Anda di halaman 1dari 20

TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS

INVESTASI

“PERUSAHAAN INVESTASI & PASAR SEKURITAS”

KELOMPOK 2
anggota:

AMILLIA RISTI 1610536034


KURNIA PUTRI NATALIA L. 1610536019
MUNAWWARATUL ARDI 1510536015

Jurusan Akuntansi
Program Studi S1 Intake D3 Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
Padang
2017
INVESTMENT COMPANY (Perusahaan Investasi)
Investasi didalam suatu perusahaan terbagi menjadi dua kelompok yaitu investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Pada investasi langsung, investor dapat langsung
menginvestasikan asetnya ke perusahaan, dan pengembaliannya langsung kepada investor
tersebut. Sedangkan pada investasi tidak lanagsung, investor menginvestasikan aset melalui
perusahaan investasi dan perusahaan investasi baru menyalurkan investasinya tersebut
kepada perusahaan dan pengembaliannya tidak seluruhnya diterima oleh investor melainkan
adanya fee yang diterima oleh “investment company”.

Investasi Tidak Langsung adalah alternatif investasi bagi investor yang ingin memiliki
saham dan obligasi. Investor dapat berinvestasi secara tidak langsung dengan membeli
beberapa jenis dana dari perusahaan investasi dibanding membeli dan menjual sekuritas
sendiri.

Pemegang saham perusahaan investasi itu membayar biaya manajemen yang


mengelola reksa dana atau portofolio sejenis dan membagi keuntungan atau kerugian yang
berasal dari portofolio efek yang dikelola.

Perbedaan antara investasi langsung dengan investasi tidak langsung dijelaskan pada
bagan dibawah ini.
Portofolio
Investor Owns a of
financial
assets

Income Dividens and/ or interest

Capital DirectPrices of securities


investing
gains
And losses
Direct investing
direct investing
Portofolio of
Investment
financial
Investor Owns shares in an company’s Which is a
assets
fund

income which which


Distributed to Dividends and/or Which
shareholders as are are interest are generates

capital which w gains and


Distributed to Capital
gains
are shareholders as a are distributions ge generates
and losses

capital and the


Result in a Shares in the fund by the
gain or investor sale of
loss

indirect investing
Perusahaan Investasi

Perusahaan Investasi adalah perusahaan yang bergerak terutama dalam bisnis


investasi. Perusahaan investasi adalah perantara keuangan yang menghimpun dana dari para
investor perorangan dan menanamkan dana tersebut pada beragam sekuritas atau aset
lainnya. Perusahaan investasi juga bertindak sebagai saluran untuk distribusi dividen bunga,
dan merealisasi keuntungan, selain itu dalam pendistribusian dapat juga memilih untuk tidak
membayar pajak kepada pemerintah, dan dapat juga menawarkan manajemen yang
profesional.

Kebanyakan perusahaan investasi memilih untuk tidak membayar pajak pada setiap
pembagian dividen, bunga dan keuntungan modal dikarenakan saham diterbitkan secara tidak
langsung, perusahaan investasi akan membayarkan pajak apabila mereka menerbitkan saham
atas nama perusahaanya sendiri. Semua perusahaan investasi menjual saham di setiap dana
yang mereka kelola kepada publik. Hasilnya digunakan untuk membeli portofolio efek.
Hukum sekuritas federal mengkategorikan perusahaan investasi kepada empat bentuk dasar
investasi yaitu : Unit Investment Trusts (UIT), Exchange-Traded Fund (ETFs), closed-end
investment companies, open-end investment companies(mutual funds).

A. Jenis-jenis Perusahaan Investasi


a. Unit Investment Trust (UIT)
Merupakan perwalian yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-
surat berharga berpenghasilan tetap (misal bond) dan ditangani oleh
orng kepercayaan yng independen.

- Obligasi dalam unit trust tidak aktif diperdagangkan.


