Anda di halaman 1dari 12

TREND EKONOMI DUNIA

Laporan Bank Dunia menyebutkan, tingkat pertumbuhan ekonomi global naik sebesar 2,7 persen.
Tingkat pertumbuhan pada 2017 itu lebih cepat daripada perkiraan pertumbuhan 2,3 persen pada
2016.
Dalam laporan terbarunya, Selasa (10/1/2017), Bank Dunia memperkirakan ekonomi global akan
mengalami pemulihan moderat di tahun-tahun mendatang, dengan tingkat pertumbuhan pada 2017
dan 2018 masing-masing 2,7 persen dan 2,9 persen.

Tingkat pertumbuhan pada 2017 itu lebih cepat daripada perkiraan pertumbuhan 2,3 persen pada
2016, namun 0,1 persentase poin lebih rendah dari proyeksi yang dibuat pada 2016, kata Bank
Dunia dalam Prospek Ekonomi Global terbarunya sebagaimana dilansir Antara, Rabu (11/1/2017).

Pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu mengaitkan sedikit percepatan dalam
pertumbuhan dengan perbaikan di negara-negara emerging market dan negara-negara
berkembang, karena mereka diharapkan melihat berkurangnya headwinds (situasi yang membuat
pertumbuhan lebih sulit), terutama menguatnya harga-harga komoditas.

Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan negara-negara emerging market dan negara-negara
berkembang tumbuh 4,2 persen pada 2017 dan 4,6 persen pada 2018, meningkat dari 3,4 persen
pada 2016.

Ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan akan memberikan kontribusi 1,6 persen terhadap
pertumbuhan global pada 2017, atau sekitar 60 persen dari pertumbuhan global untuk pertama
kalinya sejak 2013.

Bank Dunia mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi Cina tidak berubah,
dengan pertumbuhan 2017 sebesar 6,5 persen dan untuk 2018 sebesar 6,3 persen.

Ekonomi Cina akan melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan karena negara tersebut sedang
melakukan rebalancing [penyeimbangan kembali] dari manufaktur ke jasa-jasa, meskipun muncul
kembali kekhawatiran untuk pasar properti, dijelaskan dalam laporan itu.

Berbeda dengan pertumbuhan relatif ringan yang terlihat di negara-negara emerging market,
negara-negara maju akan terus tumbuh tidak terlalu bagus di tahun-tahun mendatang. Bank Dunia
meramalkan negara maju tumbuh 1,8 persen baik pada 2017 maupun pada 2018, sedikit naik dari
1,6 persen pada 2016.

"Negara-negara maju terus menderita oleh lemahnya pertumbuhan yang mendasari dan inflasi
rendah, sementara ketidakpastian tentang arah kebijakan ke depan meningkat," kata Bank Dunia.
PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL

Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi.Dalam


makalah pertumbuhan ekonomi ini,penulis ingin menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi
hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan
pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi


* Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
* Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB,
karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.

Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi


* Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga
terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
* Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan

Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi


* Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
* Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
* Kedua-duanya menjadi tanggungjawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
* Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana
sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja
tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada
aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang
dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting
bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.

PEREKONOMIAN GLOBAL 2017


Bank Dunia menyatakan dalam laporan terbarunya pada Selasa bahwa ekonomi global
diperkirakan melihat pemulihan moderat di tahun-tahun mendatang, dengan tingkat pertumbuhan
2017 dan 2018 masing-masing 2,7 persen dan 2,9 persen.

Tingkat pertumbuhan pada 2017 lebih cepat daripada perkiraan pertumbuhan 2,3 persen pada
2016, namun 0,1 persentase poin lebih rendah dari proyeksi yang dibuat Juni 2016, kata Bank
Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya.

Pemberi pinjaman berbasis di Washington itu mengaitkan sedikit percepatan dalam pertumbuhan
dengan perbaikan di negara-negara ekonomi tumbuh dan negara-negara berkembang, karena
mereka diharapkan melihat berkurangnya headwinds (situasi yang membuat pertumbuhan lebih
sulit), terutama menguatnya harga-harga komoditas.

Bank memperkirakan negara-negara ekonomi tumbuh dan negara-negara berkembang tumbuh 4,2
persen pada 2017 dan 4,6 persen pada 2018, meningkat dari 3,4 persen pada 2016.
Ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan memberikan kontribusi 1,6 persen terhadap
pertumbuhan global pada 2017, atau sekitar 60 persen dari pertumbuhan global untuk pertama
kalinya sejak 2013.
Bank Dunia mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi China tidak berubah,
dengan pertumbuhan 2017 sebesar 6,5 persen dan untuk 2018 sebesar 6,3 persen.

