PENDAHULUAN
Tanaman alpukat telah cukup lama ada di Indonesia dimulai sekitar dua abad
yang lalu. Buah ini berasal dari daerah Meksiko dan Amerika Tengah. Alpukat
mempunyai nama lain Persea americana. Ditempat asalnya buah ini dinamakan
ahuacat oleh bangsa Aztek dan pasukan Spanyol mulai masuk pada abad ke 16
dan memperkenalkan ke bangsa Eropa. Tanaman alpukat (Persea americana Mill)
ini berasal dari Amerika tengah yang beriklim tropis dan telah menyebar hampir
ke seluruh negara sub-tropis dan tropis. Hampir semua orang mengenal dan
menyukai buah alpukat, karena buah ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi
(Prasetyowati dkk,2010). Hasil olahan buah alpukat sering kita temui pada
produk-produk seperti jus alpukat, sup buah, es alpukat, dan lain-lain.
Pohon alpukat berupa pohon dengan tinggi 3-10 m. Batang berkayu, bulat,
bercabang, coklat, kotor. Alpukat memiliki daun bertangkai, berjejal-jejal pada
ujung ranting, berbentuk bulat telur memanjang, elips, atau bulat telur terbalik,
memanjang, dan waktu muda berambut rapat. Bunga berkelamin dua, dalam malai
yang bertangkai dan berbunga banyak, terdapat di dekat ujung ranting. Buah buni
berbentuk bola atau peer, panjang 5-20 cm, berbiji satu, berwarna hijau atau hijau
kuning, memiliki bau yang enak. Alpukat memiliki biji berbentuk bola dengan
diameter 2,5-5 cm (van Steenis, 2002).
2.2 Tujuan
Pohon buah ini berasal dari Amerika tengah, tumbuh liar di hutan-hutan,
banyak juga ditanam di kebun, dan di pekarangan yang lapisan tanahnya gembur
dan subur serta tidak tergenang air. Pohon kecil, berakar tunggang, batang
berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus.
Daun tunggal, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai
bundar telur memanjang, tebal seperti kulit ujung dan pangkal yang runcing. Tepi
rata kadang agak menggulung keatas, betulang menyirip, daun muda warnanya
kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnaya hijau dan gundul. Bunganya
majemuk, buahnya buah buni, bentuk bola dan bulat telur, warnanya hijau atau
hijau kekuningan, daging buah jika sudah masak lunak, warnaya hijau
kekuningan. Biji bulat seperti bola, keping biji putih kemerahan. Buah alpukat
yang masak dagingnya lunak, berlemak biasanya dimakan sebagai es campur atau
dibuat jus. Minyaknya dignakan antara lain untuk keperluan
kosmetik.(Yuniarti,2008) Proses pematangan buah alpukat termasuk cepat yaitu
7 hari setelah dipanen alpukat sudah matang dan hari selanjutnya kulit buah
alpukat akan mengalami kerusakan seperti kulit buah menjadi hitam. Buah
alpukat termasuk dalam buah klimaterik, tidak berumur panjang, dan cepat
mengalami kerusakan setelah dipanen. Buah alpukat dapat disimpan lebih lama
dengan teknik memperlambat proses pematangan buah. Pematangan buah dapat
diperlambat dengan cara menyerap gas etilen yang dihasilkan buah klimaterik.
Menurut Pantastico (1989), yang memacu kematangan buah - buahan adalah gas
etilen, O2 dan CO2. Semakin cepat laju respirasi maka produksi etilen juga akan
semakin meningkat. Dampak yang terjadi dari efek tersebut adalah buah alpukat
tidak memiliki umur simpan yang panjang.
2. Lemak tak jenuh ini juga sangat baik untuk mengurangi kadar kolesterol. Diet
rendah lemak yang menyertakan alpukat telah terbukti mampu menurunkan kadar
kolesterol jahat, dan meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah.
Andy Chandra, Hie Maria Inggrid, Verawati, Pengaruh pH dan Jenis Pelarut
pada Perolehan dan Karakterisasi Pati dari Biji Alpukat, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Katolik
Parahyangan, 2013.