Anda di halaman 1dari 5

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman alpukat telah cukup lama ada di Indonesia dimulai sekitar dua abad
yang lalu. Buah ini berasal dari daerah Meksiko dan Amerika Tengah. Alpukat
mempunyai nama lain Persea americana. Ditempat asalnya buah ini dinamakan
ahuacat oleh bangsa Aztek dan pasukan Spanyol mulai masuk pada abad ke 16
dan memperkenalkan ke bangsa Eropa. Tanaman alpukat (Persea americana Mill)
ini berasal dari Amerika tengah yang beriklim tropis dan telah menyebar hampir
ke seluruh negara sub-tropis dan tropis. Hampir semua orang mengenal dan
menyukai buah alpukat, karena buah ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi
(Prasetyowati dkk,2010). Hasil olahan buah alpukat sering kita temui pada
produk-produk seperti jus alpukat, sup buah, es alpukat, dan lain-lain.

Pohon alpukat berupa pohon dengan tinggi 3-10 m. Batang berkayu, bulat,
bercabang, coklat, kotor. Alpukat memiliki daun bertangkai, berjejal-jejal pada
ujung ranting, berbentuk bulat telur memanjang, elips, atau bulat telur terbalik,
memanjang, dan waktu muda berambut rapat. Bunga berkelamin dua, dalam malai
yang bertangkai dan berbunga banyak, terdapat di dekat ujung ranting. Buah buni
berbentuk bola atau peer, panjang 5-20 cm, berbiji satu, berwarna hijau atau hijau
kuning, memiliki bau yang enak. Alpukat memiliki biji berbentuk bola dengan
diameter 2,5-5 cm (van Steenis, 2002).

Negara-negara penghasil alpukat dalam skala besar adalah Amerika (Florida,


California, Hawaii ), Australia, Cuba, Argentina, dan Afrika Selatan. Dari tahun
ke tahun Amerika mempunyai kebun alpukat yang senantiasa meningkat. Di
Indonesia, tanaman alpukat masih merupakan tanaman pekarangan, belum
dibudidayakan dalam skala usahatani. Alpukat dapat ditemukan di seluruh daerah
di Indonesia. Daerah penghasil alpukat adalah Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian
Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara.

2.2 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik fisik


dan karakteristik kimia dari buah alpukat.
Bab 2 ISI

2.1 Sifat Fisik Buah Alpukat

Pohon buah ini berasal dari Amerika tengah, tumbuh liar di hutan-hutan,
banyak juga ditanam di kebun, dan di pekarangan yang lapisan tanahnya gembur
dan subur serta tidak tergenang air. Pohon kecil, berakar tunggang, batang
berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus.
Daun tunggal, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai
bundar telur memanjang, tebal seperti kulit ujung dan pangkal yang runcing. Tepi
rata kadang agak menggulung keatas, betulang menyirip, daun muda warnanya
kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnaya hijau dan gundul. Bunganya
majemuk, buahnya buah buni, bentuk bola dan bulat telur, warnanya hijau atau
hijau kekuningan, daging buah jika sudah masak lunak, warnaya hijau
kekuningan. Biji bulat seperti bola, keping biji putih kemerahan. Buah alpukat
yang masak dagingnya lunak, berlemak biasanya dimakan sebagai es campur atau
dibuat jus. Minyaknya dignakan antara lain untuk keperluan
kosmetik.(Yuniarti,2008) Proses pematangan buah alpukat termasuk cepat yaitu
7 hari setelah dipanen alpukat sudah matang dan hari selanjutnya kulit buah
alpukat akan mengalami kerusakan seperti kulit buah menjadi hitam. Buah
alpukat termasuk dalam buah klimaterik, tidak berumur panjang, dan cepat
mengalami kerusakan setelah dipanen. Buah alpukat dapat disimpan lebih lama
dengan teknik memperlambat proses pematangan buah. Pematangan buah dapat
diperlambat dengan cara menyerap gas etilen yang dihasilkan buah klimaterik.
Menurut Pantastico (1989), yang memacu kematangan buah - buahan adalah gas
etilen, O2 dan CO2. Semakin cepat laju respirasi maka produksi etilen juga akan
semakin meningkat. Dampak yang terjadi dari efek tersebut adalah buah alpukat
tidak memiliki umur simpan yang panjang.

2.2 Sifat Kimia Buah Alpukat

Alpukat merupakan buah yang sangat bergizi, mengandung 3-30 persen


minyak dengan komposisi yang sama dengan minyak zaitun dan banyak
mengandung vitamin B (Andi 2013). Dalam daging buah alpukat terkandung
protein, mineral Ca, Fe, vitamin A, B, dan C (Andi,2013). Dengan kandungan
nutrisi yang banyak tersebut maka alpukat dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan, diantaranya:

1. Lemak monosaturated (tak jenuh) yang terdapat di dalam alpukat mengandung


aleic acid yang terbukti mampu meningkatkan kadar lemak sehat dalam tubuh,
dan mengontrol diabetes. Dengan menggunakan alpukat sebagai sumber lemak,
penderita diabetes dapat menurunkan kadar triglycerides sampai 20%.

2. Lemak tak jenuh ini juga sangat baik untuk mengurangi kadar kolesterol. Diet
rendah lemak yang menyertakan alpukat telah terbukti mampu menurunkan kadar
kolesterol jahat, dan meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah.

3. Alpukat juga banyak mengandung serat yang sangat bermanfaat untuk


mencegah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.

4. Alpukat juga mengandung potassium 30% lebih banyak di banding nenas.


Potassium sangat bermanfaat bagi tubuh untuk mengurangi resiko terkena
penyakit tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan kanker. Selain itu, alpukat
juga sangat sempurna jika di jadikan sebagai makanan untuk wanita yang sedang
hamil. Itu karena follate yang terdapat dalam alpukat, dapat mengurangi resiko
terhadap ancaman penyakit birth defect ( Andi, 2013).
BAB 3. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Andy Chandra, Hie Maria Inggrid, Verawati, Pengaruh pH dan Jenis Pelarut
pada Perolehan dan Karakterisasi Pati dari Biji Alpukat, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Katolik
Parahyangan, 2013.

Pantastico, Er.B. 1989. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan


Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub-tropika (Terjemahan
Kamariyani). Gajahmada University Press. Yogyakarta. 409 hal.

Prasetyowati, dkk. 2010. Pengambilan Minyak Biji Alpukat (Persea Americana


Mill) Dengan Metode Ekstraksi. Tesis. universitas sriwijaya.

Van Steenis, C. G. J. 2002. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Diterjemahkan oleh


Moeso Sarjowinoto. Jakarta. Edisi Ke 6. Prodni Paramita

Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Presindo. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai