Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

DISUSUN OLEH :

NAMA : Nofriadi
NIM : 1410951038

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
DAFTAR ISI

JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Audio Multichannel dan Kompresi Audio
2.1.1 Pengertian Audio
2.1.2 Jenis-jenis Audio
2.1.3 Pengertian Audio Multichannel
2.1.4 Parameter dari Audio Multichannel
2.1.5 Pengertian Kompresi Audio
2.1.6 Teknik Audio Koding (lossless, losy)
2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Audio Koding
2.1.8 Macam-macam Format Audio
2.1.9 Penilaian Kualitas Audio
2.1.10 Aplikasi
2.2 Pengolahan Sinyal Digital Pada Citra
2.2.1 Pengertian Citra
2.2.2 Macam-macam Citra
2.2.3 Karakteristik Citra Digital
2.2.4 Resolusi Citra
2.2.5 Ruang Warna (RGB, Greyscale, citra biner)
2.2.6 Preprocessing Citra
2.2.7 Kompresi Citra (lossless, lossy)
2.2.8 Tujuan Compresi Citra

1
2.2.9 Kriteria Kompresi (waktu, memori, MSE, PSNR)
2.2.10 Contoh Perhitungan Kompresi Citra
2.2.11 Metode Kompresi ( LZW, Packbits, deflate )
2.2.12 Format Citra
2.3 Filter Suara
2.3.1 Sinyal Ucapan
2.3.2 Jenis-jenis Ucapan
2.3.3 Jenis-jenis Derau
2.3.4 Speech Enhancement
2.3.5 Pengertian Filter Suara
2.3.6 Klasifikasi Filter
2.3.7 Jenis Filter Digital (LMS, NLMS)
2.3.8 Algoritma Filter (LMS, NLMS)
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital telah diterapkan
begitu luas. Dari peralatan instrumentasi dan kontrol, peralatan musik, peralatan
kesehatan dan peralatan lainnya. Istilah pengolahan sinyal digital sebenarnya kurang
begitu tepat, yang lebih tepat adalah pengolahan sinyal diskrete. Tetapi karena istilah
ini sudah luas digunakan, maka istilah pengolahan sinyal digital tetap digunakan . Di
bidang musik PSD dipakai dalam perekaman, pencampuran, sintesa, dan
penyimpanan. Pada bidang telekomunikasi dan multimedia, PSD diterapkan misalnya
pada transmisi, modulasi, pemampatan (compression), proteksi data, pentapisan,
ekstraksi ciri, dan identifikasi. Sementara itu PSD dipakai pada pengolahan citra
misalnya dalam pentapisan dua dimensi, pemampatan, image enhancement, dan
pengenalan pola. Dalam bidang biomedik, PSD dimanfaatkan untuk diagnosis dan
monitoring pasien.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Audio Multichannel dan Kompresi Audio


2.1.1 Pengertian Audio
merupakan salah satu elemen penting yang ikut berperan dalam membangun
sebuah sistem komunikasi dalam bentuk suara, yaitu suatu sinyal elektrik yang akan
membawa unsur bunyi didalamnya. Audio sendiri terbentuk melalui beberapa tahap,
antara lain tahap pengambilan/penangkapan suara, sambungan transmisi pembawa
bunyi, amplifier dan lain sebagainya.

2.1.2 Jenis-jenis Audio


Macam-macam atau Jenis-jenis audio, terdapat berbagai macam audio yang
dikelompok berdasarkan media ataupun perangkat yang sering gunakan, diantaranya:
1) Audio Streaming adalah istilah yang dipakai untuk mendengarkan live
melalui jaringan internet. Seperti : Winamp (MP3), RealAudio (RAM) dan
juga Liquid Radio.
2) Audio visual adalah suatu istilah yang digunakan untuk seperangkat
soundsystem yang dilengkapi dengan tampilan gambar, biasanya dipakai
untuk presentasi.
3) Audio Modem Riser (AMR) adalah suatu istilah yang dipakai untuk sebuah
kartu plug-in untuk motherboard intel yang memuat sirkuit audio ataupun
Modem.

2.1.3 Pengertian Audio Multichannel


Sistem audio yang menggunakan banyak kanal dikenal dengan Multichannel
audio.Teknologi multichannel ini bertujuan untuk menghasilkan reproduksi suara
yang lebih berkualitas dan nyata.

4
2.1.4 Parameter dari Audio Multichannel
Sistem multichannel yang terstandarisasi yaitu 2.0 (Stereo), 5.1 dan 7.1 Audio
multichannel. Secara umum penulisan Audio Multichannel ditulis dengan cara “m.n”,
m merupakan kanal fullband dan n adalah kanal limited bandwidth (LFE). Sistem
Audio Multichannel bisa memvisualisasikan sumber suara, tetapi menggunakan
bandwidth yang lebih besar.

2.1.5 Pengertian Kompresi Audio


Kompresi audio bertujuan untuk mengecilkan atau mengurangi ukuran file
audio. Kompresi audio dilakukan pada saat pembuatan file audio dan saat distribusi
file audio tersebut. Audio tersebut dikecilkan ukuran filenya tanpa merubah informasi
dari data tersebut.

