Anda di halaman 1dari 20

DOSEN : Ain Khaer SST.,M.

Kes

MATA KULIAH : PVBP-B

PENGAMANAN PESTISIDA

Oleh:

KELOMPOK VI

FATMAWATI RAHIM PO.71.4.221.15.1.056


DEVI MARDIANA PO.71.4.221.15.1.053
DIONA ZAKIA PO.71.4.221.15.1.054
FITRIANI HAMZAH PO.71.4.221.15.1.057
NURINDAH FITRI PO.71.4.221.15.1.071
ROSNANI PO.71.4.221.15.1.077
RUSNI PO.71.4.221.15.1.078

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas
anugrah-NYA Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
PENGAMANAN PESTISIDA dengan tepat waktu dan penuh rasa
tanggung jawab, mengingat ini merupakan salah satu kriteria penilaian
dosen terhadap mahasiswa khususnya dalam mata pelajaran Penyehatan
PVBP-B

Adapun dalam penulisan makalah ini Kami dihadapkan dengan


berbagai kesulitan dan hambatan-hambatan, namun semua itu dapat
teratasi berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral,
maupun materil.

Oleh karena itu, ijinkan kani menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya Kami
menyadari bahwa tiada gading yang tak retak begitu pula Kami selaku
insan manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Olehnya saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
sangat diharapkan.

Makassar, 26 Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................. i

Daftar isi ...........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................ 1


B. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pestisida ................................................................................... 3


B. Dampak Penggunaan Pestisida ................................................................. 12
C. Cara Pencegahan Keracunan Pestisida...................................................... 14

BAB III . PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 16
B. Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia pestisida banyak digunakan baik dalam bidang pertanian


maupun kesehatan. Di bidang pertanian pemakaian pestisida dimaksudkan
untuk meningkatkan produksi pangan. Banyaknya frekuensi serta intensitas
hama dan penyakit mendorong petani semakin tidak bisa menghindari
pestisida. Di bidang kesehatan, penggunaan pestisida merupakan salah satu
cara dalam pengendalian vektor penyakit. Pengguaan pestisida dalam
pengendalian vektor penyakit sangat efektif diterapkan terutama jika populasi
vektor penyakit sangat tinggi atau untuk menangani kasus yang sangat
menghawatirkan penyebarannya.

Pestisida merupakan pilihan utama cara mengendalikan hama,


penyakit dan gulma, karena membunuh langsung jasad pengganggu.
Kegiatan mengendalikan jasad pengganggu merupakan pekerjaan yang
memakan banyak waktu, tenaga dan biaya. Kemanjuran pestisida dapat
diandalkan, penggunaanya mudah, tingkat keberhasilanya tinggi,
ketersedianya mencukupi dan mudah di dapat serta biayanya relatif murah.
Manfaat pestisida memang faktor produksi penentu tingginya hasil dan
kualitas produk.

Akan tetapi pestisida tidak hanya memberikan manfaat terhadap


pertanian, namun juga memberikan dampak negatif. Dampak negatif
penggunaan pestisida telah banyak di laporkan dalam berbagai penelitian.
Dampak tersebut dapat berupa ketidakstabilan ekosistem, adanya residu pada

1
hasil panen dan bahan olahanya, pencemaran lingkungan dan keracunan
bahkan kematian pada manusia.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian pesetisida?
b. Apa kegunaan dari pestisida?
c. Apa jenis jenis dari pestisida?
d. Apa dampak pestida bagi lingkungan dan kesehatan?
e. Bagaiamana cara penanggulangan bahaya pestisida?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari pestisida.
b. Untuk mengetahui kegunaan dari pestisida.
c. Untuk mengetahui jenis jenis pestisida.
d. Untuk mengetahui dampak dari pestisida.
e. Untuk mengetahui cara penanggulangan bahaya pestisida.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang di gunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Aurand dkk
(1987:645-646) mendefinisikan pestisida sebagai produk berupa zat atau
campuran zat yang berbetuk gas, cair atau padat yang digunakan untuk
membunuh, melindungi, mengontrol, mencegah, atau mengurangi bentuk
bentuk kehidupan tanaman atau hewan atau virus ( kecuali virus, jamur,
bakteri, pada atau dalam lingkungan kehidupan manusia dan kehidupan
lainya). Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk
pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal 1 tercatat 1702
formulasi yang telah terdaftar dan di izinkan penggunaanya. Sedangkan bahan
aktif yanan airg terdaftar telah mencapai 353 jenis.

