membuat perencanaan audit dengan meminimalkan penggunaan kedua
prosedur tersebut.
15. Biasanya, biaya untuik setiap jenis bukti berbeda dalam situasi yang berbeda. Sebagai
contoh, biaya yang dikeluarkan auditor untuk menguji perhitungan persediaan (pengujian
subtantif perincian saldo persediaan) sering kali bergantung pada jenis dan jumlah rupiah
persediaan tersebut, lokasinya, serta banyaknya jenis-jenis persediaan.

4. Prosedur alternative adalah apabila surat konfirmasi yang dikirim tidak mendapatkan jawaban
dari responden, maka harus dilakukan prosedur alternatif seagai ganti prosedur konfirmasi.
Tujuan prosedur alternative untuk memperoleh bukti yang diperlukan guna mengurangi risiko
audit ke tingkat yang cukup rendah
Prosedur alternative yang paling dapat diandalkan, adalah bukti konfirmasi positif yang diterima
dari pihak ketiga ( debitur) karena auditor dapat melakukan prosedur tindak lanjut jika respons
tidak diterima dari debitor, lalu dapat melakukan dengan menggunakan formulir konfirmasi yang
kosong yaitu jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi
meinta penerimanaya untuk mengisis saldo/melengkapi infromasi lainnya. Formulir ini lebih
data diandalkan ketimbnag knfirmasi memasukkan informasi tentang saldo
Pembayaran yang dilakukan Perbedaan biasanya terjadi ketika pelanggan sudah melakukan
pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerima pembyaran saat
pencatatan sebelum tanggal konfirmasi. Hal ini perlu diselidiki dengan saksama dengan seksama
untuk mengetahui kemungkinan salah saji akibat pisah batas penerimaan kas, penggelapan
dengan mengguhkan pencatatan penerimaan kas (lapping), atau pencurian kas.
Barang Belum diterima Perbedaan ini biasanya timbul karena klien mencatat penjualan pada
tanggal pengiriman dan pelanggan mencatat pembelian pada saat barang diterima. Waktu ketika
barang dalam masa pengiriman menyebabkan perbedaan pelaporan tanggal penerimaan barang
atau salah saji akibat pisah batas pada catatan pelanggan.
Pengembalian Barang Kesalahan klien dalam mencatat memo kredit dapat terjadi karena beda
waktu atau kesalahan pencatatan retur dan cadangan penjualan. Sama halnya dengan perbedaan
lain, hal ini perlu diselidiki.
Prosedur audit yang digunakan untuk melakukan verifikasi terhadap setiap perbedaan
tersebut
- Prosedur pengujian substantif dirancang untuk memperoleh bukti mengenai kelengkapan,
keakuratan dan keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistem akuntansi serta ketepatan
penerapan perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi dan saldo-saldo.
- Prosedur analitik dalam Fase Perencanaan Audit Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan
audit adalah untuk membantu dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang
akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu.
- Prosedur Analitik dalam Fase Pengujian Substantif
Prosedur analitis dilakukan sebagai salah satu pengujian substansif untuk menghimpun bahan
bukti tentang asersi tettentu yang terkait dengan saldo rekening.

Anda mungkin juga menyukai