Anda di halaman 1dari 12

DIAGNOSA KEPERAWATAN

IBU POST PARTUM

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

Nama : maulidiana

Riky fusrika

Suci martiwi

Fakhrijal

Tingkat ii b

Pembimbing :

Hj. adijati Hasan,skm.

Akademi keperawatan

TjoeT nya dhien


Banda aceh
2010/2011
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah memberikan

kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,

yang berjudul Diagnosa Keperawatan Ibu Post Partum.

Disamping itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan

baik.

Kami juga menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyajian makalah ini karena

terbatasnya kemampuan yang kami miliki, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya

masukan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

Kami juga mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelancaran proses

belajar mengajar di akademi keperawatan khususnya akademi keperawatan Tjoet Nya

Dhien.

Banda Aceh, 22 Maret 2011

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISI..ii

BAB I PENDAHULUAN..iii

1. Latar Belakangiii

2. Tujuan...iii

BAB II PEMBAHASAN1

A. Diagnosa Keperawatan Ibu Post Partum...1

1. Nyeri ..1

2. Gangguan proses laktasi..2

3. Risiko tinggi infeksi3

4. Perubahan eliminasi urin.3

5. Konstipasi ..4

6. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan..5

7. Perubahan ikatan proses keluarga...5

BAB III PENUTUP...7

1. Kesimpulan7

2. Saran.7

DAFTAR PUSTAKA..8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Walaupun semua wanita mengalami perubahan psikologis yang sama selama periode

post partum, faktor-faktor tertentu membuat setiap ibu memiliki pengalaman yang unik. Dari

sudut pandang fisiologis tentang lama dan kesulitan persalinan setiap ibu harus menjalani

pemeriksaan yang meliputi : jenis kelahiran, adanya laserasi, atau episiotomy, dan apakah

ibu akan menyusui sendiri atau menggunakan susu formula.

Setelah data yang telah dianalisis diperoleh pada proses pengkajian, perawat

menegakkan diagnosa keperawatan yang kemudian digunakan sebagai pedoman untuk

merencanakan perawatan.

2. Tujuan

Untuk memudahkan perawat dalam memberikan tindakan keperawatan

Untuk menentukan prioritas masalah keperawatan sesuai dengan intervensi yang

ditegakkan

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang diagnose pada ibu post

partum

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Diagnosa Keperawatan Ibu Post Partum

Diagnosa yang mungkin muncul pada ibu post partum antara lain :

1. Nyeri berhubungan dengan ruptur, nyeri setelah melahirkan

2. Gangguan proses laktasi berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu dan pengalaman

sebelumnya.

3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan

4. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek hormonal

5. konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot

6. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

Kelelahan/kegagalan miometri dari mekanisme homeostatik

7. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan

anggota keluarga

2. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan I :

Nyeri berhubungan dengan ruptur,nyeri setelah melahirkan.

Tujuannya : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria hasil : Skala nyeri berkurang, TTV dalam batas normal, ekspresi wajah rileks

1
Intervensi :

1. Berikan kantung es pada perineum

2. Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, lama persalinan dan sifat

Kejadian intrapartal

3. Observasi TTV

4. Ajarkan ibu dalam menggunakan tehnik relaksasi dan tindakan kenyamanan

5. Atur posisi tidur klien sesuai dengan derajat kenyamanan klien

6. Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan istirahat yang cukup

6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian analgetik.

Diagnosa Keperawatan II :

Gangguan proses laktasi berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu dan pengalaman

sebelumnya.

Tujuan : ASI keluar lancar

Kriteria Hasil : ASI Keluar lancar , payudara tidak bengkak

Intervensi :

1. Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya

2. Tentukan system pendukung yang tersedia pada klien dan sikap pasangan

3. Demontrasikan dan tinjau ulang tehnik-tehnik menyusui , perhatikan posisi bayi selama

Menyusui dan lamanya menyususi.

4. Berikan informasi , verbal dan tertulis mengenai fisiologis dan kandungan menyusui.

5. Anjurkan klien melihat puting setiap habis menyusui.

6. Anjurkan ibu agar segera menyusui 2 jam pertama setelah melahirkan

2
7. Anjurkan klien untuk mengeringkan puting susu dengan udara selama 20-30 menit setelah

menyusui

8. Intruksikan klien untuk menghindari penggunaan pelindung puting kecuali secara khusus

diindikasikan

9. Kolaborasi , rujuk klien pada kelompok pendukung , misalnya Posyandu.

Diagnosa Keperawatan III :

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil : tanda- tanda infeksi tidak terjadi

Intervensi :

1. Pertahankan lingkungan yang bersih, penutup tempat tidur harus diganti setiap hari

2. Anjurkan pasien agar tidak berjalan tanpa alas kaki dalam rumah sakit

3. Supervisi penggunaan fasilitas untuk mencegah kontaminasi silang

4. Ajari ibu membersihkan perineum dari arah depan ke belakang setelah berkemih atau

defekasi

5. Lakukan perawatan tempat episiotomy dan setiap laserasi perinenum dengan baik untuk

untuk mencegah tejadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan

Diagnosa Keperawatan IV :

Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek hormonal

Tujuan : Eliminasi urin normal

Kriteria Hasil : Berkemih tidak di bantu dalam 6-8 jam setelah melahirkan , pola eliminasi

urin sesuai kebiasaan klien , karakteristik urin normal.

