Anda di halaman 1dari 6

Tn.

Budi umur 49 tahun dibawa ke poliklinik RSMH dengan keluhan gangguan sering ngompol
kurang lebih satu minggu terakhir. Ganguan keseimbangan saat berjalan yang dialami secara
perlahan-lahan terjadi satu tahun terakhir. Awalnya penderita mengalami kesulitan berbalik
arah saat berjalan dan kesulitan saat menaiki anak tangga tapi perlahan-lahan penderita mulai
sulit bangkit dari tempat duduk dan memerlukan alat bantu jalan berupa tongkat, tapi kekuatan
masih baik. Penderita sempat didiagnosa penyakit parkinson namun obat-obatan parkinson
tidak banyak membantu. Setelah itu, penderita mulai mengalami gangguan memori yang
ringan berupa kesulitan mengingat nama orang-orang yang dikenal. Beberapa hari terakhir
penderita tidak merasakan lagi keinginan berkemih hingga urin keluar terus (basah di celana).
Penderita pernh mengalami stroke perdarahan (SAH) sekitar 2 tahun yang lalu

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : GCS 15

Tanda vital : TD 130/80mmHg, Nadi 82x/menit, RR 20x/menit, Temp 37,2C

Kepala: Konjungtiva tidak anemis, skelra tidak ikterik

Leher: Tidak ada pembesaran KGB

Thorals: simetris, retraksi tidak ada

- Jantung: dbn, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising jantung tidak ada

- Paru: Stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal

Abdomen: datar,lemas nyeri tekan (-) dan defans muskuler (-), bising usus normal

Ekstremitas: edema -/-

Pemeriksaan Neurologis

Pada pemeriksaan nervi kraniales

- Nervus kraniales tidak ada kelainan

Pada pemeriksaan fungsi motorik

- Kekuatan otot ekstremitas atas 5/5, ekstremitas bawah 5/5

- Refleks fisiologi ekstremitas positif meningkat

- Refleks patologis negatif

Pada pemeriksaan radiologis


- Parkinson: kelainan ganglia basalis yang progresif lambat umumnya terjadi saat usia
lanjut, ditandai dengan muka topeng, resting tremor, gerakan voluntari yang lambat,
cara jalan yang khas, postur yang tetap, dan kelemahan otot dan kadang-kadang dengan
keringat yang erlebihan dan perasaan kepanasan (DORLAND)

- Subarachnoid Hemorragic: sebagai proses pecahnya pembuluh darah di ruang yang


berada di bawah arachnoid (med.unhas.ac.id)

- Ngompol : inkontinensia urin diartikan sebagai keluarnya urin tanpa disadari yang dapat
diamati secara objektif serta menimbulkan masalah sosial dan kebersihan (researchgate)
; ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin (DORLAND)

- Defans muskular : nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum parietal (digilib unila)

- Nervus kraniales : kedua belas pasang saraf yang terhubung dengan otak termasuk
olfactorius(I), opticus(II), oculomotorius (III), trochlearis (IV), trigeminus (V),
abducens (VI), facialis (VII), vestibulocochlearis (VIII), glossopharyngeus (IX),
vagus(X), accessorius (XI), hypoglossus (XII) (DORLAND)
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Tn. Budi umur 49 tahun dibawa ke poliklinik RSMH dengan keluhan


gangguan sering ngompol kurang lebih satu minggu terakhir. Beberapa hari
terakhir penderita tidak merasakan lagi keinginan berkemih hingga urin keluar
terus (basah di celana). *** (LI INKONTINENSIA URIN)

a. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pada


pasien?

b. Bagaimana fisiologi dari berkemih?

c. Apa makna klinis dari keluhan pasien tidak merasakan lagi keinginan
berkemih hingga urin keluar terus (basah di celana)

d. Apa etiologi inkontinensia urin pada kasus?

e. Bagaimana mekanisme inkontinensia urin pada kasus? (kemungkinan


dimana letak gangguannya )

f. Apa saja dampak dari inkontinensia urin?