- Unit trust mempunyai tanggal pembubaran tetap.
- Para investor unit trust tahu bahwa portofolionya terdiri dari sekumpulan obligasi
tertentu dan tidak khawatir bahwa wali akan mengubah portofolio tersebut.

b. Exchange-Traded Funds (ETFs)


Exchange Trade Fund adalah investasi yang berbentuk kontrak kolektif dan unit
penyertaannya dicatat dan diperdagangkan di bursa saham Indonesia. Jadi intinya investasi
ETF (exchange trade fund) adalah gabungan dari reksadana berbentuk terbuka (open ended
fund) dengan saham umum (common stock).
 Dijual seperti saham individu yang berarti dapat dibeli secara banyak atau sedikit.
 Biaya manajemennya lebih rendah dibandingkan biaya yang terendah dari reksadana.
 Para investor mengontrol caiptal gains ataupun capital loses.

c. Closed-end investment company


Perusahaan investasi yang menjual saham pada saat penawaran perdana saja dan
selanjutnya tak menawarkan lagi tambahan lembar saham.

d. Open-end investment company (Mutual Funds)

Perusahaan investasi yang selalu siap untuk menjual saham-saham baru kepada publik
dan membeli kembali saham-saham yang telah beredar setiap saat pada harga yang
sesuai dengan proporsi nilai dari portofolionya, yang dihitung pada setiap penutupan
pasar harian. Open-end investment company (Mutual Funds) sering disebut dengan reksa
dana. Jenis dari reksa dana adalah :

I. Reksa dana pasar uang, yaitu reksa dana yang dananya ditempatkan pada
instrument pasar uang. Reksa dana ini dalam perkembangannya terbagi dalam:
 Taxable money market fund: reksa dana yang menempatkan portofolio
investasinya dalam efek hutang jangka pendek, contohnya efek yang
dijamin pemerintah, deposito, surat berharga komersial, dll.
 Tax-exempt money market fund: reksa dana yang berorientasi jangka
pendek dan portofolionya terdiri dari instrumen yang dibebaskan pajak,
contoh: obligasi pemerintah, atau obligasi pemerintah daerah (municipal
bonds)
II. Reksa dana obligasi, yaitu reksa dana yang sebagian besar dananya
ditempatkan pada obligasi. Reksa dana obligasi atau pendapatan tetap
berkembang menjadi produk-produk antara lain :
 High yield bond funds: reksa dana yang menempatkan dana pada obligasi
yang berperingkat di bawah investment grade (dengan peringkat kurang
dari BBB), bahkan yang berkategori default (junk bond). Potensi meraih
keuntungan tinggi namun juga berisiko tinggi.
 Flexible bond funds: reksa dana yang ditempatkan dalam berbagai
jenisobligasi tanpa batasan atau kriteria tertentu, baik untuk kualitas
obligasi maupun waktu jatuh temponya.
 Corporate bond funds: reksa dana dengan portofolio obligasi yang
berkualitas BBB ke atas.
 High quality corporate bond funds: reksa dana yang portofolio investasinya
pada obligasi yang berkualitas A dan atau lebih besar dari A.
 Government bond funds: reksa dana yang menempatkan dananya hanya
pada obligasi pemerintah.
 Global-bond funds: reksa dana yang berinvestasi dalam berbagai mata
uang, baik obligasi pemerintah maupun perusahaan.
 Mortgage-backed bonds: reksa dana yang berinvestasi pada obligasi dan
efek yang dijaminkan dengan hipotek, misalnya rumah atau real estate yang
terasuransi dan didukung pemerintah.
 Municipal bond funds: reksa dana yag berinvestasi hanya pada obligasi
pemerintah daerah.
III. Reksa dana saham, yaitu reksa dana yang sebagian besar dananya ditempatkan
pada saham. Seiring berjalannya waktu, reksa dana ini pun mengalami
perkembangan, antara lain :
 Aggresive growth funds: reksa dana yang portofolio investasinya pada
saham perusahaan-perusahaan baru yang berpotensi pertumbuhan sangat
tinggi, biasanya bersifat spekulatif dengan risiko fluktuasi tinggi.
 Small company funds: reksa dana yang berinvestasi pada perusahaan
dengankapitalisasi kecil, karena ia cenderung memiliki tingkat
pertumbuhan yang lebih besar dari perusahaan besar dengan risiko fluktuasi
yang lebih rendah dari aggresive growth funds.
 Growth funds: reksa dana yang berinvestasi pada perusahaan besar yang
memiliki tingkat pertumbuhan di atas rata-rata dengan risiko fluktuasi jauh
lebih rendah dari aggresive growth funds dan small company funds.
 Global equity funds: reksa dana yang berinvestasi pada saham-saham dari
berbagai negara.
 Growth and income funds: reksa dana yang portofolio investasinya terdiri
dari saham biasa dan preferen dari perusahaan besar dan mapan.
 Equity–income funds: reksa dana yang berinvestasi pada saham perusahaan
yang memberi tingkat dividen tinggi.
IV. Reksa dana campuran, yaitu reksa dana yang dananya ditempatkan pada
saham, obligasi, dan pasar uang dalam porsi yang bervariasi.
 Hybrid funds: reksa dana yeng berinvestasi pada saham dan obligasi.
 Balanced funds: reksa dana berimbang, berinvestasi pada saham dan
obligasi dengan proporsi obligasi sekitar 40-60%.
 Specialty funds: reksa dana yang memiliki kriteria investasi tertentu.
 Sector funds: reksa dana yang berinvestasi pada sektor industri tertentu
saja.
 Stock market index funds: reksa dana yang portofolio investasinya terdiri
dari saham perusahaan yang tercatat dalam indeks tertentu, contohnya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
B. Mekanisme investasi tidak langsung
Investor berinvestasi secara tidak langsung melalui perusahaan investasi dengan
membeli, menahan, dan menjual saham pada Closed-end funds, open-end funds (mutual
funds) dan EFT.
a. Closed-end funds
Closed-end fund companies merupakan reksa dana yang memiliki nominal yang di
jual pada bursa efek. Membeli dan menjual harus mengikuti peraturan perdagangan yang ada
dibursa efek tersebut. Total modal closed-end funds bersifat stabil karena reksa dana yang
sudah beredar tidak dapat dijual kembali kepada manager investasi atau disebut
unredeemable. Harga pasar closed-end secara luas bervariasi dari nilai aktiva bersih (net
asset values yang disingkat NAVs). NAV adalah total nilai pasar sekuritas pada portofolio
yang dikurangi dengan kewajiban – kewajiban dalam potofolio, dibagi dengan jumlah saham
yang sedang beredar.. NAV besrsifat kumulatif tergantung kepada kenaikan atau penurunan
nilai investasi, dan laporan NAV diterbitkan setiap minggu. Harga pasar Closed-end funds
dipengaruhi oleh kekuatan permintaan atau penawaran. Biasanya harga pasar dibawah nilai
NAV, dana tersebut dijual pada diskon. Jika harga pasar dari dana melebihi NAV, dana
tersebut dijual pada premium.
 Jika NAV > dari harga pasar, maka dana dijual pada diskon
 Jika NAV< dari harga pasar, maka dana dijual pada premium

