Anda di halaman 1dari 28

ISOLASI DAN KARAKTERISASI α-SELULOSA

DARI KULIT JAGUNG MANIS


(Zea mays L. Saccharata)

Pembimbing Utama: Ida Musfiroh, M.Si., Apt


Pembimbing Serta: Idar, M.Si

Oleh:
Anis Rahmatun
25131043
Bahan baku obat di Indonesia masih sangat bergantung dengan
bahan baku obat impor, hampir 96% bahan baku yang digunakan
masih diimpor.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 87 Tahun 2013 tentang


Peta jalan pengembangan bahan baku obat
Selulosa
Merupakan salah satu eksipien
sediaan farmasi.
Terdapat dalam dinding sel
tumbuhan ataupun tanaman
yang mengandung serat dan
bahan yang berlignoselulosa
seperti kulit jagung manis.
Serat kasar dalam kelobot
jagung manis yaitu 25,84%.
Produksi jagung manis dalam negeri

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2012, produksi


jagung manis tahun 2012 diperkirakan sebesar 18,95 juta ton
atau mengalami peningkatan sebanyak 1,30 juta ton (7,38%)
dibandingkan tahun 2011.
Telah dilakukan ekstraksi selulosa
pada tanaman enceng gondok perbedaan
konsentrasi pelarut NaOH sebagai pelarut,
yaitu dengan konsentrasi 18% dan 25%
didapatkan hasil 15,30% dan 15,278%.
walaupun tidak terjadi perbedaan kadar α-
selulosa signifikan tetapi α-selulosa
dengan NaOH 25% berwarna putih
kekuningan
(Musfiroh,dkk 2013).
METODOLOGI PENELITIAN

Isolasi α-selulosa:
Delignifikasi NaOH 18% , 25% dan 30%

Bleaching NaOCl

-Uji kadar
-Karakterisasi
PERSIAPAN BAHAN

Pengumpulan Determinasi Pembuatan


Bahan Baku tanaman Simplisia
Isolasi α-selulosa dari kelobot jagung

Prehidrolisis Delignifikasi Saring, residu yang


Pendidihan Memanaskan sampel didapat dicuci
dengan NaOH 18% ,25% dengan aquades
sampel : air dan 30% (1:8) selama 1 dan cek pH hingga
(1:6) 1 jam jam pada suhu 80C
pH 6-7

Saring dan dicuci


sampai bau clorin Bleaching
hilang. Lalu Dengan
dikeringkan larutan NaOCl
didapatkan α- 3% selama 1
selulosa dari jam pada suhu
NaOH NaOH NaOH kelobot jagung 60C
18% 25% 30%
Massa pulp hasil Isolasi dari variasi
konsentrasi NaOH

Sampel Gram Kulit Konsentrasi Suhu Pulp Rendemen


Jagung Manis NaOH (% b/v) Pemasakan (gram) Pulp (%)
awal (gram) ( OC )

1 100 18 80 29,96 29,96 ±0.05

2 100 25 80 26,76 26,76 ±0.62

3 100 30 80 25,67 25,67 ±0.24


Penetapan Kadar α-selulosa
Kandungan selulosa dapat ditentukan
menurut SNI 0444:2009 mengenai cara uji kadar
selulosa alfa, beta dan gama.
HASIL

Kadar α-selulosa hasil isolasi


86.71
KARAKTERISASI α-SELULOSA DARI KELOBOT JAGUNG

Pengujian Organoleptis

Karakterisasi Penentuan pH

Kadar Air

Derajat Putih

FTIR
1. Pengujian Organoleptis

Meliputi pemeriksaan bentuk, bau, warna,


rasa dan kelarutan seperti dalam Farnakope
Indonesia Edisi IV 1995 dan dalam Handbook
of Pharmaceutical Excipient 2006
Hasil Karakterisasi
1. Pengujian Organoleptis
α-selulosa α-selulosa α-selulosa Selulosa
18% 25% 30% baku

organoleptis Bentuk Hablur Hablur Hablur Hablur


Warna Putih Putih Putih Putih
Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa
Bau Tidak Tidak Tidak Tidak
berbau berbau berbau berbau
Kelarutan Air Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut
Air Panas Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut
Etanol 95% Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut
NaOH 1% Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut
HCl 0,1N Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut
2. Penentuan pH
Mencampur 20 gram sampel + 25ml air suling add 100mL

Kocok selama 5 menit diukur pH larutan dengan pH meter

Ulangi sebanyak 3 kali


2. Penentuan pH

Pengujian α-selulosa α-selulosa α-selulosa Handbook


18% 25% 30% Pramceutical of
Excipients 2006
pH 6,60 6,53 6,51 5,0-7,0
4. Kadar Air

2gram sampel dipanaskan dalam oven selama 3 jam

Timbang sampai berat konstan

Didapat kadar air


3. Kadar Air

Pengujian α-selulosa α-selulosa α-selulosa Standar


18% 25% 30% Nasional
Indonesia
Kadar air 3,12 4,55 2,62 ≤ 6%
5. Derajat Putih
Dengan menggunakan alat kromameter. Sampel
dimasukkan dalam cawan petri hingga menutupi
permukaan cawan petri. Alat kromameter akan
memunculkan nilai L (Lightness)
Derajat Putih

Pengujian α-selulosa α-selulosa α-selulosa


18% 25% 30%
Derajat 70,64 ± 0,02 72,19 ± 0,02 72,51 ± 0,04
Putih
Analisis gugus fungsi dengan FTIR

Bahan α-selulosa hasil isolasi dari kelobot jagung


manis dilakukan analisis gugus fungsi dengan
menggunakan instrumen FTIR, dan dibandingkan
dengan α-selulosa murni sebagai standar.
Pengukuran Spektrum Inframerah
α-selulosa Baku dan hasil isolasi
Bilangan Gelombang Bentuk Gugus
Pita Fungsi
Selulosa α-selulosa α-selulosa α-selulosa
Baku 18% 25% 30%
3410 3395 3411,17 3445,89 Lebar Uluran O-H
2893 2903,88 2903,88 2903,88 Tajam Uluran C-H
1373 1374,30 1374,30 1377,20 Tajam Uluran C-O
894 894 898 900 Tajam Ikatan 1,4-
β-glycoside
Spektrum α-selulosa hasil isolasi

Spektrum FT-IR α-selulosa hasil isolasi dari kulit jagung manis NaOH
18% ( — ), NaOH 25% ( — ), NaOH 30% ( — )
Spektrum α-selulosa baku
Kesimpulan
Dari tiga konsentrasi NaOH 18%, 25% dan 30%
yang digunakan, konsentrasi NaOH 18%
merupakan konsentrasi paling optimum dalam
pengisolasian α-selulosa dan hasil karakteristik
didapat bahwa α-selulosa dari kulit jagung manis
memenuhi dari parameter dalam Handbook
Pramceutical of Excipients 2006.

Saran
Disarankan untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut
mengenai potimasi proses pembuatan selulosa pada setiap
tahap lainnya dan aplikasi dalam formulasi sediaan farmasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai