Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

RESUME SNI 99001-2016. SM HALAL

disusun oleh:
Kelompok 1/Kelas THP A
Alfiano Setya Wardana (161710101003)
Aisyah Nuraini (161710101030)
Shania Listyana Putri (161710101049)
Mulyati Rahmawati (161710101059)
Dia Ayu Cahya Pratiwi (161710101083)
Meidina Nurma Prawintasari (161710101093)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
Desember, 2017
3. Konteks Organisasi
3.1 Pemahaman organisasi dan konteksnya
Sebuah organisasi harus menetapkan isu eksternal dan internal terkait proses
relevan dalam pencapian tujuan dan arah strategis organisasi dalam penerapan
sistem manajemen halal.
3.2 Pemahaman terhadap kebutuhan dan ekspektasi para pihak yang
berkepentingan
Suatu organisasi harus dapat memberikan produk yang memenuhi persyaratan
pelanggan dan peraturan perundang-undangan secara konsisten. Hal ini
menyebabkan suatu organisasi harus menetapkan ketentuan sebagai berikut:
a) Menetapkan pihak berkepentingan yang relevan dengan penerapan system
managemen halal
b) Menetapkan persyaratan dari pihak berkepentingan yang relevan dengan
penerapan system managemen halal
Persyaratan yang relevan dan pihak-pihak yang berkepentingan pada suatu
organisasi harus selalu dipantau dan dikaji ulang
3.3 Penetapan ruang lingkup sistem manajemen halal
Penentuan ruang lingkup persyaratan halal yang sesuai pada suatu organisasi
harus mempertimbangkan beberapa aspek yang meliputi isu eksternal dan internal
yang beredar, persyaratan pihak berkepentingan yang relevan dan produk yang
dihasilkan oleh organisasi.
3.4 Sistem manajemen halal dan prosesnya
Suatu organisasi harus menetapkan, menerapkan, memelihara dan terus
meningkatkan system manajemen halal juga proses yang diperlukan beserta
interaksinya. Pada penerapan proses yang diperlukan untuk system manajemen
halal suatu organisasi perlu menetapkan:
a) Masukan yang dibutuhkan dan luaran yang diharapkan
b) Tahapan dan interaksi antar proses
c) Kriteria, metode, pengukuran, dan indikator kinerja terkait
d) Sumber daya yang dibutuhkan
e) Tanggung jawab dan wewenang pada masing-masing proses
f) Resiko dan peluang beserta cara mengatasinya
g) Evaluasi proses dan implementasi dari setiap perubahan yang diperlukan
h) Peluang perbaikan proses dan sitem manajemen halal
Informasi terdokumentasi dari suatu organisasi harus dipelihara dan dijaga
supaya proses yang dilakukan sesuai dengan rencana
4. Kepemimpinan
4.1 Kepentingan dan komitmen
4.1.1 Umum
Pengelolaan sistem jaminan halal harus dapat menunjukkan sifat kepemimpinan
dan komitmen dengan cara seperti mengkaitkan pengelolaan sistem jaminan halal
dengan konsep yang diatur pemerintah, memastikan penerapan sistem jaminan
halal tepat sasaran,memastikan bahwa pengelolaan sitem jaminan halal diketahui
oleh semua pihak yang terkait,meningkatkan kesadaran penerapan sistem jaminan
halal,memastikan sumber daya untuk penerapan sistemnya,mengkomunikasikan
pentingnya sitem jaminan halal kepada pihak yang terkait dan mendorong
terciptanya sikap kepemimpinan dan komitmen dalam penerapan sitem jaminan
halal.
4.1.2 Fokus pada pelanggan
Peraturan dan ketetapan sitem jaminan halal sebisa mungkin diterapakn untuk
meningkatkan kepercayaan pelanggan.
4.2 Kebijakan halal
4.2.1 Penetapan kebijakan halal
Pengelolaan kebijakan sitem jaminan halal harus sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan dan mencakup komitmen untuk perbaikan yang berkelanjutan..