Dengan membeli dana pada harga diskon, investor sebenarnya membeli saham dalam
portofolio efek pada harga di bawah nilai pasar mereka. Oleh karena itu, bahkan jika nilai
portofolio tetap tidak berubah, investor mendapat gain atau loss jika diskon tersebut kecil
atau besar. Return portfolio dhitung berdasarkan NAV, dan return pemegang saham dihitung
berdasarkan harga penutupan.

b. Open-end funds (Mutual Funds)


Mutual funds merupakan reksa dana yang tidak memiliki nilai nominal. Dana dapat di
jual kembali, total modal disetor relative naik turun. Tergantung pada jumlah masuknya reksa
dana. Mutual funds dibeli dan dijual kembali kepada manager investasi atau agen sesuai
dengan NAV harian.
Beberapa reksa dana menggunakan tenaga penjualan untuk mencapai investor, dengan
saham yang tersedia dari broker, agen asuransi, dan pendulang keuangan Alternatif dari
distribusi disebut pemasaran langsung, penggunaan perusahaan periklanan dan mailing
langsung untuk menarik investor.

Reksa dana dibagi menjadi :

- Beban dana (orang yang mengenakan biaya penjualan)


- tanpa beban dana (orang yang tidak mengenakan biaya penjualan)

Dana beban biaya investor, biaya penjualan untuk biaya yang terlibat dalam menjual
dana, biaya penjualan ini ditambahkan ke NAV dana. Beban atau penjualan biaya ke
organisasi pemasaran menjual saham, yang bisa menjadi perusahaan investasi itu sendiri atau
broker. Persentase biaya beban biasanya menurun dengan ukuran pembelian.

Mekanisme perdagangan mutual funds :

1. Pembukaan rekening nasabah


2. Memilih jenis reksa dana , setelah menganalisis perkembangan NAV
3. Melakukan pesanan
4. Melaksanakan pembayaran atas pesanan kepada bank Kustodian
5. Menerima bukti kepemilikan unit penyertaan
6. Melakukan penjualan reksa dana ke pada manager investasi atau agen

c. Exchange Trade Funds

Reksa dana ETF yaitu Reksa Dana terbuka yang Unit Penyertaannya ("UP") diperdagangkan
di Bursa Efek, artinya Investor dapat melakukan pembelian (subscription) maupun penjualan
kembali (redemption) setiap saat selama jam bursa. Seperti Reksa Dana pada umumnya, pengelolaan
portofolio ETF dilakukan oleh Manajer Investasi ("MI") sedangkan penyimpanan portofolio efek
dilakukan oleh Bank Kustodian ("BK").
C. Kinerja perusahaan investasi

Teknik manajemen untuk mengukur performa kinerja perusahaan investasi adalah


Benchmarks (perbandingan). Benchmarking adalah teknik manajemen untuk mengukur
performa atau hasil kerja, dengan membandingkannya dengan parameter atau ukuran terbaik
dari perusahaan yang serupa. Gunanya yaitu untuk meperbaiki kinerja perusahaan kita
sehingga mendekati bahkan melampaui performa terbaik perusahaan dimana kita
membandingkan diri. Benchmarking bukanlah metode yang dipakai sekali, atau cukup sekali
sepanjang umur perusahaan, melainkan proses yang terus menerus berkala, tergantung
dengan kebutuhan dan urgensinya.

Investor perlu berhubungan kinerja reksa dana untuk beberapa patokan untuk menilai
kinerja relatif dengan (mudah-mudahan) alternatif investasi yang sebanding. perusahaan-
perusahaan lain membuat perbandingan yang berbeda dan klaim, sebagai salah satu akan
segera menemukan dengan melihat iklan mereka. Misalnya T. Rowe Price mencatat bahwa
yang Deviden Growth Fund memiliki rating 5-bintang untuk kinerja yang disesuaikan-risiko
secara keseluruhan, membandingkan dana ke perkembangan& dana pendapatan rata-rata.
Lipper inc. adalah penyedia yang terkenal dari peringkat dana dan kinerja. Dana Kaufman, di
sisi lain, perusahaan kecil dana pertumbuhan yang terkenal agresif, membandingkan
kinerjanya dengan Russell 2000, indeks perusahaan kecil, dan (dalam satu iklan) hanya untuk
jangka waktu 10 tahun.

Kinerja prusahaan investasi dapat dipengaruhi beban dan biaya perusahaan. Pengaruh
beban terhadap kinerja perusahaan. Suatu hal yang penting untuk semua investor dana adalah
biaya. Manajemen biaya yang tidak efisien sangat berkorelasi. Beban operasional
berpengaruh terhadap tingkal pengembalian ( return) yang diterima oleh investor. Semakin
besar beban yang dikenakan semakin kecil return yang akan diterima.

D. Investasi internasional melalui perusahaan investasi

Dalam konteks investasi internasional,Investor dapat melakukan investasi bukan


hanya dalam domestik saja namun juga dalam melakukan investasi yang bersifat
internasional melalui pasar uang ataupun pasar modal internasional. Investasi portofolio
internasional yaitu arus modal internasional berupa investasi dalam bentuk asset
finansial,saham, atau obligasi.
Umumnya Negara-negara yang sedang berkembang mengizinkan pemodal asing ikut
memiliki sekuritas yang dipedagangkan dibursa Negara tersebut dengan maksud untuk
memancing capital inflows yaitu aliran dana masuk keperekonomian dalam negeri yang
mengambarkan pembelian surat berharga atau aset fisik oleh luar negeri atau pinjaman dari
luar negeri.maka untuk itu sering kali ditempuh upaya dual listing yang berarti bahwa saham
–saham tersebut terdaftar dibursa Negara tempat perusahaan berdomisili dan juga dibursa
luar negeri.

Dalam melakukan investasi secara internasional juga terdapat resiko yang harus
diperhatikan.Pemodal asing harus memperhatikan resiko perubahan kurs valuta asing dan
resiko perubahan harga saham.Pemodal asing diberi batasan terhadapan kepemilikannya yaitu
sekitar 49% dari saham yang terdaftar, batasan ini juga diberlakukan di Indonesia.

SECURITIES MARKET (Pasar Sekuritas)

Pasar merupakan suatu tempat dalam artian fisik untuk melakukan kegiatan
perdagangan, maka di berbagai negara juga dikembangkan suatu sistem perdagangan tanpa
harus menyediakan tempat fisik tersebut.
Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak
yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan
pemodal tersebut menjalankan haknya.
Pasar sekuritas (securities market) merupakan suatu sistem yang jasa utamanya adalah
menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder dengan mekanisme
yang memungkinkan penawar dan peminta dana melakukan transaksi penjualan dan
pembelian sekuritas.
Pasar sekuritas dapat dibedakan menjadi:
1. Pasar Uang (Money Market)
Dimana sekuritas jangka pendek dibeli dan dijual. Pasar uang merupakan pertemuan
dalam suatu pasar yang abstrak untuk memperoleh demand dan supply dana jangka
pendek. Dalam pasar uang, valuta asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor
impor dan utang luar negeri.

Ciri-ciri Pasar Uang:


 Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.
 Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang mempunyai
kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.
 Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya Pasar Modal.

Pelaku Pasar Uang: Bank, Yayasan, Dana pensiun, Perusahaan asuransi, Perusahaan-
perusahaan besar, Lembaga pemerintah, Lembaga keuangan lain,
Individu masyarakat

Contoh Pasar Uang adalah : SBI, SBPU, Sertifikat Deposito, Interbank call money,
Commercial paper, Treasury bills.

Tujuan Pasar Uang :


a. Dari pihak yang membutuhkan dana:
 Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.
 Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
 Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
 Sedang mengalami kalah keliring.
b. Dari pihak yang menanamkan dana:
 Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu.
 Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan.
 Spekulasi.