3
Intervensi :

1. Kaji masukkan cairan dan keluaran urin terakhir.

2. Palpasi kandung kemih , pantau tinggi fundus dan lokasi jumlah aliran lochea.

3. Perhatikan adanya laserasi / episiotomi

4. Anjurkan minum 6-8 gelas cairan perhari

5. Kaji tanda-tanda ISK ( rasa terbakar pada saat berkemih, peningkatan frekuensi berkemih).

6. Kolaborasi : katerterisasi dengan menggunakan kateter lurus

7. Kolaborasi : dapatkan specimen urin bila klien mempunyai gejala ISK

8. Kolaborasi : pantau hasil test laboratorium, seperti nitrogen urea darah dan urin 24 jam.

Diagnosa Keperawatan V :

Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot.

Tujuan : Pola eliminasi BAB normal

Kriteri Hasil : pola eliminasi BAB sesuai kebiasaan klien, karakteristik feses normal,

melakukan kembali kebiasaan defekasi yang biasa optimal dalam 4 hari setelah kelahiran.

Intervensi :

1. Auskultasi adanya bising usus, perhatikan kebiasaan pengosongan abnormal

2. Kaji terhadap adanya hemoroid.

3. Berikan informasi diet yang tepat tentang pentingnya makanan kasar, peningkatan cairan

dan upaya untuk membuat pola pengosongan normal.

4. Anjurkan peningkatan tingkat aktivitas dan ambulasi sesuai toleransi.

5. Kaji episiotomi, perhatikan adanya laserasi dan derajat keterlibatan jaringan.

6. Kolaborasi : berikan laksatif, pelunak feses, supossitoria atau enema.

4
Diagnosa Keperawatan VI :

Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kelelahan /kegagalan miometri

dari mekanisme homeostatik

Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria Hasil : TTV dalam batas normal,

Intervensi :

1. Tempatkan klien pada posisi rekumben

2. Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartum khususnya pada persalinan yang lama

3. Perhatikan jenis persalinan dan anastesi, kehilangan darah pada persalinan, lama persalinan

4.Catat lokasi dan konsistensi fundus setiap 15 menit

5. Kaji kepenuhan kandung kemih diatas simpisis pubis

6. Kaji jumlah, warna, dan sifat aliran lokhial setiap 15 menit

7. Periksa perineum setiap 15 menit, perhatikan kondisi perbaikan episiotomy, edema

Berlebihan.

8. Kolaborasi :

Tinjau ulang kadar Hb dan Ht.

Pertahankan infus intra vena larutan isotonik

Gantikan kehilangan cairan dengan plasma atau darah lengkap sesuai indikasi

Diagnosa VII ;

Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan

anggota keluarga

Tujuan : terjalinnya hubungan ikatan keluarga yang lebih erat

Kriteria hasil : mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang tepat

5
Intervensi :

1. Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi, lebih disukai

bersentuhan kulit dengan kulit

2. Anjurkan ayah untuk menggendong dan menyentuh bayi dan membantu dalam perawatan

bayi dan sesuai kondisi

3. Observasi dan catat interaksi bayi-keluarga, perhatikan perilaku untuk menunjukkan ikatan

dan kedekatan dalam budaya khusus

4. Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan klien dan keyakinan

5. Catat pengungkapan/perilaku yang menunjukkan kekecewaan atau kurang minat/kedekatan

6. Jamin privasi keluarga pada pemeriksaan selama interaksi awal dengan bayi baru lahir,

Sesuai kondisi ibu dan bayi

7. Kolaborasi : beritahu anggota tim keperawatan kesehatan yang tepat (mis : staff perawatan

bayi atau perawatan post partum) tentang observasi sesuia indikasi.

6
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah data yang telah dianalisis diperoleh, perawat menegakkan diagnosa keperawatan

yang kemudian digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan perawatan. Diagnosa

keperawatan yang mungkin muncul pada ibu post partum antara lain :

Nyeri

Gangguan proses laktasi

Resiko tinggi infeksi

Perubahan eliminasi urine

Konstipasi

Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

Perubahan ikatan proses keluarga

2. Saran

Diharapkan bagi mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengangkat

diagnosa pada ibu post partum sehingga mudah dalam menentukan intervensi keperawatan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelancaran proses belajar mengajar.

7
DAFTAR PUSTAKA

E.Dongoes,Marylinn. 2001.Rencana Perawatan Maternal Bayi. Ed.2.Penerbit Buku

Kedokteran EGC : Jakarta.

Bobak. Lowdermilk.Jensen. 2004.keperawatan maternitas.ed.4. EGC :Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai