Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR AKUNTANSI

REVIEW ARTIKEL
“PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING
PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN”

OLEH:
Kelompok 4:

KELAS EKA 445 A3


KOMANG AYU TRISKA PRABANDARI1506305051/15
PUTU RIAN MAHENDRA 1506305093/20
MOHAMMAD NATSIR 1506305140/21

KELAS EKA 445 AP


NI PUTU MAETRI MEGANTARI 1506305013/02
LYANA OKA KUSUMAYANTHI 1506305019/05
IDA AYU LAKSMI DEWI 1506305037/07
KOMANG SUKMA SARASWATI 1506305041/08

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
DAFTAR ISI

PEMBAHASAN......................................................................................................1
1. PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................4
2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS.......................................................4
2.1. Kajian Pustaka........................................................................................4
2.1.1. Teori Keagenan...........................................................................4
2.1.2. Teori Prospek...............................................................................4
2.2. Hipotesis.................................................................................................5
3. METODOLOGI PENELITIAN....................................................................6
3.1. Desain Penelitian....................................................................................6
3.2. Lokasi Penelitian....................................................................................7
3.3. Objek Penelitian.....................................................................................7
3.4. Identifikasi Variabel................................................................................7
3.5. Definisi Operasional Variabel.................................................................8
3.6. Populasi Penelitian.................................................................................9
3.7. Sampel Penelitian...................................................................................9
3.8. Jenis dan Sumber Data...........................................................................9
3.9. Metode Pengumpulan Data..................................................................10
3.10. Teknik Analisis Data...........................................................................10
4. PEMBAHASAN DAN HASIL...................................................................10
TELAAH KRITIS..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

ii
PEMBAHASAN
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eskalasi komitmen adalah tendensi untuk tetap mempertahankan
komitmen seseorang pada tindakan yang gagal. Menurut Santoso (2012),
eskalasi komitmen diartikan sebagai fenomena yang menjelaskan bahwa
seseorang tetap meningkatkan atau menambah investasinya, meskipun
adanya bukti yang menyatakan bahwa keputusan yang telah diambil
merupakan keputusan yang salah. Koroy (2008) mengemukakan eskalasi
komitmen ialah suatu keputusan bahwa proyek tetap dilanjutkan
walaupun prospek ekonomi proyek tersebut terindikasi harus
diberhentikan.

Soenhadji (2010) mengungkapkan seorang pengambil keputusan harus


memperhatikan hal-hal seperti logika, realita, rasional, dan pragmatis.
Menurut Miller (1987) perilaku pengambil keputusan dipengaruhi oleh
banyak hal, diantaranya, jenis kelamin, peranan pengambil keputusan, dan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut nantinya akan
menghasilkan beragam keputusan yang digunakan untuk menghadapi
masalah tertentu.

Hasil penelitian Rutledge dan Karim (1999) menyatakan bahwa


manajer yang mengalami adverse selection akan melakukan eskalasi
komitmen. Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa adverse
selection merupakan suatu kondisi dimana terdapat asimetri informasi
antara pihak principal (pemilik perusahaan) dengan pihak agen (manajer).
Keterbatasan informasi yang dimiliki oleh principal menyebabkan
principal tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah manajer
telah mengambil keputusan sesuai dengan informasi yang sebenarnya
karena manajer lebih mengetahui informasi kondisi internal perusahaan
dibanding prinsipal.

Pertimbangan lain terjadinya eskalasi komitmen adalah adanya


framing (pembingkaian informasi). Framing ialah titik referensi yang
menjadi patokan untuk melakukan perbandingan. Titik referensi tersebut

1
digunakan sebagai frame seseorang untuk melakukan pertimbangan suatu
kondisi (Grasiaswaty, 2009). Keputusan yang diambil oleh seorang
manajer didasari oleh bagaimana informasi tersebut disajikan.

Keputusan yang dilakukan oleh manajer dipengaruhi oleh


pembingkaian informasi (framing) baik secara positif maupun negatif.
Ketika informasi disajikan secara positive framing (kondisi pasti untung),
manajer cenderung risk averse (menghindari risiko), yaitu menghentikan
proyek tersebut. Apabila informasi disajikan secara negative framing
(kondisi pasti rugi), manajer cenderung risk taker (mencari risiko) dengan
tetap bertahan pada proyek tersebut (Bateman dan Zeithaml, 1989). Salter
dan Sharp (2004) melakukan eksperimen dengan subjek yang digunakan
adalah manajer AS dan Kanada, membuktikan bahwa negative framing
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya eskalasi komitmen.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Koroy (2008) dan Dewanti


(2010) mengenai negative framing, adverse selection, dan eskalasi
komitmen. Peneliti termotivasi untuk menguji kembali (confirmatory
research) pengaruh adverse selection dan negative framing pada
kecenderungan eskalasi komitmen.

