Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN OBAT YANG DIGUNAKAN

1. Infus RL

Komposisi : Per 1000 mL Na 130 meq/L, Cl 109 meq/L, K 4 meq/L, Ca 2,7 meq/L, Lactate
28 meq/L, (NaCl 6 g, KCl 0,3 g, CaCl2 0,2 g, Na Lactate 3,1 g, Water for injection 1000 mL).
Osmolaritas ; 273 mOsm/L

Indikasi : Terapi untuk mengatasi deplesi volume berat saat tidak dapat diberikan rehidrasi
oral

Dosis : Dosis tergantung individual

Interaksi obat : Preparat K dan Ca

2. Infus Asering

Komposisi : Per L: Na 130 meq, K 4 meq, Cl 109 meq, Ca 3 meq, acetate 28 meq.

Indikasi : Asering : Terapi cairan pengganti untuk kondisi kehilangan cairan secara akut.

Dosis : individual

Kontra indikasi : Penderita gagal jantung kongestif, kerusakan ginjal, edema paru yang
disebabkan oleh retensi Na & hiperproteinemia. Penderita hipernatremia, hiperkloremia,
hiperkalemia, hiperhidrasi.

Efek samping : Demam, infeksi, pada tempat injeksi, trombosis pada vena atau flebitis pada
tempat injeksi, hipervolemia.

3. Neurodex

Komposisi : vitamin B1 100 mg, vitamin B6 200 mg, vitamin B12 250 mcg.

Indikasi : Gejala neorotropik karena defisiensi vitamin B, gangguan neurologik, mual dan
muntah pada kehamilan, anemia, robonsia untuk kejang, lesu, dan usia lanjut.

Pemberian obat: Dapat diberikan bersamaan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI.

Dosis : 1 tablet 2-3 x sehari.

Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap vitamin B.

Rencana Edukasi : Sebaiknya diminum pada pagi dan siang hari sesudah makan.
4. Captopril

Indikasi : lihat pada dosis

Dosis : Hipertensi ringan s/d sedang Awal 12,5 mg 2x/hr. Pemeliharaan : 25 mg 2x/hr, dapat
ditingkatkan dengan selang waktu 2-4 minggu. Maks: 50 mg 2x/hr. Dapat ditambah thiazid
jika respon tidak cukup atau dosis diuretik dapat ditingkatkan sesudah 1-2 minggu. Hipertensi
berat Awal 12,5 mg 2x/hr, dapat ditingkatkan bertahap s/d maks 50 mg 3x/hr dan harus
diberikan bersama dengan obat antihipertensi lain dengan dosis yang disesuaikan. Maks 150
mg/hr. Gagal jantung Awal 6,25 mg atau 12,5 mg. Pemeliharaan: 25 mg 2-3x/hr, dapat
ditingkatkan bertahap dengan selang waktu minimal 2 minggu. Maks 150 mg/hr. Lansia
dianjurkan untuk memberikan dosis awal yang rendah.

Pemberian obat: berikan saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.

Kontra indikasi : Stenosis aorta, gagal ginjal, hamil, laktasi, hipersensitif terhadap ACE
inhibitor.

Efek samping: Proteinurea, peningkatan ureum darah dan kreatinin, ruam terutama pruritis,
neutropenia, anemia, trombositopenia, hipotensi.

Interaksi obat: Imunosupresan, suplemen K atau diuretik yang mengandung K, probenesid,


NSAID, diuretik.

Mekanisme kerja : inhibitor Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang mengubah


Angiotensin I menjadi Angiotensin II, selain itu dapat menurunkan Angiotensin II karena
penurunan aktivitas plasma renin dan penurunan sekresi aldosteron. Mekanisme CNS
kemungkinan terlibat dalam menghasilkan efek hipotensif. ACE inhibitor kemungkinan akan
merubah kallikriens vasoaktif menjadi bentuk aktifnya (hormon) sehingga akan menurunkan
tekanan darah.