2. Pasar Modal (Capital Market)


a. Pengertian
Dimana transaksi dilakukan untuk sekuritas jangka panjang seperti saham dan obligasi.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan sekuritas, perusahaan publik yang berkaitan dengan sekuritas yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan sekuritas.
Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor seperti: menabung di
bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak
sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah
melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.
Fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran
dana jangka panjang dengan pasarnya secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil
ekonomi secara keseluruhan.
Struktur Pasar Modal di Indonesia tertinggi berada pada menteri Keuangan
menunjuk OJK(Otoritas Jasa Keuangan) merupakan lembaga pemerintah yang bertugas
untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal dengan
tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, efisien serta
melindungi kepentingan masyarakat pemodal.
b. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat
langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut:
a) Emiten
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan
emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai
tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS),
antara lain :
 Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk
meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
 Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan
modal asing.
 Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham
lama kepada pemegang saham baru.
b) Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang
melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan,
investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup
bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :
 Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya
berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
 Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin
besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
 Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah
pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli
sahamnya.
c) Lembaga Penunjang
Fungsi lembaga penunjang antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar
modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.
d) Penjamin emisi (underwriter).
Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan
dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
e) Perantara perdagangan sekuritas (broker/ pialang)
Perantaraan dalam jual beli sekuritas, yaitu perantara antara si penjual (emiten)
dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain
meliputi:
 Memberikan informasi tentang emiten
 Melakukan penjualan sekuritas kepada investor
 Perdagangan sekuritas (dealer)
Berfungsi sebagai:
 Pedagang dalam jual beli sekuritas
 Sebagai perantara dalam jual beli sekuritas
f) Penanggung (guarantor)
Lembaga penengah antara pemberi kepercayaan dengan penerima kepercayaan.
Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.
g) Wali amanat (trustee)
Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan
wali amanat meliputi:
 Menilai kekayaan emiten
 Menganalisis kemampuan emiten
 Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
 Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten
 Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi
 Bertindak sebagai agen pembayaran
 Perusahaan surat berharga (securities company)
 Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa
sekuritas.
Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain : Sebagai pedagang sekuritas,
Penjamin emisi, Perantara perdagangan sekuritas, Pengelola dana, Perusahaan pengelola dana
(investment company).
h) Kantor administrasi sekuritas.
Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar
administrasinya.
c. Fungsi Pasar Modal:
a) Sebagai sarana penambah modal bagi usaha
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal.
Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain,
lembaga, atau oleh pemerintah.
b) Sebagai sarana pemerataan pendapatan
Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan
deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya).
Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana
pemerataan pendapatan.
c) Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas
perusahaan akan meningkat.
d) Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain
yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
e) Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak
oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan
pendapatan negara.
f) Sebagai indikator perekonomian negara
Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat
(padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan
baik. Begitu pula sebaliknya.
d. Manfaat Pasar Modal:
1) Bagi emiten
 Dana hasil penjualan instrumen modal pada pasar modal memiliki jumlah yang
lebih besar.
Penjualan dari berbagai instrumen modal yang dilakukan oleh emiten di dalam pasar
modal akan memperoleh hasil yang jumlahnya besar. Biasanya, instrumen modal, salah
satunya saham, akan dibeli oleh para investor dalam jumlah yang tidak sedikit.
Katakanlah seorang investor nantinya akan membeli beratus-ratus saham bahkan
ribuan saham, yang dikalikan dengan harga per lembar dari saham tersebut. Tentu saja
jumlah yang akan diperoleh emiten akan sangat besar bukan? Jumlah ini akan sangat besar
dibandingkan suatu perusahaan hanya memperoleh pinjaman dana dari bank ataupun hasil
kerja sama dengan sponsor tertentu.
 Dana yang diterima ketika melakukan penjualan instrument modal dapat diterima
sekaligus
Penjulan instrument modal, seperti saham yang dilakukan dalam pasar modal akan
diterima secara penuh oleh perusahaan itu sendiri. Maksudnya diterima secara penuh adalah
tidak dengan menggunakan biaya cicilan atau dan payment. Jadi, ketika investor membeli
saham senilai 1 miliar, maka jumlah 1 miliar yang telah dipotong pajak dan segala
regulasinya akan langsung diterima secara penuh oleh perusahaan tanpa adanya proses rumit.
 Lebih mudah memberikan penawaran penjualan dari instrument modal
Dengan adanya pasar modal, maka setiap perusahaan tentu saja akan lebih mudah
untuk memperoleh dana dengan cara menjual saham atau instrumen modal lainnya. Hal ini
akan sangat mempermudah emiten untuk mencari investor dan juga mempermudah emiten
dalam menawarkan berbagai instrumen modal, seperti saham.
 Tidak terdapat suatu convenant atau perjanjian tertentu dari pihak pembeli atau
invenstor maupun pihak lainnya
Proses jual beli dari instrument modal dari emiten kepada investor dapat dilakukan
secara langsung tanpa adanya calo ataupun perantara. Hal ini juga dapat menghindari
munculnya berbagai macam convenant atau perjanjian tertentu, yang kemungkinan malah
akan menyebabkan kerugian bagi pihak emiten maupun pihak investor.
 Emiten dapat mengurangi ketergantungan terhadap pihak bank
Terkadang suatu perusahaan meminjam uang ke bank untuk kelangsungan hidup dari
perusahaan itu sendiri. Hal ini mungkin dapat memberikan kelonggaran dana secara instan,
namun karena peminjaman uang dari bank memiliki bunga, maka hal ini akan menjadi beban
tersendiri bagi suatu perusahaan, sehingga perusahaan menjadi sangat tergangtung kepada
bank.
Dengan adanya pasar modal, maka dana yang diperoleh langsung dari investor,
sehingga suatu perusahaan dapat melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bank,
terutama dalam hal peningkatan modal dan neraca keuangan.
2) Bagi investor
 Tempat Menanamkan Modal untuk Mendapatkan Keuntungan
Pada dasarnya semua orang membutuhkan rencana keuangan jangka panjang dan
investasi menjadi pilihan terbaik. Bagi investor keberadaan pasar saham sangat
membantu untuk memutar uang mereka. Dengan banyaknya instrumen investasi dari
berbagai macam perusahaan yang bisa dipilih di pasar modal, maka kesempatan
investasi juga lebih menjanjikan.
 Pengelolaan yang Profesional dan Transparan bisa Meminimalisir Risiko Investasi
Karena pasar modal sifatnya terbuka, dengan leluasa investor dapat melihat rekam
jejak dari sebuah emiten sebelum mereka memutuskan untuk investasi. Belum lagi
dengan adanya manajer investasi yang akan mengarahkan kita untuk setiap kebijakan
yang kita buat. Di dalam pasar modal, rata-rata para emiten yang terdaftar disana
adalah mereka yang memiliki reputasi bagus.
 Mencari Keuntungan dan Deviden
Tentu saja sebagai seorang investor tujuan utamanya adalah mencari keuntungan.
Dengan investasi maka selain mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual
terhadap penjualan surat-surat berharga tersebut, seorang investor juga bisa
mendapatkan keuntungan lainnya yang berupa deviden.