4.2.2 Komunikasi kebijakan halal
Kebijakan halal harus dipahami dan diketahui oleh seluruh pihak-pihak yang
terkait dalam penerapannya.
4.3 Peran, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi
Pimpinan harus bertanggung jawab dalam pelaksaan penerapan sistem jaminan
halal dengan cara memastikan kinerjjanya sesuai dengan prosedur yang ada guna
meningkatkan kepercayaan pelanggan, melaukan perbaikan dengan perubahan dan
inovasi ketika ada kendalan yang dihadapi serta memastiakan kelansungan
penerapan sistem jaminan halal.

5. Perencanaan sistem manajemen halal


5.1 Tindakan untuk menghadapi resiko dan peluang
5.1.1 Pada waktu merencanakan sistem manajemen halal, organisasi harus
mempertimbangkan isu pada 3.1 dan persyaratan dalam 3.2 serta
menetapkan resiko dan peluang yang perlu dihadapi dengan tujuan :
a) memberikan jaminan bahwa sistem manajemen halal dapat mencapai hasil
yang diinginkan
b) meningkatkan efek yang diinginkan
c) mencegah atau mengurangi efek yang tidak diinginkan
d) mencapai perbaikan berkelanjutan
5.1.2 Organisasi harus merencanakan:
a) Tindakan untuk menghadapi resiko dan peluang
b) cara untuk :
1. mengintegrasikan dan menerapkan tindakan dalam proses sistem
manajemen halal
2. mengevaluasi efektivitas tindakan ini
Tindakan yang diambil untuk menghadapi resiko dan peluang harus proposional
terhadap dampak potensial pada kesesuaian produk.
5.2 Sasaran manajemen halal dan rencana pencapaiannya
5.2.1 Organisasi harus menetapkan sasaran manajemen halal pada fungsi, tingkat
dan proses yang relevan. Sasaran manajemen halal harus :
a. konsisten dengan kebijakan hala
b. mampu diukur
c. memperhitungkan persyaratan yang berlaku
d. relevan terhadap kesesuaian produk dan peningkatan kepuasan pelanggan
e. dipantau
f. dikomunikasikan
g. diperbarui kesesuaiannya
Organisasi harus menyimpan informasi sasaran manajemen halal yang
didokumentasikan
5.2.2 Pada waktu merencanakan cara untuk mencapai sasaran manajemen halal,
organisasi harus menetapkan :
a. apa yang dilakukan
b. sumber daya yang diperlukan
c. siapa yang bertanggung jawab
d. kapan diselesaikan
e. cara mengevaluasi hasil
5.3 Rencana perubahan
Pada saat organisasi menetapkan perlu adanya perubahan pada sistem
manajemen halal, maka perubahan harus dilakukan secara terencana dan sistematis.
Organisasi harus mempertimbangkan :
a. tujuan perubahan dan konsekuensi potensial yang timbul
b. integrasi sistem manajemen halal
c. ketersediaan sumber daya
d. alokasi atau realokasi tanggung jawab dan wewenang.

6. Dukungan
6.1 Sumber daya
6.1.1 Umum
Organisasi harus menetapkan dan menyediakan seluruh sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan penyusunan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan
perbaikan secara berkesinambungan dari sistem manajemen halal. Selain itu,
organisasi juga harus mempertimbangkan kemampuan dan keterbatasan dari
sumber daya internal yang ada dan sumber daya yang perlu diperoleh dari penyedia
eksternal.
6.1.2 Sumber daya manusia
Sebagai upaya untuk memastikan konsistensi organisasi dalam memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku, organisasi harus menyediakan
personel/pekerja yang diperlukan untuk mencapai sistem manajemen halal yang
beroperasi dengan efektif, termasuk proses yang diperlukan. Khusus untuk
penyedia halal harus beragama Islam dan memiliki wawasan yang luas serta
memahami syariat tentang kehalalan.