Rencana Edukasi :

Berikan obat 1 jam sebelum makan.


Jika lupa minum obat diminum sesegera mungkin, bila mendekati jadwal minum obat
selanjutnya jangan menggandakan dosis.

5. Crestor

Komposisi : Rosuvastatin 20 mg/tab

Indikasi : Hiperkolesterolemia primer atau dislipidemia sebagai terapi tambahan terhadap diet
dan olahraga. Menurunkan kadar kolesterol total LDL, trigliserida, dan meningkatkan HDL.

Dosis : Awal 5-10 mg 1x/hr, baik pada pasien yang belum pernah mendapat terapi statin atau
pasien yang menjalani pergantian terapi dari penghambat HMG-CoA reduktase lain, bila
perlu dosis dapat ditingkatkan s/d tingkat dosis berikutnya sesudah 4 minggu. Lanjut Usia
>70 tahun dan pasien dengan faktor predisposisi miopati Awal 5 mg. Pasien dengan gagal
ginjal berat (bersiha kreatinin <30 ml/mnt yang tidak menjalani hemodiallisis Awal 5 mg
1x/hr maks 10 mg 1x/hr.

Pemberian obat : Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.

Kontra indikasi : Penyakit hati aktif termasuk peningkatan persisten kadar transaminase
serum 3x dari batas atas nilai normal, miopati, pengguanaan bersama dengan siklosporin,
wanita usia subur, hamil, dan laktasi.

Efek samping : Sakit kepala, pusing, konstipasi, mual, nyeri abdomen, mialgia, astenia.

Interaksi obat : Antagonis vitamin K, gemfibrosil dan obat penurun lemak lain, siklosporin,
antasida, eritromisin, kontrasepsi oral, atau terapi sulih hormon.

Mekanisme kerja : Rosuvastatin bekerja secara kompetitif menghambat 3-hydroxy-3-


methylglutaryl-coenzyme A (HMG-CoA) reduktase, enzim yang sangat berperan dalam
katalisasi biosntesis colesterol.

Rencana edukasi :

Gunakan obat ini pada malam hari kecuali dinyatakan lain oleh dokter atau apoteker.
Obat ini sangat efektif jika digunakan bersama dengan olah raga dan diet mengurangi
asupan makanan yang mengandung kolesterol (lemak) dan lemak jenuh.
Pasien disarankan untuk segera memberitahukan dokter jika mengalami nyeri otot,
nyeri tekan (tenderness) dan kelemahan yang tidak dapat dijelaskan.
Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini dilakukan.
Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter
Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang
merawat. Ini termasuk sediaan herbal atau suplemen makanan yang lain
Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat
beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat
dengan dosis ganda.
Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mulai kembali pengobatan seperti awal dan
mintalah nasehat dokter pada kunjungan berikutnya.

6. Neurotam

Komposisi : Piracetam 1200 mg/kaplet

Indikasi : Kemunduran daya pikir, astenia, gangguan adaptasi, gangguan reaksi psikomotor.
Alkoholisme kronik dan adiksi. Disfungsi serebral sehubungan dengan akibat pasca trauma.

Dosis : Oral Sindroma psikoorganik yang berhubungan dengan penuaan Awal 6 kapsul atau
3 kaplet/hari dalam 2-3 dosis terbagi untuk 6 minggu. Pemeliharaan : 1,2 g/hr. Sindroma
pasca trauma Awal 2 kapsul atau 1 kapl 3x/hr s/d mencapai efek yang diinginkan, lalu 1
kapsul atau kaplet/hr. Inj IM atau IV 1 g 3x/hr.

Pemberian obat : Sesudah makan


Kontra indikasi : Kerusakan ginjal parah, hipersensitif.

Efek samping : Keguguran, lekas marah, sukar tidur, gelisah, gemetar, agitasi, lelah,
gangguan GI, mengantuk.

Mekanisme kerja : piracetam adalah suatu nootropic agent.

