Sistem Multimedia
Disusun oleh:
2017
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi proses suara analog ke digital dan sebaliknya. ............................... 3
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kemudian menyebabkan gendang telinga manusia bergetar, yang kemudian oleh
otak dianggap sebagai suara.[4]
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
atau amplitudo (level suara dalam satu waktu). Ukuran file dari audio digital
bergantung pada angka sampling, resolusi dan channel-nya (Stereo atau Mono).
Cara kerja:
4
Kelebihan AAC dari MP3:
5
sementara file-nya sendiri tidak mempunyai informasi kode modulasi apapun
sehingga jikadocopy ke harddisk, file tersebut akan menjadi tidak dapat di-play
atau dimainkan. Pada November 1984, dua tahun setelah CD doproduksi secara
missal, Sony mengeluarkan Discmansebagai media pemutar portable. Agar dapat
mengambil atau mengopi file audio dari CD-Audio, dibutuhkan software khusus
untuk mengubah dari format .cda menjadi format lain yang dapat disimpan di
komputer. [5]
Format untuk mendengarkan CD Audio.
CD Audio stereo berkualitas sama dengan PCM/WAV yang memiliki sampling
rate 44100 Hz, 2 Channel (stereo) pada 16 bit.
Durasi = 75 menit dan dynamic range = 95 dB.
6
Kompresi dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian bunyi yang kurang
berguna bagi pendengaran manusia.
Kompresi mp3 dengan kualitas 128 bits 44000 Hz biasanya akan menghasilkan
file berukuran 3-4 MB, tetapi unsur panjang pendeknya lagu juga akan
berpengaruh.
Software pemutar file mp3 : Winamp.
Software encoder : LAME (Lame aint MP3 Encoder), sebuah encoder mp3
open source dan freeware yang dibuat oleh Mike Cheng pada awal tahun 1998.
Macam-macam bit rate: 32, 40, 48, 56, 64, 80, 96, 112, 128, 160, 192, 224, 256
and 320 kbit/s.
7
2 : Omni On / Mono Mode
3 : Omni Off / Poly Mode
4 : Omni Off / Mono
Komponen-Komponen MIDI device
MIDI Message
Format MIDI message terdiri dari status byte (keterangan mengenai jenis pesan)
dan data bytes. Terdapat 2 jenis MIDI message:
8
3. Teknologi Sintesa Audio
Teknologi sintesa audio telah berkembang dengan baik selama beberapa dekade
terakhir. Terutama, kejelasan telah mencapai tingkat yang memadai untuk
sebagian besar aplikasi, terutama untuk orang yang mengalami gangguan
komunikasi. Kejelasan ucapan sintetis juga dapat ditingkatkan dengan informasi
visual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan situasi teknologi sintesis
ucapan saat ini. Sintesis ucapan dapat dikategorikan sebagai sintesis terbatas
(messaging) dan tak terbatas (text-to-speech). Yang pertama cocok untuk
mengumumkan dan sistem informasi sedangkan yang terakhir diperlukan
misalnya dalam aplikasi untuk tuna netra. Prosedur text-to-speech terdiri dari dua
fase utama, biasanya disebut sintesis tingkat tinggi dan rendah. Pada sintesis
tingkat tinggi, teks masukan diubah menjadi bentuk seperti synthesizer tingkat
rendah dapat menghasilkan pidato keluaran. Tiga metode dasar untuk sintesis
tingkat rendah adalah sintesis formant, concatenative, dan articulatory. Sintesis
formant didasarkan pada pemodelan resonansi di saluran vokal dan mungkin yang
paling umum digunakan selama dekade terakhir. Namun, sintesis gabungan yang
didasarkan pada pemutaran sampel rekaman dari ucapan alami menjadi lebih
populer. Secara teori, metode yang paling akurat adalah sintesis artikulatoris yang
memodelkan sistem produksi ucapan manusia secara langsung, namun ini juga
merupakan pendekatan yang paling sulit. Karena kualitas ucapan sintetik semakin
meningkat, bidang aplikasi juga berkembang dengan pesat. Ucapan sintetis dapat
digunakan untuk membaca e-mail dan pesan bergerak, dalam aplikasi multimedia,
atau dalam interaksi manusia-mesin apa pun. Evaluasi ucapan sintetis juga menjadi
isu penting, namun sulit karena kualitas pidato merupakan istilah yang sangat
multidimensional. Hal ini menyebabkan sejumlah besar tes dan metode berbeda
untuk mengevaluasi fitur yang berbeda dalam ujaran. Saat ini, synthesizer dengan
berbagai kualitas tersedia dalam beberapa produk berbeda untuk semua bahasa
umum.[3]
9
4. Ide dan Gagasan Penerapan Sintesa Audio
Salah satu gagasan dalam penerapan sintesa audio yaitu Speech Synthesis yang
merupakan transformasi dari teks ke arah suara (speech). Transformasi ini
mengkonversi teks ke speech synthesis yang sebisa mungkin dibuat menyerupai
suara nyata, disesuaikan dengan aturan aturan pengucapan bahasa. TTS (Text To
Speech) dimaksudkan untuk membaca teks elektronik dalam bentuk buku, dan
juga untuk menyuarakan teks dengan menggunakan pemaduan suara. Sistem ini
dapat digunakan sebagai sistem komunikasi, pada sistem informasi referral, dapat
diterapkan untuk membantu orang-orang yang kehilangan kemampuan melihat
dan membaca.[4]
10
BAB 3
PENUTUP
Ibarat dua sisi mata uang, dalam multimedia pembelajaran berbasis unsur audio
tidak dapat dipisahkan dengan unsur visual. Unsur audio merupakan sarana untuk
menyampaikan informasi tentang esensi persoalan yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan melalui multimedia pembelajaran. Selain itu, unsur audio juga
merupakan unsur penarik perhatian Mahasiswa dan masyarakat pada umumnya agar
menyimak isi pesan yang dikomunikasikan. Dan yang lebih dahsyat lagi, unsur audio
dapat dimanfaatkan untuk memperkaya imajinasi.[1]
11
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Catatan si Hitam, MAKALAH MULTIMEDIA AUDIO,
http://cekouff.blogspot.co.id/2014/01/makalah-multimedia-audio.html (diakses
pada tanggal 09 November 2017).
[2]
AKPRIND Yogyakarta, Data Multimedia Audio,
elista.akprind.ac.id/staff/catur/Multimedia/03-Data%20Multimedia-Audio.pdf
(diakses pada tanggal 09 November 2017).
[3]
Landasan Teori, Pengertian Audi Digital Gelombang Suara serta File WAV
dan File MP3 dan Sejarahnya,
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-audi-digital-gelombang-
suara.html (diakses pada tanggal 09 November 2017).
[4]
Bintang Prasetyo, Pengertian Speech Synthesis,
http://bintangprasetyo.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-speech-
synthesis.html (diakses pada tanggal 10 November 2017).
[5]
Multi Ilmu Jenis Format Audio Digital
https://multiilmu.wordpress.com/2013/05/06/jenis-format-audio-digital/
(diakses pada tanggal 10 November 2017 )
12