Ekonomi Tiongkok akan melanjutkan pertumbuhan yang berkelanjutan karena negara tersebut
sedang melakukan penyeimbangan kembali dari manufaktur ke jasa-jasa, meskipun muncul
kembali kekhawatiran untuk pasar properti, kata bank.

Berbeda dengan pertumbuhan relatif ringan di negara-negara ekonomi tumbuh, negara-negara


maju akan melanjutkan pertumbuhan sedang pada tahun-tahun mendatang. "Negara-negara maju
terus menderita akibat lemahnya pertumbuhan yang mendasari dan inflasi rendah, sementara
ketidakpastian tentang arah kebijakan ke depan meningkat," kata Bank Dunia. Bank meramalkan
negara maju tumbuh 1,8 persen baik pada 2017 maupun 2018, sedikit naik dari 1,6 persen pada
2016.
Ekonomi Amerika Serikat diperkirakan tumbuh 2,2 persen pada 2017 dan 2,1 persen pada 2018.
Tapi bank menambahkan bahwa kebijakan negara itu kemungkinan akan mengalami perubahan
di bawah pemerintahan yang baru, yang bisa memiliki implikasi signifikan bagi Amerika Serikat
dan ekonomi global.

Menurut estimasi Bank Dunia, jika proposal pemotongan pajak pemerintahan baru sepenuhnya
dilaksanakan, langkah-langkah ini bisa meningkatkan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik
Bruto Amerika Serikat menjadi 2,2 sampai 2,5 persen pada 2017 dan 2,5 sampai 2,9 persen pada
2018, tanpa mempertimbangkan perubahan kebijakan tambahan oleh pemerintahan baru.

Namun, bank juga memperingatkan bahwa ketidakpastian tinggi tentang inisiatif kebijakan
potensial bisa memundurkan investasi global yang sudah lemah.

"Ada ketidakpastian yang cukup besar sekitar proyeksi-proyeksi baseline untuk pertumbuhan
global, di mana risiko-risiko penurunan masih mendominasi," kata Bank Dunia. Ketidakpastian
kebijakan telah meningkat menyusul hasil pemilu di AS dan Inggris, katanya.

Ketidakpastian kebijakan, bersama-sama dengan gangguan pasar keuangan di tengah kondisi


pembiayaan global yang lebih ketat, dapat menguat dalam jangka menengah akibat meningkatnya
kecenderungan proteksionis, potensi pertumbuhan lebih lambat dan bertahannya kerentanan di
beberapa negara ekonomi tumbuh, kata bank.

Bank Dunia menyeru negara-negara maju untuk memperkenalkan kebijakan-kebijakan fiskal yang
lebih mendukung, dan menyarankan negara-negara ekonomi tumbuh untuk menemukan
keseimbangan yang tepat antara penyesuaian fiskal, langkah-langkah untuk mengurangi
kerentanan, dan reformasi berorientasi pada pertumbuhan menurut warta kantor berita Xinhua.
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Pertumbuhan ekonomi bertambah untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, naik
menjadi 5.0 persen pada tahun 2016 dari 4,9 persen pada 2015, meski ketidakpastian
kebijakan global masih tinggi. Rupiah yang stabil, inflasi yang rendah, turunnya angka
pengangguran dan naiknya upah riil mengangkat kepercayaan konsumen dan konsumsi
swasta. Sebaliknya, belanja pemerintah dan pertumbuhan investasi melambat menjadi
penghambat pertumbuhan ekonomi untuk 2016 secara keseluruhan.
Fondasi ekonomi Indonesia tetap kokoh, didukung tingkat pertumbuhan ekonomi yang
kuat, defisit neraca berjalan dan tingkat pengangguran beberapa tahun terakhir yang rendah
dalam, defisit fiskal yang terjaga baik, serta inflasi yang rendah. Kemiskinan dan
ketimpangan juga menurun pada tahun 2016.
Kredibilitas fiskal yang menguat dengan adanya pemangkasan belanja pemerintah, serta
sasaran yang lebih bisa dicapai dalam APBN 2017, memperkuat kepercayaan investor.
Defisit fiskal pada tahun 2016 sebesar 2,5 persen dari PDB, lebih rendah dari perkiraan
sebesar 2,6 persen di tahun 2015.
Defisit neraca berjalan saat ini berada di tingkat terendah dalam 5 tahun terakhir, yaitu
0.8% dari PDB pada kuartal keempat 2016, karena ekspor manufaktur menguat. Untuk
tahun 2016 secara keseluruhan, defisit neraca berjalan berkurang dari 1,8% dari 2.0% pada
tahun 2015.
Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan naik menjadi 5,2 persen di tahun 2017, dan mencapai
5,3 persen pada 2018. Konsumsi rumahtangga diproyeksikan semakin baik dengan adanya
Rupiah yang stabil, upah riil lebih tinggi dan terus menurunnya angka pengangguran.
Pertumbuhan investasi swasta diproyeksikan naik seiring pulihnya harga-harga komoditas,
serta dampak kemudahan moneter pada tahun 2016 dan mulai berdampaknya reformasi
ekonomi belakangan ini. Harga komoditas yang lebih tinggi juga akan mengurangi
hambatan fiskal dan mengangkat belanja pemerintah, sementara pertumbuhan global yang
lebih kuat akan mendorong ekspor.
Inflasi diperkirakan naik sementara dari 3,5 persen pada tahun 2016 menjadi 4,3 persen
pada tahun 2017 akibat naiknya tarif listrik dan pajak kendaraan.
Beberapa risiko bagi proyeksi pertumbuhan termasuk perubahan tak terduga dari kebijakan
monter Amerika Serikat, ketidakpastian politik Eropa, inflasi domestik yang lebih tinggi
dari perkiraan, serta pendapatan fiskal yang rendah.
Laporan ini juga berisi kajian mengenai perdagangan jasa. Dan mengusulkan untuk
menguransi hambatan pada sektor jasa untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing .
Menurut data Organization for Economic Cooperation and Development, Indonesia
termasuk negara dengan hambatan terbanyak untuk perdagangan jasa. Hambatan
perdagangan untuk jasa mengurangi mutu sebuah layanan juga menghambat produktivitas
sektor-sektor ekonomi lain. Menghilangkan hambatan tersebut akan membawa manfaat
ekonomi yang luas.
Laporan edisi Maret 2017 juga membahas perubahan program Kredit Usaha Rakyat dalam
hal pemberian pinjaman bersubsidi untuk usaha mikro, kecil dan menengah telah
berdampak menaikkan biaya program sebesar 10 kali lipat. Dengan sasaran yang lebih
baik, laporan ini menunjukkan bahwa biaya bisa lebih rendah, dan sisa dananya bisa
dialokasikan ke sektor prioritas lain yang belum mendapat cukup dana. Perlu adanya
peninjauan kembali terhadap penggunaan pinjaman bersubsidi untuk usaha mikro, kecil
dan menengah.

PEMBANGUNAN DAERAH

Otonomi berasal dari bahasa Greek auto berarti sendiri dan nomia dari asal kata nomy
berarti aturan. Otonomi berarti mengatur diri sendiri. Didalam maslah pemerintahan, pemberian
otonomi berarti pelimpahan sebagian kewenangan, tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan negara dari pemerintah pusat kepada pemerintahan daerah.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban suatu daerah untuk membentuk dan menjalakan suatu pemerintahannya
sendiri sesuai dengan peraturan undang undang yang berlaku, sebagaimana dijelaskan mengenai
kewenangan daerah, kewajiban kepala daerah dan hal hal yang terkait dalam Undang Undang
yang telah ditetapkan.

