disusun oleh:
Kelompok 1/Kelas THP A
Alfiano Setya Wardana (161710101003)
Aisyah Nuraini (161710101030)
Shania Listyana Putri (161710101049)
Mulyati Rahmawati (161710101059)
Dia Ayu Cahya Pratiwi (161710101083)
Meidina Nurma Prawintasari (161710101093)
6. Dukungan
6.1 Sumber daya
6.1.1 Umum
Organisasi harus menetapkan dan menyediakan seluruh sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan penyusunan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan
perbaikan secara berkesinambungan dari sistem manajemen halal. Selain itu,
organisasi juga harus mempertimbangkan kemampuan dan keterbatasan dari
sumber daya internal yang ada dan sumber daya yang perlu diperoleh dari penyedia
eksternal.
6.1.2 Sumber daya manusia
Sebagai upaya untuk memastikan konsistensi organisasi dalam memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku, organisasi harus menyediakan
personel/pekerja yang diperlukan untuk mencapai sistem manajemen halal yang
beroperasi dengan efektif, termasuk proses yang diperlukan. Khusus untuk
penyedia halal harus beragama Islam dan memiliki wawasan yang luas serta
memahami syariat tentang kehalalan.
6.1.3 Infrastruktur
Organisasi harus menetapkan, menyediakan, dan memelihara infrastruktur yang
akan digunakan untuk proses operasional dalam upaya mencapai kesesuaian produk
dengan standar, persyaratan halal, dan persyaratan dalam peraturan perundang-
undangan. Infrastruktur yang dimaksud disini meliputi bangunan, fasilitas
bangunan, peralatan, transportasi, dan teknologi informasi serta komunikasi.
6.1.4 Lingkungan kerja
Organisasi harus menetapkan, menyediakan, dan memelihara lingkungan kerja
yang diperlukan untuk proses operasional dalam upaya mencapai kesesuaian
produk halal.
6.1.5 Pemantauan dan pengukuran sumber daya
1. Umum
Secara umum, organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya
yang diperlukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pemantauan dan
pengukuran yang digunakan untuk memverifikasi pemenuhan persyaratan produk
memberikan hasil yang shahih dan dapat dipercaya. Organisasi harus memastikan
bahwa sumber daya yang disediakan telah sesuai dengan jenis kegiatan pemantauan
dan pengukuran yang dilakukan serta terus dipelihara dengan baik agar dapat terus
bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi juga harus
menyimpan informasi terdokumentasi terkait pemantauan dan pengukuran sesuai
dengan bukti kelayakan operasi sumber daya.
2. Ketertelusuran pengukuran
Apabila ketertelusuran dari pengukuran merupakan persyaratan perundangan,
persyaratan pelanggan, persyaratan halal, atau persyaratan dari pihak yang
berkepentingan, termasuk pihak yang dianggap menjadi bagian penting untuk
meningkatkan kepercayaan atau keshahihan hasil pengukuran oleh organisasi,
maka alat pengukuran yang digunakan tersebut harus:
a. Diverifikasi atau dikalibrasi pada periode tertentu atau sebelum alat
pengukuran digunakan terhadap standar pengukuran yang tertelusur ke
standar pengukuran nasional atau internasional. Namun apabila tidak ada
standar yang dapat digunakan, maka dasar verifikasi atau kalibrasi harus
disimpan sebagai informasi terdokumentasi
b. Diidentifikasi untuk menentukan status kalibrasinya
c. Dijaga dari adanya perubahan, kerusakan, ataupun penurunan fungsi yang
dapat mempengaruhi status kalibrasi yang sudah ada dn hasil pengukuran
berikutnya
Apabila alat pengukuran yang digunakan ditemukan mengalami kerusakan
selama proses verifikasi atau kalibrasi terjadwal bahkan saat penggunaan, maka
organisasi harus memutuskan tingkat keabsahan/keshahihan dari hasil pengukuran
yang dilakukan sebelumnya dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan
secara tepat.
6.1.6 Pengetahuan organisasi
Organisasi harus menetapkan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan
proses operasional dan untuk mencapai kesesuaian produk. Pengetahuan ini harus
selalu dipelihara dan tersedia sejauh yang diperlukan. Apabila terjadi perubahan
terhadap kebutuhan dan perkembangan, maka organisasi harus mempertimbangkan
pengetahuan yang sudah ditetapkan dan menentukan cara yang akan digunakan
untuk memperoleh atau mengakses pengetahuan tambahan yang diperlukan.
Pengetahuan organisasi yang dimaksud disini meliputi informasi-informasi seperti
kekayaan intelektual dan hasil pembelajaran.
6.2 Kompetensi
Organisasi harus menetapkan kompetensi personel yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan yang dapat memengaruhi kinerja sistem manajemen halal.
Organisasi juga harus memastikan bahwa personel yang bersangkutan memiliki
kompetensi berdasarkan kesesuaian pendidikan, pelatihan, atau pengalaman.
Apabila memungkinkan, organisasi harus melakukan tindakan untuk mendapatkan
kompetensi yang dibutuhkan dan melakukan evaluasi terhadap efektivitas tindakan
yang dilakukan tersebut. Tindakan tersebut diantaranya meliputi pelatihan,
pendampingan, atau penugasan kembali personel yang bersangkutan untuk
mengevaluasi kompetensinya atau mempekerjakan personel lain yang dianggap
lebih kompeten. Selain itu, organisasi harus memastikan bahwa personel yang
berlaku sebagai Penyedia Halal beragama Islam dan memahami syariat tentang
kehalalan. Organisasi juga harus menyimpan semua informasi terdokumentasi yang
sesuai sebagai bukti kompetensi para personel.
6.3 Kepedulian
Personel yang terlibat dalam sistem manajemen halal organisasi harus memiliki
pemahaman yang baik mengenai kebijakan halal, sasaran manajemen halal,
kontribusinya terhadap efektivitas sistem manajemen halal, dan implikasi akibat
ketidaksesuaian dengan persyaratan sistem manajemen halal.
6.4 Komunikasi
Organisasi harus menetapkan komunikasi internal dan eksternal yang sesuai
dengan sistem manajemen halal, meliputi pesan yang akan disampaikan, waktu
untuk berkomunikasi, dengan siapa berkomunikasi, cara berkomunikasi, dan siapa
yang berkomunikasi.
6.5 Informasi terdokumentasi
6.5.1 Umum
Secara umum, sistem manajemen halal pada organisasi harus mencakup
informasi terdokumentasi yang dipersyaratkan oleh standar ini. Informasi
terdokumentasi yang ditetapkan oleh organisasi harus disesuaikan dengan
keperluannya untuk efektivitas sistem manajemen halal. Cakupan informasi
terdokumentasi untuk sistem manajemen halal dapat berbeda antara satu organisasi
dengan organisasi yang lainnya. Hal ini dikarenakan skala organisasi dan jenis
kegiatan, proses, dan produk; kompleksitas proses dan interaksinya; dan
kompleksitas personel yang terlibat.
6.5.2 Pembuatan dan pemutakhiran
Apabila akan membuat dan memutakhirkan informasi terdokumentasi, maka
organisasi harus memastikan kesesuaian identifikasi dan deskripsi (misalnya judul,
tanggal, penulis, atau nomor referensi), format (misalnya bahasa, versi perangkat
lunak/software, atau grafis) dan media (misalnya kertas atau elektronik), serta kaji
ulang dan persetujuan untuk kesesuaian dan kecukupan.
6.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi
Informasi terdokumentasi yang dipersyaratkan oleh sistem manajemen halal
dan standar harus senantiasa dikendalikan untuk memastikan ketersediaan dan
kesesuaiannya untuk digunakan, di mana, dan kapan diperlukan. Selain itu juga
untuk memastikan bahwa informasi terdokumentasi tersebut cukup terlindung,
misalnya terlindungi dari hilangnya kerahasiaan, penggunaan yang tidak benar, atau
kehilangan integritas.
Sebagai upaya untuk mengendalikan informasi terdokumentasi, organisasi
harus melakukan kegiatan distribusi, akses, pengambilan, dan penggunaan;
penyimpanan dan pemeliharaan; pengendalian perubahan; dan retensi serta
disposisi. Informasi terdokumentasi yang berasal dari eksternal untuk perencanaan
dan operasional sistem manajemen halal ditetapkan oleh organisasi dan harus
diidentifikasi kesesuaiannya serta senantiasa dikendalikan. Informasi
terdokumentasi ini dipelihara sebagai bukti pemenuhan kesesuaian dan harus
dilindungi dari perubahan yang tidak diinginkan.
7. Operasional
7.1 Rencana operasional dan pengendalian
Organisasi harus merencanakan, melaksanakan Dn mengendalikan proses,
seperti yang telah diuraikan dalam pasal sebelumnya yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan dalam penyediaan produk halal dan untuk melakukan
tindakan yang telah sesuai dengan cara :
a) Menetapkan bahan produkdan fasilitas yang sesuai persyaratan halal dan
perundang-undangan
b) Menetapkan criteria untuk proses yang susai persyaratan dan penerimaan
produk yang sesuai
c) Penetapan sumber daya yang dibutuhkan agar sesuai terhadap persyaratan
produk
d) Menerapkan pengendalian proses yang sesuai dengan criteria
e) Menyimpan informasi terdokumentasi yang diperlukan untuk meyakinkan
bahwa proses yang telah dilakukan seperti yang direncanakan dan
menunjukkan kesesuaian produk terhadap persyaratan
Keluaran dari perencanaan ini harus sesuai dengan operasional organisasi.
Maksutnya yaitu organisasi harus mengontrol dan mengkaji ulang kosekuensi dari
perubahan yang tidak diinginkan, mengambil tindakan untuk mengurangi efek
samping, dan harus memastikan bahwa proses yang diserahkan pada pihak lain
dikontrol
7.2 Penetapan persyaratan produk
7.2.1 Komunikasi pelanggan
Organisasi harus menetapkan proses untuk komunikasi pelanggan yang
berhubungan dengan informasi produk; pertaanyaan, penanganan kontrak atau
pesanan, termasuk perubahannya; menerima pendapat dan persepsi pelanggan,
termasuk keluhannya; penanganan atau treatment milik pelanggan; persyaratan
tindakan yang diperlukan.
7.2.2 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk
Organisasi harus menetapkan kesesuaian produk dengan persyaratan halal yang
akan diberikan kepada pelanggan. Organisasi harus memastikan persyaratan produk
yang ditetapkan termasuk semua persyaratan hal dan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang dianggap penting. Organisai harus memilikai kemampuan
memenuhi persyaratan dan memperkuat klaim halal produk yang diberikan.
7.2.3 Kaji ulang persyaratan yang berkaitan dengan produk
1. Organisasi harus berkomitmen dan mengkaji ulang sebelum berkomitmen
untuk memberikan produk yang memenuhi persyaratan produk, termasuk
didalamnya persyaratan spesifik yang diinginkan pelanggan, persyatan yang
tidak disebutkan tapi diperlukan untuk pengguna khusus, persyaratan khusus
organisasi, persyaratan halal dan peraturan perundangan yang menyangkut
produk, persyaratan kontrak.
2. Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan kontrak atau permintaan
yang berbeda sebelumnya telah terpenuhi. Informasi terdokumentasi yang
menggambarkan hasil kaji ulang harus disimpan, termasuk persyaratan halal
dan perubahannya.
3. Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi jika diperlukan pada
hasil kaji ulang dan pada persyaratan baru produk
7.2.4 Perubahan persyaratan produk
Organisasi harus memastikan bahwa semua informasi terdokumentasi telah
diubah dan semua personil telah memahami persyaratan tersebut`
7.3 Desain pengembangan produk halal
7.3.1 Umum
Organisasi harus menetapkan, mengembangkan dan memelihara desain dan
pengembangan proses sesuai dengan persyaratan halal jika persyaratan rinsi tentang
produk tersebut belum ditetapkan oleh pihak lain yang berkepentingan.
7.3.2 Desain dan rencana pengembangan
Dalam menetapkan tahapan dan pengendalian desain organisasi harus
mempertimbangkan
a) Peraturan perundang-undangan dan persyaratan halal lain
b) Sifat, jangka waktu dan komplektisitas kegiatan
c) Persyaratan yang menentukan tahap, termasuk kaji ulang
d) Verifikasi dan validasi desain dan pengembangan
e) Tanggung jawab dan kewenangan pihak dalam proses desain
f) Kebutuhan untuk pengendalian media penghubung antar individu dan pihak
terlibat dalam proses desain
g) Informasi terdokumentasi
7.3.3 Masukan desain pengembangan
Organisasi harus menetapkan persyaratan utama atau jenis tertentu produk yang
didesain dan dikembangkan, maka harus dipertimbangkan : Pemenuhan peraturan
dan persyaratan, persyaratan fungsional, informasi yang berasal dari aktifitas
pengembangan desain, standar atau codes of practice, potensi konsekuensi
kegagalan`
Kegagalan dapat diartikan sebagai kegagalan produk dan/atau ketidak halalan
produk.
7.3.4 Kontrol desain pengembangan
Organissi harus menerapkan control pada proses desain untuk memastikan
bahwa :
a) Hasil yang dicapai didefinisikan dengan jelas
b) Pengkajian ulang sesuai seperti yang direncanakan
c) Melakukan verivikasi
d) Melakukan validasi
e) Semua tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah
f) Informasi terdokumentasi
7.3.5 Keluaran desain dan pengembangan
Organisasi harus memastikan bahwa keluaran desain pengembangan :
memenuhi peraturan persyaratan; memenuhi persyaratan masukan; memadai untuk
proses selanjutnya; merujuk persyaratan pemantauan dan pengukuran penerimaan
bahan baku; memastikan produk yang akan diproduksi cocok dengan tujuan dan
penggunaannya.
7.4 Kontrol produk yang disediakan secara eksternal
7.4.1 Umum
Organisasi harus menetapkan persyaratan yang sesuai untuk mengendalikan
produk yang disediakan ketika
8. Evaluasi Kinerja
8.1 Pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi
8.1.1 Umum
Hal yang harus ditetapkan oleh organiasi meliputi:
Segala hal yang perlu dipantau dan diukur
Metode pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi
Kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan
Kapan hasil pemantauan dan pengukuran harus dianalisis dan dievaluasi
Organisasi harus dapat memastikan pemantauan dan pengukuran yang
dilakukan telah sesuai dan didokumentasikan sebagai buktinya. Organisasi juga
harus mengevaluasi kualitas dan efektivitas kinerja sistem manajemen halal.
8.1.2 Kepuasan pelanggan
Organisai harus selalu mencari informasi mengenai pendapat pelanggan untuk
mengetahui keberhasilan pelaksanaan persyaratan dan mengetahui pendapat
masyarakat mengenai organisasi dan produknya. Penetapan metode pencarian
informasi sangat perlu untuk ditetapkan.
Informasi yang perlu diketahui meliputi kepuasan/pendapat konsumen, kualitas
pelayanan, analisis pangsa pasar, laporan dari agen dan pujian.