Selain itu, pengambilan keputusan merupakan salah satu aspek


penting dalam fungsi kepemimpinan manajemen. Manajer diharapkan
dapat membuatkeputusan yang strategis yang dijadikan factor penentu
keberhasilan organisasi di masa depan, sehingga menghasilkan keputusan
yang optimal. Koroy (2008) meneliti 3 variabel, yaitu kecenderungan
eskalasi sebagai variabel terikat, pembingkaian positif dan negatif sebagai
variabel bebas, dan pengalaman kerja sebagai variabel moderasi, sampel
yang digunakan adalah mahasiswa program S1 jurusan akuntansi dan
alumni dari Kantor Akuntan Publik. Dewanti (2010) meneliti 4 variabel,
yaitu eskalasi komitmen sebagai variabel bebas, negative framing dan job
rotation sebagai variabel bebas, dan adverse selection sebagai variabel
moderasi, sampel yang digunakan adalah mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomi Diponegoro.

2
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
variabel bebas, sampel yang digunakan, dan tahun penelitian. Variabel
bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah adverse selection dan
negative framing, dengan sampel adalah mahasiswa S2 program Magister
Akuntansi dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana tahun 2015. Perbedaan dimensi waktu mengakibatkan adanya
perubahan pola pikir manusia sehingga ada kemungkinan keputusan yang
dihasilkan juga berbeda.

Adverse selection ialah asimetri informasi yang terjadi antara manajer


dan pemilik perusahaan, sehingga menyulitkan pemilik perusahaan untuk
mengontrol tindakan yang dilakukan oleh manajer. Kanodia et. al., (1989)
menguji adverse selection dalam penilaian proyek. Studi tersebut
mengungkapkan bahwa manajer dalam memutuskan untuk melanjutkan
atau menghentikan proyek tergantung pada informasi pribadi yang
didapatkan. Selain itu, ketika manajer menghentikan proyek yang
terindikasi mengalami kegagalan nantinya akan mempengaruhi reputasi
dan karirnya sebagai manajer.

Harrison dan Harrel (1993) menggunakan mahasiswa MBA di AS


sebagai pengganti manajer perusahaan dalam studi eksperimennya. Hasil
penelitian tersebut membuktikan bahwa subjek memiliki kecenderungan
untuk tetap melanjutkan proyek yang gagal ketika subjek dimanipulasi
bahwa subjeklah yang mempunyai private information dan apabila proyek
dihentikan akan berpengaruh pada reputasi dan karirnya. Hasil tersebut
didukung oleh Rutledge and Karim (1999) menyatakan bahwa manajer
akan melakukan eskalasi komitmen apabila dalam kondisi adverse
selection.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pengaruh adverse selection pada kecenderungan eskalasi
komitmen?

3
1.2.2 Bagaimana pengaruh negative framing pada kecenderungan eskalasi
komitmen?

2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS


2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan mengungkapkan bahwa manajer dalam mengambil suatu
keputusan dimotivasi oleh kepentingannya sendiri yang disebabkan oleh adanya
asimetri informasi antara prinsipal (pemilik perusahaan) dengan agen (manajer).
Pihak agen yang mempunyai private information akan lebih mementingkan
kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan perusahaan, yakni dengan
tetap bertahan pada proyek yang terindikasi mengalami kegagalan dengan tujuan
untuk menjaga kredibilitasnya sebagai manajer.

2.1.2 Teori Prospek


Tversky dan Kahneman (1981) mengusulkan teori prospek (prospect
theory) sebagai alternatif penjelas dilanggarnya asumsi rasionalitas diatas. Teori
prospek menyatakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat mempengaruhi
keputusannya. Frame adalah bagaimana cara suatu fakta diungkapkan. Pengaruh
frame atau framing adalah sebuah fenomena yang menunjukkan bahwa para
pembuat keputusan akan merespon dengan cara yang berbeda pada permasalahan
keputusan yang sama, jika masalah tersebut disajikan dalam format yang berbeda
(Kuhberger, 1998; Levin at. Al., 1998). Frame yang diadopsi tergantung pada
formulasi masalah yang dihadapi, norma, kebiasan, dan karakteristik pembuat
keputusan itu sendiri.

2.2 Hipotesis
2.2.1 Manajer Cenderung Melakukan Eskalasi Komitmen Ketika
Dihadapkan Pada Kondisi Adverse Selection

4
Adverse selection ialah asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan
pemilik perusahaan, sehingga menyulitkan pemilik perusahaan untuk mengontrol
tindakan yang dilakukan oleh manajer. Kanodia et. al., (1989) menguji adverse
selection dalam penilaian proyek. Studi tersebut mengungkapkan bahwa manajer
dalam memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan proyek tergantung
pada informasi pribadi yang didapatkan. Selain itu, ketika manajer menghentikan
proyek yang terindikasi mengalami kegagalan nantinya akan mempengaruhi
reputasi dan karirnya sebagai manajer. Harrison dan Harrel (1993) menggunakan
mahasiswa MBA di AS sebagai pengganti manajer perusahaan dalam studi
eksperimennya. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa subjek memiliki
kecenderungan untuk tetap melanjutkan proyek yang gagal ketika subjek
dimanipulasi bahwa subjeklah yang mempunyai private information dan apabila
proyek dihentikan akan berpengaruh pada reputasi dan karirnya. Hasil tersebut
didukung oleh Rutledge and Karim (1999) menyatakan bahwa manajer akan
melakukan eskalasi komitmen apabila dalam kondisi adverse selection. Irfan
dkk., (2013) menunjukkan manajer yang dihadapkan pada kondisi adverse
selection mempunyai kecenderungan untuk melanjutkan proyek-proyek yang
tidak menguntungkan. Selain itu, Nurhayati dan Sukirno (2014) menyatakan
bahwa adverse selection terbukti berpengaruh terhadap eskalasi komitmen.
Berdasarkan uraian tersebut, dirumuskan hipotesis pertama, yaitu:
H1: Manajer cenderung melakukan eskalasi komitmen ketika
dihadapkan pada kondisi adverse selection.

2.2.2 Manajer Cenderung Melakukan Eskalasi Komitmen Ketika Informasi


Disajikan Dalam Negative Framing
Manajer dalam membuat keputusan eskalasi dijelaskan dalam teori
prospek, yaitu ketika informasi yang didapatkan disajikan dalam negative
framing. Manajer mendapatkan informasi yang disajikan dalam negative framing
dengan pilihan antara kerugian yang belum pasti di masa yang akan datang
dengan kerugian pasti yang sudah terjadi dengan harapan akan mendapat
pengembalian yang positif (Rutledge dan Harrel, 1994). Salter dan Sharp (2004)
melakukan eksperimen dengan subjek yang digunakan adalah manajer AS dan
Kanada, membuktikan bahwa negative framing dapat meningkatkan

5
kemungkinan terjadinya eskalasi komitmen. Ketika hasil proyek sebagai suatu
kerugian yang pasti (negative framing), manajer mempunyai kecenderungan risk
taker yaitu tetap bertahan pada proyek tersebut. Whyte (1993) menyatakan bahwa
adanya sunk cost dalam pengambilan keputusan dapat memicu manajer bersifat
risk taker. Dewanti (2010) menyatakan bahwa negative framing berpengaruh
secara signifikan terhadap eskalasi komitmen. Bahrudin dan Anissa (2011) juga
menyatakan apabila informasi disajikan secara negative framing, maka lebih
besar kecenderungan seorang manajer melakukan eskalasi komitmen.
Berdasarkan uraian di atas dapat disusun hipotesis kedua, yakni:

H2: Manajer cenderung melakukan eskalasi komitmen ketika informasi


disajikan dalam negative framing.

3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Rancangan eksperimen penelitian yang digunakan ialah desain faktorial
2x2. Peneliti melihat kecenderungan individu dalam melakukan eskalasi
komitmen dengan cara membagi seluruh partisipan ke dalam empat perlakuan
yakni: Perlakuan A, terdapat kondisi adverse selection dan informasi yang
disajikan dalam negative framing; Perlakuan B: partisipan dalam kondisi adverse
selection namun informasi yang disajikan tidak negative framing; Perlakuan C:
partisipan tidak dalam kondisi adverse selection namun informasi yang disajikan
dalam negative framing; dan Perlakuan D: partisipan tidak dalam kondisi adverse
selection dan informasi yang disajikan tidak dalam negative framing. Desain
eksperimen faktorial 2x2 dipaparkan pada Tabel 1 dibawah ini:

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Program Magister Akuntansi dan Program
Magister Manajemen Universitas Udayana.

6
3. 3 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah pengaruh adverse selection dan negative
framing pada kecenderungan eskalasi komitmen yang menggunakan Partisipan
mahasiswa S2 Akuntansi dan Manajemen Universitas Udayana sebagai proksi
manajer.
3.4 Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu:


1) Variabel Independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan

mempengaruhi variabel lain.


2) Variabel Dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan

dipengaruhi oleh variabel independen.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen (independent variable) adalah tipe variabel yang

menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dapat

disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable), atau juga dapat

dinamakan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable)

(Indika, 2017).

Dalam penelitian ini variabel independennya, yaitu adverse selection (X1)

dan negative framing (X2). Adverse selection merupakan suatu kondisi dimana

terdapat asimetri informasi antara pihak principal (pemilik perusahaan) dengan

pihak agen (manajer). Dan negative framing adalah keputusan yang dilakukan

oleh manajer dipengaruhi oleh pembingkaian informasi (framing) secara negatif.

Artinya ketika informasi disajikan secara negative framing (kondisi pasti rugi),

7
manajer cenderung risk taker (mencari risiko) dengan tetap bertahan pada proyek

tersebut (Bateman dan Zeithaml, 1989).

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen (dependent variable) adalah tipe variabel yang

dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indika, 2017). Pada

penelitian ini variabel dependen menggunakan Eskalasi komitmen (Y). Eskalasi

komitmen merupakan keputusan untuk meningkatkan atau memperluas

komitmen terhadap suatu proyek atau investasi tertentu meskipun proyek atau

investasi tersebut mengindikasikan kegagalan.

3.5 Definisi Operasional Variabel


3.5.1 Variabel Independen (X)
a) Adverse Selection (X1)

Adverse selection merupakan suatu kondisi dimana terdapat

asimetri informasi antara pihak principal (pemilik perusahaan) dengan

pihak agen (manajer).

b) Negative Framing (X2)

Negative framing adalah keputusan yang dilakukan oleh manajer

dipengaruhi oleh pembingkaian informasi (framing) secara negatif.

Artinya ketika informasi disajikan secara negative framing (kondisi pasti

rugi), manajer cenderung risk taker (mencari risiko) dengan tetap bertahan

pada proyek tersebut.

3.5.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Eskalasi komitmen (Y). Eskalasi komitmen merupakan keputusan untuk

meningkatkan atau memperluas komitmen terhadap suatu proyek atau

8
investasi tertentu meskipun proyek atau investasi tersebut

mengindikasikan kegagalan.

3.6 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:72).

Populasi dalam penelitian ini adalah Program Magister Akuntansi dan Program

Magister Manajemen Universitas Udayana semester II dan semester III tahun ajaran

2015, yang telah menempuh mata kuliah Akuntansi Manajemen dan Manajemen

Keuangan.

3.7 Sampel Penelitian

Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 196 partisipan yang dibagi

ke dalam empat kelompok perlakuan, sehingga masing-masing perlakuan

diberikan pada 49 partisipan.

3.8 Jenis dan Sumber Data


Berdasarkan jenisnya, dalam penelitian ini digunakan jenis data primer
yang didapat melalui pemberian kuesioner dalam bentuk kasus kepada partisipan.

3.9 Metode dan Pengumpulan Data


Metode dan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode angket (kuisioner) dengan teknik purposive sampling. Dan
menggunakan instrumen yang dimodifikasi dari instrumen Dewanti (2010)
dengan skala Likert 1-10.

9
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
uji normalitas, uji homogenitas, dan uji Two-Ways Analisis of Variance
(ANOVA).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Uji Normalitas
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Magister Akuntansi dan
Program MagisterManajemen Universitas Udayana yang diproyeksikan sebagai
manajer proyek. Karakteristik demografi partisipan meliputi umur, jenis kelamin,
dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Partisipan terbanyak berumur antara 26-30
tahun dengan frekuensi 97 partisipan atau sebesar 49,49%. Sebanyak112
partisipan atau sebesar 57,14% dengan jeniskelamin perempuan, sisanya 84
partisipan atau sebesar 42,86% dengan jenis kelamin laki-laki.Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) terbanyak ialah 3,00-3,50 sebanyak 110 partisipan atau sebesar
56,12%.
Data penelitian terdistribusi dengan normal dengan nilai Asymp. Sig di
atas 0,05 (perlakuan Asebesar 0,077; perlakuan B sebesar 0,058; perlakuan C
sebesar 0,098; perlakuan D sebesar 0,278).
4.2 Uji Homogenitas

Keempat perlakuan (perlakuan A, B, C, dan D) mempunyai varian yang


sama. Nilai Levene statisticsebesar 0,072 (di atas 0,05) yang berarti tiap
kelompok subjek memiliki varian yang sama.

4.3 Uji Two – Ways Analisis (ANOVA)


4.3.1 Hipotesis Pertama
Hasil pengujian hipotesis pertama memberikanbukti bahwa adverse
selection berpengaruh padakecenderungan eskalasi komitmen dengan p-
value0,008 (<0,05). Hasil penelitian mampu menunjukkanketika dihadapkan pada

10
kondisi adverse selection,manajer cenderung melakukan eskalasi
komitmen.Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwaprivate
information yang dimiliki oleh manajerketika terjadi asimetri informasi dengan
principalyang dipaparkan dalam teori agensi, hal tersebutdapat memengaruhi
tindakan manajer yang tidaksesuai dengan kepentingan perusahan dan
tidakmemaksimalkan keuntungan perusahaan.

4.3.2 Hipotesis Kedua


Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa negative framing
berpengaruh padakecenderungan eskalasi komitmen dimana p-value yang
dihasilkan adalah 0,027 (<0,05). Hasil penelitianmemberikan bukti penyajian
informasi secara negativeframing dapat memengaruhi pengambil
keputusan(manajer) untuk melakukan eskalasi komitmen.

5. TELAAH KRITIS
Judul artikel yang kami review adalah “PENGARUH ADVERSE
SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN
ESKALASI KOMITMEN.” Berdasarkan artikel ini, telaah kritis yang dilakukan
meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari komponen
pendahuluan, kajian teori dan hipotesis, metodologi, hasil dan pembahasan.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam
menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.
5.1 Latar belakang
Secara garis besar, latar belakang artikel ini telah memenuhi komponen-
komponen yang harusnya terpapar dalam latar belakang. Namun pada latar
belakang belum dijelaskan isu atau fenomena-fenomena yang terjadi yang
melatar belakangi dilakukannya penelitian serta variabel-variabel yang
digunakan pada penelitian tersebut. Oleh karena itu, lebih baik apabila peneliti
mengangkat isu-isu terbaru untuk mendukung dilakukannya penelitiannya.
Selain itu, sudah dicantumkan penelitian – penelitian sebelumnya yang bisa
dijadikan acuan untuk memilih variabel untuk penelitian selanjutnya.

5.2 Kajian Teori dan Hipotesis

11
Berdasarkan artikel ini, kajian teori yang disajikan sudah jelas. Pada kajian
teori telah dijelaskan mengenai teori-teori apa saja yang dapat mendukung
penelitian yang dilakukan. Selain itu, pada kajian teori dan hipotesis telah
dilengkapi dengan kerangka konseptual yang dapat mempermudah pembaca agar
lebih mengerti mengenai artikel tersebut.

5.3 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini masih terdapat


kesalahan. Seperti ketidak singkronan antara judul penelitian dan variabel terikat
penelitian. Dimana variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eskalasi komitmen, namun pada judul penelitian ini adalah “PENGARUH
ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING
KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN” sehingga variabel
terikat yang lebih baik untuk penelitian ini adalah kecenderungan eskalasi

komitmen.

Meskipun demikian peneliti telah menjelaskan dengan baik mengenai


desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel,
definisi operasional variabel, populasi penelitian, sampel penelitian, jenis dan
sumber data, metode dan pengumpulan data, dan teknik analisis data. Peneliti
juga menjelaskan kenapa peneliti menggunakan mahasiswa program Magister
Akuntansi dan Magister Manajemen semester II dan semester III tahun ajaran 2015
sebagai sampel penelitian. Selain itu, pada metode penelitian telah dilengkapi
dengan desain eksperimen faktorial yang dapat mempermudah pembaca agar
lebih mengerti mengenai artikel tersebut.

5.4 Hasil dan Pembahasan


Pada hasil dan pembahasan artikel ini telah memenuhi komponen-
komponen yang harusnya dipaparkan dalam pembahasan. Artikel ini telah
menyajikan hasil-hasil uji yang dilakukan dan hasil dari pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Meskipun demikian peneliti tidak
melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam

12
penelitiannya. Hal ini penting dikarenakan peneliti melakukan modifikasi pada
instrumen yang digunakannya sehingga perlu dilakukan uji reliabilitas dan uji
validitas pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ni Kadek Ari Puspa Sari dan Made Gede Wirakusuma, 2017. Pengaruh Adverse
Selection dan Negative Framing pada Kecenderungan Eskalasi
Komitmen. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 12, No. 1

13
14

Anda mungkin juga menyukai