Rencana edukasi :

Oleh karena piracetam seluruhnya dieliminasi melalui ginjal, peringatan harus


diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal, oleh karena itu dianjurkan
melakukan pengecekan fungsi ginjal.
Oleh karena efek piracetam pada agregasi platelet, peringatan harus diberikan pada
penderita dengan gangguan hemostatis atau perdarahan hebat.

7. Thrombo aspilets

Komposisi : Acetyl salicylic acid 80 mg/tablet salut enterik.

Indikasi : Terapi dan pencegahan trombosis pada infark miokard akut atau pasca stroke

Dosis : 1-2 tab 1x/hr

Pemberian obat : Sesudah makan : telan utuh jangan dikunyah/dihancurkan

Kontra indikasi : Sensitif terhadap aspirin, asma, ulkus peptikum, perdarahan subkutan,
hemofilia, trombositopenia, terapi anti koagulan.

Efek samping : Iritasi GI, mual muntah. Penggunaan jangka panjang : perdarahan GI, ulkus
peptikum.

Mekanisme kerja : asetosal mencegah adhesi dan agregasi platelet dengan cara menghambat
enzim siklooksigenase yang berfungsi membentuk tromboksan A2 dan prostasiklin.
Tromboksan A2 merupakan suatu vasokonstriktor yang akan menginduksi pelepasan granul-
granul intraseluler, sehingga berakibat agregasi platelet. Prostasiklin merupakan vasodilator
yang akan menghambat agregasi platelet.

Rencana edukasi : Minum segera setelah makan dengan satu gelas air

8. Paracetamol

Indikasi : Antipiretik dan Analgetik

Dosis : 1 kapl 3-4x/hr

Pemberian obat : Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan


Kontra indikasi : Gangguan fungsi hati berat

Efek samping : Kerusakan hati ( dosis besar, terapi jangka lama )

Interaksi obat : Memperkuat kerja vasopresin. Absorpsi asetaminofen dihambat oleh


propantelin dan dipercepat,oleh metoklopramid.

Mekanisme kerja : Bekerja langsung pada pusat pengaturan panas di hipotalamus dan
menghambat sintesa prostaglandin di sistem saraf pusat.

Rencana edukasi :

Obat ini digunakan bila demam saja, jika sudah tidak demam jangan digunakan.
Jika nyeri atau demam sudah lebih dari 3 hari, hubungi dokter.

9. Haloperidol

Indikasi : Status ansietas, gelisah dan psikis labil disertai dengan mudah marah, menyerang,
astenia, delusi, halusinasi.

Dosis : Gejala sedang 0,5-2 mg/hr 2-3x/hr, gejala berat 3-5 mg/hr 2-3x/hr. Lansia 0,5-1,5 mg
2-3x/hr.

Pemberian obat : Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi iritasi pada GI.

Kontra indikasi : Depresi endogen tanpa agitasi, gangguan syaraf dengan gejala piramidal
atau ekstra piramidal, kondisi koma, depresi SSP berat.

Efek samping : Hipertonia dan gemetar pada otot, gerakan mata yang tidak terkendali,
hipotensi ortostatik, galaktore.

Interaksi obat : Litium, metildopa, antikonvulsan, alkohol, depresan SSP, opiat.

Mekanisme kerja : Memblok reseptor dopaminergik D1 dan D2 di postsinaptik mesolimbik


otak. Menekan penglepasan hormon hipotalamus dan hipofisa, menekan Reticular Activating
System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolisme basal, temperatur tubuh, kesiagaan,
tonus vasomotor dan emesis.

Rencana edukasi :

Obat ini untuk mengobati gangguan emosi, mental dan kecemasan.