Dalam Peraturan Pemerintah NO.7 Tahun 1973 yang disebut sebagai


pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dapat di gunakan untuk memberantas atau mencegah hama atau penyakit
yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian, mematikan daun
dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan, mengatur atau
merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanman, kecuali yang
tergolong dalam pupuk, memberantas atau mencegah hama luar pada ternak
dan hewan periaraan,,memberantas atau mencegah hama air, memberantas
atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, mencegah dan
memberantas binantang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau
binatang yang di lindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah, dan air.
Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan termasuk dalam

3
pengertian pestisida apabila bahan tersebut di buat, diedarkan atau disimpan
untuk maksud penggunaan tersebut di atas.

Menurut The United States Federal Enviromental Pesticide Control


Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk
memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat,
nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap
sebagain hama kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada
manusia dan binatang lainya. Atau semua zat atau campuran zat yang
digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.

Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam


Kementrian Pertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992
adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk :

1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,


bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan
3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau
ternak
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air
6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam bangunan rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan tanaman, tanah dan air.

Menurut PP RI No.6 tahun 1995 dalam Soemirat (2005), pestisida juga


didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan

4
perangsang tubuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang
digunakan untuk perlindungan tanaman.

Sementara itu, The United States Environmental Control Act dalam Runia
(2008) mendefinisikan pestisida sebagai berikut :

1. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan
untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga,
binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang
dianggap hama; kecuali virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat
pada hewan dan manusia.

2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk
mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.

Menurut Depkes (2004) dalam Rustia (2009), pestisida kesehatan


masyarakat adalah pestisida yang digunakan untuk pemberantasan vektor
penyakit menular (serangga, tikus) atau untuk pengendalian hama di
rumah-rumah, pekarangan, tempat kerja, tempat umum lain, termasuk
sarana nagkutan dan tempat penyimpanan/pergudangan. Pestisida terbatas
adalah pestisida yang karena sifatnya (fisik dan kimia) dan atau karena
daya racunnya, dinilai sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan
lingkungan, oleh karenanya hanya diizinkan untuk diedarkan, disimpan
dan digunakan secara terbatas.

Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk membunuh atau


mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest yang
berarti hama dan cida yang berarti pembunuh. Jadi secara sederhana
pestisida diartikan sebagai pembunuh hama yaitu tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi, bakteri, virus,
nematode, siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Menurut Permenkes RI, No.258/Menkes/Per/III/1992 Semua zat
5
kimia/bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk
membrantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak
tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian, memberantas gulma,
mengatur/merangsang pertumbuhan tanaman tidak termasuk pupuk,
mematikan dan mencegah hama-hama liar pada hewanhewan piaraan dan
ternak, mencegah/memberantas hama-hama air, memberantas/mencegah
binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-
alat angkutan, memberantas dan mencegah binatang-binatang termasuk
serangga yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang
yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Pestisida mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan daya kerja yang


berbeda-beda, karena itu dikenal banyak macam pestisida. Pestisida dapat
digolongkan menurut berbagai cara tergantung pada kepentingannya,
antara lain: berdasarkan jasad sasaran yang akan dikendalikan,
berdasarkan cara kerja, berdasarkan struktur kimianya, asal dan sifat
kimia, berdasarkan bentuknya dan pengaruh fisiologisnya.

a. Jenis Pestisida Menurut Jasad Sasaran

Menurut Kementrian Pertanian (2011), ditinjau dari jenis jasad yang


menjadi sasaran penggunaan pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis antara lain:

1. Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti
tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut Mitesida. Fungsinya
untuk membunuh tungau atau kutu. Contohnya Kelthene MF dan
Trithion 4 E.
2. Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut,
berfungsi untuk membunuh algae. Contohnya Dimanin.
3. Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung,
fungsinya sebagai pembunuh atau penolak burung. Contohnya Avitrol
6
untuk burung kakaktua.
4. Bakterisida, Berasal dari katya latin bacterium, atau kata Yunani
bakron, berfungsi untuk membunuh bakteri. Contohnya Agrept,
Agrimycin, Bacticin, Tetracyclin, Trichlorophenol Streptomycin.
5. Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang
artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. Dapat
bersifat fungitoksik (membunuh cendawan) atau fungistatik (menekan
pertumbuhan cendawan). Contohnya Benlate, Dithane M-45 80P,
Antracol 70 WP, Cupravit OB 21, Delsene MX 200, Dimatan 50 WP.
6. Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun,
berfungsi untuk membunuh gulma. Contohnya Gramoxone, Basta 200
AS, Basfapon 85 SP, Esteron 45 P
7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan
segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga. Contohnya
Lebaycid, Lirocide 650 EC, Thiodan, Sevin, Sevidan 70 WP, Tamaron
8. Molluskisida, berasal dari kata Yunani molluscus, artinya berselubung
tipis atau lembek, berfungsi untuk membunuh siput. Contohnya
Morestan, PLP, Brestan 60.
9. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda, atau bahasa Yunani nema
berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda. Contohnya
Nemacur, Furadan, Basamid G, Temik 10 G, Vydate.
10. Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk
merusak telur.
11. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi
untuk membunuh kutu atau tuma.
12. Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk
membunuh ikan. Contohnya Sqousin untuk Cypirinidae, Chemish 5 EC.
13. Predisida, berasal dari kata Yunani Praeda berarti pemangsa, berfungsi
sebagai pembunuh predator.
14. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi
untuk membunuh binatang pengerat. Contohnya Dipachin 110, Klerat
7
RMB, Racumin, Ratikus RB, Ratilan, Ratak, Gisorin.
15. Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang
kayu berfungsi untuk membunuh rayap. Contohnya Agrolene 26 WP,
Chlordane 960 EC, Sevidol 20/20 WP, Lindamul 10 EC, Difusol CB.
16. Silvisida, berasal dari kata latin silva berarti hutan, berfungsi untuk
membunuh pohon atau pembersih pohon.
17. Larvasida, berasal dari kata Yunani lar, berfungsi membunuh ulat
(larva). Contohnya Fenthion, Dipel (Thuricide).

b. Pestisida berdasarkan cara kerjanya

Dilihat dari cara kerja pestisida tersebut dalam membunuh hama dapat
dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu (Soemirat, 2005):

1. Racun perut

Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan


pestisida. Pestisida yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai
untuk membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit.
Daya bunuhnya melalui perut. Contoh: Diazinon 60 EC.

2. Racun kontak

Berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena pestisida.


Organisme tersebut terkena pestisida secara kontak langsung atau
bersinggungan dengan residu yang terdapat di permukaan yang terkena
pestisida. Contoh: Mipcin 50 WP.

8
3. Racun gas

Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau
gas. Jenis racun yang disebut juga fumigant ini digunakan terbatas pada
ruangan ruangan tertutup.

c. Pestisida Berdasarkan Struktur Kimia

Menurut Pohan, jika dilihat dari segi struktur kimianya, pestisida dibagi
atas:

1. Orgahochlorine

Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon, Hidrogen, dan

Chlorine. Misal : DDT

2. Orgahoposphate

Pestisida yang mengandung unsur : P, C, H misal : tetra ethyl phyro


posphate (TEPP )

3. Carbamate

Pestisida yang mengandung gugus Carbamate. Misal : Baygon, Sevin


dan Isolan.

4. Lain-Lain

Diluar ketiga jenis diatas, pestisida ini mengandung senyawa organik,


serychin, senyawa sulphur organik dan dinytrophenol.

9
Sedangkan menurut Dep.Kes RI Dirjen P2M dan PL 2000 dalam Diana,
berdasarkan struktur kimianya pestisida dapat digolongkan menjadi :

1. Golongan organochlorin

Pestisida organochlorin misalnya DDT, Dieldrin, Endrin dan lain-lain.


Umumnya golongan ini mempunyai sifat: merupakan racun yang
universal, degradasinya berlangsung sangat lambat larut dalam lemak.

2. Golongan organophosfat

Pestisida organophosfat misalnya diazonin dan basudin. Golongan ini


mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : merupakan racun yang tidak
selektif degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di
lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan
memusnahkan populasi predator dan serangga parasit, lebih toksik
terhadap manusia dari pada organokhlor.

3. Golongan carbamat termasuk baygon, bayrusil, dan lain-lain.

Golongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat


pestisida organophosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan,
degradasi tetap cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini
aman untuk hewan, tetapi toksik yang kuat untuk tawon.

4. Senyawa dinitrofenol misalnya morocidho 40EC.

Salah satu pernafasan dalam sel hidup melalui proses pengubahan ADP
(Adenesone-5-diphosphate) dengan bantuan energi sesuai
dengankebutuhan dan diperoleh dari rangkaian pengaliran elektronik
potensial tinggi ke yang lebih rendah sampai dengan reaksi proton
dengan oksigen dalam sel. Berperan memacu proses pernafasan sehingga

10
energi berlebihan dari yang diperlukan akibatnya menimbulkan proses
kerusakan jaringan.

5. Pyretroid

Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari


beberapa ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari
genus Chrysanthemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar
matahari adalah : deltametrin, permetrin, fenvalerate. Sedangkan jenis
pyretroid yang sintetis yang stabil terhadap sinar matahari dan sangat
beracun bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate, siflutrin,
fenpropatrin, tralometrin, sihalometrin, flusitrinate.

6. Fumigant

Fumigant adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas atau


uap atau asap untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus.
Biasanya fumigant merupakan cairan atau zat padat yang murah
menguap atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal
(Cl, Br, F), misalnya chlorofikrin, ethylendibromide, naftalene,
metylbromide, formaldehid, fostin.

7. Petroleum

Minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan miksida. Minyak


tanah yang juga digunakan sebagai herbisida.

8. Antibiotik

Misalnya senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari


mikroorganisme ini mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida.

11
B. Dampak Penggunaan Pestisida

Pestisida merupakan bahan kimia, campuran bahan kimia, atau bahan


-bahan lain yang bersifat bioaktif. Pada dasarnya, pestisida itu bersifat racun.
Oleh sebab sifatnya sebagai racun itulah pestisida dibuat, dijual, dan
digunakan untuk meracuni OPT. Setiap racun berpotensi mengandung
bahaya. Oleh karena itu, ketidakbijaksanaan dalam penggunaan pestisida bisa
menimbulkan dampak negatif. Beberapa dampak negatif dalam penggunaan
pestisida adalah sebagai berikut :

a. Dampak Bagi Keselamatan Pengguna

Penggunaan pestisida bisa mengontaminasi pengguna secara


langsung sehingga mengakibatkan keracunan. Dalam hal ini, keracun bisa
dikelpmpokan menjadi 3 kelompok, yaitu keracunan akut ringan, akut
berat, kronis.

Keracunan akut ringan menimbulkan pusing, sakit kepala, iritasi


kulit ringan, bada terasa sakit dan diare. Keracunan akut berat
menimbulkan gejala mual, menggigil, kejang perut, sulit bernapas, keluar
air liur, pupil mata mengecil, dan denyut nadi meningkat. Selanjutnya,
keracunan yang sangat berat dapat mengakibatkan kematian.

Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa


dan tidak segera menimbulkan gejala serta tanda yang spesifik. Namun,
keracunan kronis dalam jangka lama bisa menimbulkan gangguan
kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubungkan dengan
penggunaan pestisida diantarnya iritasi mata, iritasi kulit, kanker,
keguguran, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal, dan
pernapasan, namun ada kalanya kliam tersebut sulit dibuktikan secara pasti
dan menyakinkan.

12
b. Dampak Bagi Konsumen

Dampak pestisida bagi konsumen umumnya berbentuk keracunan


kronis yang tidak segera terasa. Namun, dalam jangka waktu lama
mungkin bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Meskipun sangat jarang,
pestisida dapat pula menyebabkan keracunan akut, misalnya dalam hal
konsumen mengonsumsi produk pertanian yang mengandung residu dalam
jumlah besar.

c. Dampak Bagi Kelestarian Lingkungan

Dampak penggunaan pestisida bagi lingkungan bisa di kelompokan


menjadi dua kategori.

1. Bagi Lingkungan Umum


- Pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara)
- Terbunuhnya oragnisme non target karena terpapar secara
langsung.
- Terbunuhnya organisme non target karena pestisida memasuki
rantai makanan.
- Menumpuknya pestisida dalam jaringan tubuh organisme melalui
rantai makanan (bioakumulasi).
- Penyederhanaan rantai makanan alami.
- Penyederhanaan keragaman hayati.
- Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara tidak langsung.
- Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara tidak langsung
melalui rantai makanan.
2. Bagi Lingkungan Pertanian (Agro-ekosistem)
- OPT menjadi kebal terhadap suatu pestisida (timbul resistensi OPT
terhadap pestisida).

