Laporan Bank Dunia menyebutkan, tingkat pertumbuhan ekonomi global naik sebesar 2,7 persen.
Tingkat pertumbuhan pada 2017 itu lebih cepat daripada perkiraan pertumbuhan 2,3 persen pada
2016.
Dalam laporan terbarunya, Selasa (10/1/2017), Bank Dunia memperkirakan ekonomi global akan
mengalami pemulihan moderat di tahun-tahun mendatang, dengan tingkat pertumbuhan pada 2017
dan 2018 masing-masing 2,7 persen dan 2,9 persen.
Tingkat pertumbuhan pada 2017 itu lebih cepat daripada perkiraan pertumbuhan 2,3 persen pada
2016, namun 0,1 persentase poin lebih rendah dari proyeksi yang dibuat pada 2016, kata Bank
Dunia dalam Prospek Ekonomi Global terbarunya sebagaimana dilansir Antara, Rabu (11/1/2017).
Pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu mengaitkan sedikit percepatan dalam
pertumbuhan dengan perbaikan di negara-negara emerging market dan negara-negara
berkembang, karena mereka diharapkan melihat berkurangnya headwinds (situasi yang membuat
pertumbuhan lebih sulit), terutama menguatnya harga-harga komoditas.
Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan negara-negara emerging market dan negara-negara
berkembang tumbuh 4,2 persen pada 2017 dan 4,6 persen pada 2018, meningkat dari 3,4 persen
pada 2016.
Ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan akan memberikan kontribusi 1,6 persen terhadap
pertumbuhan global pada 2017, atau sekitar 60 persen dari pertumbuhan global untuk pertama
kalinya sejak 2013.
Bank Dunia mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi Cina tidak berubah,
dengan pertumbuhan 2017 sebesar 6,5 persen dan untuk 2018 sebesar 6,3 persen.
Ekonomi Cina akan melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan karena negara tersebut sedang
melakukan rebalancing [penyeimbangan kembali] dari manufaktur ke jasa-jasa, meskipun muncul
kembali kekhawatiran untuk pasar properti, dijelaskan dalam laporan itu.
Berbeda dengan pertumbuhan relatif ringan yang terlihat di negara-negara emerging market,
negara-negara maju akan terus tumbuh tidak terlalu bagus di tahun-tahun mendatang. Bank Dunia
meramalkan negara maju tumbuh 1,8 persen baik pada 2017 maupun pada 2018, sedikit naik dari
1,6 persen pada 2016.
"Negara-negara maju terus menderita oleh lemahnya pertumbuhan yang mendasari dan inflasi
rendah, sementara ketidakpastian tentang arah kebijakan ke depan meningkat," kata Bank Dunia.
PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL
Tingkat pertumbuhan pada 2017 lebih cepat daripada perkiraan pertumbuhan 2,3 persen pada
2016, namun 0,1 persentase poin lebih rendah dari proyeksi yang dibuat Juni 2016, kata Bank
Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya.
Pemberi pinjaman berbasis di Washington itu mengaitkan sedikit percepatan dalam pertumbuhan
dengan perbaikan di negara-negara ekonomi tumbuh dan negara-negara berkembang, karena
mereka diharapkan melihat berkurangnya headwinds (situasi yang membuat pertumbuhan lebih
sulit), terutama menguatnya harga-harga komoditas.
Bank memperkirakan negara-negara ekonomi tumbuh dan negara-negara berkembang tumbuh 4,2
persen pada 2017 dan 4,6 persen pada 2018, meningkat dari 3,4 persen pada 2016.
Ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan memberikan kontribusi 1,6 persen terhadap
pertumbuhan global pada 2017, atau sekitar 60 persen dari pertumbuhan global untuk pertama
kalinya sejak 2013.
Bank Dunia mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi China tidak berubah,
dengan pertumbuhan 2017 sebesar 6,5 persen dan untuk 2018 sebesar 6,3 persen.
Ekonomi Tiongkok akan melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan karena negara tersebut
sedang melakukan penyeimbangan kembali dari manufaktur ke jasa-jasa, meskipun muncul
kembali kekhawatiran untuk pasar properti, kata bank.
Menurut estimasi Bank Dunia, jika proposal pemotongan pajak pemerintahan baru sepenuhnya
dilaksanakan, langkah-langkah ini bisa meningkatkan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik
Bruto Amerika Serikat menjadi 2,2 sampai 2,5 persen pada 2017 dan 2,5 sampai 2,9 persen pada
2018, tanpa mempertimbangkan perubahan kebijakan tambahan oleh pemerintahan baru.
Namun, bank juga memperingatkan bahwa ketidakpastian tinggi tentang inisiatif kebijakan
potensial bisa memundurkan investasi global yang sudah lemah.
"Ada ketidakpastian yang cukup besar sekitar proyeksi-proyeksi baseline untuk pertumbuhan
global, di mana risiko-risiko penurunan masih mendominasi," kata Bank Dunia. Ketidakpastian
kebijakan telah meningkat menyusul hasil pemilu di AS dan Inggris, katanya.
Bank Dunia menyeru negara-negara maju untuk memperkenalkan kebijakan-kebijakan fiskal yang
lebih mendukung, dan menyarankan negara-negara ekonomi tumbuh untuk menemukan
keseimbangan yang tepat antara penyesuaian fiskal, langkah-langkah untuk mengurangi
kerentanan, dan reformasi berorientasi pada pertumbuhan menurut warta kantor berita Xinhua.
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi bertambah untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, naik
menjadi 5.0 persen pada tahun 2016 dari 4,9 persen pada 2015, meski ketidakpastian
kebijakan global masih tinggi. Rupiah yang stabil, inflasi yang rendah, turunnya angka
pengangguran dan naiknya upah riil mengangkat kepercayaan konsumen dan konsumsi
swasta. Sebaliknya, belanja pemerintah dan pertumbuhan investasi melambat menjadi
penghambat pertumbuhan ekonomi untuk 2016 secara keseluruhan.
Fondasi ekonomi Indonesia tetap kokoh, didukung tingkat pertumbuhan ekonomi yang
kuat, defisit neraca berjalan dan tingkat pengangguran beberapa tahun terakhir yang rendah
dalam, defisit fiskal yang terjaga baik, serta inflasi yang rendah. Kemiskinan dan
ketimpangan juga menurun pada tahun 2016.
Kredibilitas fiskal yang menguat dengan adanya pemangkasan belanja pemerintah, serta
sasaran yang lebih bisa dicapai dalam APBN 2017, memperkuat kepercayaan investor.
Defisit fiskal pada tahun 2016 sebesar 2,5 persen dari PDB, lebih rendah dari perkiraan
sebesar 2,6 persen di tahun 2015.
Defisit neraca berjalan saat ini berada di tingkat terendah dalam 5 tahun terakhir, yaitu
0.8% dari PDB pada kuartal keempat 2016, karena ekspor manufaktur menguat. Untuk
tahun 2016 secara keseluruhan, defisit neraca berjalan berkurang dari 1,8% dari 2.0% pada
tahun 2015.
Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan naik menjadi 5,2 persen di tahun 2017, dan mencapai
5,3 persen pada 2018. Konsumsi rumahtangga diproyeksikan semakin baik dengan adanya
Rupiah yang stabil, upah riil lebih tinggi dan terus menurunnya angka pengangguran.
Pertumbuhan investasi swasta diproyeksikan naik seiring pulihnya harga-harga komoditas,
serta dampak kemudahan moneter pada tahun 2016 dan mulai berdampaknya reformasi
ekonomi belakangan ini. Harga komoditas yang lebih tinggi juga akan mengurangi
hambatan fiskal dan mengangkat belanja pemerintah, sementara pertumbuhan global yang
lebih kuat akan mendorong ekspor.
Inflasi diperkirakan naik sementara dari 3,5 persen pada tahun 2016 menjadi 4,3 persen
pada tahun 2017 akibat naiknya tarif listrik dan pajak kendaraan.
Beberapa risiko bagi proyeksi pertumbuhan termasuk perubahan tak terduga dari kebijakan
monter Amerika Serikat, ketidakpastian politik Eropa, inflasi domestik yang lebih tinggi
dari perkiraan, serta pendapatan fiskal yang rendah.