2. Ganguan keseimbangan saat berjalan yang dialami secara perlahan-lahan terjadi


satu tahun terakhir. Awalnya penderita mengalami kesulitan berbalik arah saat
berjalan dan kesulitan saat menaiki anak tangga tapi perlahan-lahan penderita
mulai sulit bangkit dari tempat duduk dan memerlukan alat bantu jalan berupa
tongkat, tapi kekuatan masih baik. (Ttg NPH)

a. Apa makna klinis dari keluhan di atas? (semua ato siapapun yang mau)

b. Bagaimana hubungan keluhan di atas dengan inkontinensia urin?

(LI INKONTINENSIA URIN)

c. Bagaimana mekanisme keluhan di atas? (apa yang terganggu dimana


letaknya) (LI PARKINSON)

3. Penderita sempat didiagnosa penyakit parkinson namun obat-obatan parkinson


tidak banyak membantu. Setelah itu, penderita mulai mengalami gangguan
memori yang ringan berupa kesulitan mengingat nama orang-orang yang
dikenal. (LI PARKINSON)

a. Bagaimana hubungan penyakit parkinson dan obat-obatannya terhadap


keluhan pasien pada kasus?

b. Mengapa obat-obatan parkinson tidak banyak membantu?


c. Apa etiologi gangguan memori ringan pada kasus?

d. Bagaimana mekanisme gangguan memori pada kasus? (dimana


gangguannya?

e. Bagaimana hubungan gangguan memori ringan dengan inkontinensia


pada kasus?

f. Apa makna klinis penderita mengalami gangguan memori ringan?

4. Penderita pernah mengalami stroke perdarahan (SAH) sekitar 2 tahun yang lalu
(LI SAH)

a. Bagaimana hubungan SAH dengan keluhan pada kasus? (patofisiologi


defisit neurologis,inkontinensia, gangguan keseimbangan dan gangguan
memori)

b. Bagaimana hubungan SAH dengan parkinson pada kasus?patofisiologi

5. Pemeriksaan Fisik (LI PEMFIS)

Keadaan Umum : GCS 15

Tanda vital : TD 130/80mmHg, Nadi 82x/menit, RR 20x/menit, Temp 37,2C

Kepala: Konjungtiva tidak anemis, skelra tidak ikterik

Leher: Tidak ada pembesaran KGB

Thoraks: simetris, retraksi tidak ada

Jantung: dbn, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising jantung
tidak ada

Paru: stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal

Abdomen: datar, lemas nyeri tekan (-) dan defans muskuler (-), bising usus
normal

Ekstremitas: edema -/-

Pemeriksaan Neurologis

Pada pemeriksaan nervi kraniales

- Nervus kraniales tidak ada kelainan

Pada pemeriksaan fungsi motorik


- Kekuatan otot ekstremitas atas 5/5, ekstremitas bawah 5/5

- Refleks fisiologi ekstremitas positif meningkat

- Refleks patologis negatif

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?

b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan fisik?

c. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan neurologis?

d. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan neurologis?

e. Bagaimana interpretasi pada pemeriksaan fungsi motorik?

f. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan fungsi


motorik?

6. Pada pemeriksaan radiologis (LI RADIOLOGIS)

a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan radiologis?

b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan radiologis?

c. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan?

7. Bagaimana cara penegakan diagnosis dan apa diagnosis kerja pada kasus?

(LI RADIOLOGIS)

8. Apa saja diagnosis banding pada kasus? (LI PEMFIS)

9. Bagaimana tatalaksana pada kasus? (LI SAH)

HIPOTESIS

Tn Budi, 49 tahun, mengalami inkontinensia urin, gangguan keseimbangan, gangguan memori


e c SAH

LI

SAH SESSA, NADA, ALIFA


NPH (gangguan memori,keseimbangan) SEMUA

Inkontinensia Urin HILAL, THEO, LEONARDO

Parkinson LEO SAT, DELA, MON

Pemfis (umum, vital, neurologis, motorik) TAUFIK, SYAUQI

Pemeriksaan radiologis TASYA, BILL

Anda mungkin juga menyukai