2.1.6 Teknik Audio Koding (lossless, lossy)


Ada dua cara yang digunakan untuk proses kompresi audio, yaitu teknik
lossless dan lossy. Seperti teknik kompresi pada umumnya, kompresi audio baik itu
lossless maupun lossy memanfaatkan adanya reduktansi antara informasi dengan
pengkodean, pengenalan pola maupun maupun prediksi linear.
a. Teknik kompresi lossless.
Kompresi lossless merupakan metoda kompresi data yang memungkinkan
data asli dapat disusun kembali dari data hasil kompresi, maka rasio hasil kompresi
pun tidak terlalu besar serta data hasil kompresi dapat dikembalikan ke bentuk
semula.

b. Teknik Kompresi Lossy


Prinsip dasar kompresi lossy pada data audio memanfaatkan teori
psikoakustik, yaitu keterbatasan pendengaran manusia. Telinga manusia hanya dapat
menangkap suara dalam rentang 20Hz hingga 20000Hz, maka dalam kompresilossy,
data suara di luar rentang tersebut tidak disimpan. Oleh karena itu, noise pada data
audio (yang biasanya memiliki amplitude rendah) dapat ‘disembunyikan’ dengan cara

5
disimpan pada rentang frekuensi tinggi. metode untuk mengkompresi data dan men-
dekompresinya, dimana data yang diperoleh mungkin berbeda dari yang aslinya tetapi
cukup dekat perbedaanya, penurunan (perbedaan) kualitas data disebutcompression
artefacts.

2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Audio Koding


a. kompresi lossless
Kelebihan :
1) Tidak ada satupun informasi data yang hilang.
2) Data dapat didekompresi dan membentuk data yang sama persis dengan
aslinya (reversible).
Kekurangan :
1) kompresi lossless menggunakan algoritma RLE dan Huffman Coding akan
tergantung pada data yang akan dikompresi.
2) Dalam algoritma RLE (Run Length Encoding), jika karakter yang muncul
berbeda-beda maka ukuran file akan lebih besar.
3) Dalam penerapan Huffman Coding dibutuhkan tempat pada awal (header) file
untuk menyimpan informasi yang diperlukan untuk proses dekompresi
(decoding).
4) Kompresi pada data audio, image, dan video juga sebenarnya dapat
menggunakan metode general purpose seperti Huffman Coding, RLE, dan
algoritma kompresi lossless lainnya.

b. Kompresi lossy
Kelebihan :
1) Merupakan format audio yang sering digunakan yang biasa digunakan sebagai
output file audio.
2) MP3 memiliki kapasitas yang lumayan kecil.

6
Kekurangan :
1) Bit rate terbatas, maksimum 320 kbit/s (beberapa encoder dapat menghasilkan
bit rate yang lebih tinggi, tetapi sangat sedikit dukungan untuk mp3-mp3
tersebut yang memiliki bit rate tinggi).
2) Resolusi waktu yang digunakan mp3 dapat menjadi terlalu rendah untuk
sinyal-sinyal suara yang sangat transient, sehingga dapat menyebabkan noise.
3) Resolusi frekuensi terbatasi oleh ukuran window yang panjang kecil,
mengurangi efisiensi coding.
4) Tidak ada scale factor band untuk frekuensi di atas 15,5 atau 15,8 kHz.
5) Mode joint stereo dilakukan pada basis per frame.
6) Delay bagi encoder/decoder tidak didefinisikan, sehingga tidak ada dorongan
untuk gapless playback (pemutaran audio tanpa gap). Tetapi, beberapa
encoder seperti LAME, dapat menambahkan metadata tambahan yang
memberikan informasi kepada MP3 player untuk mengatasi hal ini.

2.1.8 Macam-macam Format Audio


Berikut ini beberapa macam format audio dan serta codec yang sering digunakan:

1) WAV (WAVE-form)
WAV (WAVE-form) : singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris waveform
audio format. Wav umumnya digunakan untuk menyimpan audio tak termampatkan,
file suara berkualitas CD, yang berukuran besar(sekitar 10 MB per menit). File .wav
juga dapat berisi data terkodekan dengan beraneka ragam codec untuk mengurangi
ukuran file. Akan tetapi untuk keperluan mengoleksi musik, transfer via internet dan
memainkan diplayer portable, format ini kurang popular dibandingkan dengan MP3,
Ogg Vorbis dan VMA yang dikarenakan ukuran file yang sangat besar.

2) AAC (Advanced Audio Coding)


AAC adalah file format audio yang berbasis MPEG2 dan MPEG4. AAC
bersifat lossy compression (data hasil kompresi tidak bisa dikembalikan lagi ke data
semula, karena setelah di kompres terdapat data-data yang hilang). File AAC

7
dikompresi dengan cara lebih efisien pada kecepatan 128 kbps dengan suara stereo
dibandingkan versi yang lebih dulu muncul, yakni mp3. AAC merupakan audio
codec yang menyempurnakan MP3 dalam hal medium dan high bit rates.

3) MPEG Layer 3 (MP3)


Mp3 merupakan format kompresi audio yang dikembangkan oleh Moving
Picture Experts Group (MPEG). Format file ini menggunakan Layer 3 kompresi
audio yang secara umum digunakan untuk menyimpan file – file music dan
audiobooks dalam hard drive. Format file mp3 mampu memberikan kualitas suara
yang mendekati kualitas CD stereo dengan 16-bit.
untuk mendapati kualitas yang mendekati kualitas CD diperlukan bit-rate 192
kbps. Kualitas CD dan MP3 sulit dibedakan pada bit-rate 192 kbps. Sebagai file
kompresi, MP3 menggunakan teknik lossy compression sehingga ada kemungkinan
kualitas file berkurang ketika dikonversi kedalam MP3. Ekstensi : .mp3

4) Audio Interchange File Format .


AIFF dan AIFC ( Audio Interchange File Format ) : merupakan format file
yang tidak dikompres, yang dikembangkan oleh Apple pada Machintosh dan platform
Unix. AIFF yaitu berkas suara digital yang tidak terkompres seperti berkas yang ada
dalam CD audio. Dengan memutarnya di Windows, sebuah lagu di CD tampil
sebagai CDA (CD Audio Track).
Sebuah variasi dari AIFF adalah berkas AFC yang dapat memadatkan data
berkas yang dikandungnya. Berkas tersebut dimulai dengan header yang
menggambarkan format internal dari data audio yang berbentuk sampling rate, jumlah
saluran, identifikasi data dan sebagainya. Format data audio mengikuti header.
Karena sebagian besar yang menggunakan AIFF berbasis pada mikroprosesor
Motorola, berkas ini menggunakan byte yang besar. Ekstensi : .aiff, .aif, .aifc
5) Audio CD
File dengan ekstensi .cda merupakan representasi dari track CD-audio. File
dengan format .cda dapat langsung dijalankan melalui CD-ROM, sementara filenya

8
sendiri tidak mempunyai informasi kode modulasi apapun sehingga jika dikopi ke
dalam harddisk, file tersebut menjadi tidak dapat di-play. Ekstensi : .cda

6) RealAudio
RealAudio : adalah codec audio yang dikembangkan oleh Real Networks pada
tahun 1995. Codec ini awalnya dikembangkan untruk transmisi bandwith rendah.
Dapat digunakan untuk streaming informasi audio dan dapat berjalan saat file audio
tersebut masih didownload. RealAudio banyak digunakan oleh statiun radio untuk
streaming program-program mereka via internet secara real time. RealNetworks juga
menyediakan player software gratisan dan berbayar yang bernama RealPlayer, namun
untuk yang gratisan tidak dapat melakukan meyimpan audio stream sebagai file.

7) MIDI (Music Instrument Digital Interface)


MIDI adalah singkatan dari Musical Instrument Digital Interface. MIDI
merupakan sebuah standar perangkat keras dan perangkat lunak internasional untuk
bertukar data (seperti, kode music dan MIDI event) di antara perangkat music
elektronik dan computer dari merk yang berbeda.

8) WMA ( Window Media Audio )


Format wma codec untuk lossy compression, yang dikembangkan pertama
kali untuk tujuan menyaingi MP3 oleh Microsoft. Format ini dirancang dengan
kemampuan Digital Right Management (DRM) untuk proteksi penyalinan,
penggandaan dan membatasi pemutaran pada PC atau peranti tertentu. WMA audio
stream hampir selalu dengan file ASF.

9) OGG dan OOG Vorbis


Ogg dan Ogg Vorbis : Ogg adalah format multimedia gratisan yang dirancang
untuk streaming dan penyimpanan yang effiesien. Format ini dikembangkan oleh
Xiph.org Foundation. Begitu pula Vorbis yang merupakan codec audio gratisan.

2.1.9 Penilaian Kualitas Audio

9
Berikut adalah beberapa parameter yang digunakan untuk menilai kualitas suatu
audio.
1. Spectral Balance (Keseimbangan Spektrum)
Deskripsi: keakuratan tonal (tonal accuracy) sebuah sistem di seluruh bandwith
audio. Penilaian secara keseluruhan ini menentukan apakah sebuah sistem
mampu mereproduksi suara/rekaman sebagai sebuah kesatuan utuh perpaduan
berbagai ukuran frekwensi; bukan terdengar terpecah-pecah dalam frekuensi
individual masing-masing suara yang ada dalam rekaman tersebut
2. Listening Position: Front/ Rear (Posisi Mendengar: Depan/Belakang)
Deskripsi: arah panggung suara (dari depan) dan jarak yang ideal antara
panggung suara & pendengar; bahwa pendengar mendapat ilusi bahwa panggung
suara terletak di depan secara layak.
3. Stage Width: Left/Right (Lebar Panggung Suara: Kiri/Kanan)
Deskripsi: Jarak antara batas-batas kiri dan kanan dari panggung suara yang
diciptakan. Semakin lebar semakin bagus karena berarti bisa mengakomodir
lebih dari 1 posisi dengar ideal.
4. Stage Height: Left to Right/Front to Rear (Tinggi Panggung Suara: Kiri ke
Kanan/Depan ke Belakang)
Deskripsi: ini tentang ilusi tinggi panggung suara, beserta vertical spread
(penyebaran suara secara level horizontal dari garis vertical tinggi panggung
tadi). Jadi, jika vocal berada di titik tengah (vertical), maka drum akan berada di
belakang vocal (Depan ke Belakang) , gitar akan terasa di samping kanan vocal
(Kiri ke Kanan) dan seterusnya.
5. Stage Depth (Kedalaman Panggung Suara)
Deskripsi: Ilusi bahwa suara orang atau instrumen seakan berlapis; satu suara ada
di depan suara lainnya.
6. Ambience
Deskripsi: “perceived space around a sound source”. Ini terminology psycho-
acoustic, di mana dalam setiap rekaman sebenarnya terdapat ambient yang bisa
melukiskan ruangan saat rekaman berlangsung.

10
7. Imaging
Deskripsi: kemampuan sebuah sistem suara dalam mereproduksi suara setiap
instrumen di lokasi tepatnya masing-masing secara proporsional di panggung
suara.
2.1.10 Aplikasi
Contoh Teknologi Audio Digital :
1) Digital Audiotape : adalah media perekaman yang membentang jurang dua
teknologi yaitu antara analog dan digital. Pada satu tangan, menggunakan pita
sebagai media perekam, di sisi lain, menyimpan sinyal sebagai data digital dalam
bentuk nomor untuk mewakili sinyal
audio. Bentuknya seperti compact audio kaset.
2) Compact Disc :
a. High-density compatible digital (HDCD), dimiliki oleh Microsoft, adalah
sebuah proses rekaman yang meningkatkan kualitas audio dari compact disc,
memberikan hasil akhir yang lebih bisa diterima dari CD audio standar. Dimana
memiliki penyaringan yang dapat mengurangi distorsi, gangguan, keakuratan
dan suara yang lebih alami.
b. Super Audio CD (SACD). Philips dan Sony telah menghasilkan spesifikasi
alternatif yang disebut Super Audio CD yang menggunakan metode berbeda
yaitu pengkodean audio. SACD dirancang untuk tidak bisa dikopi dan
membutuhkan player khusus. SACD memiliki kelebihan dibanding CD
sebelumnya karena memiliki keakuratan dan kejernihan tingkat tinggi.
3) DVD-Audio: DVD-Audio dirilis pada bulan April 1999. DVD-Audio dapat
memberikan stereo berkualitas tinggi daripada CD, dengan tingkat sampling
hingga 192 kHz (dibandingkan dengan 44,1 kHz untuk CD).
4) MP3: Adalah singkatan dari MPEG 1 layer 3. MPEG adalah Moving Pictures
Experts Group yang merupakan bentuk standar file audio dan video. MP3
merupakan salah satu perkembangan teknologi audio yang masih populer hingga
saat ini. MP3 adalah salah satu format berkas pengkodean suara yang
mempunyai kompresi yang baik, hal itu menyebabkan ukuran dari berkas it

11
sendiri bisa menjadi lebih kecil. Contoh MP3 adalah Ipod yang akan dibahas
setelah ini.

2.2 Pengolahan Sinyal Digital Pada Citra


2.2.1 Pengertian Citra

Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu
objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang bersifat
digital. Setiap citra memiliki ukuran dan resolusi yang berbeda- beda.

2.2.2 Macam-macam Citra

Nilai suatu Pixel memiliki nilai dalam rentang tertentu, dari nilai minimum
sampai nilai maksimum.Jangkauan yang digunakan berbeda-beda tergantung dari
jenis warnanya. Namun secara umum jangkauannya adalah 0 – 255. Citra dengan
penggambaran seperti ini digolongkan ke dalam citra integer. Berikut adalah jenis-
jenis citra berdasarkan nilai Pixel-nya.
1) Citra Biner
Citra biner adalah citra digital yang hanya memiliki dua kemungkinan
nilai Pixel yaitu hitam dan putih. Citra biner juga disebut sebagai citra B&W (black
and white) atau citra monokrom. Hanya dibutuhkan 1 bit untuk mewakili nilai
setiap Pixel dari citra biner
2.) Citra Grayscale
Sedangkan pada citra grayscale, setiap Pixel adalah representasi derajat
intensitas atau keabuan. Terdapat 256 jenis derajat keabuan pada citragrayscale.
Mulai dari putih, kemudian sekain gelap sampai warna hitam.Oleh karena terdapat
kemungkinan 256 derajat keabuan, maka setiap Pixel padagrayscale dismpan
1 byte memory (8 bits).
3) Citra Warna
Citra warna terdiri atas 3 layar metriks, yaitu R-layer, G-layer, B-
layer.System warna RGB (Red, Green, Blue) menggunakan sisetem tampilan grafik

12
kualitas tinggi (higt quality Raster Graphic) yaitu 24 bit. Setiap komponen warn
merah, hijau, biru masing-masing mnedapatkan alokasi 8 bit untuk menampilkan
warna.

2.2.3 Karakteristik Citra Digital

1) Pixel

Pixel ( picture element ) adalah sebuah titik yang merupakan elemen paling
kecil pada citrasatelit.Angka numerik ( 1 byte ) dari pixel disebut digital number ( DN
). DN bisa ditampilkan dalam waktu kelabu, berkisar antara putih dan hitam ( gray
scale ), tergantung level energi yang terdeteksi. Pixel yang disusun dalam order yang
benar akan membentuk sebuah citra. Kebanyakan citra satelit yang belum diproses
disimpan dalam bentuk gray scale, yang merupakan skala warna dari hitam ke putih
dengan derajat keabuan yang bervariasi.
2) Kontras
Contrast adalah perbedaan antara brightness relatif antara sebuah benda dengan
sekelilingnya pada citra. Sebuah bentuk tertentu mudah terdeteksi apabila pada
sebuah citra contrast antara bentuk tersebut dengan backgroundnya tinggi. Teknik
pengolahan citra bisa dipakai untuk mempertajam contrast.

2.2.4 Resolusi Citra


Resolusi dari sebuah citra adalah karakteristik yang menunjukkan level kedetailan
yang dimiliki oleh sebuah citra. Resolusi didefinisikan sebagai area dari permukaan
bumi yang diwakili oleh sebuah pixel sebagai elemen terkecil dari sebuah citra. Pada
citra satelit pemantau cuaca yang mempunyai resolusi 1 km, masing-masing pixel
mewakili rata-rata nilai brightness dari sebuah area berukuran 1×1 km. Bentuk yang
lebih kecil dari 1 km susah dikenali melalui image dengan resolusi 1 km. Landsat 7
menghasilkan citra dengan resolusi 30 meter, sehingga jauh lebih banyak detail yang
bisa dilihat dibandingkan pada citra satelit dengan resolusi 1 km. Resolusi adalah hal
penting yang perlu dipertimbangkan dalam rangka pemilihan citra yang akan

13
digunakan terutama dalam hal aplikasi, waktu, biaya, ketersediaan citra dan fasilitas
komputasi.

2.2.5 Ruang Warna (RGB, Greyscale, citra biner)


Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya
sempurna (berwarna putih). Nilai warna ditentukan oleh tingkat kecerahan maupun
kesuraman warna. Nilai ini dipengaruhi oleh penambahan putih ataupun hitam.

1) RGB disebut juga ruang warna yang dapat divisualisasikan sebagai sebuah kubus
seperti gambar 2.4 dengan tiga sumbunya yang mewakili komponen warna
merah (red) R, hijau (green) G, biru (blue) B. Salah satu pojok alasnya yang
Sistem Klasifikasi Jenis dan Kematangan Buah Tomat Berdasarkan Bentuk dan
Ukuran serta Warna Permukaan Kulit Buah Berbasis Pengolahan Citra Digital
berlawanan menyatakan warna hitam ketika R = G = B = 0, sedangkan pojok
atasnya yang berlawanan menyatakan warna putih ketika R= G= B= 255 ( sistem
warna 8 bit bagi setiap komponennya ).

2) Cita Grayscale (skala keabuan)


Citra grayscale mempunyai kemungkinan warna hitam untuk nilai minimal dan
warna putih untuk nilai maksimal. Banyaknya warna tergantung pada jumlah bit
yang disediakan di memori untuk menampung kebutuhan warna tersebut.
Semakin besar jumlah bit warna yang disediakan di memori, maka semakin halus
gradasi warna yang terbentuk.
3) Citra Biner (Binary Image)
Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat
keabuan yaitu hitam dan putih. Alasan masih digunakannya citra biner dalam
pengolahan citra digital hingga saat ini adalah algoritma untuk citra biner telah
berkembang dengan baik dan waktu pemrosesan lebih cepat karena jumlah bit
untuk tiap pikselnya lebih sedikit.

14
4) 2.2.6 Preprocessing Citra

Secara umum, langkah-langkah dalam pengolahan citra dapat dijabarkan menjadi


beberapa langkah.
1. Akusisi citra
Akuisisi citra adalah tahap awal untuk mendapatkan citra digital. Tujuan
akuisisi citra adalah untuk menentukan data yang diperlukan dan memilih metode
perekaman citra digital. Tahap ini dimulai dari objek yang akan diambil gambarnya,
persiapan alat-alat, sampai pada pencitraan. Pencitraan adalah kegiatan transformasi
dari citra tampak(foto, gambar, lukisan, patung,pemandangan dan lain-lain) menjadi
citra digital. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk pencitraan adalah :

a) Video kamera, kamera digital ataupun kamera konvensional.


b) Scanner
c) Photo sinar-X / infra merah
2. Peningkatan kualitas citra
Pada tahap ini dikenal dengan pre-processing dimana dalam meningkatkan
kualitas citra dapat meningkatkan kemungkinan dalam keberhasilan pada tahap
pengolahan citra digital berikutnya. Hal-hal penting yang dilakukan pada tingkatan
ini diantaranya adalah : a) Peningkatan Kualitas (Kontras, brightness, dan lain-
lain)
b) Menghilangkan noise
c) Perbaikan citra
d) Transformasi
e) Menentukan bagian Citra yang akan diobservasi
3. Segmentasi citra
Tahapan ini bertujuan untuk mempartisi citra menjadi bagian-bagian pokok
yang mengandung informasi penting. Misalnya, memisahkan objek dan
latarbelakang Segmentasi terdiri dari downsampling, penapisan dan deteksi tepian.

15
4. Representasi dan Uraian
Dalam hal ini representasi merupakan suatu proses untuk
merepresentasikansuatu wilayah sebagai suatu daftar titik-titik koordinat dalam kurva
tertutup,dengan dekripsi luasan atau perimeternya. Setelah suatu wilayah
dapatdirepresentasi, proses selanjutnya adalah melakukan deskripsi citra dengan cara
seleksi ciri dan ekstrasi ciri (feature extraction and selection). Seleksi ciri bertujuan
untuk memilih informasi kuantitatif dari cirri yang ada, yang dapatmembedakan
kelas-kelas objek secara baik, sedangkan ekstrasi ciri bertujuanuntuk mengukur
besaran kuantitatif ciri setiap piksel, misalnya rata-rata,standar deviasi, koefisien
variasi, SignaltoNoise ratio (SNR), dan lain-lain.
5. Pengenalan dan Interpretasi
Pengenalan pola tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan citra dengan suatu
kualitas tertentu, tetapi juga untuk mengklasifikasikan bermacam-macam citra,
memberi label pada sebuah objek yang informasinya disediakan oleh descriptor . Dari
sejumlah citra diolah sehingga citra dengan ciri yang sama akan dikelompokkan pada
suatu kelompok tertentu. Interpretasi meliputi penekanan dalam mengartikan objek
yang dikenali.

2.2.7 Kompresi Citra (lossless, lossy)


Sebuah citra diubah ke bentuk digital agar dapat disimpan dalam memori
komputer atau media lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan
dengan beberapa perangkat,
misalnya scanner, kamera digital, dan handycam. Ketika sebuah citra sudah diubah
ke dalam
bentuk digital (selanjutnya disebut citra digital), bermacam-macam proses
pengolahan citra
dapat diperlakukan terhadap citra tersebut.
Ada dua tipe pada kompresi data, yaitu

16
1. Kompresi tipe lossless.
Kompresi tipe lossless Adalah kompresi yang tidak menghilangkan informasi setelah
kompresi terjadi, akibatnya kualitas citra hasil kompresi tidak menurun. Beberapa ciri
dari kompresi lossless :
a. Teknik kompresi citra dimana tidak ada satupun informasi citra
yang dihilangkan.
b. Biasa digunakan pada citra medis.
c. Metode loseless: Run Length Encoding, Entropy Encoding (Huffman,
Aritmatik), dan Adaptive Dictionary Based (LZW).
Beberapa teknik loseless:
1) Color reduction: untuk warna-warna tertentu yang mayoritas dimana
informasi warna disimpan dalam color palette.
2) Chroma subsampling: teknik yang memanfaatkan fakta bahwa mata manusia
merasa brightness (luminance) lebih berpengaruh daripada warna
(chrominance) itu sendiri, maka dilakukan pengurangan resolusi warna
dengan disampling ulang. Biasanya digunakan pada sinyal YUV. Chorma
Subsampling terdiri dari 3 komponen: Y (luminance) : U (CBlue) : V (CRed)
3) Transform coding: menggunakan Fourier Transform seperti DCT.
– Fractal Compression: adalah suatu metode lossy untuk mengkompresi citra
dengan menggunakan kurva fractal. Sangat cocok untuk citra natural seperti
pepohonan, pakis, pegunungan, dan awan.
– Fractal Compression bersandar pada fakta bahwa dalam sebuah image,
terdapat bagian-bagian image yang menyerupai bagian bagian image yang lain.
– Proses kompresi Fractal lebih lambat daripada JPEG sedangkan proses
dekompresinya sama.

1. Kompresi tipe lossy


Adalah kompresi dimana terdapat datayang hilang selama proses kompresi,
akibatnya kualitas data yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada kualitas
data asli. Beberapa ciri dari kompresi lossy :

17
a. Ukuran file citra menjadi lebih kecil dengan menghilangkan beberapa
informasi dalam citra asli.
b. Teknik ini mengubah detail dan warna pada file citra menjadi lebih
sederhana tanpa terlihat perbedaan yang mencolok dalam pandangan
manusia, sehingga ukurannya menjadi lebih kecil.
c. Biasanya digunakan pada citra foto atau image lain yang tidak terlalu
memerlukan detail citra, dimana kehilangan bit rate foto tidak
berpengaruh pada citra.
2.2.8 Tujuan Compresi Citra
Pemampatan citra bertujuan meminimalkan kebutuhan memori untuk
merepresentasikan citra digital dengan mengurangi duplikasi data di dalam citra
sehingga memori yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit daripada representasi citra
semula.

2.2.9 Kriteria Kompresi (waktu, memori, MSE, PSNR)


Kriteria Mengukur Metode Kompresi Citra
1) Waktu kompresi dan waktu rekronstruksi yang sebaiknya cepat.
2) Kebutuhan memori
Memori yang dibutuhkan untuk merepresentasikan citra seharusnya berkurang
secara berarti. Teknik kompresi dikatakan baik apabila didapatkan rasio kompresi
yang besar, karena
semakin besar rasio kompresi yang didapat berarti semakin kecil ukuran hasil
kompresi. Pada beberapa metode, ukuran memori hasil kompresi bergantung pada
citra itu sendiri. Citra yang
mengandung banyak elemen duplikasi (misalnya citra langit cerah tanpa awan, citra
lantai keramik) umumnya berhasil dikompresikan dengan memori yang lebih sedikit
dibandingkan
dengan mengkompresikan citra yang mengandung banyak objek (misalnya citra
pemandangan alam).

18
3) Kualitas kompresi (fidelity)
Informasi yang hilang akibat kompresi seharusnya seminimal mungkin
sehingga kualitas hasil kompresi tetap dipertahankan. Kualitas hasil kompresi dengan
kebutuhan memori biasanya berbanding terbalik. Kualitas sebuah citra bersifat
subyektif dan relatif, bergantung pada pengamatan orang yang menilainya. Dan untuk
dapat membuat ukuran kualitas hasil kompresi citra menjadi ukuran kuantitatif
dengan menggunakan besaran PSNR (Peak Signal to Noise Ratio). Teknik kompresi
dikatakan baik apabila menghasilkan nilai MSE yang kecil dan
nilai PSNR yang tinggi yang berarti error atau kesalahan dari teknik kompresi ini
sangat kecil dan hasil citra rekonstruksi terhadap citra asli mempunyai kemiripan
yang tinggi. Sedangkan nilai rasio sinyal terhadap derau puncak atau

2.2.10 Contoh Perhitungan Kompresi Citra


metode yang digunakan adalah metode huffman, bisa dilihat pada contoh
kasus berikut bagaimana sebenarnya metode huffman bekerja. Misalnya kita
memiliki citra dalam matrix sebagai berikut

Kita kelompkkan yang memiliki nilai yang sama : 222 3333 444 555555
Ada sebanyak 16 karakter, berarti memory yang dibutuhkan sebelum dikompresi
adalah :
16 x 8 bit = 128 bit. Selanjutnya kita akan mencari Huffman tree, pertama yang kita
lakukan adalah memberi kode nilai

2.2.11 Metode Kompresi ( LZW, Packbits, deflate )


Kompresi data (pemampatan data) merupakan suatu teknik untuk
memperkecil jumlah ukuran data (hasil kompresi) dari data aslinya. Pemampatan data
digunakan untuk mengurangkan jumlah bit-bit yang dihasilkan dari setiap simbol

19
yang muncul. Dengan pemampatan ini diharapkan dapat mengurangi (memperkecil
ukuran data) dalam ruang penyimpanan dan waktu pengiriman data ketika akan
dikirim melalui jaringan.

1. Algoritma Lempel Ziv Welch (LZW)

Algoritma LZW dikembangkan dari metode kompresi yang dibuat oleh Ziv
dan Lempel pada tahun 1977. algoritma ini melakukan kompresi dengan
menggunakan dictionary. Pendekatan ini bersifat adaptif dan efektif. Prinsip
kompresi tercapai jika referensi dalam bentuk pointer dapat disimpan dalam jumlah
bit yang lebih sedikit dibandingkan string aslinya. Lempel-Ziv (LZ) metode
kompresi adalah salah satu algoritma paling populer untuk penyimpanan lossless.

2. Deflate
Deflate ataumengempis adalah variasi LZ yang dioptimalkan untuk kecepatan
dekompresi dan rasio kompresi, sehingga kompresi ini bisa lambat. Deflate
digunakan dalam PkZip , gzip dan PNG .
3. Packbits encoding (Run-length encoding)
a) Kompresi data paling sederhana dan digunakan pada awal penggunaan
kompresi.
b) Digunakan untuk kompresi image hitam-putih (binary).
c) String karakter yang berulang menempati dua byte:
d) Byte pertama berisi jumlah dari banyaknya perulangan dan Byte kedua berisi
karakter itu sendiri
e) Dilakukan pada satu baris (atau scanline), dan tidak digunakan pada baris
yang mempunyai jumlah scanline banyak.
f) Byte lebih besar dari pada byte image asli.

2.2.12 Format Citra


jenis-jenis format citra diantaranya yaitu:

1. JPEG (.jpg)

20
2. GIF (.gif)
3. PNG (.png)
4. TIFF (.tif , .tiff)
5. RAW
6. BMP
7. PBM
8. PGM
9. PPM
10. PORTABLE IMAGE FILE FORMAT
11. CGM
12. PCX
13. MPEG (.mpg)

1.3 Filter Suara


1.3.1 Sinyal Ucapan
Sinyal ucapan merupakan sinyal yang berubah terhadap waktu dengan
kecepatan
perubahan yang relatif lambat. Jika diamati pada selang waktu yang pendek (antara 5
sampai dengan 100 mili detik), karakteristiknya praktis bersifat tetap; tetapi jika
diamati pada selang waktu yang lebih panjang karakteristiknya terlihat berubah-ubah
sesuai dengan kalimat yang sedang diucapkan.

1.3.2 Jenis-jenis Ucapan


1. Vokal
Sinyal ucapan vokal memiliki bentuk kuasi periodik. Setiap vokal mempunyai
komponen frekuensi tertentu yang membedakan karakter satu fonem vokal dengan
fonem vokal lainnya. Fonem vokal Bahasa Inggris mencakup fonem-fonem /IY/,
/IH/, /EH/, /AE/, /AA/, /ER/, /AH/, /AX/, /AO/, /UW/, /UH/, dan /OW/.
2. Diftong