Pengertian pembangunan daerah


Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia.[2]
Tujuan pembangunan daerah adalah:
1. Meningkatkan keadaan ekonomi daerah sehingga mandiri di dalam bidang ekonomi untuk
daerah sehingga mandiri di dalam bidang ekonomi untuk penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan daerah.
2. Meningkatkan keadaan sosial daerah unutk mencapai kesejahteraan sosial secara adil dan merata
bagi seluruh anggota masyarakat di daerah.
3. Mengembangkan setiap ragam budaya daerah sehingga menjamin kelestarian budaya daerah di
antara budaya-budaya nasional Indonesia lainnya.
4. Meningkatkan dan memelihara keamanan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan
peningkatan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, kualitas lingkungan hidup dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh anggota masyarkat seutuhnya.
5. Membantu pemerintah pusat dalam mempertahankan, memelihara dan meningkatkan persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara RI.
Prinsip Pembangunan Daerah
1. Tetap berada di dalam kerangka NKRI.
2. Tetap menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
3. Demokrasi dalam setiap bidang kehidupan bernegara.
4. Pemerataan dan keadilan dalam berperan serta pada pembangunan daerah.
5. Masyarakat, kelompok usaha kecil dan kelompok usaha kecil dan kelompok menengah lebih
dipacu untnuk berperan aktif.
6. Memanfaatkan secara ijaksana semua potensi sumberdaya nasional yang berada di daerah sesuai
dengan fungsi dan keadaan masing-masing sumberdaya.
7. Sesuai dengan keragaman keadaan daerah.
8. Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat, baik secara desentralisasi,
dekonsentrasi maupun dalam rangka pembantuan.
9. Bekerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang kegiatan yang lain dengan semua
daerah lainnya.
10. Pemerintah yang baik, berarti pemerintah daerah otonom harus dilaksanakan secara tepat guna,
efisien dan mmemiliki produktifitas yang tinggi serta lepas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
11. Investasi disertai ketentuan unutk meningkatkan penggunaan sumber daya yang dihasilkan.
12. Pelaku pembangunan daerah.
Perencanaan Pembangunan daerah
Berdasarkan UU nomor 25 Tahun 2001, perencanaan pembangunan terdiri dan empat
tahapan, yakni:
1. Tahap penyusunan
2. Penetapan rencana
3. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan
4. Evaluasi pelaksanaan rencana
Indikator Ketimpangan antar Daerah
Pertumbuhan ekonomi merupakan menu utama pemeringkatan kinerja suatu wilayah
dalam proses pembangunan. Fenomena ini menjadi rujukan utama untuk melihat kinerja wilayah,
pada prosesnya kenaikan kinerja output pendapatan per kapita per periode menyebabkan terjadi
perubahan orientasi wilayah dari small economic growth-middle economic growth sampai pada
tahap high economic growth.
Perubahan dari waktu ke waktu ini menjadikan wilayah tersebut mendapat angin segar
dalam proses pembangunan dan menyebabkan perubahan kebijakan-kebijaka strategis dalam
proses mempertahankannya. seiring perkembangan fiskal barang dan jasa serta kebijakan
menuntut kehati-hatian menangani proses pelaksanaan pembangunan. Adapun tuntunan kehati-
hatian tersebut mengacu pada:
1. Perkembangan ekonomi global.
2. Mempertahankan arus investasi pada beberapa usaha strategis
3. Menjaga stabilitas produksi dan bahan baku.
4. Peningkatan kerjasama antarwilayah
5. Menekan dan meminimalisir terjadinya inflasi

Faktor safety tersebut menjadi pertimbangan utama dalam melakukan kajian pertumbuhan
ekonomi. Mengacu pada kajian Harrod-Domar bahwa pertumbuhan ekonomi harus mengacu
pada steady growth, yang berarti pertumbuhan tetap dipertahankan dengan mengacu pada barang
modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional,
rasio modal produksi (capital output ratio) tetap nilainya. Leading economic dan stabilitas menjadi
kajian Harrod-Domar dengan AE = C+I. Dengan asumsi akan menyebabkan kapasitas barang
modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya.

Di Negara maju atau Negara yang sedang akan maju, dengan wilayah satu kesatuan memudahkan
dalam proses akses antar kawasan dan wilayah. Dengan aksesibilitas 1 ruang secara administratif
akan tercipta homogenitas pembangunan yang ada didalamnya, hal tersebut mengakibatkan proses
pembangunan menjadi mudah. Daerah homogen ini selanjutnya akan menyebabkan kemampuan
wilayah untuk menjaring tenaga kerja dari berbagai tingkat ilmu dapat terakomodasi. Strategi ini
menjadikan wilayah dapat mengakomodasi semua elemen. Faktor perencanaan dan manajemen
pembangunan yang baik akan menyebakan kawasan menjadi kawasan ekonomi strategis seperti
halnya Negara kecil Singapura.
Merujuk pada wilayah Indonesia yang kepulauan menyebabkan adanya ketimpangan-
ketimpangan di sektor-sektor tertentu. Ketimpangan tersebut menyakibatkan arus urbanisasi
meningkat, ketidakmerataan pembangunan, kemiskinan, pengangguran, ketidakseimbangan SDM,
ketidakmerataan penggunaan teknologi, dan aksesibilitas yang kurang memadai.
Hal tersebut mengakibatkan pemerataan pembangunan yang timpang. Merujuk pada pakar
ekonomi Harvard Prof. Emeritus Adelman dan Morris (1973) berpendapat bahwa
ketidakmerataan distribusi pendapatan dalam ekonomi suatu wilayah ada 8, yaitu :
1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunya pendapatan perkapita
2. Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proposional dengan
pertambahan produksi barang-barang,
3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah,
4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal sehingga presentase
pendapatan modal dari harta tambahan besar dibandingkan dengan presentase pendapatan yang
berasal dari kerja, sehingga penngangguran bertambah,
5. Rendahnya mobilitas industri,
6. Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang
hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis,
7. Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi negara sedang berkembang dalam perdagangan
dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap
barang-barang ekspor negara sedang berkembang,
8. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga dan lain-
lain.