Laporan ini juga berisi kajian mengenai perdagangan jasa. Dan mengusulkan untuk
menguransi hambatan pada sektor jasa untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing .
Menurut data Organization for Economic Cooperation and Development, Indonesia
termasuk negara dengan hambatan terbanyak untuk perdagangan jasa. Hambatan
perdagangan untuk jasa mengurangi mutu sebuah layanan juga menghambat produktivitas
sektor-sektor ekonomi lain. Menghilangkan hambatan tersebut akan membawa manfaat
ekonomi yang luas.
Laporan edisi Maret 2017 juga membahas perubahan program Kredit Usaha Rakyat dalam
hal pemberian pinjaman bersubsidi untuk usaha mikro, kecil dan menengah telah
berdampak menaikkan biaya program sebesar 10 kali lipat. Dengan sasaran yang lebih
baik, laporan ini menunjukkan bahwa biaya bisa lebih rendah, dan sisa dananya bisa
dialokasikan ke sektor prioritas lain yang belum mendapat cukup dana. Perlu adanya
peninjauan kembali terhadap penggunaan pinjaman bersubsidi untuk usaha mikro, kecil
dan menengah.
PEMBANGUNAN DAERAH
Otonomi berasal dari bahasa Greek auto berarti sendiri dan nomia dari asal kata nomy
berarti aturan. Otonomi berarti mengatur diri sendiri. Didalam maslah pemerintahan, pemberian
otonomi berarti pelimpahan sebagian kewenangan, tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan negara dari pemerintah pusat kepada pemerintahan daerah.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban suatu daerah untuk membentuk dan menjalakan suatu pemerintahannya
sendiri sesuai dengan peraturan undang undang yang berlaku, sebagaimana dijelaskan mengenai
kewenangan daerah, kewajiban kepala daerah dan hal hal yang terkait dalam Undang Undang
yang telah ditetapkan.
Faktor safety tersebut menjadi pertimbangan utama dalam melakukan kajian pertumbuhan
ekonomi. Mengacu pada kajian Harrod-Domar bahwa pertumbuhan ekonomi harus mengacu
pada steady growth, yang berarti pertumbuhan tetap dipertahankan dengan mengacu pada barang
modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional,
rasio modal produksi (capital output ratio) tetap nilainya. Leading economic dan stabilitas menjadi
kajian Harrod-Domar dengan AE = C+I. Dengan asumsi akan menyebabkan kapasitas barang
modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya.
Di Negara maju atau Negara yang sedang akan maju, dengan wilayah satu kesatuan memudahkan
dalam proses akses antar kawasan dan wilayah. Dengan aksesibilitas 1 ruang secara administratif
akan tercipta homogenitas pembangunan yang ada didalamnya, hal tersebut mengakibatkan proses
pembangunan menjadi mudah. Daerah homogen ini selanjutnya akan menyebabkan kemampuan
wilayah untuk menjaring tenaga kerja dari berbagai tingkat ilmu dapat terakomodasi. Strategi ini
menjadikan wilayah dapat mengakomodasi semua elemen. Faktor perencanaan dan manajemen
pembangunan yang baik akan menyebakan kawasan menjadi kawasan ekonomi strategis seperti
halnya Negara kecil Singapura.
Merujuk pada wilayah Indonesia yang kepulauan menyebabkan adanya ketimpangan-
ketimpangan di sektor-sektor tertentu. Ketimpangan tersebut menyakibatkan arus urbanisasi
meningkat, ketidakmerataan pembangunan, kemiskinan, pengangguran, ketidakseimbangan SDM,
ketidakmerataan penggunaan teknologi, dan aksesibilitas yang kurang memadai.
Hal tersebut mengakibatkan pemerataan pembangunan yang timpang. Merujuk pada pakar
ekonomi Harvard Prof. Emeritus Adelman dan Morris (1973) berpendapat bahwa
ketidakmerataan distribusi pendapatan dalam ekonomi suatu wilayah ada 8, yaitu :
1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunya pendapatan perkapita
2. Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proposional dengan
pertambahan produksi barang-barang,
3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah,
4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal sehingga presentase
pendapatan modal dari harta tambahan besar dibandingkan dengan presentase pendapatan yang
berasal dari kerja, sehingga penngangguran bertambah,
5. Rendahnya mobilitas industri,
6. Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang
hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis,
7. Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi negara sedang berkembang dalam perdagangan
dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap
barang-barang ekspor negara sedang berkembang,
8. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga dan lain-
lain.