6.1.3 Infrastruktur
Organisasi harus menetapkan, menyediakan, dan memelihara infrastruktur yang
akan digunakan untuk proses operasional dalam upaya mencapai kesesuaian produk
dengan standar, persyaratan halal, dan persyaratan dalam peraturan perundang-
undangan. Infrastruktur yang dimaksud disini meliputi bangunan, fasilitas
bangunan, peralatan, transportasi, dan teknologi informasi serta komunikasi.
6.1.4 Lingkungan kerja
Organisasi harus menetapkan, menyediakan, dan memelihara lingkungan kerja
yang diperlukan untuk proses operasional dalam upaya mencapai kesesuaian
produk halal.
6.1.5 Pemantauan dan pengukuran sumber daya
1. Umum
Secara umum, organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya
yang diperlukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pemantauan dan
pengukuran yang digunakan untuk memverifikasi pemenuhan persyaratan produk
memberikan hasil yang shahih dan dapat dipercaya. Organisasi harus memastikan
bahwa sumber daya yang disediakan telah sesuai dengan jenis kegiatan pemantauan
dan pengukuran yang dilakukan serta terus dipelihara dengan baik agar dapat terus
bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi juga harus
menyimpan informasi terdokumentasi terkait pemantauan dan pengukuran sesuai
dengan bukti kelayakan operasi sumber daya.
2. Ketertelusuran pengukuran
Apabila ketertelusuran dari pengukuran merupakan persyaratan perundangan,
persyaratan pelanggan, persyaratan halal, atau persyaratan dari pihak yang
berkepentingan, termasuk pihak yang dianggap menjadi bagian penting untuk
meningkatkan kepercayaan atau keshahihan hasil pengukuran oleh organisasi,
maka alat pengukuran yang digunakan tersebut harus:
a. Diverifikasi atau dikalibrasi pada periode tertentu atau sebelum alat
pengukuran digunakan terhadap standar pengukuran yang tertelusur ke
standar pengukuran nasional atau internasional. Namun apabila tidak ada
standar yang dapat digunakan, maka dasar verifikasi atau kalibrasi harus
disimpan sebagai informasi terdokumentasi
b. Diidentifikasi untuk menentukan status kalibrasinya
c. Dijaga dari adanya perubahan, kerusakan, ataupun penurunan fungsi yang
dapat mempengaruhi status kalibrasi yang sudah ada dn hasil pengukuran
berikutnya
Apabila alat pengukuran yang digunakan ditemukan mengalami kerusakan
selama proses verifikasi atau kalibrasi terjadwal bahkan saat penggunaan, maka
organisasi harus memutuskan tingkat keabsahan/keshahihan dari hasil pengukuran
yang dilakukan sebelumnya dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan
secara tepat.
6.1.6 Pengetahuan organisasi
Organisasi harus menetapkan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan
proses operasional dan untuk mencapai kesesuaian produk. Pengetahuan ini harus
selalu dipelihara dan tersedia sejauh yang diperlukan. Apabila terjadi perubahan
terhadap kebutuhan dan perkembangan, maka organisasi harus mempertimbangkan
pengetahuan yang sudah ditetapkan dan menentukan cara yang akan digunakan
untuk memperoleh atau mengakses pengetahuan tambahan yang diperlukan.
Pengetahuan organisasi yang dimaksud disini meliputi informasi-informasi seperti
kekayaan intelektual dan hasil pembelajaran.
6.2 Kompetensi
Organisasi harus menetapkan kompetensi personel yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan yang dapat memengaruhi kinerja sistem manajemen halal.
Organisasi juga harus memastikan bahwa personel yang bersangkutan memiliki
kompetensi berdasarkan kesesuaian pendidikan, pelatihan, atau pengalaman.
