Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH SISTEM MULTIMEDIA

SISTEM SINTESA AUDIO

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Sistem Multimedia

Disusun oleh:

Rizki Fathu Habibie / 10114221

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

1. Definisi Audio Digital ........................................................................................ 3

2. Jenis dan Format Audio Digital ......................................................................... 4

3.1. AAC (Advanced Audio Coding) [ .m4a ] ................................................... 4

3.2. Waveform Audio [ .WAV ] ........................................................................ 5

3.3. Audio Interchange File Format [.AIF] ........................................................ 5

3.4. Audio CD [.cda] .......................................................................................... 5

3.5. Mpeg Audio Layer 3 [.mp3] ....................................................................... 6

3.6. MIDI (Music Instrument Digital Interface) ................................................ 7

3. Teknologi Sintesa Audio .................................................................................... 9

4. Ide dan Gagasan Penerapan Sintesa Audio ...................................................... 10

BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi proses suara analog ke digital dan sebaliknya. ............................... 3

ii
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


limpahan Rahmat & karuniaNya dalam penyusunan makalah, oleh Mahasiswa fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer
Indonesia dapat terlaksana dengan baik.

Selama dalam penyusunan Makalah Multimedia ini, penulis banyak


menemukan kesulitan baik secara material maupun mental, namun berkat & bantuan
dari berbagai pihak dengan penuh kesabaran & perjuangan, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini sebagaimana yang di harapkan, oleh karena itu beranjak
dari sebuah kesadaran & kerendahan hati sebagai hamba ALLAH SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam Makalah ini belum melahirkan


sebuah kontribusi yang berguna dan masih jauh dari kesempurnaan, walaupun
demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mendekati
kebenarannya. Untuk itu, saran & kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penulisan ini, Akhirnya penulis berharap semoga
laporan ini yang penuh dengan kesederhanaannya dapat bermanfaat untuk semua &
khususnya bagi penulis.

Bandung, 09 November 2017

Penyusun

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

Pengertian Audio atau suara merupakan gelombang yang mengandung


sejumlah komponen penting (amplitudo, panjang gelombang dan frekuensi) yang
dapat menyebabkan suara yang satu berbeda dari suara lain. Amplitudo adalah
kekuatan atau daya gelombang sinyal. Tinggi gelombang yang bisa dilihat sebagai
grafik, Gelombang yang lebih tinggi diinterpretasikan sebagai volume yang lebih
tinggi, Suara beramplitudo lebih besar akan terdengar lebih keras. Frekuensi
adalah jumlah dari siklus yang terjadi dalam satu detik. Satuan dari frekuensi
adalah Hertz atau disingkat Hz. Getaran gelombang suara yang cepat membuat
frekuensi semakin tinggi. Misalnya, bila menyanyi dalam pita suara tinggi
memaksa tali suara untuk bergetar secara cepat. Suara dengan frekuensi lebih besar
akan terdengar lebih tinggi.

Definisi Gelombang suara adalah gelombang yang dihasilkan dari sebuah


benda yang bergetar. Sebagai contoh, senar gitar yang dipetik, gitar akan bergetar
dan getaran ini merambat di udara, atau air, atau material lainnya. Satu-satunya
tempat dimana suara tak dapat merambat adalah ruangan hampa udara. Gelombang
suara ini memiliki lembah dan bukit, satu buah lembah dan bukit akan
menghasilkan satu siklus atau periode. Siklus ini berlangsung berulang-ulang,
yang membawa pada konsep frekuensi.

Telinga manusia dapat mendengar bunyi antara 20 Hz hingga 20 kHz


(20.000 Hz) sesuai batasan sinyal audio. Karena pada dasarnya sinyal suara adalah
sinyal yang dapat diterima oleh telinga manusia. Angka 20 Hz sebagai frekuensi
suara terendah yang dapat didengar, sedangkan 20 KHz merupakan frekuensi
tertinggi yang dapat didengar. Gelombang suara bervariasi sebagaimana variasi
tekanan media perantara seperti udara. Suara diciptakan oleh getaran dari suatu
obyek, yang menyebabkan udara disekitarnya bergetar. Getaran udara ini

1
kemudian menyebabkan gendang telinga manusia bergetar, yang kemudian oleh
otak dianggap sebagai suara.[4]

2
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Definisi Audio Digital


Pengertian Audio digital merupakan versi digital dari suara analog.
Pengubahan suara analog menjadi suara digital membutuhkan suatu alat yang
disebut Analog to Digital Converter (ADC). ADC akan mengubah amplitudo
sebuah gelombang analog ke dalam waktu interval (sampel) sehingga
menghasilkan penyajian digital dari suara.

Gambar 1 Ilustrasi proses suara analog ke digital dan sebaliknya.


Berlawanan dengan ADC, Digital to Analog Converter (DAC) akan
mengubah suara digital ke alat suara analog (speaker). Audio digital merupakan
penyajian dari suara asli. Dengan kata lain, audio digital merupakan sampel suara.
Kualitas perekaman digital bergantung pada seberapa sering sampel diambil
(angka sampling atau frekuensi dihitung dalam kiloHertz atau seribu sampel per
detik). Tiga frekuensi sampling yang paling sering digunakan dalam multimedia
adalah kualitas CD 44.1 kHz, 22.05 kHz dan 11.025 kHz dengan ukuran sampel
8 bit dan 16 bit. Ukuran sampel 8 bit menyediakan 256 unit deskripsi jarak dinamis

3
atau amplitudo (level suara dalam satu waktu). Ukuran file dari audio digital
bergantung pada angka sampling, resolusi dan channel-nya (Stereo atau Mono).

Kualitas perekaman digital bergantung pada seberapa sering sampel diambil


dan berapa banyak angka yang digunakan untuk menyajikan nilai dari tiap sampel
(bitdepth, ukuran sampel, resolusi, jarak dinamis). Semakin sering sampel diambil,
semakin banyak data yang disimpan mengenai sampel, semakin bagus resolusi dan
kualitas suara yang ditangkap ketika diputar. Artinya, kualitas suara akan semakin
tinggi. Semakin tinggi kualitas suara, semakin besar pula ukuran file yang
dihasilkan. Resolusi audio (8 bit atau 16 bit) menentukan akurasi proses digital
dari suara. Penggunaan bit yang lebih besar untuk ukuran sampel akan
menghasilkan hasil rekaman yang menyerupai versi aslinya.[4]

2. Jenis dan Format Audio Digital


Ada beberapa jenis dan format audio digital seperti :

3.1. AAC (Advanced Audio Coding) [ .m4a ]


AAC bersifat lossy compression (data hasil kompresi tidak bisa
dikembalikan lagi ke data sebelum dikompres secara sempurna, karena setelah
dikompres terdapat data-data yang hilang). AAC merupakan audio codec yang
menyempurnakan MP3 dalam hal medium dan high bit rates. [5]

Cara kerja:

1. Bagian-bagian sinyal yang tidak relevan dibuang.


2. Menghilangkan bagian-bagian sinyal yang redundan.
3. Dilakukan proses MDCT (Modified Discret Cosine Transform) berdasarkan
tingkat kekompleksitasan sinyal.
4. Adanya penambahan Internal Error Correction. 5. Kemudian, sinyal disimpan
atau dipancarkan.

4
Kelebihan AAC dari MP3:

1. Sample ratenya antara 8 Hz 96 kHz, sedangkan MP3 16 Hz 48 kHz.


2. Memiliki 48 channel.
3. Suara lebih bagus untuk kualitas bit yang rendah (dibawah 16 Hz).
4. Software pendukung AAC : IPod dan Itunes, Winamp.
5. Handphone : Nokia N91, Sony Ericsson W800, dan Motorola ROKR E1.
6. Hardware: Play Station Portable (PSP) pada Agustus 2005.

3.2. Waveform Audio [ .WAV ]


WAV adalah format audio standar Microsoft dan IBM untuk PC.
WAV biasanya menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation).
WAV adalah data tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio disimpan
semuanya di harddisk.
Software yang dapat menciptakan WAV dari Analog Sound misalnya adalah
Windows Sound Recorder.
WAV jarang sekali digunakan di internet karena ukurannya yang relatif besar.
Maksimal ukuran file WAV adalah 2GB.

3.3. Audio Interchange File Format [.AIF]


File AIFF merupakan format file audio standar yang digunakan untuk
menyimpan data suara untuk PC dan perangkat audio elektronik lainnya, yang
dikembangkan oleh Apple pada tahun 1988. standar daru file AIFF adalah
uncomressed code pulse modulation (PCM), namun ada juga varian terkompresi
yang dikenal sebagi AIFF-C dengan berbagai kompresi codec. [5]
Merupakan format standar Macintosh.
Software pendukung: Apple QuickTime.