e. Pasar Modal dapat digolongkan ke dalam Pasar Perdana dan Pasar Sekunder.
1. Pasar Perdana
Pasar perdana (Primary Market) adalah pasar di mana emisi baru (new issue) sekuritas
ditawarkan kepada publik. Bila suatu perusahaan menawarkan sekuritas baru, sejumlah
institusi akan terlibat dalam proses penjualan. Perusahaan yang mengeluarkan sekuritas
(emiten) akan menggunakan bank investasi (investment banker) sebagai underwriter atau
penjamin bahwa emiten akan menerima setidaknya jumlah minimum tertentu untuk emisinya.
Kegiatan pada pasar primer tersebut dikenal dengan IPO (Initial Public Offering) atau
penawaran umum pertama. IPO dilakukan berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh pihak
penerbit (issuer) sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder, umumnya
IPO dilakukan dalam jangka waktu 6 hari kerja. Jika emisi sekuritasnya sangat besar, bank
investasi akan mengajak bank lain sebagai partner untuk membentuk sindikasi underwriting
atau sedang menjamin dengan maksud untuk membagi resiko yang berhubungan dengan
penjualan sekuritas baru.
Masing-masing anggota sindikasi membentuk kelompok pemasar (selling group) yang
bertanggung jawab untuk mendistribusi bagian tertentu dari emisi baru kepada investor
publik. Kelompok pemasar biasanya terdiri dari sejumlah perusahaan pialang (brokerage
firm) yang masing-masing menerima tanggungjawab memasarkan bagian tertentu dari emisi.
Balas jasa untuk underwriting dan penjualan biasanya berupa diskon atas harga jual sekuritas.
Contoh: bank investasi membayar emiten Rp. 1.000 per-saham yang akan dijual kepada
pembeli Rp.2.000 per-saham. Bank investasi kemudian menjualnya kepada anggota pemasar
Rp. 1.750 per-saham. Dengan demikian bank investasi memperoleh Rp. 1.750 – Rp. 1.000 =
Rp.750 per-saham, dan anggota kelompok pemasar mendapatkan Rp. 2.000 – Rp. 1.750 =
Rp. 250 per-saham yang dijual.

2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder (secondary market) adalah pasar di mana sekuritas diperdagangan
setelah dijual di pasar perdana (emisi). Setelah sekuritas dibeli investor dari emiten melalui
underwriter, investor menjual kembali sekuritas kepada investor lainnya, baik dengan tujuan
mengambil untung dari kenaikan harga (capital gain) maupun menghindari kerugian (capital
loss). Pasar sekunder timbul karena setelah suatu sekuritas di –issue, sementara pembelinya
ingin menjual sekuritas tersebut dan lainnya ingin membelinya. Pasar sekunder terutama
terdiri dari: bursa efek dan pasar melalui kaunter (over the counter market).

a. Bursa Efek
Bursa efek adalah lembaga sentral di mana kekuatan penawaran dan permintaan untuk
sekuritas tertentu dipertemukan. Seluruh perdagangan dilakukan di satu tempat, dan dibawah
sejumlah peraturan tertentu.
Bursa Efek di Amerika yaitu New York Stock Exchange (NYSE) mulai beroperasi
tahun 1992 yang merupakan pasar sekunder terbesar di dunia dan National Association of
Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ) merupakan pasar sekunder elektronik
pertama di dunia yang beroperasi tahun 1971.
Pasar modal di Indonesia sesungguhnya telah ada sebelum Indonesia merdeka yaitu
pada zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika
itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau
VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan
pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat
berjalan sebagimana mestinyaBursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 10 Agustus 1977. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan pada
pasar modal Indonesia, maka pada tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya (didirikan pada tahun 1940 melakukan pengabungan usaha yang secara efektif
mulai beroperasi dengan nama baru Bursa Efek Indonesia.Penggabungan ini menjadikan
Indonesia hanya memiliki satu pasar modal.

Sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan di BEI adalah saham biasa, saham preferen,


obligasi, obligasi konversi, right issue, waran dan reksadana.
1) Saham biasa, merupakan sekuritas yang paling dikenal masyarakat dan paling banyak
digunakan oleh emiten dalam mencari dana. Oleh karena itu pada bagian selanjutnya
akan lebih banyak dibahas mengenai proses perdagangan saham dibandingkan dengan
perdagangan sekuritas-sekuritas lain.
2) Saham preferen, merupakan sekuritas yang juga mempunyai karakteristik obligasi
disamping memiliki karakteristik saham biasa. Saham preferen dikatakan memiliki
karakteristik obligasi karena sekuritas ini memberikan tingkat pendapatan yang tetap
seperti halnya obligasi. Sedangkan karakteristik sahamnya adalah bahwa jika emiten
mengalami kerugian maka pemegang saham preferen mungkin tidak bisa menerima
pembayaran deviden dalam waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya (mungkin
ditunda).
3) Obligasi, merupakan sekuritas yang sudah cukup lama dikenal oleh pasar modal
Indonesia, meskipun perkembanganya masih relative lamban jika dibandingkan
dengan perkembangan saham. Hal ini dikarenakan perusahaan swasta belum banyak
melakukan penerbitan obligasi. Emiten obligasi kebanyakan adalah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Disamping itu sekuritas obligasi dipasar modal Indonesia
biasanya tidak terlalu aktif diperjualbelikan seperti layaknya saham.
4) Obligasi konversi, merupakan obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham biasa.
Karakteristik obligasi konversi tidak jauh berbeda dengan obligasi biaya, yang
memberikan kupon tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai par. Perbedaanya
adalah bahwa obligasi konversi bisa ditukarkan dengan saham biasa, sedangkan
obligasi biasa tidak bisa ditukar dengan saham biasa.
5) Right issue, biasanya diterjemahkan sebagai bukti right, yaitu sekuritas yang
merupakan produk turunan dari saham. Bukti right adalah hak bagi pemodal untuk
membeli saham baru jika perusahaan emiten menerbitkan saham baru. Produk right
issue dipasar modal Indonesia mulai dikenalkan kepada pasar sejak tahun 1992.
6) Waran, merupakan hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan. Penjualan waran biasanya dilakukan bersamaan dengan surat berharga
lainya seperti obligasi dan saham. Waran merupakan produk yang ditunjukkan untuk
menambah daya tarik obligasi atau saham yang disertainya.
7) Reksadana, merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan
uang kepada pengelola reksadana (disebut manajer investasi) untuk digunakan sebagai
modal berinvestasi dipasar uang atau pasar modal.

b. Pasar Melalui Kaunter


Over The Counter (OTC) Market bukan merupakan suatu lembaga khusus, tetapi
merupakan cara lain memperdagangankan sekuritas. Pasar OTC berupa jaringan
telekomunikasi yang tersebar diberbagai tempat dimana pembeli dan penjual dari sekuritas
tertentu dapat dipertemukan bersama.
Harga pasar dari surat sekuritas OTC terbentuk dari pertemuan antara kekuatan
penawaran dan permintaan oleh dealer. Lain halnya dengan Bursa Sekuritas (dimana penjual
& pembeli dipertemukan oleh pialang), maka dealer melakukan perdagangan surat sekuritas
tertentu sebagai pihak ke-2 dengan menawarkan untuk membeli atau menjual pada harga
tertentu.
Contoh: dealer melakukan transaksi dengan menawarkan untuk membeli saham dari
investor dengan harga tertinggi Rp. 2.950 (bid price), dan menjual saham kepada investor lain
dengan harga terendah Rp.3.100 (ask price). Dealer mendapatkan laba dari perbedaan antara
bid price dan ask price.
Transaksi OTC yang dilakukan atas surat sekuritas yang terdaftar (listed) di bursa
sekuritas disebut Pasar Tersier (Third Market). Pasar ini diadakan untuk memenuhi
kebutuhan investor institusional besar seperti Mutual Fund dan Asuransi Jiwa.
c. Pasar Sekunder Lainnya
1) Pasar Obligasi
Sama seperti pemegang saham perlu pasar sekunder yang baik untuk dapat
perdagangan saham dan dengan demikian mempertahankan fleksibilitas mereka, pemegang
obligasi membutuhkan pasar yang layak untuk menjual sebelum jatuh tempo.

2) Pasar Derivatif
Pasar derivatif adalah pasar keuangan bagi perdagangan derivatif. Pasar derivatif ini
dapat dibagi lagi menjadi 2 yaitu bursa berjangka derivatif dan perdagangan derivatif di luar
bursa (Over-the-counter).

Anda mungkin juga menyukai