Obat ini harus digunakan beberapa minggu sebelum efek penuh dicapai.
Bila digunakan lebih dari satu dosis/tablet per hari, segera minum obat bila lupa,
tetapi bila sudah dekat dengan waktu minum kedua, tinggalkan dosis pertama dan
mulai dengan dosis reguler.
Jangan hentikan minum obat tanpa berkonsultasi dengan dokter. Konsultasikan
dengan dokter bila memakan obat lain. Bila merasakan reaksi yang tidak
menyenangkan/menganggu karena memakan obat ini konsultasikan dengan dokter.
10. New Diatabs

Komposisi : atapulgit aktif 600 mg/tablet

Indikasi : Antidiare

Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun 2 tablet setiap setelah buang air besar, maksimum :
sehari 12 tablet

11. Hidroklortiazid

Indikasi : Penanganan hipertensi ringan sampai sedang, edema pada gagal jantung kongestif
dan sindrom nefrotik.

Dosis : Oral (efek obat dapat diturunkan setelah digunakan setiap hari) Dewasa : Edema : 25-
100 mg/hari dalam 1-2 dosis, maksimum 200 mg/hari. Hipertensi : 12.5 -50 mg/hari;
peningkatan respon minimal dan gangguan elektrolit lainnya harus dipantau setelah > 50
mg/hari. Pasien lanjut usia : 12,5 25 mg sekali sehari. Penyesuaian dosis pada gangguan
ginjal.

Kontra Indikasi : Diabetus mellitus, dan kemungkinan hipersensitivitas terhadap golongan


obat ini.

Efek Samping : Hipotensi ortostatik, hipotensi, fotosensitivitas, hipokalemia, anoreksia,


tekanan pada epigastrik.

Mekanisme Kerja : Inhibisi rearbsorpsi pada tubulus ginjal, akibatnya ekskresi natrium dan
air meningkat.

Rencana Edukasi :

Obat dimakan bersamaan dengan makanan lain atau dengan susu.


Obat ini bisa menimbulkan rasa pusing dan kelelahan bila mengerjakan sesuatu,
berdiri cukup lama, minum alkohol, merubah tubuh secara mendadak, atau bangun
dari tempat tidur secara terburu-buru.
Jika mungkin jangan makan obat ini menjelang tidur, karena tidur anda akan
terganggu karena akan sering buang air kecil.
Obat ini kemungkinan akan menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Jangan
mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin.
Hubungi dokter bila timbul rasa kelelahan pada otot atau rasa nyeri mendadak pada
persendian .
Hubungi dokter bila timbul diare.

12. Intervask
Komposisi : Amlodipine besylate 10 mg/tablet

Indikasi : Hipertensi. Pengobatan angina prinzmetal dan angina pektoris stabil kronik.

Dosis : Hipertensi, angina Awal 5 mg 1 x/hr, dapt ditingkatkan s/d maks 10 mg/hr. Pasien
dengan tubuh kecil, lemah atau lanjut usia, tau dengan gagal hati Awal 2,5 mg 1 x/hr.

Pemberian obat: Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan

Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap dihidropiridin. Stenosis aorta, angina tak stabil (
kecuali angina prinzmetal).

Perhatian : Gangguan fungsi hati, gagal jantung kongestif. Hamil dan laktasi, lanjut usia.

Efek samping :Sakit kepala, edema, lelah, mengantuk, mual, nyeri perut, rasa hangat dan
kemerahan pada kulit, palpitasi, pusing.

Mekanisme kerja : Menghambat ion kalsium ketika memasuki saluran lambat atau area
sensitif tegangan selektif pada otot polos vaskuler dan miokardium selama depolarisasi,
menghasilkan relaksasi otot polos vaskuler koroner dan vasodilatasi koroner, meningkatkan
penghantaran oksigen pada pasien angina vasospastik.

