DISUSUN OLEH :
NAMA : Nofriadi
NIM : 1410951038
JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Audio Multichannel dan Kompresi Audio
2.1.1 Pengertian Audio
2.1.2 Jenis-jenis Audio
2.1.3 Pengertian Audio Multichannel
2.1.4 Parameter dari Audio Multichannel
2.1.5 Pengertian Kompresi Audio
2.1.6 Teknik Audio Koding (lossless, losy)
2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Audio Koding
2.1.8 Macam-macam Format Audio
2.1.9 Penilaian Kualitas Audio
2.1.10 Aplikasi
2.2 Pengolahan Sinyal Digital Pada Citra
2.2.1 Pengertian Citra
2.2.2 Macam-macam Citra
2.2.3 Karakteristik Citra Digital
2.2.4 Resolusi Citra
2.2.5 Ruang Warna (RGB, Greyscale, citra biner)
2.2.6 Preprocessing Citra
2.2.7 Kompresi Citra (lossless, lossy)
2.2.8 Tujuan Compresi Citra
1
2.2.9 Kriteria Kompresi (waktu, memori, MSE, PSNR)
2.2.10 Contoh Perhitungan Kompresi Citra
2.2.11 Metode Kompresi ( LZW, Packbits, deflate )
2.2.12 Format Citra
2.3 Filter Suara
2.3.1 Sinyal Ucapan
2.3.2 Jenis-jenis Ucapan
2.3.3 Jenis-jenis Derau
2.3.4 Speech Enhancement
2.3.5 Pengertian Filter Suara
2.3.6 Klasifikasi Filter
2.3.7 Jenis Filter Digital (LMS, NLMS)
2.3.8 Algoritma Filter (LMS, NLMS)
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1.4 Parameter dari Audio Multichannel
Sistem multichannel yang terstandarisasi yaitu 2.0 (Stereo), 5.1 dan 7.1 Audio
multichannel. Secara umum penulisan Audio Multichannel ditulis dengan cara “m.n”,
m merupakan kanal fullband dan n adalah kanal limited bandwidth (LFE). Sistem
Audio Multichannel bisa memvisualisasikan sumber suara, tetapi menggunakan
bandwidth yang lebih besar.
5
disimpan pada rentang frekuensi tinggi. metode untuk mengkompresi data dan men-
dekompresinya, dimana data yang diperoleh mungkin berbeda dari yang aslinya tetapi
cukup dekat perbedaanya, penurunan (perbedaan) kualitas data disebutcompression
artefacts.
b. Kompresi lossy
Kelebihan :
1) Merupakan format audio yang sering digunakan yang biasa digunakan sebagai
output file audio.
2) MP3 memiliki kapasitas yang lumayan kecil.
6
Kekurangan :
1) Bit rate terbatas, maksimum 320 kbit/s (beberapa encoder dapat menghasilkan
bit rate yang lebih tinggi, tetapi sangat sedikit dukungan untuk mp3-mp3
tersebut yang memiliki bit rate tinggi).
2) Resolusi waktu yang digunakan mp3 dapat menjadi terlalu rendah untuk
sinyal-sinyal suara yang sangat transient, sehingga dapat menyebabkan noise.
3) Resolusi frekuensi terbatasi oleh ukuran window yang panjang kecil,
mengurangi efisiensi coding.
4) Tidak ada scale factor band untuk frekuensi di atas 15,5 atau 15,8 kHz.
5) Mode joint stereo dilakukan pada basis per frame.
6) Delay bagi encoder/decoder tidak didefinisikan, sehingga tidak ada dorongan
untuk gapless playback (pemutaran audio tanpa gap). Tetapi, beberapa
encoder seperti LAME, dapat menambahkan metadata tambahan yang
memberikan informasi kepada MP3 player untuk mengatasi hal ini.
1) WAV (WAVE-form)
WAV (WAVE-form) : singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris waveform
audio format. Wav umumnya digunakan untuk menyimpan audio tak termampatkan,
file suara berkualitas CD, yang berukuran besar(sekitar 10 MB per menit). File .wav
juga dapat berisi data terkodekan dengan beraneka ragam codec untuk mengurangi
ukuran file. Akan tetapi untuk keperluan mengoleksi musik, transfer via internet dan
memainkan diplayer portable, format ini kurang popular dibandingkan dengan MP3,
Ogg Vorbis dan VMA yang dikarenakan ukuran file yang sangat besar.
7
dikompresi dengan cara lebih efisien pada kecepatan 128 kbps dengan suara stereo
dibandingkan versi yang lebih dulu muncul, yakni mp3. AAC merupakan audio
codec yang menyempurnakan MP3 dalam hal medium dan high bit rates.
8
sendiri tidak mempunyai informasi kode modulasi apapun sehingga jika dikopi ke
dalam harddisk, file tersebut menjadi tidak dapat di-play. Ekstensi : .cda
6) RealAudio
RealAudio : adalah codec audio yang dikembangkan oleh Real Networks pada
tahun 1995. Codec ini awalnya dikembangkan untruk transmisi bandwith rendah.
Dapat digunakan untuk streaming informasi audio dan dapat berjalan saat file audio
tersebut masih didownload. RealAudio banyak digunakan oleh statiun radio untuk
streaming program-program mereka via internet secara real time. RealNetworks juga
menyediakan player software gratisan dan berbayar yang bernama RealPlayer, namun
untuk yang gratisan tidak dapat melakukan meyimpan audio stream sebagai file.
9
Berikut adalah beberapa parameter yang digunakan untuk menilai kualitas suatu
audio.
1. Spectral Balance (Keseimbangan Spektrum)
Deskripsi: keakuratan tonal (tonal accuracy) sebuah sistem di seluruh bandwith
audio. Penilaian secara keseluruhan ini menentukan apakah sebuah sistem
mampu mereproduksi suara/rekaman sebagai sebuah kesatuan utuh perpaduan
berbagai ukuran frekwensi; bukan terdengar terpecah-pecah dalam frekuensi
individual masing-masing suara yang ada dalam rekaman tersebut
2. Listening Position: Front/ Rear (Posisi Mendengar: Depan/Belakang)
Deskripsi: arah panggung suara (dari depan) dan jarak yang ideal antara
panggung suara & pendengar; bahwa pendengar mendapat ilusi bahwa panggung
suara terletak di depan secara layak.
3. Stage Width: Left/Right (Lebar Panggung Suara: Kiri/Kanan)
Deskripsi: Jarak antara batas-batas kiri dan kanan dari panggung suara yang
diciptakan. Semakin lebar semakin bagus karena berarti bisa mengakomodir
lebih dari 1 posisi dengar ideal.
4. Stage Height: Left to Right/Front to Rear (Tinggi Panggung Suara: Kiri ke
Kanan/Depan ke Belakang)
Deskripsi: ini tentang ilusi tinggi panggung suara, beserta vertical spread
(penyebaran suara secara level horizontal dari garis vertical tinggi panggung
tadi). Jadi, jika vocal berada di titik tengah (vertical), maka drum akan berada di
belakang vocal (Depan ke Belakang) , gitar akan terasa di samping kanan vocal
(Kiri ke Kanan) dan seterusnya.
5. Stage Depth (Kedalaman Panggung Suara)
Deskripsi: Ilusi bahwa suara orang atau instrumen seakan berlapis; satu suara ada
di depan suara lainnya.
6. Ambience
Deskripsi: “perceived space around a sound source”. Ini terminology psycho-
acoustic, di mana dalam setiap rekaman sebenarnya terdapat ambient yang bisa
melukiskan ruangan saat rekaman berlangsung.
10
7. Imaging
Deskripsi: kemampuan sebuah sistem suara dalam mereproduksi suara setiap
instrumen di lokasi tepatnya masing-masing secara proporsional di panggung
suara.
2.1.10 Aplikasi
Contoh Teknologi Audio Digital :
1) Digital Audiotape : adalah media perekaman yang membentang jurang dua
teknologi yaitu antara analog dan digital. Pada satu tangan, menggunakan pita
sebagai media perekam, di sisi lain, menyimpan sinyal sebagai data digital dalam
bentuk nomor untuk mewakili sinyal
audio. Bentuknya seperti compact audio kaset.
2) Compact Disc :
a. High-density compatible digital (HDCD), dimiliki oleh Microsoft, adalah
sebuah proses rekaman yang meningkatkan kualitas audio dari compact disc,
memberikan hasil akhir yang lebih bisa diterima dari CD audio standar. Dimana
memiliki penyaringan yang dapat mengurangi distorsi, gangguan, keakuratan
dan suara yang lebih alami.
b. Super Audio CD (SACD). Philips dan Sony telah menghasilkan spesifikasi
alternatif yang disebut Super Audio CD yang menggunakan metode berbeda
yaitu pengkodean audio. SACD dirancang untuk tidak bisa dikopi dan
membutuhkan player khusus. SACD memiliki kelebihan dibanding CD
sebelumnya karena memiliki keakuratan dan kejernihan tingkat tinggi.
3) DVD-Audio: DVD-Audio dirilis pada bulan April 1999. DVD-Audio dapat
memberikan stereo berkualitas tinggi daripada CD, dengan tingkat sampling
hingga 192 kHz (dibandingkan dengan 44,1 kHz untuk CD).
4) MP3: Adalah singkatan dari MPEG 1 layer 3. MPEG adalah Moving Pictures
Experts Group yang merupakan bentuk standar file audio dan video. MP3
merupakan salah satu perkembangan teknologi audio yang masih populer hingga
saat ini. MP3 adalah salah satu format berkas pengkodean suara yang
mempunyai kompresi yang baik, hal itu menyebabkan ukuran dari berkas it
11
sendiri bisa menjadi lebih kecil. Contoh MP3 adalah Ipod yang akan dibahas
setelah ini.
Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu
objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang bersifat
digital. Setiap citra memiliki ukuran dan resolusi yang berbeda- beda.
Nilai suatu Pixel memiliki nilai dalam rentang tertentu, dari nilai minimum
sampai nilai maksimum.Jangkauan yang digunakan berbeda-beda tergantung dari
jenis warnanya. Namun secara umum jangkauannya adalah 0 – 255. Citra dengan
penggambaran seperti ini digolongkan ke dalam citra integer. Berikut adalah jenis-
jenis citra berdasarkan nilai Pixel-nya.
1) Citra Biner
Citra biner adalah citra digital yang hanya memiliki dua kemungkinan
nilai Pixel yaitu hitam dan putih. Citra biner juga disebut sebagai citra B&W (black
and white) atau citra monokrom. Hanya dibutuhkan 1 bit untuk mewakili nilai
setiap Pixel dari citra biner
2.) Citra Grayscale
Sedangkan pada citra grayscale, setiap Pixel adalah representasi derajat
intensitas atau keabuan. Terdapat 256 jenis derajat keabuan pada citragrayscale.
Mulai dari putih, kemudian sekain gelap sampai warna hitam.Oleh karena terdapat
kemungkinan 256 derajat keabuan, maka setiap Pixel padagrayscale dismpan
1 byte memory (8 bits).
3) Citra Warna
Citra warna terdiri atas 3 layar metriks, yaitu R-layer, G-layer, B-
layer.System warna RGB (Red, Green, Blue) menggunakan sisetem tampilan grafik
12
kualitas tinggi (higt quality Raster Graphic) yaitu 24 bit. Setiap komponen warn
merah, hijau, biru masing-masing mnedapatkan alokasi 8 bit untuk menampilkan
warna.
1) Pixel
Pixel ( picture element ) adalah sebuah titik yang merupakan elemen paling
kecil pada citrasatelit.Angka numerik ( 1 byte ) dari pixel disebut digital number ( DN
). DN bisa ditampilkan dalam waktu kelabu, berkisar antara putih dan hitam ( gray
scale ), tergantung level energi yang terdeteksi. Pixel yang disusun dalam order yang
benar akan membentuk sebuah citra. Kebanyakan citra satelit yang belum diproses
disimpan dalam bentuk gray scale, yang merupakan skala warna dari hitam ke putih
dengan derajat keabuan yang bervariasi.