3.4. Audio CD [.cda]


File dengan ekstensi .cda merupakan representasi dari track CD-Audio. File
dengan format .cda ini dapat langsung dijalankan dengan melalui CD-ROM,

5
sementara file-nya sendiri tidak mempunyai informasi kode modulasi apapun
sehingga jikadocopy ke harddisk, file tersebut akan menjadi tidak dapat di-play
atau dimainkan. Pada November 1984, dua tahun setelah CD doproduksi secara
missal, Sony mengeluarkan Discmansebagai media pemutar portable. Agar dapat
mengambil atau mengopi file audio dari CD-Audio, dibutuhkan software khusus
untuk mengubah dari format .cda menjadi format lain yang dapat disimpan di
komputer. [5]
Format untuk mendengarkan CD Audio.
CD Audio stereo berkualitas sama dengan PCM/WAV yang memiliki sampling
rate 44100 Hz, 2 Channel (stereo) pada 16 bit.
Durasi = 75 menit dan dynamic range = 95 dB.

3.5. Mpeg Audio Layer 3 [.mp3]


Pada awalnya format MP3 ini dikembangkan oleh seseorang yang berasal
dari Jerman yang bernama Karlheinz Brandenburg dan memakai pengodean PCM.
Prinsip yang dipergunakan oleh MP3 adalah mengurangi jumlah bit yang
diperlukan dengan menggunakan model psychoacoustic untuk menghilangkan
komponen-komponen suara yang tidak terdengar oleh manusia, sehingga dapat
digolongkan file audio dengan kompresi lossy. Pada tahun 1991, file MP3
distandarisasi pada tahun 1994 hingga akhir tahun 2000. Popularitas dari MP3
semakin meningkat dengan semakin mudahnya akses Internet. Munculnya
software untuk menjalankan file MP3 seperi Winamp di tahun 1997 yang
dikembangkan oleh Nullsoft, dan player console untuk Linux, juga membuat file
MP3 semakin digemari. [5]
Merupakan file dengan lossy compression.
Sering digunakan di internet karena ukurannya yang cukup kecil dibandingkan
ukuran audio file yang tidak terkompresi.
Distandarisasi pada tahun 1991.

6
Kompresi dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian bunyi yang kurang
berguna bagi pendengaran manusia.
Kompresi mp3 dengan kualitas 128 bits 44000 Hz biasanya akan menghasilkan
file berukuran 3-4 MB, tetapi unsur panjang pendeknya lagu juga akan
berpengaruh.
Software pemutar file mp3 : Winamp.
Software encoder : LAME (Lame aint MP3 Encoder), sebuah encoder mp3
open source dan freeware yang dibuat oleh Mike Cheng pada awal tahun 1998.
Macam-macam bit rate: 32, 40, 48, 56, 64, 80, 96, 112, 128, 160, 192, 224, 256
and 320 kbit/s.

3.6. MIDI (Music Instrument Digital Interface)


Standard yang dibuat oleh perusahaan alat-alat musik elektronik berupa
serangkaian spesifikasi agar berbagai instrumen dapat berkomunikasi.

Interface MIDI terdiri dari 2 komponen:

1. Perangkat Keras Hardware yang terhubung ke peralatan (alat instrumen /


komputer).
2. Data Format Pengkodean informasi, seperti: spesifikasi instrument, awal / akhir
nada, frekuensi dan volume suara.

MIDI device (mis. synthesizer) berkomunikasi melalui channel

Piranti standard memiliki 16 channel.


128 macam instrumen (termasuk noise effect) mis : 0 Accoustic piano 12
Marimba 40 Violin.
1 channel dapat memainkan 3 16 note.

MIDI Reception Mode Mode

1 : Omni On / Poly Mode

7
2 : Omni On / Mono Mode
3 : Omni Off / Poly Mode
4 : Omni Off / Mono
Komponen-Komponen MIDI device

Sound generator: pembangkit suara synthesizer


Microprocessor: mengirim / menerima MIDI message
Keyboard: mengontrol synthesizer secara langsung
Control Panel: mengatur fungsi-fungsi selain nada dan durasi (volume, jenis
suara, dll)
Auxiliary Controllers: memanipulasi nada (modulation, pitch, dll)
Memory

MIDI Message

Format MIDI message terdiri dari status byte (keterangan mengenai jenis pesan)
dan data bytes. Terdapat 2 jenis MIDI message:

1. Channel Message (dikirim pada piranti tertentu)


Channel voice message: performance data antar MIDI device, keyboard action,
perubahan control panel.
Channel mode message: bagaimana MIDI device penerima merespon channel
voice message.
2. System Message (dikirim pada semua piranti dalam sistem)
System real-time message (1 byte): sinkronisasi waktu.
System common message: mempersiapkan sequencer/synthesizer untuk
memainkan lagu.
System exclusive message: personalisasi message

8
3. Teknologi Sintesa Audio
Teknologi sintesa audio telah berkembang dengan baik selama beberapa dekade
terakhir. Terutama, kejelasan telah mencapai tingkat yang memadai untuk
sebagian besar aplikasi, terutama untuk orang yang mengalami gangguan
komunikasi. Kejelasan ucapan sintetis juga dapat ditingkatkan dengan informasi
visual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan situasi teknologi sintesis
ucapan saat ini. Sintesis ucapan dapat dikategorikan sebagai sintesis terbatas
(messaging) dan tak terbatas (text-to-speech). Yang pertama cocok untuk
mengumumkan dan sistem informasi sedangkan yang terakhir diperlukan
misalnya dalam aplikasi untuk tuna netra. Prosedur text-to-speech terdiri dari dua
fase utama, biasanya disebut sintesis tingkat tinggi dan rendah. Pada sintesis
tingkat tinggi, teks masukan diubah menjadi bentuk seperti synthesizer tingkat
rendah dapat menghasilkan pidato keluaran. Tiga metode dasar untuk sintesis
tingkat rendah adalah sintesis formant, concatenative, dan articulatory. Sintesis
formant didasarkan pada pemodelan resonansi di saluran vokal dan mungkin yang
paling umum digunakan selama dekade terakhir. Namun, sintesis gabungan yang
didasarkan pada pemutaran sampel rekaman dari ucapan alami menjadi lebih
populer. Secara teori, metode yang paling akurat adalah sintesis artikulatoris yang
memodelkan sistem produksi ucapan manusia secara langsung, namun ini juga
merupakan pendekatan yang paling sulit. Karena kualitas ucapan sintetik semakin
meningkat, bidang aplikasi juga berkembang dengan pesat. Ucapan sintetis dapat
digunakan untuk membaca e-mail dan pesan bergerak, dalam aplikasi multimedia,
atau dalam interaksi manusia-mesin apa pun. Evaluasi ucapan sintetis juga menjadi
isu penting, namun sulit karena kualitas pidato merupakan istilah yang sangat
multidimensional. Hal ini menyebabkan sejumlah besar tes dan metode berbeda
untuk mengevaluasi fitur yang berbeda dalam ujaran. Saat ini, synthesizer dengan
berbagai kualitas tersedia dalam beberapa produk berbeda untuk semua bahasa
umum.[3]

9
4. Ide dan Gagasan Penerapan Sintesa Audio
Salah satu gagasan dalam penerapan sintesa audio yaitu Speech Synthesis yang
merupakan transformasi dari teks ke arah suara (speech). Transformasi ini
mengkonversi teks ke speech synthesis yang sebisa mungkin dibuat menyerupai
suara nyata, disesuaikan dengan aturan aturan pengucapan bahasa. TTS (Text To
Speech) dimaksudkan untuk membaca teks elektronik dalam bentuk buku, dan
juga untuk menyuarakan teks dengan menggunakan pemaduan suara. Sistem ini
dapat digunakan sebagai sistem komunikasi, pada sistem informasi referral, dapat
diterapkan untuk membantu orang-orang yang kehilangan kemampuan melihat
dan membaca.[4]

10
BAB 3
PENUTUP

Ibarat dua sisi mata uang, dalam multimedia pembelajaran berbasis unsur audio
tidak dapat dipisahkan dengan unsur visual. Unsur audio merupakan sarana untuk
menyampaikan informasi tentang esensi persoalan yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan melalui multimedia pembelajaran. Selain itu, unsur audio juga
merupakan unsur penarik perhatian Mahasiswa dan masyarakat pada umumnya agar
menyimak isi pesan yang dikomunikasikan. Dan yang lebih dahsyat lagi, unsur audio
dapat dimanfaatkan untuk memperkaya imajinasi.[1]

11
DAFTAR PUSTAKA

[1]
Catatan si Hitam, MAKALAH MULTIMEDIA AUDIO,
http://cekouff.blogspot.co.id/2014/01/makalah-multimedia-audio.html (diakses
pada tanggal 09 November 2017).
[2]
AKPRIND Yogyakarta, Data Multimedia Audio,
elista.akprind.ac.id/staff/catur/Multimedia/03-Data%20Multimedia-Audio.pdf
(diakses pada tanggal 09 November 2017).
[3]
Landasan Teori, Pengertian Audi Digital Gelombang Suara serta File WAV
dan File MP3 dan Sejarahnya,
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-audi-digital-gelombang-
suara.html (diakses pada tanggal 09 November 2017).
[4]
Bintang Prasetyo, Pengertian Speech Synthesis,
http://bintangprasetyo.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-speech-
synthesis.html (diakses pada tanggal 10 November 2017).
[5]
Multi Ilmu Jenis Format Audio Digital
https://multiilmu.wordpress.com/2013/05/06/jenis-format-audio-digital/
(diakses pada tanggal 10 November 2017 )

12

Anda mungkin juga menyukai