Rencana Edukasi :

Gunakan sesuai yang diresepkan, jangan menghentikan obat tanpa konsultasi dengan
dokter.
Pasien mungkin akan mengalami sakit kepala (jika tidak dapat diatasi konsultasi ke
dokter), mual dan muntah (makan sejumlah kecil makanan mungkin dapat
membantu), atau konstipasi.
Dapat menyebabkan mengantuk, digunakan dengan hati-hati pada saat menyetir atau
menjalankan mesin.
Kesesuaian penggunaan obat; kepatuhan terhadap terapi (penting untuk tidak
menggunakan obat melebihi jumlah yang diresepkan). Kesesuaian dosis : bila lupa
minum obat maka diminum, sesegera mungkin, jangan diminum bila telah mendekati
pemberian dosis selanjutnya, jangan menggandakan dosis. Kesesuaian penyimpanan
obat : untuk penggunaan sebagai antihipertensi, mungkin memerlukan kontrol berat
badan dan diet khususnya pemasukan natrium.
Pasien mungkin tidak mengetahui/mengalami gejala dari hipertensi, penting untuk
tetap menggunakan obat walaupun sudah merasa sehat untuk membantu mengontrol
hipertensi.

Waktu paruh eliminasi 30-50 jam, meningkat pada pasien disfungsi hati.

13. Lisinopril

Indikasi : Hipertensi dan gagal jantung kongestif (terapi sendiri atau bersama diuretik dan
digitalis).
Dosis : Hipertensi Awal 2,5 mg/hr. Pemeliharaan : 10-20 mg/hr. Maks : 40 mg/hr. Gagal
jantung kongestif Awal 2,5 mg/hr. Pemeliharaan : 10-20 mg/hr.

Pemberian obat : Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan

Kontra Indikasi : Angioneurotik edema karena terapi ACE inhibitor.

Perhatian : Hipotensi simptomatik terutama pada penderita dengan vol. cairan tubuh rendah
dan gagal jantung kongestif. Hipotensi dapat terjadi pada pembedahan/anestesi. Penyakit
jantung iskemik atau serebrovaskular. Kerusakan fungsi ginjal. Riwayat angioedema. Hamil
dan laktasi.

Efek samping : Pusing, sakit kepala, diare, lesu, batuk, mual, ruam kulit, angioneurotik
edema, hiperkalemia.

Interaksi obat : Diuretik hemat kalium, suplemen K, risiko hiperkalemia. Diuretik : efek
aditif. Menurunkan eliminasi litium. Antasid mungkin dapat menurunkan bioavailibilitas
inhibitor ACE (lebih sering terjadi dibanding kaptopril), pemberian diberi selang waktu
selama 1-2 jam.

Mekanisme kerja : Inhibitor kompetitif Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang


mengubah Angiotensin I menjadi Angiotensin II, selain itu dapat menurunkan Angiotensin II
karena penurunan aktivitas plasma renin dan penurunan sekresi aldosteron. Mekanisme CNS
kemungkinan terlibat dalam menghasilkan efek hipotensif. ACE Inhibitor kemungkinan akan
merubah kallikriens vasoaktif menjadi bentuk bentuk aktifnya (hormon) sehingga akan
menurunkan tekanan darah.

Waktu paruh eliminasi 11-12 jam.

14. Chlorpromazine

Indikasi : mengendalikan mual dan muntah, menghilangkan kegelisahan dan ketakutan.

Dosis : mual muntah : oral 10-25 mg setiap 4-6 jam, im, iv : 25-50 mg setiap 4-6 jam. Orang
tua : Gejala-gejala perilaku yang berkaitan dengan demensia Awal : 10-25 mg sehari 1-2 kali,
naikkan pada interval 4-7 hari dengan 10-25 mg/hr, naikkan interval dosis, sehari 2x, sehari
3x, dst. Bila perlu untuk mengontrol respons dan efek samping ; dosis maksimum 800 mg.

Kontra Indikasi : Hipersensitifitas terhadap klorpromazine atau komponen lain formulasi,


reaksi hipersensitif silang antar fenotiazin mungkin terjadi, depresi SSP berat dan koma.

Perhatian : Pasien dengan depresi SSP, penyakit hati dan jantung berat, lanjut usia.