13
- Meningkatnya populasi hama setelah penggunaan pestisida
(resusjensi hama).
- Timbulnya hama baru, bisa hama yang selama ini di anggap tidak
penting maupun hama yang sama sekali baru.
- Terbunuhnya musuh alami hama.
- Perubahan flora, khusus pada penggunaan herbisida.
- Fitotoksik (meracuni tanaman)

d. Dampak Sosial Ekonomi


- Penggunaan pestisida yang tidak terkendali menyebabkan biaya
produksi menjadi tinggi.
- Timbulnya hambatan perdagangan, misalnya tidak bisa ekspor karena
residu pestisida tinggi.
- Timbulnya biaya sosial, misalnya biaya pengobatan dan hilangnya hari
kerja jika terjadi keracunan.
- Publikasi negatif di media masa.

C. Cara Pencegahan Keracunan Pestisida

Pengetahuan tentang pestisida yang disertai dengan praktek penyemprotan


akan dapat menghindari petani/penyemprot dari keracunan. Ada beberapa cara
untuk meghindari keracunan antara lain.

1. Pembelian pestisida

Dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang asli,


masih utuh dan ada label petunjuknya

14
2. Perlakuan sisa kemasan

Bekas kemasan sebaiknya dikubur atau dibakar yang jauh dari sumber mata
air untuk mengindai pencemaran ke badan air dan juga jangan sekali-kali
bekas kemasan pestisida untuk tempat makanan dan minuman.

3. Penyimpanan

Setelah menggunakan pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang


aman seperti jauh dari jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan
makanan dan sediakan tempat khusus yang terkunci dan terhindar dari sinar
matahari langsung.

4. Penatalaksanaan Penyemprotan

Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan keracunan oleh


sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang lengkap
setiap melakukan penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak
melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan
makan-minum serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai
menyemprot dianjurkan untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian
serta pemakain alat semprot yang baik akan menghindari terjadinya
keracunan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pestisida adalah produk berupa zat atau campuran zat yang berbetuk gas,
cair atau padat yang digunakan untuk membunuh, melindungi,
mengontrol, mencegah, atau mengurangi bentuk bentuk kehidupan
tanaman atau hewan atau virus ( kecuali virus, jamur, bakteri, pada atau
dalam lingkungan kehidupan manusia dan kehidupan lainya) (Aurand dkk
1987 :645-646).
2. Tujuan penggunaan pestisida adalah untuk memberantas atau mencegah
hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil
hasil pertanian, memberantas rerumputasn, mematikan daun dan mencegah
pertumbuhan yang tidak diinginkan, mengatur atau merangsang
pertumbuhan tanaman atau bagian bagian tanaman, memberantas atau
mencegah hama hama luar pada hewan periaraan dan ternak,
memberantas hama hama air, memberantas atau mencegah binatang
binatang dan jasad jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam
alat alat pengangkutan dan memberantas atau mencegah binatatang
binatnag yang bisa mneyebabkan penyakit pada manusia.

B. Saran

Sebaiknya di lakukan sosialisaisasi ke masyarakat khususnya para petani


tentang pestisida, dampak serta cara penanggulangan bahaya pestisida.

16
DAFTAR PUSTAKA

Afriyanto, Nurjazuli, dan Budiyono. 2009. Keracunan Pestisida pada Petani


Penyemprot Cabe di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Vol.8 No.1.

Ameriana. 2008. Perilaku Petani Sayuran dalam Menggunakan Pestisida


Kimia. J.Hort 18 (1) : 95- 106. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Bandung : PT Rafika Aditama.

Dawson, A. H., Michael Eddleston, Lalith Senarathna, Fahim Mohamed,


Indika Gawarammana, Steven J. Bowe, Gamini Manuweera, and Nicholas
A. Buckley. 2010. Acute Human Lethal Toxicity of Agricultural Pesticides
: A Prospective Cohort Study. Journal of Plos Medicine.

Djojosumarto, Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta :


Kanisius.

Djoyo sumarto,punut.2008.Pestisida dan Aplikasinya.Jakarta: Agromedia


Pustaka

Joko. Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Tanaman


Surakarta.Ngatijan. 2006. Toksikologi : Racun, Keracunan, dan Terapi
Keracunan.Yogyakarta : UGM.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT


RINEKA CIPTA.

Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Wahyuni,sri.2010. Perilaku Petani Bawang Merah Dalam Penggunaan dan


Penanggulangan Pestisida Serta Dampaknya Pada Lingkungan. Progam
Magister Ilmu Lingkungan Progam Pasca Sarjan Universitas Diponegoro
Semarang.

17

Anda mungkin juga menyukai