INVESTASI
KELOMPOK 2
anggota:
Jurusan Akuntansi
Program Studi S1 Intake D3 Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
Padang
2017
INVESTMENT COMPANY (Perusahaan Investasi)
Investasi didalam suatu perusahaan terbagi menjadi dua kelompok yaitu investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Pada investasi langsung, investor dapat langsung
menginvestasikan asetnya ke perusahaan, dan pengembaliannya langsung kepada investor
tersebut. Sedangkan pada investasi tidak lanagsung, investor menginvestasikan aset melalui
perusahaan investasi dan perusahaan investasi baru menyalurkan investasinya tersebut
kepada perusahaan dan pengembaliannya tidak seluruhnya diterima oleh investor melainkan
adanya fee yang diterima oleh “investment company”.
Investasi Tidak Langsung adalah alternatif investasi bagi investor yang ingin memiliki
saham dan obligasi. Investor dapat berinvestasi secara tidak langsung dengan membeli
beberapa jenis dana dari perusahaan investasi dibanding membeli dan menjual sekuritas
sendiri.
Perbedaan antara investasi langsung dengan investasi tidak langsung dijelaskan pada
bagan dibawah ini.
Portofolio
Investor Owns a of
financial
assets
indirect investing
Perusahaan Investasi
Kebanyakan perusahaan investasi memilih untuk tidak membayar pajak pada setiap
pembagian dividen, bunga dan keuntungan modal dikarenakan saham diterbitkan secara tidak
langsung, perusahaan investasi akan membayarkan pajak apabila mereka menerbitkan saham
atas nama perusahaanya sendiri. Semua perusahaan investasi menjual saham di setiap dana
yang mereka kelola kepada publik. Hasilnya digunakan untuk membeli portofolio efek.
Hukum sekuritas federal mengkategorikan perusahaan investasi kepada empat bentuk dasar
investasi yaitu : Unit Investment Trusts (UIT), Exchange-Traded Fund (ETFs), closed-end
investment companies, open-end investment companies(mutual funds).
Perusahaan investasi yang selalu siap untuk menjual saham-saham baru kepada publik
dan membeli kembali saham-saham yang telah beredar setiap saat pada harga yang
sesuai dengan proporsi nilai dari portofolionya, yang dihitung pada setiap penutupan
pasar harian. Open-end investment company (Mutual Funds) sering disebut dengan reksa
dana. Jenis dari reksa dana adalah :
I. Reksa dana pasar uang, yaitu reksa dana yang dananya ditempatkan pada
instrument pasar uang. Reksa dana ini dalam perkembangannya terbagi dalam:
Taxable money market fund: reksa dana yang menempatkan portofolio
investasinya dalam efek hutang jangka pendek, contohnya efek yang
dijamin pemerintah, deposito, surat berharga komersial, dll.
Tax-exempt money market fund: reksa dana yang berorientasi jangka
pendek dan portofolionya terdiri dari instrumen yang dibebaskan pajak,
contoh: obligasi pemerintah, atau obligasi pemerintah daerah (municipal
bonds)
II. Reksa dana obligasi, yaitu reksa dana yang sebagian besar dananya
ditempatkan pada obligasi. Reksa dana obligasi atau pendapatan tetap
berkembang menjadi produk-produk antara lain :
High yield bond funds: reksa dana yang menempatkan dana pada obligasi
yang berperingkat di bawah investment grade (dengan peringkat kurang
dari BBB), bahkan yang berkategori default (junk bond). Potensi meraih
keuntungan tinggi namun juga berisiko tinggi.
Flexible bond funds: reksa dana yang ditempatkan dalam berbagai
jenisobligasi tanpa batasan atau kriteria tertentu, baik untuk kualitas
obligasi maupun waktu jatuh temponya.
Corporate bond funds: reksa dana dengan portofolio obligasi yang
berkualitas BBB ke atas.
High quality corporate bond funds: reksa dana yang portofolio investasinya
pada obligasi yang berkualitas A dan atau lebih besar dari A.
Government bond funds: reksa dana yang menempatkan dananya hanya
pada obligasi pemerintah.
Global-bond funds: reksa dana yang berinvestasi dalam berbagai mata
uang, baik obligasi pemerintah maupun perusahaan.
Mortgage-backed bonds: reksa dana yang berinvestasi pada obligasi dan
efek yang dijaminkan dengan hipotek, misalnya rumah atau real estate yang
terasuransi dan didukung pemerintah.
Municipal bond funds: reksa dana yag berinvestasi hanya pada obligasi
pemerintah daerah.
III. Reksa dana saham, yaitu reksa dana yang sebagian besar dananya ditempatkan
pada saham. Seiring berjalannya waktu, reksa dana ini pun mengalami
perkembangan, antara lain :
Aggresive growth funds: reksa dana yang portofolio investasinya pada
saham perusahaan-perusahaan baru yang berpotensi pertumbuhan sangat
tinggi, biasanya bersifat spekulatif dengan risiko fluktuasi tinggi.
Small company funds: reksa dana yang berinvestasi pada perusahaan
dengankapitalisasi kecil, karena ia cenderung memiliki tingkat
pertumbuhan yang lebih besar dari perusahaan besar dengan risiko fluktuasi
yang lebih rendah dari aggresive growth funds.
Growth funds: reksa dana yang berinvestasi pada perusahaan besar yang
memiliki tingkat pertumbuhan di atas rata-rata dengan risiko fluktuasi jauh
lebih rendah dari aggresive growth funds dan small company funds.
Global equity funds: reksa dana yang berinvestasi pada saham-saham dari
berbagai negara.
Growth and income funds: reksa dana yang portofolio investasinya terdiri
dari saham biasa dan preferen dari perusahaan besar dan mapan.
Equity–income funds: reksa dana yang berinvestasi pada saham perusahaan
yang memberi tingkat dividen tinggi.
IV. Reksa dana campuran, yaitu reksa dana yang dananya ditempatkan pada
saham, obligasi, dan pasar uang dalam porsi yang bervariasi.
Hybrid funds: reksa dana yeng berinvestasi pada saham dan obligasi.
Balanced funds: reksa dana berimbang, berinvestasi pada saham dan
obligasi dengan proporsi obligasi sekitar 40-60%.
Specialty funds: reksa dana yang memiliki kriteria investasi tertentu.
Sector funds: reksa dana yang berinvestasi pada sektor industri tertentu
saja.
Stock market index funds: reksa dana yang portofolio investasinya terdiri
dari saham perusahaan yang tercatat dalam indeks tertentu, contohnya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
B. Mekanisme investasi tidak langsung
Investor berinvestasi secara tidak langsung melalui perusahaan investasi dengan
membeli, menahan, dan menjual saham pada Closed-end funds, open-end funds (mutual
funds) dan EFT.
a. Closed-end funds
Closed-end fund companies merupakan reksa dana yang memiliki nominal yang di
jual pada bursa efek. Membeli dan menjual harus mengikuti peraturan perdagangan yang ada
dibursa efek tersebut. Total modal closed-end funds bersifat stabil karena reksa dana yang
sudah beredar tidak dapat dijual kembali kepada manager investasi atau disebut
unredeemable. Harga pasar closed-end secara luas bervariasi dari nilai aktiva bersih (net
asset values yang disingkat NAVs). NAV adalah total nilai pasar sekuritas pada portofolio
yang dikurangi dengan kewajiban – kewajiban dalam potofolio, dibagi dengan jumlah saham
yang sedang beredar.. NAV besrsifat kumulatif tergantung kepada kenaikan atau penurunan
nilai investasi, dan laporan NAV diterbitkan setiap minggu. Harga pasar Closed-end funds
dipengaruhi oleh kekuatan permintaan atau penawaran. Biasanya harga pasar dibawah nilai
NAV, dana tersebut dijual pada diskon. Jika harga pasar dari dana melebihi NAV, dana
tersebut dijual pada premium.
Jika NAV > dari harga pasar, maka dana dijual pada diskon
Jika NAV< dari harga pasar, maka dana dijual pada premium
Dengan membeli dana pada harga diskon, investor sebenarnya membeli saham dalam
portofolio efek pada harga di bawah nilai pasar mereka. Oleh karena itu, bahkan jika nilai
portofolio tetap tidak berubah, investor mendapat gain atau loss jika diskon tersebut kecil
atau besar. Return portfolio dhitung berdasarkan NAV, dan return pemegang saham dihitung
berdasarkan harga penutupan.
Dana beban biaya investor, biaya penjualan untuk biaya yang terlibat dalam menjual
dana, biaya penjualan ini ditambahkan ke NAV dana. Beban atau penjualan biaya ke
organisasi pemasaran menjual saham, yang bisa menjadi perusahaan investasi itu sendiri atau
broker. Persentase biaya beban biasanya menurun dengan ukuran pembelian.
Reksa dana ETF yaitu Reksa Dana terbuka yang Unit Penyertaannya ("UP") diperdagangkan
di Bursa Efek, artinya Investor dapat melakukan pembelian (subscription) maupun penjualan
kembali (redemption) setiap saat selama jam bursa. Seperti Reksa Dana pada umumnya, pengelolaan
portofolio ETF dilakukan oleh Manajer Investasi ("MI") sedangkan penyimpanan portofolio efek
dilakukan oleh Bank Kustodian ("BK").
C. Kinerja perusahaan investasi
Investor perlu berhubungan kinerja reksa dana untuk beberapa patokan untuk menilai
kinerja relatif dengan (mudah-mudahan) alternatif investasi yang sebanding. perusahaan-
perusahaan lain membuat perbandingan yang berbeda dan klaim, sebagai salah satu akan
segera menemukan dengan melihat iklan mereka. Misalnya T. Rowe Price mencatat bahwa
yang Deviden Growth Fund memiliki rating 5-bintang untuk kinerja yang disesuaikan-risiko
secara keseluruhan, membandingkan dana ke perkembangan& dana pendapatan rata-rata.
Lipper inc. adalah penyedia yang terkenal dari peringkat dana dan kinerja. Dana Kaufman, di
sisi lain, perusahaan kecil dana pertumbuhan yang terkenal agresif, membandingkan
kinerjanya dengan Russell 2000, indeks perusahaan kecil, dan (dalam satu iklan) hanya untuk
jangka waktu 10 tahun.
Kinerja prusahaan investasi dapat dipengaruhi beban dan biaya perusahaan. Pengaruh
beban terhadap kinerja perusahaan. Suatu hal yang penting untuk semua investor dana adalah
biaya. Manajemen biaya yang tidak efisien sangat berkorelasi. Beban operasional
berpengaruh terhadap tingkal pengembalian ( return) yang diterima oleh investor. Semakin
besar beban yang dikenakan semakin kecil return yang akan diterima.
Dalam melakukan investasi secara internasional juga terdapat resiko yang harus
diperhatikan.Pemodal asing harus memperhatikan resiko perubahan kurs valuta asing dan
resiko perubahan harga saham.Pemodal asing diberi batasan terhadapan kepemilikannya yaitu
sekitar 49% dari saham yang terdaftar, batasan ini juga diberlakukan di Indonesia.
Pasar merupakan suatu tempat dalam artian fisik untuk melakukan kegiatan
perdagangan, maka di berbagai negara juga dikembangkan suatu sistem perdagangan tanpa
harus menyediakan tempat fisik tersebut.
Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak
yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan
pemodal tersebut menjalankan haknya.
Pasar sekuritas (securities market) merupakan suatu sistem yang jasa utamanya adalah
menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder dengan mekanisme
yang memungkinkan penawar dan peminta dana melakukan transaksi penjualan dan
pembelian sekuritas.
Pasar sekuritas dapat dibedakan menjadi:
1. Pasar Uang (Money Market)
Dimana sekuritas jangka pendek dibeli dan dijual. Pasar uang merupakan pertemuan
dalam suatu pasar yang abstrak untuk memperoleh demand dan supply dana jangka
pendek. Dalam pasar uang, valuta asing diperlukan untuk membayar kegiatan ekspor
impor dan utang luar negeri.
Pelaku Pasar Uang: Bank, Yayasan, Dana pensiun, Perusahaan asuransi, Perusahaan-
perusahaan besar, Lembaga pemerintah, Lembaga keuangan lain,
Individu masyarakat
Contoh Pasar Uang adalah : SBI, SBPU, Sertifikat Deposito, Interbank call money,
Commercial paper, Treasury bills.
e. Pasar Modal dapat digolongkan ke dalam Pasar Perdana dan Pasar Sekunder.