Efek samping : hipotensi postural, takikardia, pusing, perubahan interval QT tidak spesifik.
Mengantuk, distonia, akhatisia, pseudoparkinsonism, diskinesia Tardif, sindroma neurolepsi
malignan, kejang, fotosensitivitas, dermatitis, pigmentasi, laktasi, aminore, ginekomastia,
pembesaran payudara, hiperglisemia, hipoglisemia, mual, konstipasi xerostomia, retensi urin,
gangguan ejakulasi, impotensi, agranulositosis, eosinofilia, leukopenia, anemia hemolisis,
anemia aplastik, purpura trombositopenia, jaundice, penglihatan kabur, perubahan kornea,
dan lentikuler keratopati epitel, retinopati pigmen.

Mekanisme kerja : Memblok reseptor dopaminergik di postsinaptik mesolimbik otak.


Memblok kuat efek alfa adrenergik. Menekan penglepasan hormon hipotalamus dan hipofisa,
menekan Reticular Activating System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolisme basal,
temperatur tubuh, kesiagaan, tonus vasomotor dandan emesis.

Waktu paruh bifasik, awal: 2 jam, akhir: 30 jam

15. Dexanta

Komposisi : Per 5 mL susp koloidal Al(OH)3 200 mg, Mg (OH)2 200 mg, simethicone 20 mg.

Indikasi : Hiperasiditas, tukak lambung, kembung, dyspepsia, heartburn.

Dosis : Susp 1-2 sdt 3-4 x/hr.

Pemberian obat : Berikan di antara waktu makan.

Perhatian : Diet rendah fosfat, disfungsi ginjal.

Efek samping : konstipasi, diare, obstruksi intestinal (dosis besar).

Interaksi obat : Mengurangi aktifitas tetrasiklin, Fe, INH, warfarin, kuinidin.

Mekanisme kerja : Menetralkan HCl dalam lambung

16. Urispas

Komposisi : Flavoksat hidroklorida 200 mg/tablet

Indikasi : Mengurangi gejala akibat gangguan sal. kemih seperti disuria, urgensi, nokturia,
nyerisuprapubik, frequency dan incontinence yang terjadi pada penderita sistitis, prostatitis,
uretritis, uretrosistitis, dan uretrogonitis.

Dosis : 3-4 x sehari 200 mg.

Kontra Indikasi : Penderita dengan obstruksi duodenal atau filorik, luka pada usus, akhlasia,
pendarahan GI, dan obstruksi uropatik sal. Kemih bagian bawah.

Efek samping : Mual, muntah, mulut kering, gelisah, vertigo, sakit kepala, mengantuk,
gangguan akomodasi mata, tekanan intraocular meningkat, gangguan penglihatan, bingung,
disuria, takikardia, palpitasi, hiperpireksia, eosinofilia, leucopenia, urtikaria, dan dermatitis
lainnya.
17. KA-EN 3B

Komposisi : Per L Na 50 mEq, K 20 mEq, Cl 50 mEq, lactate 20 mEq, glucose 27 g.

Indikasi : Menyalurkan atau memelihara keseimbangan air dan elektrolit pada keadaan
dimana asupan makanan per oral tidak mencukupi atau tidak mungkin.

Dosis : 500-1000 mL pada 1 x pemberian secara IV drip.

Kontra Indikasi : Hiperkalemia, oliguria, peny. Addison, luka baker berat, azotemia,
kelebihan Na, sindrom malabsorpsi glukosa-galaktosa, cedera hati yang berat, aritmia
jantung.

Perhatian : Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, edema paru dan jaringan perifer, pre-
eklamsia, hipertensi, post-traumatik, sepsis berat, asidosis, obstruksi sal . Kemih, DM.

Efek samping : Alkalosis, edema otak, paru, dan perifer, intoksikasi.

Interaksi obat : Ca.

18. Injeksi Citicoline (Brainact)

Komposisi : Citicoline Amp 500 mg/4 mL

Indikasi : Gangguan kesadaran yang menyertai kerusakan atau cedera serebral, trauma
serebral, operasi otak, dan infark serebral. Mempercepat rehabilitasi tungkai atas dan bawah
pada pasien hemiplegia apopleksi.