21
Diftong pada prinsipnya adalah dua fonem vokal yang berurutan dan diucapkan
tanpa
jeda. Fonem diftong Bahasa Inggris mencakup /AY/, /OY/, /AW/, dan /EY/.
Karakteristik
diftong mirip dengan karakteristik fonem-fonem vokal pembentuknya disertasi
bentuk transisinya.
3. Konsonan Nasal
Konsonan nasal dibangkitkan dengan eksitasi glotal dan vocal tract mengerut
total pada
beberapa titik tertentu sepanjang lintasan pengucapan. Bagian belakang langit-langit
merendah, sehingga udara mengalir melalui nasal tract dengan suara yang
dipancarkan melalui lubang hidung. Konsonan nasal Bahasa Inggris adalah /M/, /N/,
dan /NX/.
4. Konsonan Frikatif
Konsonen frikatif pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi frikatif unvoiced
serta voiced. Fonem Bahasa Inggris yang termasuk frikatif unvoiced adalah /F/, /TH/,
/S/, dan /SH/, sedangkan yang termasuk frikatif voiced adalah /V/, /Z/, dan /ZH/.
5. Konsonan Stop
Seperti konsonan frikatif, konsonen stop dapat dibedakan menjadi konsonan stop
unvoiced serta voiced. Konsonan stop memiliki bentuk yang berbeda dengan
konsonan konsonan lainnya. Konsonan ini memperlihatkan pola transient dan tidak
kontinyu. Konsonan ini dibentuk dengan cara memberikan tekanan pada kondisi
pengerutan total di bagian rongga mulut tertentu, dan segera diikuti dengan
pelemasan.
1.3.3 Jenis-jenis Derau
1. Correlated noise: hubungan antara sinyal dan noise masuk dalam kategori ini.
Karena itu, correlated noise hanya muncul saat ada sinyal.
2. Uncorrelated noise: noise yang dapat muncul kapanpun, saat terdapat sinyal
maupun tidak ada sinyal. Uncorrelated noise muncul tanpa memperhatikan
adanya sinyal atau tidak.

22
2.3.4 Speech Enhancement
Peningkatan tuturan bertujuan untuk meningkatkan kualitas ucapan dengan
menggunakan berbagai algoritma. Tujuan peningkatan adalah peningkatan
kualitas kejelasan dan / atau keseluruhan persepsi persepsi sinyal terdegradasi dengan
menggunakan teknik pemrosesan sinyal audio . Peningkatan pidato yang terdegradasi
oleh kebisingan, atau pengurangan kebisingan, adalah bidang peningkatan bicara
yang paling penting, dan digunakan untuk banyak aplikasi seperti telepon
genggam , VoIP , sistem telekonferensi , pengenalan suara , dan alat bantu dengar

2.3.5 Pengertian Filter Suara


Filter merupakan suatu sistem yang mempunyai fungsi transfer tertentu untuk
meloloskan sinyal masukan pada frekuensi - frekuensi tertentu dan menyaring /
memblokir / melemahkan sinyal masukan pada frekuensi- frekuensi yang lain.

2.3.6 Klasifikasi Filter


Filter dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Filter analog : sinyal masukan berupa sinyal analog, pada filter analog dapat
dibagi menjadi dua yaitu :
a. Filter pasif : filter yang hanya disusun komponen tahanan, induktor dan
kapasitor.
b. Filter aktif : filter yang disusun komponen op amp atau transistor ditambah
tahanan, induktor, dan kapasitor.
2. Filter digital : sinyal masukan berupa sinyal diskrit, dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Fixed Filter
b. Adaptive Filter : Merubah nilai – nilai koefisien berdasarkan input.
Dua jenis algoritma adaptif: Least mean Square (LMS) dan Recursive least
Square (RLS). LMS algoritma didasarkan pada pencarian gradien tipe untuk melacak
karakteristik sinyal waktu bervariasi. Algoritma RLS menyediakan konvergensi yang
lebih cepat dan pelacakan yang lebih baik dari statistik sinyal varian waktu-dari LMS

23
algoritma, tetapi komputasi yang lebih kompleks. Berdasarkan respon impuls, filter
digital terbagi menjadi :
 FIR (Finite Impulse Response)
 IIR (Infinite Impulse Response )

2.3.7 Jenis Filter Digital (LMS, NLMS)


Filter digital adalah semua filter elektronik yang bekerja dengan menerapkan
operasi matematika digital atau algoritma pada suatu pemrosesan sinyal. Salah satu
batasan utama pada filter digital adalah dalam hal keterbatasan kecepatan
pemrosesan/waktu komputasi yang sangat tergantung dengan kemampuan
mikrokontroler atau komputer yang digunakan.
Jenis-jenis filter digital yaitu
1) LMS ( least mean square)
Algoritma RLS menyediakan konvergensi yang lebih cepat dan pelacakan yang
lebih baik dari statistik sinyal varian waktu-dari LMS algoritma, tetapi komputasi
yang lebih kompleks.
2) NLMS adalah bentuk lain dari algoritma LMS, yang menggunakan nilai
stepsize μ(n) yang berbeda untuk setiap iterasinya.

2.3.8 Algoritma Filter (LMS, NLMS)


LMS dan NLMS itu adalah algoritmanya, dimana w(n+1)=.........dan
seterusnya, dimana algoritma tersebut berfungsi untuk mencari nilai atau
error atau galat terkecil dari hasil rumusan algoritma tersebut, dimana galat
tersebut akan dijumlah dan dikalikan dengan bobot penyama W(n), dengan
begitu akan memperoleh w(n) yang diharapkan. itu bahasa sederhana ane
tentang LMS

24
DAFTAR PUSTAKA

http://adys.blog.uns.ac.id/2009/09/30/pengolahan-sinyal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_sinyal
http://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-jenis-filter-digital/
http://daily-tekno.blogspot.co.id/2016/10/pengertian-audio-dan-jenis-jenis-audio.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Multichannel_audio
http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/12/pemisahan-derau-dan-suara-
speech-noise-reduction/
http://gugum08.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-suara.html
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-suara-dan-jenis-jenisnya.html
http://spullx.blogspot.co.id/2011/06/kompresi-audio.html
http://ryanzps.blogspot.co.id/2015/10/pengolah-sinyal-digital.html

25

Anda mungkin juga menyukai