8.1.3 Analisis dan evaluasi
Data dan Informasi yang diperoleh harus dianalisis dan dievaluasi. Hasil
analisis dan evaluai tersebut dapat digunakan sebagai:
Menyesuaikan produk dengan persyaratan dalal untuk memennuhi
persyaratan hukum
Memenuhi kepuasan pelanggan
Mengetahui kesesuaian dan efektivitas sistem manajemen halal
Pembuktian keberhasilan pelaksanaan rencana
Penilian kinerja proses dan kinerja penyedia eksternal
Menentukan kebutuhan perbaikan sistem manajemen halal
Menjadi pertimbangan bahan kajian ulang manajemen
8.2 Audit internal
8.2.1 Organisasi diwajibkan untuk melaksanakan audit internal pada jangka
waktu tertentu untuk mengetahui bahwa sistem manajemen halal yang
diterrapkan telak sesuai dengan persyaratan organisasi dan persyaratan
standar sni, serta untuk mengetahui efektivitas implementasi manajemen
halal di perusahaan
8.2.2 Organisasi harus:
Merencanakan, menetapkan, menerapkan dan memelihara program audit
termasuk frekuensi dan jangka waktu pelaksanaan (minimal 1 tahun sekali),
metode, tanggung jawab, persyaratan perencanaan dan pelaporan, yang
kemudian akan mempertimbangkan sasaran halal, pentingnya proses yang
dilakukan, feedback pelanggan, perubahan yang akan berdampak pada
organisasi, dan hasil audit sebelumnya
Menentukan kriteria dan ruang lingkup audit
Memilih auditor dan melaksanakan sistem audit
Memastikan pelaporan hasil audit kepada manajemen yang bersangkutan
Pengambilan dan penindak lanjutan tindakan korektif sesegera mungkin
Menyimpan informasi terdokumentasi
8.3 Kaji ulang manajemen
8.3.1 Umum
Pengajian ulang sistem manajemen halal harus dilakukan pada selang waktu
tertentu (minimal 1 tahun sekali) untuk memastikan kesesuaian , kecukupan dan
efektivitas manajemen halal
8.3.2 Masukan kaji ulang manajemen
Kaji ulang manajemen harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
Status tindakan kajian ulang manajemen sebelumnya
Perubahan masalah eksternal dan internal yang berkaitan dengan sistem
manajemen halaal
Informasi kinerja manajemen halal yang bertujuan:
Mengevaluasi aktivitas kritis
Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
Pemantauan dan pengukuran hasil
Hasil audit
Kepuasan konsumen
Isu mengenai penyedia eksternal dan pihak lain
Kecukupan sumber daya untuk pemenuhan efektivitas sistem manajemen
halal
Kinerja proses dan kesesuaian produk
Efektifitas tindakan untuk menghadapi resiko dan peluang (lihat 6.1)
Peluang potensial baru untuk perbaikan yang berkelanjutan
Penetapan batas waktu penindak lanjutan hasil evaluasi kaji ulang manajeen
8.3.3 Keluaran kaji ulang manajemen
Keluaran kaji ulang manajemen harus mencakup keputusan dantindakan yang
berkaitan dengan peluang perbaikan, segala perubahan yang diperlukan sistem
manajemen halal dan sumber daya, serta harus disertai dengan informasi
terdokumentasi.
9. Peningkatan
9.1 Umum
Organisasi harus menentukan, memilih, dan melaksanakan peluang perbaikan
yang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hal tersebut harus
mencakup:
Meningkatan kegiatan untuk mencegah ketidaksesuaian
Meningkatkan produk agar memenuhi persyaratan halal dan peraturan yang
ada
Meningkatkan hasil sistem manajemen halal (dapat dilakukan secara reaktif,
bertahap, kreatif, re-organisasi dan dilakukan perubahan)
9.2 Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi
Bila ketidaksesuaian terjadi, maka organisasi harus:
Bereaksi terhadap ketidaksesuaian
Bertindak untuk mengontrol dan memperbaiki
Mengelola konsekuensi
Evaluasi tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dengan:
Melakukan kaji ulang ketidaksesuaian
Menentukan penyebabnya
Mencari tahu apakan hal serupa pernah terjadi atau berpotensi untuk
terjadi
Bertindak sesuai dengan yang diperlukan
Meninjau efektivitas tindakan yang dilakukan
Merubah sistem manajemen halal bila diperlukan
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti dari:
Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil
Hasil setiap tindakan
9.3 Perbaikan berkelanjutan
Organisasi harus selalu :
Meningkatkan kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas sistem manajemen halal
Mempertimbangkan output analisis dan evaluasi, serta output kaji ulang
manajemen
Memilih dan memanfaatkan peralatan dan metode yang sesuai untuk setiap
kegiatan penyelidikan dan perbaikan