Dosis : Gangguan kesadaran karena cedera kepala atau operasi otak 100-500 mg 1-2x/hr
secara IV drip atau injeksi. Gangguan kesadaran karena infark serebral 1000 mg 1x/hr secara
injeksi IV. Hemiplegia apopleksi 1000 mg 1x/hr secara oral atau injeksi IV

Pemberian obat : Berikan pada saat makan atau diantara waktu makan

Efek samping : hipotensi, ruam, insomnia, sakit kepala, diplopia.

Mekanisme Kerja :

Citicoline meningkatkan kerja formatio reticularis dari batang otak, terutama system
pengaktifan formatio reticularis ascendens yang berhubungan dengan kesadaran.
Citicoline mengaktifan system pyramidal dan memperbaiki kelumpuhan system
motoris.
Citicoline menaikkan konsumsi O2 dari otak dan memperbaiki metabolism otak.
19. Injeksi Ranitidin

Komposisi : Ranitidine HCl Amp 50 mg/2 mL

Indikasi : Ulkus peptikum, ulkus gaster non maligna. Kondisi hipersekresi patologis.

Dosis : Ulkus duodenum 150 mg 2x/hr atau 300 mg 1x/hr pada malam hari. Pencegahan
kekambuhan ulkus 150 mg sebelum tidur. Sindroma Zollinger Ellison 150 mg 3x/hr.

Pemberian obat : Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan

Efek samping : Sakit kepala, pusing, gangguan GI, ruam kulit.

Interaksi obat : Mengurangi bersihan dari warfarin, prokaii danamide, N-acetil prokainamid.
Meningkatklan absorpsi dari midazolam, menurunkan absorpsi dari cobalamin.

20. Reotal

Komposisi : pentoxyfilline 20 mg/mL (sediaan ampul 5 mL injeksi)

Indikasi : penyumbatan pembuluh darah kronik pada tungkai

Dosis : infus IV : 100 mg (1 ampul) dalam 250-500 mL larutan infus untuk 90-180 menit,
dapat ditingkatkan dengan 50 mg/hari sampai dengan maksimal 400mg/hari.

Kontra indikasi : infark miokard, perdarahan hebat, sklerosis serebral, aritmia jantung berat,
hamil, laktasi, anak <18 tahun.

Efek samping : mual, malaise, gangguan lambung, vertigo, pruritis, urtikaria, edema
angioneuritk.

21. Injeksi Ceftriaxone

Komposisi : seftriakson 1 gram/vial

Indikasi : Pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah, Otitis media bakteri akut, Infeksi
kulit dan struktur kulit, Infeksi tulang dan sendi, Infeksi intra abdominal, Infeksi saluran urin,
Penyakit inflamasi pelvic (PID), Gonorrhea, Bakterial septicemia dan meningitis

Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap seftriakson, komponen lain dalam sediaan dan
sefalosporin lainnya. Neonatus Hyperbilirubinemia.

Efek samping : Kulit : Rash (2%), Saluran cerna : diare (3%), Hepar : peningkatan
transaminase (3,1%-3,3%), Hematologi : eosinophillia (6%); thrombositosis (5%);
leukopenia (2%), Lokal : Nyeri selama injeksi (I.V 1%); rasa hangat, tightnes selama injeksi
(5%-17%) diikuti injeksi I.M.
Dosis : Dewasa : I. M.; I. V. Usual dosis I. M.; I. V. : 1-2 g setiap 12-24 jam tergantung tipe
dan keparahan infeksi.

Interaksi Obat :

Chephalosporin : menigkatkan efek antikoagulan dari derivat kumarin(Dikumarol dan


Warfarin)
Agen urikosurik: (Probenesid, Sulfinpirazon) dapat menurunkan ekskresi
sefalosporin, monitor efek toksik.

Mekanisme Kerja : Menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga bakteri akan
mengalami lisis.

Anda mungkin juga menyukai