Kecenderungan tersebut menjadi dasar terjadinya ketimpangan pembangunan pada suatu


wilayah ditambah factor lokasi yang berpulau dapat menjadi factor pemikiran utama untuk
peningkatan perkembangan ekonomi pada masa yang akan datang. Pembangunan regional adalah
bagian yang integral dalam pembangunan nasional. Karena itu diharapkan bahwa hasil
pembangunan akan dapat terdistribusi dan teralokasi ke tingkat regional. Untuk mencapai
keseimbangan regional terutama dalam perkembangan ekonominya maka diperlukan beberapa
kebijaksanaan dan program pembangunan daerah yang mengacu pada kebijaksanaan regionalisasi
atau perwilayahan.
Faktor Ketimpangan antar Daerah
Kesenjangan yang terjadi pada pembangunan ekonomi adalah sebuah persoalan vital dalam
kajian ilmu pembangunan ekonomi daerah di Negara Indonesia. Terdapat 2 pendekatan yang bisa
dijadikan ukuran kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah-daerah di Indonesia, ialah
dengan memakai pendekatan pendapatan & memakai pendekatan pengeluaran konsumsi rumah
tangga. Jika memakai pendekatan pendapatan (PDRB), makadapat diketahui bersama bahwa
provinsi-provinsi di Pulau Jawa mengambil porsi terbesar yaitu lebih dari 60% terhadap total PDB
Indonesia pada tahun 1990-an. Wilayah yang kaya SDM dan sarana prasarana lebih layak dan baik
mempunyai bagian yang besar. Misalnya DKI Jakarta mendapat 15%-16% bagian dari PDB
nasional, Kemudian Jawa Timur menikmati sebesar 15%, dan Jawa Tengah mendapat bagian
sebesar 10%. Sedangkan kawasan yang kaya SDA mempunyai bagian yang lebih kecil. Misalnya
: . Provinsi Riau dan Kalimantan Timur yang masing-masing mendapat bagian 5%. DI Aceh yang
hanya menyumbang 3% pada PDB nasional.
Kesenjangan yang terjadi pada pembangunan ekonomi antar daerah sering bersinggungan
dengan taraf kemiskinan di beberapa daerah di Indonesia. Di Pulau Jawa, Misalnya : Jawa Tengah
dan DI Yogyakarta merupakan kawasan yang banyak terdapat kemiskinan di Indonesia barat,
sebagai akibat kepadatan penduduk. Sedangkan NTB dan NTT merupakan pusat kemiskinan di
Indonesia kawasan timur, karena daerah tersebut tidak memiliki SDM, teknologi, infrastruktur,
dan kewirausahaan yang baik.
Kesenjangan antar daerah juga ada kaitannya dengan perbedaan pola pembangunan secara
sektoral. Misalnya : proses Industrialisasi di Indonesia kawasan barat lebih baik dibandingkan di
Indonesia kawasan timur.

Sebab-sebab ketimpangan pembangunan ekonomi di daerah- daerah di Negara Indonesia yaitu:


1. Terpusatnya kegiatan ekonomi hanya pada beberapa wilayah, misalnya : pembangunan hanya di
pulau Jawa.
2. Alokasi investasi yang tidak seimbang.
3. Perbedaan SDA antar provinsi yang timpang antara daerah asatu dengan lainnya.
4. Arus sirkulasi faktor produksi yang rendah antar daerah satu dengan lainnya.
5. Kondisi demografis antar wilayah yang berbeda-beda, kadang pula sulit terjangkau.
6. Perdagangan antar provinsi kurang lancar dan sering mengalami kendala transportasi.

Kesenjangan antar daerah yang semakin besar menurut Williamson disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu:
1. Adanya migrasi tenaga kerja antar daerah bersifat selektif yang pada umumnya para migran
tersebut lebih terdidik, mempunyai ketrampilan yang tinggi dan masih produktif
2. Adanya migrasi kapital antar daerah. Adanya proses aglomerasi pada daerah yang relatif kaya
menyebabkan daya tarik tersendiri bagi investor pada daerah lain yang berakibat terjadinya aliran
kapital ke daerah yang memang telah terlebih dahulu maju.
3. Adanya pembangunan sarana publik pada daerah yang lebih padat dan potensial berakibat
mendorong terjadinya kesenjangan/ketimpangan antar daerah lebih besar.
4. Kurangnya keterkaitan antar daerah yang dapat menyebabkan terhambatnya proses efek sebar dari
proses pembangunan yang berdampak pada semakin besarnya kesenjangan/ketimpangan yang
terjadi.

Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

A. Teori Basis Ekonomi


Teori ini berdasarkan pada ekspor barang (komoditas). Sasaran pengembangan teori ini adalah
peningkatan laju pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan. Proses
pengembangan kawasan adalah merespon permintaan luar negeri atau dalam negeri atau di luar
nodalitas serta multiplier effect ( Geltner, 2005).

Teori ini hanya mampu memprediksi jangka pendek dan tidak mampu merespon perubahan
jangka panjang. Hanya menekankan perlunya mengembangkan sektor industri non basis, tidak
mengenal bahwa ekonomi regional adalah mengintegrasikan seluruh aktivitas ekonomi yang
saling mendukung. Penerapan pengembangan industri ini berorientasi ekspor dan subtitusi
impor, promosi dan pengerahan industri, peningkatan efisiensi ekonomi ekspor melalui
perbaikan infrastruktur Oleh karena itu, dibutuhkan integrasi antara jenis industri, prasarana, dan
perluasan industri. Dapat disusun hipotesa selain lokasi juga peranan sektoral serta LQ (
Location Qoutient) sektor konstruksi perumahan realestat dalam satu kawasan.

B. Teori Lokasi

Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi
kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten.
Lokasi dalam ruang dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Lokasi absolut.
Lokasi absolut adalah lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut koordinat garis lintang dan
garis bujur (letak astronomis). Lokasi absolut suatu tempat dapat diamati pada peta (kelihatan).

2. Lokasi relatif.

Lokasi relatif adalah lokasi suatu tempat yang bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wilayah
lain yang ada di sekitarnya.

Dari sekian banyak teori lokasi, pada prinsipnya sama, yaitu membicarakan bagaimana
menentukan lokasi industri. Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari
tulisannya yang berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber
adalah: Penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau
ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location) .

C. Teori Daya Tarik Industri

Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat
memperbaiki posisi pasarnya terhadap industri melalui pemberian subsidi dan insentif.

Faktor-faktor daya tarik industri adalah:

1. NT tinggi per pekerja.


Ini berarti industri tersebut memiliki sumbangan yang penting, tak hanya terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat tapi juga pada pembentukan PDRB.

2. Industri-industri ikatan.

Ini berarti perkembangan industri-industri tersebut akak menigkatkan total NT daerah, atau
mengurangi kebocoran ekonomi dan ketergantungan impor.

3. Daya saing di masa depan.

Hal ini sangat menentukan prospek dari pengembangan industri yang bersangkutan, agar ke
depannya pasar memiliki kekuatan untuk bersaing. Meningkatkan daya saing adalah dengan
meningkatkan persaingan itu sendiri. Ini berarti perlakuan-perlakukan khusus harus ditinggalkan.
Proteksi perlu ditiadakan segera ataupun bertahap. Pengembangan produk yang sukses adalah
yang berorientasi pasar, ini berarti pemerintah daerah perlu mendorong pengusaha untuk selalu
meningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis. Peraturan perdagangan internasional harus
diperkenalkan dan diterapkan. Perlu ada upaya perencanaan agar setiap pejabat pemerinah
daerah mengerti peraturan-peraturan perdagangan internasional ini, untuk dapat mendorong
pengusaha-pengusaha daerah menjadi pemain-pemain yang tangguh dalam perdagangan bebas,
baik pada lingkup daerah, nasional maupun internasional.

4. Spesialisasi industri.

Suatu daerah sebaiknya berspesialisasi di mana daerah tersebut unggul (teori klasik perdagangan
internasional), dan dengan demikian daerah tersebut akan menikmati keuntungan dari
perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai