Anda di halaman 1dari 6

BAB 5

PUSAT LABA

Laba merupakan selisih dari pendapatan dan beban, dengan menggunakan laba dapat
diukur kinerja finansial suatu perusahaan. Maka laba dapat dijadikan sebagai pusat tanggung
jawab yang dinamakan dengan pusat laba.

A. PERTIMBANGAN UMUM
Pemisahan antara fungsi produksi dan pemasaran dikatakan dengan unit organisasi.
Dimana masing - masing unit organisasi nantinya memiliki pimpinan, maka unit organisasi
disebut dengan organisasi fungsional.
Ketika sebuah organisasi ( perusahaan ) dibuat menjadi organisasi lagi ( unit organisasi )
maka unit utamanya ( manajemen fungsional ) memiliki tanggung jawab baik dari unit organisasi
produksi maupun organisasi pemasaran bertujuan agar manajemen operasi/unit memiliki
wewenang yang lebih luas terkait apa yang menjadi tanggung jawabnya.

1. Kondisi- Kondisi dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba

Mendelegasikan (melimpahkan wewenang) keputusan ke tingkat manajer lebih


rendah sesuai dengan harapan, maka 2 kondisi ini harus terpenuhi :
 Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan (ada hubungannya) yang
dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa.
 Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off
(mengorbankan salah satu aspek untuk mendapatkan aspek lain dengan
kualitas yang berbeda) yang dibuat oleh manajer.

Dua kondisi di atas harus terpenuhi untuk membuat pusat laba. Disamping itu,
manajemen harus memutuskan dengan delegasi tanggung jawab ini apakah dapat
menutupi kerugian.
2. Kelaziman Suatu Pusat Laba

Perusahaan besar di AS maupun diluar negeri dari tahun 1920-an hingga perang
dunia II melakukan divionalisasi dan desentraslisai sebagai tanggung jawab pusat laba.
Namun lebih dari 20 tahun implementasi pusat laba (kinerja finansial) mendapat kritikan
berisikan kelemahan dari pusat laba, nah semenjak itu banyak perusahaan menggunakan
scorecard dengan kombinasi kinerja finansial dan nonfinansial

3. Manfaat Pusat Laba


Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba memberikan manfaat sebagai berikut:
 Kualitas keputusan dapat meningkat
 Kecepatan dalam pengambilan keputusan operasional juga meningkat
 Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian
 Manajer lebih bebas menggunakan imajinasi dan inisiatifnya
 Kesadaran laba dapat ditingkatkan
 Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak
 Pusat laba sangat responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja
kompetitifnya.

4. Kesulitan Dengan Pusat Laba

Tidak hanya manfaat yang dapat diperoleh melainkan adanya beberapa kesulitan
yang akan dihadapi yaitu sebagai berikut :
 Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi membuat manajemen puncak
lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen.
 Kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang..
 Perselisihan dapat timbul akibat perbedaan argumen.
 Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan
saling berkompetisi satu sama lain.
 Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan.
 Tidak ada manajer umum yang kompeten akibat kurangnya kesempatan untuk
mengembangkan kompetisi manajer umum.
 Banyaknya tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan mengorbankan
profitabilitas jangka panjang.
 Tidak ada sistem yang memuaskan dalam optimalisasi laba.

B. UNIT BISNIS SEBAGAI PUSAT LABA


Meskipun manajer memilki pengaruh dan tanggung jawab terhadap laba yang akan
dihasilkan nantinya, maka dari itu wewenang seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai
cara :
Batasan Atas Wewenang Unit Bisnis
Ketika dewan direksi memberikan semua wewenang kepada CEO lalu dilegasikan
kepada manager unit bisnis, maka dapat dikatakan manajer senior melepaskan tanggung
jawabnya. Sehingga efektivitasnya suatu organisasi unit bisnis bergantung kepada trade-
off antara otonomi unit bisnis dan batasan perusahaan.

 Batasan dari Unit Bisnis Lain


Merupakan masalah utama ketika suatu unit bisnis beurusan dengan unit
bisnis lain. Manajer unit bisnis tidak akan mengalami kendala dalam
melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur kinerja, apabila
terlaksananya 3 aktivitas berikut terkait dengan pengelolaan pusat laba dalam
hal pengendalian yaitu : (1) keputusan produk, (2) keputusan pemasaran, (3)
keputusan perolehan.