2) Kontras
Contrast adalah perbedaan antara brightness relatif antara sebuah benda dengan
sekelilingnya pada citra. Sebuah bentuk tertentu mudah terdeteksi apabila pada
sebuah citra contrast antara bentuk tersebut dengan backgroundnya tinggi. Teknik
pengolahan citra bisa dipakai untuk mempertajam contrast.
13
digunakan terutama dalam hal aplikasi, waktu, biaya, ketersediaan citra dan fasilitas
komputasi.
1) RGB disebut juga ruang warna yang dapat divisualisasikan sebagai sebuah kubus
seperti gambar 2.4 dengan tiga sumbunya yang mewakili komponen warna
merah (red) R, hijau (green) G, biru (blue) B. Salah satu pojok alasnya yang
Sistem Klasifikasi Jenis dan Kematangan Buah Tomat Berdasarkan Bentuk dan
Ukuran serta Warna Permukaan Kulit Buah Berbasis Pengolahan Citra Digital
berlawanan menyatakan warna hitam ketika R = G = B = 0, sedangkan pojok
atasnya yang berlawanan menyatakan warna putih ketika R= G= B= 255 ( sistem
warna 8 bit bagi setiap komponennya ).
14
4) 2.2.6 Preprocessing Citra
15
4. Representasi dan Uraian
Dalam hal ini representasi merupakan suatu proses untuk
merepresentasikansuatu wilayah sebagai suatu daftar titik-titik koordinat dalam kurva
tertutup,dengan dekripsi luasan atau perimeternya. Setelah suatu wilayah
dapatdirepresentasi, proses selanjutnya adalah melakukan deskripsi citra dengan cara
seleksi ciri dan ekstrasi ciri (feature extraction and selection). Seleksi ciri bertujuan
untuk memilih informasi kuantitatif dari cirri yang ada, yang dapatmembedakan
kelas-kelas objek secara baik, sedangkan ekstrasi ciri bertujuanuntuk mengukur
besaran kuantitatif ciri setiap piksel, misalnya rata-rata,standar deviasi, koefisien
variasi, SignaltoNoise ratio (SNR), dan lain-lain.
5. Pengenalan dan Interpretasi
Pengenalan pola tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan citra dengan suatu
kualitas tertentu, tetapi juga untuk mengklasifikasikan bermacam-macam citra,
memberi label pada sebuah objek yang informasinya disediakan oleh descriptor . Dari
sejumlah citra diolah sehingga citra dengan ciri yang sama akan dikelompokkan pada
suatu kelompok tertentu. Interpretasi meliputi penekanan dalam mengartikan objek
yang dikenali.
16
1. Kompresi tipe lossless.
Kompresi tipe lossless Adalah kompresi yang tidak menghilangkan informasi setelah
kompresi terjadi, akibatnya kualitas citra hasil kompresi tidak menurun. Beberapa ciri
dari kompresi lossless :
a. Teknik kompresi citra dimana tidak ada satupun informasi citra
yang dihilangkan.
b. Biasa digunakan pada citra medis.
c. Metode loseless: Run Length Encoding, Entropy Encoding (Huffman,
Aritmatik), dan Adaptive Dictionary Based (LZW).
Beberapa teknik loseless:
1) Color reduction: untuk warna-warna tertentu yang mayoritas dimana
informasi warna disimpan dalam color palette.
2) Chroma subsampling: teknik yang memanfaatkan fakta bahwa mata manusia
merasa brightness (luminance) lebih berpengaruh daripada warna
(chrominance) itu sendiri, maka dilakukan pengurangan resolusi warna
dengan disampling ulang. Biasanya digunakan pada sinyal YUV. Chorma
Subsampling terdiri dari 3 komponen: Y (luminance) : U (CBlue) : V (CRed)
3) Transform coding: menggunakan Fourier Transform seperti DCT.
– Fractal Compression: adalah suatu metode lossy untuk mengkompresi citra
dengan menggunakan kurva fractal. Sangat cocok untuk citra natural seperti
pepohonan, pakis, pegunungan, dan awan.
– Fractal Compression bersandar pada fakta bahwa dalam sebuah image,
terdapat bagian-bagian image yang menyerupai bagian bagian image yang lain.
– Proses kompresi Fractal lebih lambat daripada JPEG sedangkan proses
dekompresinya sama.
17
a. Ukuran file citra menjadi lebih kecil dengan menghilangkan beberapa
informasi dalam citra asli.
b. Teknik ini mengubah detail dan warna pada file citra menjadi lebih
sederhana tanpa terlihat perbedaan yang mencolok dalam pandangan
manusia, sehingga ukurannya menjadi lebih kecil.
c. Biasanya digunakan pada citra foto atau image lain yang tidak terlalu
memerlukan detail citra, dimana kehilangan bit rate foto tidak
berpengaruh pada citra.
2.2.8 Tujuan Compresi Citra
Pemampatan citra bertujuan meminimalkan kebutuhan memori untuk
merepresentasikan citra digital dengan mengurangi duplikasi data di dalam citra
sehingga memori yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit daripada representasi citra
semula.
18
3) Kualitas kompresi (fidelity)
Informasi yang hilang akibat kompresi seharusnya seminimal mungkin
sehingga kualitas hasil kompresi tetap dipertahankan. Kualitas hasil kompresi dengan
kebutuhan memori biasanya berbanding terbalik. Kualitas sebuah citra bersifat
subyektif dan relatif, bergantung pada pengamatan orang yang menilainya. Dan untuk
dapat membuat ukuran kualitas hasil kompresi citra menjadi ukuran kuantitatif
dengan menggunakan besaran PSNR (Peak Signal to Noise Ratio). Teknik kompresi
dikatakan baik apabila menghasilkan nilai MSE yang kecil dan
nilai PSNR yang tinggi yang berarti error atau kesalahan dari teknik kompresi ini
sangat kecil dan hasil citra rekonstruksi terhadap citra asli mempunyai kemiripan
yang tinggi. Sedangkan nilai rasio sinyal terhadap derau puncak atau
Kita kelompkkan yang memiliki nilai yang sama : 222 3333 444 555555
Ada sebanyak 16 karakter, berarti memory yang dibutuhkan sebelum dikompresi
adalah :
16 x 8 bit = 128 bit. Selanjutnya kita akan mencari Huffman tree, pertama yang kita
lakukan adalah memberi kode nilai
19
yang muncul. Dengan pemampatan ini diharapkan dapat mengurangi (memperkecil
ukuran data) dalam ruang penyimpanan dan waktu pengiriman data ketika akan
dikirim melalui jaringan.
Algoritma LZW dikembangkan dari metode kompresi yang dibuat oleh Ziv
dan Lempel pada tahun 1977. algoritma ini melakukan kompresi dengan
menggunakan dictionary. Pendekatan ini bersifat adaptif dan efektif. Prinsip
kompresi tercapai jika referensi dalam bentuk pointer dapat disimpan dalam jumlah
bit yang lebih sedikit dibandingkan string aslinya. Lempel-Ziv (LZ) metode
kompresi adalah salah satu algoritma paling populer untuk penyimpanan lossless.
2. Deflate
Deflate ataumengempis adalah variasi LZ yang dioptimalkan untuk kecepatan
dekompresi dan rasio kompresi, sehingga kompresi ini bisa lambat. Deflate
digunakan dalam PkZip , gzip dan PNG .
3. Packbits encoding (Run-length encoding)
a) Kompresi data paling sederhana dan digunakan pada awal penggunaan
kompresi.
b) Digunakan untuk kompresi image hitam-putih (binary).
c) String karakter yang berulang menempati dua byte:
d) Byte pertama berisi jumlah dari banyaknya perulangan dan Byte kedua berisi
karakter itu sendiri
e) Dilakukan pada satu baris (atau scanline), dan tidak digunakan pada baris
yang mempunyai jumlah scanline banyak.
f) Byte lebih besar dari pada byte image asli.
1. JPEG (.jpg)
20
2. GIF (.gif)
3. PNG (.png)
4. TIFF (.tif , .tiff)
5. RAW
6. BMP
7. PBM
8. PGM
9. PPM
10. PORTABLE IMAGE FILE FORMAT
11. CGM
12. PCX
13. MPEG (.mpg)
21
Diftong pada prinsipnya adalah dua fonem vokal yang berurutan dan diucapkan
tanpa
jeda. Fonem diftong Bahasa Inggris mencakup /AY/, /OY/, /AW/, dan /EY/.
Karakteristik
diftong mirip dengan karakteristik fonem-fonem vokal pembentuknya disertasi
bentuk transisinya.
3. Konsonan Nasal
Konsonan nasal dibangkitkan dengan eksitasi glotal dan vocal tract mengerut
total pada
beberapa titik tertentu sepanjang lintasan pengucapan. Bagian belakang langit-langit
merendah, sehingga udara mengalir melalui nasal tract dengan suara yang
dipancarkan melalui lubang hidung. Konsonan nasal Bahasa Inggris adalah /M/, /N/,
dan /NX/.
4. Konsonan Frikatif
Konsonen frikatif pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi frikatif unvoiced
serta voiced. Fonem Bahasa Inggris yang termasuk frikatif unvoiced adalah /F/, /TH/,
/S/, dan /SH/, sedangkan yang termasuk frikatif voiced adalah /V/, /Z/, dan /ZH/.
5. Konsonan Stop
Seperti konsonan frikatif, konsonen stop dapat dibedakan menjadi konsonan stop
unvoiced serta voiced. Konsonan stop memiliki bentuk yang berbeda dengan
konsonan konsonan lainnya. Konsonan ini memperlihatkan pola transient dan tidak
kontinyu. Konsonan ini dibentuk dengan cara memberikan tekanan pada kondisi
pengerutan total di bagian rongga mulut tertentu, dan segera diikuti dengan
pelemasan.
1.3.3 Jenis-jenis Derau
1. Correlated noise: hubungan antara sinyal dan noise masuk dalam kategori ini.
Karena itu, correlated noise hanya muncul saat ada sinyal.
2. Uncorrelated noise: noise yang dapat muncul kapanpun, saat terdapat sinyal
maupun tidak ada sinyal. Uncorrelated noise muncul tanpa memperhatikan
adanya sinyal atau tidak.
22
2.3.4 Speech Enhancement
Peningkatan tuturan bertujuan untuk meningkatkan kualitas ucapan dengan
menggunakan berbagai algoritma. Tujuan peningkatan adalah peningkatan
kualitas kejelasan dan / atau keseluruhan persepsi persepsi sinyal terdegradasi dengan
menggunakan teknik pemrosesan sinyal audio . Peningkatan pidato yang terdegradasi
oleh kebisingan, atau pengurangan kebisingan, adalah bidang peningkatan bicara
yang paling penting, dan digunakan untuk banyak aplikasi seperti telepon
genggam , VoIP , sistem telekonferensi , pengenalan suara , dan alat bantu dengar
23
algoritma, tetapi komputasi yang lebih kompleks. Berdasarkan respon impuls, filter
digital terbagi menjadi :
FIR (Finite Impulse Response)
IIR (Infinite Impulse Response )
24
DAFTAR PUSTAKA
http://adys.blog.uns.ac.id/2009/09/30/pengolahan-sinyal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_sinyal
http://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-jenis-filter-digital/
http://daily-tekno.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-audio-dan-jenis-jenis-audio.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Multichannel_audio
http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/12/pemisahan-derau-dan-suara-
speech-noise-reduction/
http://gugum08.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-suara.html
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-suara-dan-jenis-jenisnya.html
http://spullx.blogspot.co.id/2011/06/kompresi-audio.html
http://ryanzps.blogspot.co.id/2015/10/pengolah-sinyal-digital.html
25