Apabila memungkinkan, organisasi harus melakukan tindakan untuk mendapatkan
kompetensi yang dibutuhkan dan melakukan evaluasi terhadap efektivitas tindakan
yang dilakukan tersebut. Tindakan tersebut diantaranya meliputi pelatihan,
pendampingan, atau penugasan kembali personel yang bersangkutan untuk
mengevaluasi kompetensinya atau mempekerjakan personel lain yang dianggap
lebih kompeten. Selain itu, organisasi harus memastikan bahwa personel yang
berlaku sebagai Penyedia Halal beragama Islam dan memahami syariat tentang
kehalalan. Organisasi juga harus menyimpan semua informasi terdokumentasi yang
sesuai sebagai bukti kompetensi para personel.
6.3 Kepedulian
Personel yang terlibat dalam sistem manajemen halal organisasi harus memiliki
pemahaman yang baik mengenai kebijakan halal, sasaran manajemen halal,
kontribusinya terhadap efektivitas sistem manajemen halal, dan implikasi akibat
ketidaksesuaian dengan persyaratan sistem manajemen halal.
6.4 Komunikasi
Organisasi harus menetapkan komunikasi internal dan eksternal yang sesuai
dengan sistem manajemen halal, meliputi pesan yang akan disampaikan, waktu
untuk berkomunikasi, dengan siapa berkomunikasi, cara berkomunikasi, dan siapa
yang berkomunikasi.
6.5 Informasi terdokumentasi
6.5.1 Umum
Secara umum, sistem manajemen halal pada organisasi harus mencakup
informasi terdokumentasi yang dipersyaratkan oleh standar ini. Informasi
terdokumentasi yang ditetapkan oleh organisasi harus disesuaikan dengan
keperluannya untuk efektivitas sistem manajemen halal. Cakupan informasi
terdokumentasi untuk sistem manajemen halal dapat berbeda antara satu organisasi
dengan organisasi yang lainnya. Hal ini dikarenakan skala organisasi dan jenis
kegiatan, proses, dan produk; kompleksitas proses dan interaksinya; dan
kompleksitas personel yang terlibat.
6.5.2 Pembuatan dan pemutakhiran
Apabila akan membuat dan memutakhirkan informasi terdokumentasi, maka
organisasi harus memastikan kesesuaian identifikasi dan deskripsi (misalnya judul,
tanggal, penulis, atau nomor referensi), format (misalnya bahasa, versi perangkat
lunak/software, atau grafis) dan media (misalnya kertas atau elektronik), serta kaji
ulang dan persetujuan untuk kesesuaian dan kecukupan.
6.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi
Informasi terdokumentasi yang dipersyaratkan oleh sistem manajemen halal
dan standar harus senantiasa dikendalikan untuk memastikan ketersediaan dan
kesesuaiannya untuk digunakan, di mana, dan kapan diperlukan. Selain itu juga
untuk memastikan bahwa informasi terdokumentasi tersebut cukup terlindung,
misalnya terlindungi dari hilangnya kerahasiaan, penggunaan yang tidak benar, atau
kehilangan integritas.
Sebagai upaya untuk mengendalikan informasi terdokumentasi, organisasi
harus melakukan kegiatan distribusi, akses, pengambilan, dan penggunaan;
penyimpanan dan pemeliharaan; pengendalian perubahan; dan retensi serta
disposisi. Informasi terdokumentasi yang berasal dari eksternal untuk perencanaan
dan operasional sistem manajemen halal ditetapkan oleh organisasi dan harus
diidentifikasi kesesuaiannya serta senantiasa dikendalikan. Informasi
terdokumentasi ini dipelihara sebagai bukti pemenuhan kesesuaian dan harus
dilindungi dari perubahan yang tidak diinginkan.

7. Operasional
7.1 Rencana operasional dan pengendalian
Organisasi harus merencanakan, melaksanakan Dn mengendalikan proses,
seperti yang telah diuraikan dalam pasal sebelumnya yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan dalam penyediaan produk halal dan untuk melakukan
tindakan yang telah sesuai dengan cara :
a) Menetapkan bahan produkdan fasilitas yang sesuai persyaratan halal dan
perundang-undangan
b) Menetapkan criteria untuk proses yang susai persyaratan dan penerimaan
produk yang sesuai
c) Penetapan sumber daya yang dibutuhkan agar sesuai terhadap persyaratan
produk
d) Menerapkan pengendalian proses yang sesuai dengan criteria
e) Menyimpan informasi terdokumentasi yang diperlukan untuk meyakinkan
bahwa proses yang telah dilakukan seperti yang direncanakan dan
menunjukkan kesesuaian produk terhadap persyaratan
Keluaran dari perencanaan ini harus sesuai dengan operasional organisasi.