1. Pasar Perdana
Pasar perdana (Primary Market) adalah pasar di mana emisi baru (new issue) sekuritas
ditawarkan kepada publik. Bila suatu perusahaan menawarkan sekuritas baru, sejumlah
institusi akan terlibat dalam proses penjualan. Perusahaan yang mengeluarkan sekuritas
(emiten) akan menggunakan bank investasi (investment banker) sebagai underwriter atau
penjamin bahwa emiten akan menerima setidaknya jumlah minimum tertentu untuk emisinya.
Kegiatan pada pasar primer tersebut dikenal dengan IPO (Initial Public Offering) atau
penawaran umum pertama. IPO dilakukan berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh pihak
penerbit (issuer) sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder, umumnya
IPO dilakukan dalam jangka waktu 6 hari kerja. Jika emisi sekuritasnya sangat besar, bank
investasi akan mengajak bank lain sebagai partner untuk membentuk sindikasi underwriting
atau sedang menjamin dengan maksud untuk membagi resiko yang berhubungan dengan
penjualan sekuritas baru.
Masing-masing anggota sindikasi membentuk kelompok pemasar (selling group) yang
bertanggung jawab untuk mendistribusi bagian tertentu dari emisi baru kepada investor
publik. Kelompok pemasar biasanya terdiri dari sejumlah perusahaan pialang (brokerage
firm) yang masing-masing menerima tanggungjawab memasarkan bagian tertentu dari emisi.
Balas jasa untuk underwriting dan penjualan biasanya berupa diskon atas harga jual sekuritas.
Contoh: bank investasi membayar emiten Rp. 1.000 per-saham yang akan dijual kepada
pembeli Rp.2.000 per-saham. Bank investasi kemudian menjualnya kepada anggota pemasar
Rp. 1.750 per-saham. Dengan demikian bank investasi memperoleh Rp. 1.750 – Rp. 1.000 =
Rp.750 per-saham, dan anggota kelompok pemasar mendapatkan Rp. 2.000 – Rp. 1.750 =
Rp. 250 per-saham yang dijual.
2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder (secondary market) adalah pasar di mana sekuritas diperdagangan
setelah dijual di pasar perdana (emisi). Setelah sekuritas dibeli investor dari emiten melalui
underwriter, investor menjual kembali sekuritas kepada investor lainnya, baik dengan tujuan
mengambil untung dari kenaikan harga (capital gain) maupun menghindari kerugian (capital
loss). Pasar sekunder timbul karena setelah suatu sekuritas di –issue, sementara pembelinya
ingin menjual sekuritas tersebut dan lainnya ingin membelinya. Pasar sekunder terutama
terdiri dari: bursa efek dan pasar melalui kaunter (over the counter market).
a. Bursa Efek
Bursa efek adalah lembaga sentral di mana kekuatan penawaran dan permintaan untuk
sekuritas tertentu dipertemukan. Seluruh perdagangan dilakukan di satu tempat, dan dibawah
sejumlah peraturan tertentu.
Bursa Efek di Amerika yaitu New York Stock Exchange (NYSE) mulai beroperasi
tahun 1992 yang merupakan pasar sekunder terbesar di dunia dan National Association of
Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ) merupakan pasar sekunder elektronik
pertama di dunia yang beroperasi tahun 1971.
Pasar modal di Indonesia sesungguhnya telah ada sebelum Indonesia merdeka yaitu
pada zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika
itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau
VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan
pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan
pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat
berjalan sebagimana mestinyaBursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 10 Agustus 1977. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan pada
pasar modal Indonesia, maka pada tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya (didirikan pada tahun 1940 melakukan pengabungan usaha yang secara efektif
mulai beroperasi dengan nama baru Bursa Efek Indonesia.Penggabungan ini menjadikan
Indonesia hanya memiliki satu pasar modal.
2) Pasar Derivatif
Pasar derivatif adalah pasar keuangan bagi perdagangan derivatif. Pasar derivatif ini
dapat dibagi lagi menjadi 2 yaitu bursa berjangka derivatif dan perdagangan derivatif di luar
bursa (Over-the-counter).