Kesenjangan antar daerah yang semakin besar menurut Williamson disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu:
1. Adanya migrasi tenaga kerja antar daerah bersifat selektif yang pada umumnya para migran
tersebut lebih terdidik, mempunyai ketrampilan yang tinggi dan masih produktif
2. Adanya migrasi kapital antar daerah. Adanya proses aglomerasi pada daerah yang relatif kaya
menyebabkan daya tarik tersendiri bagi investor pada daerah lain yang berakibat terjadinya aliran
kapital ke daerah yang memang telah terlebih dahulu maju.
3. Adanya pembangunan sarana publik pada daerah yang lebih padat dan potensial berakibat
mendorong terjadinya kesenjangan/ketimpangan antar daerah lebih besar.
4. Kurangnya keterkaitan antar daerah yang dapat menyebabkan terhambatnya proses efek sebar dari
proses pembangunan yang berdampak pada semakin besarnya kesenjangan/ketimpangan yang
terjadi.
Teori ini hanya mampu memprediksi jangka pendek dan tidak mampu merespon perubahan
jangka panjang. Hanya menekankan perlunya mengembangkan sektor industri non basis, tidak
mengenal bahwa ekonomi regional adalah mengintegrasikan seluruh aktivitas ekonomi yang
saling mendukung. Penerapan pengembangan industri ini berorientasi ekspor dan subtitusi
impor, promosi dan pengerahan industri, peningkatan efisiensi ekonomi ekspor melalui
perbaikan infrastruktur Oleh karena itu, dibutuhkan integrasi antara jenis industri, prasarana, dan
perluasan industri. Dapat disusun hipotesa selain lokasi juga peranan sektoral serta LQ (
Location Qoutient) sektor konstruksi perumahan realestat dalam satu kawasan.
B. Teori Lokasi
Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi
kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten.
Lokasi dalam ruang dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Lokasi absolut.
Lokasi absolut adalah lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut koordinat garis lintang dan
garis bujur (letak astronomis). Lokasi absolut suatu tempat dapat diamati pada peta (kelihatan).
2. Lokasi relatif.
Lokasi relatif adalah lokasi suatu tempat yang bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wilayah
lain yang ada di sekitarnya.
Dari sekian banyak teori lokasi, pada prinsipnya sama, yaitu membicarakan bagaimana
menentukan lokasi industri. Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari
tulisannya yang berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber
adalah: Penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau
ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location) .
Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat
memperbaiki posisi pasarnya terhadap industri melalui pemberian subsidi dan insentif.
2. Industri-industri ikatan.
Ini berarti perkembangan industri-industri tersebut akak menigkatkan total NT daerah, atau
mengurangi kebocoran ekonomi dan ketergantungan impor.
Hal ini sangat menentukan prospek dari pengembangan industri yang bersangkutan, agar ke
depannya pasar memiliki kekuatan untuk bersaing. Meningkatkan daya saing adalah dengan
meningkatkan persaingan itu sendiri. Ini berarti perlakuan-perlakukan khusus harus ditinggalkan.
Proteksi perlu ditiadakan segera ataupun bertahap. Pengembangan produk yang sukses adalah
yang berorientasi pasar, ini berarti pemerintah daerah perlu mendorong pengusaha untuk selalu
meningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis. Peraturan perdagangan internasional harus
diperkenalkan dan diterapkan. Perlu ada upaya perencanaan agar setiap pejabat pemerinah
daerah mengerti peraturan-peraturan perdagangan internasional ini, untuk dapat mendorong
pengusaha-pengusaha daerah menjadi pemain-pemain yang tangguh dalam perdagangan bebas,
baik pada lingkup daerah, nasional maupun internasional.
4. Spesialisasi industri.
Suatu daerah sebaiknya berspesialisasi di mana daerah tersebut unggul (teori klasik perdagangan
internasional), dan dengan demikian daerah tersebut akan menikmati keuntungan dari
perdagangan.