Maksutnya yaitu organisasi harus mengontrol dan mengkaji ulang kosekuensi dari
perubahan yang tidak diinginkan, mengambil tindakan untuk mengurangi efek
samping, dan harus memastikan bahwa proses yang diserahkan pada pihak lain
dikontrol
7.2 Penetapan persyaratan produk
7.2.1 Komunikasi pelanggan
Organisasi harus menetapkan proses untuk komunikasi pelanggan yang
berhubungan dengan informasi produk; pertaanyaan, penanganan kontrak atau
pesanan, termasuk perubahannya; menerima pendapat dan persepsi pelanggan,
termasuk keluhannya; penanganan atau treatment milik pelanggan; persyaratan
tindakan yang diperlukan.
7.2.2 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk
Organisasi harus menetapkan kesesuaian produk dengan persyaratan halal yang
akan diberikan kepada pelanggan. Organisasi harus memastikan persyaratan produk
yang ditetapkan termasuk semua persyaratan hal dan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang dianggap penting. Organisai harus memilikai kemampuan
memenuhi persyaratan dan memperkuat klaim halal produk yang diberikan.
7.2.3 Kaji ulang persyaratan yang berkaitan dengan produk
1. Organisasi harus berkomitmen dan mengkaji ulang sebelum berkomitmen
untuk memberikan produk yang memenuhi persyaratan produk, termasuk
didalamnya persyaratan spesifik yang diinginkan pelanggan, persyatan yang
tidak disebutkan tapi diperlukan untuk pengguna khusus, persyaratan khusus
organisasi, persyaratan halal dan peraturan perundangan yang menyangkut
produk, persyaratan kontrak.
2. Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan kontrak atau permintaan
yang berbeda sebelumnya telah terpenuhi. Informasi terdokumentasi yang
menggambarkan hasil kaji ulang harus disimpan, termasuk persyaratan halal
dan perubahannya.
3. Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi jika diperlukan pada
hasil kaji ulang dan pada persyaratan baru produk
7.2.4 Perubahan persyaratan produk
Organisasi harus memastikan bahwa semua informasi terdokumentasi telah
diubah dan semua personil telah memahami persyaratan tersebut`
7.3 Desain pengembangan produk halal
7.3.1 Umum
Organisasi harus menetapkan, mengembangkan dan memelihara desain dan
pengembangan proses sesuai dengan persyaratan halal jika persyaratan rinsi tentang
produk tersebut belum ditetapkan oleh pihak lain yang berkepentingan.
7.3.2 Desain dan rencana pengembangan
Dalam menetapkan tahapan dan pengendalian desain organisasi harus
mempertimbangkan
a) Peraturan perundang-undangan dan persyaratan halal lain
b) Sifat, jangka waktu dan komplektisitas kegiatan
c) Persyaratan yang menentukan tahap, termasuk kaji ulang
d) Verifikasi dan validasi desain dan pengembangan
e) Tanggung jawab dan kewenangan pihak dalam proses desain
f) Kebutuhan untuk pengendalian media penghubung antar individu dan pihak
terlibat dalam proses desain
g) Informasi terdokumentasi
7.3.3 Masukan desain pengembangan
Organisasi harus menetapkan persyaratan utama atau jenis tertentu produk yang
didesain dan dikembangkan, maka harus dipertimbangkan : Pemenuhan peraturan
dan persyaratan, persyaratan fungsional, informasi yang berasal dari aktifitas
pengembangan desain, standar atau codes of practice, potensi konsekuensi
kegagalan`
Kegagalan dapat diartikan sebagai kegagalan produk dan/atau ketidak halalan
produk.
7.3.4 Kontrol desain pengembangan
Organissi harus menerapkan control pada proses desain untuk memastikan
bahwa :
a) Hasil yang dicapai didefinisikan dengan jelas
b) Pengkajian ulang sesuai seperti yang direncanakan
c) Melakukan verivikasi
d) Melakukan validasi
e) Semua tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah
f) Informasi terdokumentasi
7.3.5 Keluaran desain dan pengembangan
Organisasi harus memastikan bahwa keluaran desain pengembangan :
memenuhi peraturan persyaratan; memenuhi persyaratan masukan; memadai untuk
proses selanjutnya; merujuk persyaratan pemantauan dan pengukuran penerimaan
bahan baku; memastikan produk yang akan diproduksi cocok dengan tujuan dan
penggunaannya.
7.4 Kontrol produk yang disediakan secara eksternal
7.4.1 Umum
Organisasi harus menetapkan persyaratan yang sesuai untuk mengendalikan
produk yang disediakan ketika

a) Produk yang disediakan penyedia eksternal menjadi milik organisasi


b) Produk yang disediakan oleh penyedia eksternal kepada pelanggan atas nama
organisasi
c) Proses atau bagian dari proses yang dilakukan eksternal sebagai hasil dari
keputusan organisasi yang diserahkan pada pihak lain.
Organisasi harus menerapkan criteria evaluasi, seleksi, pemantauan kinerja, dan
evaluasi dari penyedia eksternal berdasar kemampuan produk sesuai dengan
persyaratan. Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi.
7.4.2 Tipe dan batas kontrol penyediaan eksternal
Dalam jenis dan cakupan kontrol terhadap penyedia eksternal organisasi harus
mempertimbangkan dampak potensial dari proses dan yang disediakan oleh pihak
eksternal dan efektivitas kontrol yang dirasakan pihak eksternal.
Organisasi harus menerapkan verivikasi atau kegiatan lain yang diperlukan
untuk memastikan produk konsisten .Fungsi organisasi yang diserahkan kepada
eksternal tetap dalam lingkup sistem manajemen halal organisasi`
7.4.3 Informasi untuk penyedia eksternal
Organisasi harus mengkomunikasikan kepada penyedia eksternal persyaratan
yang berlakau sebagai berikut :
a) Produk yang akan diberikan atas nama organisasi
b) Persetujuan pelepasan produk, metode, proses atau peralatan
c) Kompetensi personel yang diperlukan
d) Interaksi antara eksternal dengan system manajemen halal
e) Kontrol dan pemantauan kinerja penyedia eksternal
f) Kegiatan verifikasi dilakukan organisasi berlokasi di penyedia eksternal
Organisai harus memastikan kecukupan persyaratan yang ditentukan sebelum
dikomunikasikan ke penyedia eksternal.
7.5 Penyediaan produk
7.5.1 Kontrol penyediaan produk
Organisasi harus menerapkan kondisi yang terkontrol untuk penyediaan produk
pada saat pengiriman dan pasca pengiriman. Cangkupan dari kondisi terkontrol ini
meliputi
a) Ketersediaan informasi terdokumentasi
b) Ketersediaan prosedur dan catatan dokumentasi
c) Kegiatan pemantauan
d) Penggunaan dan kontrol infrastruktur
e) Penggunaan sumber daya serta ketersediaanya
f) Kompetensi terkait
g) Validasi secara periodic
h) Pelaksanaan kegiatan rilis,pengiriman dan pasca pengiriman
7.5.2 Identifikasi dan keterlusuran
Organisasi harus : mempunyai prosedur tertulis ;menggunakan cara yang sesuai
untuk iddentifikasi; mengidentifikasi status keluaran; mengendalikan identifikasi
unik dan menyimpan informasi erdokumentasi
7.5.3 Milik pelanggan atau penyedia eksternal
Organisasi harus selalu berhati-hati dengan property milik pelanggan atau
penyedia eksternal. Organisasi harus mengidentifikasi, melindungi, dan menjaga
milik pelanggan. Saat milik pelanggan atau penyedia eksternal salah digunakan,
rusak, ataupun hilang maka, organisasi harus melaporkan hal ini kepada pelanggan
atau penyedia eksternal
7.5.4 Preservasi
Organisasi harus memastikan bahwa preservasi keluaran proses untuk
mempertahankan kesesuaian dengan persyaratan halal dan perundang-undangan.
7.5.5 Kontrol terhadap perubahan
Organisasi harus meninjau dan mengontrol perubahan penting yang tidak
direncanakan sejauh yang diperlukan. Organisasi harus menyimpan informasi
terdokumentasi
7.6 Rilis produk halal
Organisasi harus menerapkan pengaturn yang direncanakan untuk memastikan
bahwa persyaratan produk telah terpenuhi. Rilis tidak boleh dilanjutkan sampai
pengaturan tersebut diverivikasi kesesuannya, kecuali disetujui oleh otoritas ysng
relevan dan disetujui pelanggan
7.7 Kontrol ketidaksesuaian keluaran proses dan produk halal
7.7.1 Organisasi harus memastikan dan mengendalikan keluaran proses yang
tidak sesuai persyaratan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Apabila
organisasi telah merilis produk tersebut, maka harus dilakukan penarikan
dan memusnahkan produk tersebut.Organisasi harus mengambil tindakan
korektif yang tepat berdasarkan sifat dan dampak terhadap kesesuaian
produk halal.
Organisasi harus mengelola keluaran proses dan produk yang tidak sesuai
dengan cara:
a) Segresi, penahanan, pengembalian atau penangguhan penyediaan produk
b) Informasi terhadap pelanggan
c) Penarikan dan pemusnahan produk
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi dari tindakan yang
diambil.
7.7.2 Organisai harus memelihara informasi terdokumentasi yang :
a) menguraiakan ketidaksesuaian
b) menjelaskan tindakan yang diambil
c) mengidentifikasi pihak yang berwenang untuk mengambil tindakan terkait
ketidaksesuaian

8. Evaluasi Kinerja
8.1 Pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi
8.1.1 Umum
Hal yang harus ditetapkan oleh organiasi meliputi:
Segala hal yang perlu dipantau dan diukur
Metode pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi
Kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan
Kapan hasil pemantauan dan pengukuran harus dianalisis dan dievaluasi
Organisasi harus dapat memastikan pemantauan dan pengukuran yang
dilakukan telah sesuai dan didokumentasikan sebagai buktinya. Organisasi juga
harus mengevaluasi kualitas dan efektivitas kinerja sistem manajemen halal.
8.1.2 Kepuasan pelanggan
Organisai harus selalu mencari informasi mengenai pendapat pelanggan untuk
mengetahui keberhasilan pelaksanaan persyaratan dan mengetahui pendapat
masyarakat mengenai organisasi dan produknya. Penetapan metode pencarian
informasi sangat perlu untuk ditetapkan.
Informasi yang perlu diketahui meliputi kepuasan/pendapat konsumen, kualitas
pelayanan, analisis pangsa pasar, laporan dari agen dan pujian.