 Batasan dari Manajemen Korporat


1. Batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan yang strategis
Masing-masing unit bisnis memiliki strategi yang bertujuan untuk
bersaing satu sama lainnya
2. Batasan yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan
Perusahaan-peruahaan mengenakan batasan pada unit-unit bisnis
karena kebutuhan dan keseragaman, satu batasan adalah dimaan unit
bisnis dapat menyesuaikan diri terhadap SPM dan akuntansi
perusahaan,

C. PUSAT LABA LAINNYA


 Unit-Unit Fungsional
Pemasaran
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebanlan
biaya dari produk yang terjual. Harga transfer (biaya yang dibebankan ke produk) ini
memberikan informasi bagi manajemen untuk meembuat keputusan trade-off
pendapatan/pengeluaran yang optimal dan dapat mengukur kinerja manajer dalam
pertanggung jawaban laba. Harga transfer berdasarkan biaya standar bukan biaya aktual

Manufaktur
Menjadikan kegiatan manufaktur menjadi pusat laba adalah cara yang lebih sempurna
jika dibandingkan kinerja vs biaya standar dan anggaran overhead, dikarenakan dapat
mengukur aktivitas organisasi manufaktur secara keseluruhan dengan memberikan nilai
berdasarkan harga jual produk – estimasi biaya pemasaran.

Unit Pendukung Dan Pelayanan


Dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan cara membebankan biaya pelayanan
yang diberikan, dengan tujuan financial untuk menghasilkan bisnis dimana pendapatan
setara dengan pengeluaran.
Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut sebenarnya sudah dibebankan
ke dalam produk, makanya ketika produk tersebut dijual, kita dapat memperoleh
keuntungan dari apa yang telah kita bebankan ke dalam produk terebut terlebih yang kita
keluarkan lebih sedikit dibandingkan pendapatan.

 Organisasi Lainnya
Sebagian perusahaan menjadikan cabang sebagai pusat laba meskipun cabang
tidak memiliki tanggung jawab terhdap pembelian maupun manufaktur, namun
probabilitasnya dapat mengukur kinerja yang paling baik dan juga dapat menjadi alat
motivasi yang sempurna.

D. MENGUKUR PROFITABILITAS
2 jenis pengukuran profitabilitas digunakan dalam mengevaluasi puat laba :
 Pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus bagaimana hasil kerja para
manajer. Digunakan untuk : planning, koordinasi, perencanaa, dan pengendalian, dan
juga alat untuk memberikan motivasi kepada manajer
 Ukuran kinerja ekonomis, yang memiliki fokus pada bagaimana kinerja pusat laba
sebagai suatu entitas ekonomi.

Penjelasan mengenai jenis pengukuran di atas dapat dijabarkan dengan contoh sebagai
berikut : ketika laporan mengenai toko cabang terkait kinerja manajernya dapat dikatakan sangat
baik, tetapi laporan kinerja ekonomisnya tidak menguntungkan bagi perusahaan dikarenakan
adanya pesaing yang lebih menguasai pasar dibandingkan perusahaan kita, maka dari itu,
sebaiknya toko cabang tersebut ditutup mesikupun kinerja manajernya sangat baik, karena kita
harus melihat probabilitas tersebut dari 2 sisi ini, jika tidak terpenuhi salah satunya, maka
perusahaan tidak akan diuntungkan

Jenis-jenis Ukuran Kinerja

o Kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas :

 Margin kontribusi
Atau yang disebut dengan CM (Contribution Margin) yang merupakan selisih
antara pendapatan dan biaya variable. Alasan mengapa CM ini digunakan sebagai alat
pengukur kinerja manajer karena jika biaya tetap yang digunakan, manajer tidak mampu
mengendalikan biaya tersebut dikarenakan biaya tetap tersebut akan tetap terjadi meski
bagaimanapun kondisi perusahaan ( contoh : sewa gedung ) sehingga manajer harus
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan CM ini.
 Laba Langsung
Mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba
perusahaan. Kelemahan dari pengukuran laba langsung adalah bahwa tidak memasukkan
unsur manfaat dan motivasi dari biaya-biaya kantor pusat

 Laba yang Dapat Dikendalikan


Contohnya terkait dengan teknologi informasi, yang diperoleh dari laba dikurangi
dengan seluruh biaya yang dipengaruhi oleh manajer pusat laba tersebut.
Kekurangan utama dari pengukuran ini adalah karena tidak memasukkan beban
kantor pusat yang tidak dapat dikendalikan, maka tidak dapat langsung dibandingkan
dengan data yang diterbitkan atau data asosiasi dagang yang melaporkan laba.

 Laba Sebelum Pajak


Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba
berdasarkan jumlah relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba.

 Laba bersih
Perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan laba bersih yaitu
jumlah laba bersih setelah pajak.

o Pendapatan
Memilih metode pengakuan pendapatan yang tepat. Idealnya, setiap pusat laba
harus diberikan nilai yang sesuai atas bagiannya dalam transaksi tersebut.

o Pertimbangan manajemen
Para manajer harus diukur berdasarkan pos-pos yang dapat mereka kendalikan,
bahkan jika mereka tidak memiliki pengendalian penuh terhadap pos tersebut.

Anda mungkin juga menyukai