Anda di halaman 1dari 6

KINETIKA TEKNIK KIMIA

CSTR (CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR)

Dosen Pengampu:
Ir. Isti pudjihastuti, MT.

Disusun Oleh:

Dwi Kristanto 21030115060058 / 2015 B

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
CSTR (CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR)
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Dengan
terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya,
perubahannya ada yang terjadi secara spontan alias terjadi dengan sendirinya atau
bisa juga butuh bantuan energi seperti panas (contoh energi yang paling umum).
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia, jadi terjadi perubahan bahan
bukan fasa misalnya dari air menjadi uap yang merupakan reaksi fisika.
Ada dua jenis utama reaktor kimia:
Reaktor tangki atau bejana
Reaktor pipa

Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun partaian/batch.


Biasanya, reaktor beroperasi dalam keadaan ajeg namun kadang-kadang bisa juga
beroperasi secara transien. Biasanya keadaan reaktor yang transien adalah ketika
reaktor pertama kali dioperasikan (mis: setelah perbaikan atau pembelian baru) di
mana komponen produk masih berubah terhadap waktu. Biasanya bahan yang
direaksikan dalam reaktor kimia adalah cairan dan gas, namun kadang-kadang ada
juga padatan yang diikutkan dalam reaksi (mis: katalisator, regent, inert). Tentu saja
perlakuan terhadap bahan yang akan direaksikan akan berbeda.
Ada tiga tipe pendekatan utama yang digunakan dalam pengoperasian reaktor:
Model reaktor batch

Model Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau dikenal juga sebagai
RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinu)

Model Reaktor Alir Pipa (RAP) atau dikenal juga sebagai RAS (Reaktor
aliran Sumbat)
Lebih jauh lagi, reaktor dengan katalisator (padatan) membutuhkan pendekatan
yang terpisah dari ketiga model tersebut dikarenakan banyaknya asumsi sehingga
menyebabkan tiga model perhitungan di atas tidak lagi akurat.

Reaktor kimia adalah suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia.


Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari di
teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi
kinerja reaktor, sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input)
yang besar dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi.
Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi
biasanya termasuk besarnya energi yang akan diberikan atau diambil, harga bahan
baku, upah operator, dll. Perubahan energi dalam suatu reaktor kimia bisa karena
adanya suatu pemanasan atau pendinginan, penambahan atau pengurangan tekanan,
gaya gesekan (pengaduk dan cairan), dll.

CSTR (Contiunuous Stirred Tank Reactor) merupakan salah satu jenis reaktor
berdasarkan prosesnya. CSTR dirancang untuk mempelajari proses-proses penting
dalam ilmu kimia. Reaktor jenis ini termasuk salah satu dari tipe reaktor
interchangeable pada unit service reactor. CSTR bisa berbentuk dalam satu tangki
atau lebih dalam rangkaian seri. Reaktor ini digunakan untuk reaksi fasa cair dan
biasanya digunakan dalam industri kimia organic seperti pabrik pembuatan etil
asetat. Keuntungan dari CSTR adalah kualitas produk yang bagus, kontrol yang
otomatis dan tidak membutuhkan banyak tenaga operator. Karakteristik dari reaktor
ini adalah beroperasi pada kondisi steady state dengan aliran reaktan dan produk
secara kontinyu. Dalam industri, CSTR lazim digunakan karena beroperasi dalam
skala yang besar.

Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol
temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari
feed masuk dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai
konversi reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan
volume yang sangat besar. CSTR merupakan reaktor model berupa tangki
berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat
sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar
konsentrasi aliran konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar
konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada
reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalis cair.
Reaktor industri kimia merupakan peralatan yang komplek dalam transfer
panas, transfer massa, difusi dan friksi yang mungkin ditemui selama reaksi kimia,
ini harus dijaga dan terkontrol. Continous stirred tank reactor sering digunakan
secara multiply dan secara seri. Reaktan secara terus-menerus dimasukkan ke dalam
vessel pertama dan overflow diantara masing-masing saat terjadi pencampuran
dalam masing-masing vessel. Biasanya komposisi uniform dalam individual vessel,
tapi ada gradient konsentrasi dalam sistem secara keseluruhan.
APLIKASI CSTR (CONTINUOUS STIRRED TANK
REACTOR) Di PT. Wilmar Nabati Indonesia

Pada proses pembuatan biodiesel umpan berupa RPO dengan suhu 630C
dipompakan menuju filter bag dengan laju alir 42 ton/jam yang terdiri dari 4 alat
yang digunakan secara bersamaan. Kemudian metanol dan sodium methylate
(katalis) diinjeksikan ke dalam pipa keluaran bag filter dengan presentase 18.5%
methanol. Selanjutnya campuran RPO, methanol, dan katalis dialirkan menuju
mixer. Pada mixer dinamis terjadi pengadukan dan pencampuran lebih lanjut
sehingga kontak antar masing-masing komponen lebih optimal. Mixer dinamis
(MX 4123) dengan agitator serta motor penggerak dengan kecepatan putaran 140
rpm. Campuran yang telah homogen kemudian dialirkan menuju Economizer (XE
4120) sebagai pemanasan awal.
Pemanasan awal campuran menggunakan media pemanas berupa produk dari
reaktor dengan prinsip pertukaran panas antara fluida bersuhu rendah dan fluida
bersuhu tinggi. Sehingga suhu campuran naik menjadi 650C setelah keluar dari
Economizer. Selanjutnya dilakukan pemanasan lagi di dalam Heat Exchanger (XH
4121) dengan tipe plat and frame dengan media pemanasnya berupa steam. Hal ini
bertujuan agar suhu campuran mendekati kondisi operasi optimum dimana suhu
optimum pada proses reaksi transesterifikasi 70-800C. Suhu keluar dari heat
exchanger sebesar 700C. Kemudian campuran dimasukkan ke dalam reaktor yang
berjenis CSTR (R 4122). Umpan dimasukkan ke dalam CSTR melalui bagian
bawah dari reaktor dan dikeluarkan dibagian atas CSTR. Pada reaktor terjadi proses
reaksi transesterifikasi dimana kandungan dari Refined Palm Oil yaitu trigliserida
akan beraksi dengan Methanol dengan bantuan katalis dan menghasilkan Fatty Acid
Metil Ester (FAME) dan produk samping berupa gliserin. Reaktor berjenis CSTR
memiliki pengaduk dengan kecepatan putaran motor 205 rpm dengan pengaduk
berjenis turbine dengan 3 susun.

Pada proses ini adalah lanjutan dari tahapan transesterifikasi 1 yaitu tahap
transesterifikasi 2. Metanol dan sodium methylate diumpankan ke Mixer Dinamis
(MX 4128) bertujuan untuk menghomogenkan light phase seperti fame yang sudah
terbentuk, methanol, dan katalis agar dapat bereaksi secara optimal di dalam
reaktor. Setelah homogen lalu dipanaskan menggunakan Heat Exchanger (XH
4129) tipe plate and frame dengan media pemanas steam, sehingga suhunya
menjadi 70oC.

Setelah dipanaskan umpan dimasukkan ke dalam reactor dengan tipe CSTR (R


4123). Di dalam reaktor ini terjadi reaksi transesterifikasi ke dua. Hal ini bertujuan
agar trigliserida yang tidak bereaksi sebelumnya dapat bereaksi sehingga
menghasilkan produk FAME dengan kemurnian yang tinggi.
APLIKASI CSTR (CONTINUOUS STIRRED TANK
REACTOR) Esterifikasi AT dan Metanol dalam fase cair dengan
menggunakan katalis asam sulfat (Ketta Mc and Cunningham,
1982)

Pada tahun 1949, proses pembuatan DMT dengan cara esterifikasi AT ini
dikembangkan pertama kali oleh Dupont dan ICJ, Eastman Kodak dan Amoco.
Proses ini diawali dengan pencampuran bahan baku dalam mixer, lalu dimasukkan
pada reaktor Continuous Stirred TankReactor(CSTR) yang berlangsung pada
kondisi suhu 250-300C dan tekanan 15 atm, dimana metanol dibuat berlebih.
Untukmempercepat reaksi digunakan katalis asam sulfat dan diperoleh konversi
sebesar 98%. Produk yang keluar dari reaktor dimurnikan terlebih dahulu dengan
serangkaian alat, yakni menara distilasi serta merecycle sisa reaktan ke dalam
mixer. Selanjutnya produk yang mempunyai kemurnian tinggi diambil sebagai hasil
atas menara distilasi, kemudian di kristalisasi dengan menggunakan kriztalizer dan
kristal basah dikeringkan pada rotary dryer. Reaksi esterifikasi ini berlangsung pada
tekanan yang tinggi dan lama sehingga ester yang terbentuk banyak terurai akibat
dari panas sehingga dibutuhkan pemurnian yang khusus dalam memisahkan produk
dengan katalis.

Anda mungkin juga menyukai