8.1.3 Analisis dan evaluasi
Data dan Informasi yang diperoleh harus dianalisis dan dievaluasi. Hasil
analisis dan evaluai tersebut dapat digunakan sebagai:
Menyesuaikan produk dengan persyaratan dalal untuk memennuhi
persyaratan hukum
Memenuhi kepuasan pelanggan
Mengetahui kesesuaian dan efektivitas sistem manajemen halal
Pembuktian keberhasilan pelaksanaan rencana
Penilian kinerja proses dan kinerja penyedia eksternal
Menentukan kebutuhan perbaikan sistem manajemen halal
Menjadi pertimbangan bahan kajian ulang manajemen
8.2 Audit internal
8.2.1 Organisasi diwajibkan untuk melaksanakan audit internal pada jangka
waktu tertentu untuk mengetahui bahwa sistem manajemen halal yang
diterrapkan telak sesuai dengan persyaratan organisasi dan persyaratan
standar sni, serta untuk mengetahui efektivitas implementasi manajemen
halal di perusahaan
8.2.2 Organisasi harus:
Merencanakan, menetapkan, menerapkan dan memelihara program audit
termasuk frekuensi dan jangka waktu pelaksanaan (minimal 1 tahun sekali),
metode, tanggung jawab, persyaratan perencanaan dan pelaporan, yang
kemudian akan mempertimbangkan sasaran halal, pentingnya proses yang
dilakukan, feedback pelanggan, perubahan yang akan berdampak pada
organisasi, dan hasil audit sebelumnya
Menentukan kriteria dan ruang lingkup audit
Memilih auditor dan melaksanakan sistem audit
Memastikan pelaporan hasil audit kepada manajemen yang bersangkutan
Pengambilan dan penindak lanjutan tindakan korektif sesegera mungkin
Menyimpan informasi terdokumentasi
8.3 Kaji ulang manajemen
8.3.1 Umum
Pengajian ulang sistem manajemen halal harus dilakukan pada selang waktu
tertentu (minimal 1 tahun sekali) untuk memastikan kesesuaian , kecukupan dan
efektivitas manajemen halal
8.3.2 Masukan kaji ulang manajemen
Kaji ulang manajemen harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
Status tindakan kajian ulang manajemen sebelumnya
Perubahan masalah eksternal dan internal yang berkaitan dengan sistem
manajemen halaal
Informasi kinerja manajemen halal yang bertujuan:
Mengevaluasi aktivitas kritis
Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
Pemantauan dan pengukuran hasil
Hasil audit
Kepuasan konsumen
Isu mengenai penyedia eksternal dan pihak lain
Kecukupan sumber daya untuk pemenuhan efektivitas sistem manajemen
halal
Kinerja proses dan kesesuaian produk
Efektifitas tindakan untuk menghadapi resiko dan peluang (lihat 6.1)
Peluang potensial baru untuk perbaikan yang berkelanjutan
Penetapan batas waktu penindak lanjutan hasil evaluasi kaji ulang manajeen
8.3.3 Keluaran kaji ulang manajemen
Keluaran kaji ulang manajemen harus mencakup keputusan dantindakan yang
berkaitan dengan peluang perbaikan, segala perubahan yang diperlukan sistem
manajemen halal dan sumber daya, serta harus disertai dengan informasi
terdokumentasi.
9. Peningkatan
9.1 Umum
Organisasi harus menentukan, memilih, dan melaksanakan peluang perbaikan
yang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hal tersebut harus
mencakup:
Meningkatan kegiatan untuk mencegah ketidaksesuaian
Meningkatkan produk agar memenuhi persyaratan halal dan peraturan yang
ada
Meningkatkan hasil sistem manajemen halal (dapat dilakukan secara reaktif,
bertahap, kreatif, re-organisasi dan dilakukan perubahan)
9.2 Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi
Bila ketidaksesuaian terjadi, maka organisasi harus:
Bereaksi terhadap ketidaksesuaian
Bertindak untuk mengontrol dan memperbaiki
Mengelola konsekuensi
Evaluasi tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dengan:
Melakukan kaji ulang ketidaksesuaian
Menentukan penyebabnya
Mencari tahu apakan hal serupa pernah terjadi atau berpotensi untuk
terjadi
Bertindak sesuai dengan yang diperlukan
Meninjau efektivitas tindakan yang dilakukan
Merubah sistem manajemen halal bila diperlukan
Organisasi harus menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti dari:
Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil
Hasil setiap tindakan
9.3 Perbaikan berkelanjutan
Organisasi harus selalu :
Meningkatkan kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas sistem manajemen halal
Mempertimbangkan output analisis dan evaluasi, serta output kaji ulang
manajemen
Memilih dan memanfaatkan peralatan dan metode yang sesuai untuk setiap
kegiatan penyelidikan dan perbaikan

Anda mungkin juga menyukai