Anda di halaman 1dari 5

BAGIAN PATOLOGI ANATOMI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA


SKILL LAB BLOK 11 PATOLOGI ANATOMI
PENANGANAN SPESIMEN JARINGAN DAN CAIRAN TAHAP PRE ANALITIK
8 Desember 2017
========================================================

MATERI
1. Penanganan spesimen jaringan
2. Penanganan spesimen sitologi
3. Pembuatan sediaan apus spesimen cairan urine/ sputum

Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa peserta didik mampu menjelaskan dan melakukan penanganan spesimen jaringan
dan cairan pada tahap pre analitik.

Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa peserta didik mampu menjelaskan tahapan penanganan jaringan
2. Mahasiswa peserta didik mampu melakukan tahapan penanganan jaringan ( persiapan
wadah, pemberian identitas, lamelasi, dan fiksasi)
3. Mahasiswa peserta didik mampu menjelaskan tahapan penanganan spesimen sitologi
non ginekologi ( urine/ sputum, aspirat dll)
4. Mahasiswa peserta didik mampu melakukan tahapan penanganan spesimen sitologi
fiksasi basah dan kering
PENANGANAN SPESIMEN JARINGAN

Spesimen jaringan adalah jaringan/ organ tubuh (eksisi/ insisi/ biopsi) yang dikeluarkan oleh
dokter sebagai hasil tindakan operasi. Semua hasil operasi berupa jaringan/ organ tubuh dan
cairan HARUS dikirim ke Sentra Diagnosis Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan
dan diagnosis.

Bahan yang dipakai


1. Formalin buffer 10% dengan pH 7.0 7.4
2. Pot jaringan
3. Label
4. Ballpoint
5. Cutter
6. Alas / talenan
7. Jaringan ( dipakai terung kecil)
8. Penggaris
9. APD (baju lab, masker, sarung tangan)
10. Hand sanitizer

Tahapan penanganan jaringan


1. Cuci tangan dan memakai APD
2. Persiapkan wadah yang akan digunakan untuk fiksasi sesuai besar jaringan
(proporsional)
3. Beri identitas sesuai formulir (nama/ umur/ asal jaringan)
4. Persiapkan talenan dan pisau cutter
5. Letakkan jaringan di atas talenan, diukur memakai penggaris panjang, lebar dan
tinggi dalam sentimeter,
6. Lamelasi jaringan jarak 0,5- 1 sentimeter, tentukan konsistensi, warna, ada
tidaknya nekrosis dan hemoragik.
7. Masukkan ke dalam wadah
8. Tuangkan cairan fiksatif formalin buffer 10% hingga jaringan tenggelam
seluruhnya ( volumen 10-20 x volume jaringan)
9. Tutup wadah dan diisolasi untuk menghindari cairan tumpah.
10. Kirim ke Sentra Diagnostik Patologi Anatomi beserta formulir permintaan

Catatan :
1. Penetrasi cairan formalin ke dalam jaringan adalah 1mm/ jam
2. Tujuan lamelasi adalah untuk mempermudah penetrasi formalin ke dalam jaringan
3. Lama fiksasi terbaik 24-72 jam
4. Fiksasi kurang dari 24 jam ( fiksasi suboptimal), jaringan tidak terfiksasi sempurna
dan terjadi lisis sel sehingga dapat menyebabkan kesulitan dalam diagnosis penyakit
bahkan tidak dapat didiagnosis (kesalahan proses pre-analitik).
5. Kesalahan pada tahap pre-analitik adalah kesalahan dokter pengirim, hal ini dapat
berakibat kepada tuntutan hukum.
PENANGANAN SPESIMEN SITOLOGI

Spesimen sitologi adalah seluruh bahan bukan jaringan yang dikeluarkan dari tubuh manusia
oleh dokter berupa cairan tubuh, urine, produk tumor/ proses patologi, feses. Spesimen yang
merupakan kondisi patologis ini harus dikirimkan ke Sentra diagnosis Patologi Anatomi untuk
diperiksa dan dilakukan diagnosis sitopatologi.
1. Sitologi ginekologi ( spesimen apus lendir serviks/ vagina) paps smear
2. Sitologi non ginekologi
Respiratory tracts
- Sputum
- Bronchial washing (bilasan bronkus)
Digestive tracts: hasil endoskopi berupa cairan lambung dll
Urinary tracts: urine
Pleural cavity: cairan pericardium, sinovial, abdomen (ascites),
Cerebrospinal fluid

A. Teknik fiksasi spesimen sitologi (sediaan apus)

Terdapat 2 teknik fiksasi pada proses sitologi yang secara prinsip sangat berbeda yaitu :
1. Teknik kering
- Teknik kering adalah teknik dimana spesimen yang diapus pada kaca benda
difiksasi dengan cara dikeringkan di udara selama kurang lebih 1 jam hingga benar-
benar kering
- Dilanjutkan dengan pulasan Diff-Quick atau May Grunwald-Gemsa
- Teknik ini untuk melihat morfologi sel secara umum

Bahan yang diperlukan


- Spesimen (aspirat/ sedimentasi hasil sentrifuge)
- Kaca benda
- Tusuk gigi
- Tisue
- Label identitas
- Ballpoint
- APD
Tahapan fiksasi
- Cuci tangan, gunakan APD
- Siapkan 2 kaca benda alasi dengan tisue, beri identitas (nama/ umur)
menggunakan pensil
- Ambil sedikit spesimen menggunakan tusuk gigi
- Letakkan di atas kaca benda
- Gunakan kaca benda lainnya untuk membuat apusan dengan cara letakkan kaca
benda 45 derajat menyentuh spesimen dan tarik atau dorong ke arah berlawanan
- Keringkan
- Setelah kering kemas dalam kotak khusus dan kirim beserta formulir permintaan
ke Sentra Diagnostik PA

2. Teknik basah
- Teknik basah adalah teknik dimana spesimen setelah diapus pada kaca benda
langsung difiksasi dalam alkohol 96% selama 30 menit atau langsung difiksasi
dengan alkohol spray.
- Dilanjutkan dengan pulasan papaniculaou atau Hematoksilin & Eosin (H&E)
- Teknik ini lebih melihat morfologi inti secara jelas dan detail
Bahan yang diperlukan
- APD
- Aspirat/ spesimen
- Kaca benda
- Pensil
- Alkohol 96% dalam wadah tertutup

Tahapan fiksasi basah


- Cuci tangan , APD
- Siapkan 2 kaca benda, alasi dengan tissue, beri identitas dengan pensil
- Ambil aspirat/ spesimen dengan tusuk gigi
- Letakkan pada kaca benda , gunakan kaca benda lainnya untuk membuat apusan
- Langsung masukkan ke dalam cairan fiksasi yaitu alkohol 96% tutup dan biarkan
selama 30 menit.
- Angkat sediaan dan tiriskan dengan posisi berdiri.
- Setelah kering kemas dalam kotak khusus dan kirim beserta formulir ke Sentra
Diagnostik PA
Catatan
- Jika fiksasi basah menggunakan alkohol 96% tidak memungkinkan, dapat
dilakukan fiksasi alkohol spray.
- Dengan cara menyemprotkan spray alkohol ke spesimen yang telah diapus pada
kaca benda dengan jarak 20-30cm.
- Biarkan sebentar dan kemas lalu dikirim.
B. Fiksasi spesimen cairan
Fiksasi untuk cairan tubuh bertujuan untuk mencegah degenerasi sel-sel eksfoliatif yang
terdapat dalam cairan seperti cairan pleura, cairan perikardium, peritoneum, ascites dan
urine.

Bahan yang diperlukan


- Cairan (urine)
- Alkohol 50% dalam wadah tertutup rapat
- Disposible spuit 5 cc
- Pot sampel bertutup
- Label
- ballpoint
- APD

Teknik fiksasi cairan


- Cuci tangan dan gunakan APD
- Beri label identitas pada pot sampel terdiri dari nama, umur dan asal sampel
Misal: Ny. Ana bt S/ 45 tahun/ urine
- Masukkan 1 bagian sampel urine menggunakan disposible spuit, ukur volume
sampel sebanyak yang diinginkan (misal 1 2cc), masukkan ke dalam pot sampel.
- Ambil cairan fiksasi alkohol 50% dengan spuit, ukur volume sebanyak cairan
sampel (aa)
- Masukkan ke dalam pot sampel dan dicampur homogen, tutup rapat dan disegel.
- Kirim ke Sentra Diagnostik Patologi Anatomi beserta formulir permintaan.
==================================================================

Anda mungkin juga menyukai