PENDAHULUAN
2.1.1 Tempe
Tempe merupakan salah satu hasil fermentasi kedelai yang sudah cukup
dikenal masyarakat. Tempe mengandung vitamin B12, protein, kalori, vitamin,
ddan mineral. Fermentsi tempe membutuhkan adanya Inokulum atau starter tempe
atau ragi tempe. Inoculum tempe merupakan kumpulan spora kapang dan jamur
yang digunakan sebagai bahan pembibitan dalam pembuatan tempe. Inoculum
tempe yang telah dikenal masyarakat adalah usar yang mana biasanya ditemukan
menempel pada daun waru dan inoculum bubuk buatan LIPI. Usarr biasanya
banyak mengndung kontaminan karena pada pembuatannya kurang diperhatikan
kondisi aseptisnya. Jenis kapang pada usar bervariasi seperti Rhizopus sp dan
mikroorganisme lainnya. Sedangkan Inoculum bubuk dibuat dari Rhizopus
oligosporus yang dibiakkan pada media beras yang telah masak kemudian
dikeringkan dan digiing (Sukardi, 2008).
Menurut Pagarra (2009) selain dari kedelai tempe juga dapat dibuat
menggunakan bahan alternative berupa kacang hijau. Kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.) termasuk tanaman polong-polongan. Alternatif terbaik untuk
memperoleh protein selain dari ikan adalah kacang-kacangan. Kacang hijau
memiliki kandungan protein tinggi, sebanyak 24% dan merupakan sumber mineral
penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya
merupakan asam lemak tak jenuh sebanyak 73%. Tempe dapat dibuat dengan
menggunakan Inoculum berupa Rhizopus sp. Rhizopus oligosporus yang
menghasilkan enzim-enzim protease. Perombakan senyawa kompleks protein
menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana adalah penting dalam fermentasi tempe,
dan merupakan salah satu faktor utama penentu kualitas tempe, yaitu sebagai
sumber protein nabati yang memiliki nilai cerna amat tinggi. Kandungan protein
yang dinyatakan sebagai kadar total nitrogen memang tidak berubah selama
fermentasi. Perubahan terjadi atas kadar protein terlarut dan kadar asam amino
bebas.
Tape merupakan salah satu produk hasil fermentasi. Beras, ketan, jagung dan
ketela pohon, dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tape. Bahan-bahan
tersebut dikukus hingga matang, dihamparkan ditampah dan setelah dingin
dibubuhi ragi, kemudian campuran itu ditaruh dalam belangga, ditutup dengan daun
pisang dan disimpan dalam tempat yang sejuk. Tak lama kemudian bmenjadi
berkhamir karena daya kerja organisme-organisme yang terdapat dalam ragi
(Rustringsih, T. 2007).
Beras ketan hampir seluruhnya terdiri dari pati. Pati merupakan zat tepung
dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua
komponen utama yaitu amilosa dan amilopektin. Tape ketan merupakan salah satu
makan yang dibuat melalui prose fermentasi dengan menggunakan ragi tape. Pada
proses pembuatan tape, masyarakat biasanya menggunakan daun pisang sebagai
pembungkusnya. Dengan semakin sulitnya mendapatkan daun terutama di daerah
perkotaan maka masyarakat beralih ke pembungkus atau wadah alternatif yang
lebih mudah diperoleh untuk proses pembuatan tape seperti plastik, gelas dan
wadah yang lain (Yulianti, 2014).
Tape adalah suatu produk fermentasi dari bahan-bahan sumber pati seperti
ketela pohon, ketan dan sebagainya dengan melibatkan ragi di dalam proses
pembuatannya. Tape ubi kayu merupakan produk pangan olahan tradisional yang
sudah menjadi makanan khas Indonesia. Tape ubi kayu sudah banyak diproduksi
di beberapa tempat di Indonesia, di Jawa Barat dikenal dengan nama peuyeum
dengan karakteristiknya yang tidak berair dan lebih manis, di Jawa Tengah dan
Jawa Timur dikenal dengan nama tape dengan karakteristiknya yang berair serta
lebih alkoholik dan agak asam. kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf,
sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena
mengandung berbagai macam bakteri baik yang aman dikonsumsi, tape dapat
digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tape diketahui
mengandung bakteri asam laktat sebanyak 1 juta per mililiter atau gramnya.
Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh,
terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri baik dalam
tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain dari tape adalah
kemampuannya mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh (Asnawi.
2013).
Menurut Dwijoseputro dalam Hasanah (2012) ragi tape merupakan populasi
campuran yang tediri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces,
Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Genus tersebut hidup bersama-
sama secara sinergis. Aspergillus menyederhanakan tepung menjadi glukosa serta
memproduksi enzim glukoamilase yang akan memecah pati dengan
mengeluarkan unit-unit glukosa, sedangkan Saccharomyces, Candida dan
Hansenulla dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat
organik lain sementara itu Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi asam.
Beberapa jenis jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucor
oryzae, Mucor sp, dan Rhizopus sp.
2.1.4 Ayam
Sosis merupakan salah satu produk olahan daging yang digemari oleh
masyarakat. Penyimpanan produk olahan daging akan mempengaruhi kualitas
mutu produk yang akan dikonsumsi masyarakat. Sosis masak hanya dapat
bertahan 1 sampai 2 hari pada suhu ruang. Sosis biasanya dikemas dalam wadah
yang tertutup rapat. Sosis terbuat dari campuran daging halus (mengandung
daging lebih dari 75%) dan tepung, dengan atau tanpa penambahan bumbu serta
bahan tambahan makanan lain yang diizinkan.
2.1.6 Petis
2.2.1 PDA
2.2.2 PCA
Karakteristik fisik dari media ini antara lain yaitu memiliki warna coklat
pucat saat sebelum dilakukan pemanasan dan berwarna coklat tua setelah
mengalami pemanasan. Media ini mengandung aquades 50 ml, malt ekstrak 30
g/l, pepton 3 g/l dan agar 15 g/l. MEA pada umumnya digunakan sebagai media
pertumbuhan khamir. Didalam media tersebut mengandung unsur O yang
merupakan salah satu mineral yang dapat menunjang pertumbuhan khamir
(Waluyo, 2008).
2.2.4 Na-Ca
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk pangan.
Medium Nutrien Agar berdasarkan susunan kimianya merupakan medium non-
sintetik/semi alamiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat.
Medium ini dibuat dalam dua jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring
digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk
menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen. NA
digolongkan pada medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan
beberapa jenis bakteri (Waluyo, 2007). NA juga digunakan untuk pertumbuhan
mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan
mengandung karbohidrat yang berupa galaktan sehingga tidak mudah diuraikan
oleh mikroorganisme. Ekstrak daging dan pepton digunakan sebagai bahan dasar
karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang
sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium
NA ini sebelum pemanasan adalah berbentuk larutan berwarna kuning keruh
sebelum dipanaskan, dan berwarna kuning bening saat setelah dipanaskan.
Namun, setelah pemanasan didapatkan warna dari medium NA lebih jernih bila
dibandingkan dengan sebelum pemanasan. NA merupakan salah satu media yang
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, produk pangan,
untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme
dalam kultur murni. Komposisi kimia nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton
10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan
komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit.
Mineral merupakan bagian dari sel, unsur penyusun sel yaitu C, O, N, H dan P.
Unsur mineral lain yang diperlukan oleh sel yaitu K, Ca, Mg, Ma, S, dan Cl. Unsur
mineral yang digunakan dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu Fe, Mn, Co, Cu,
Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad
(Waluyo, 2008).
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Cawan petri
b. Inkubator
c. Pipet ukur 1 ml
d. Pipet ukur 5-10 ml
e. Pipet volume 1,5,10,dan 25 ml
f. Labu takar 25 atau 50 ml
g. Tabung reaksi dan raknya
h. Kertas perkamen
i. Kuvet spektrofotometer
j. Lampu bunset dan UV
k. Botol semprot
l. Plastik klip
m. Colony counter
n. Neraca analitik
o. spektrofotometer
3.1.2 Bahan
a. Tempe
b. Tape ketan
c. Tape singkong
d. Ayam
e. Sosis ayam
f. Petis
g. Aquades
h. OMEA
i. PDA
j. PCA
k. NA-Ca
l. Spirtus
m. Alkohol
n. Biakan khamir dalam agar miring
4 biakan khamir
Pengenceran 50 ml
Pengovenan 30 Pengenceran
sampai 10 ml
Eksikator 15
Perhitungan
Penimbangan Pengenceran 20 ml absorbansi ( 600
nm)
(a gram)
Pengovenan 70oC
4-5 jam
Eksikator 15
Penimbangan
(b gram)
Pada praktikum ini langkah awal yang dilakukan yaitu 4 biakan khamir
masing-masing diambil dan ditambah dengan sedikit aquadest tujuannya untuk
mengencerkan biakan khamir dan mempermudah pengambilan biakan. Selanjutnya
diambil 1 ose biakan dan diencerkan dengan 50 ml aquades. Kemudian dilakukan
preparasi awal dengan pengovenan cawan petri selama 30 untuk sterilisasi alat dan
dieksikator untuk membunuh dan menghilangkan mikroba kemudian ditimbang
sebagai a gram. Dari pengenceran sampel 50 ml disiapkan 7 tabung reaksi yang
diisi dengan biakan yang telah diencerkan sebesar 1 ml, 2 ml, 3ml, 4ml, 5 ml, 6 ml,
dan 7 ml yang kemudian diencerkan hingga 10 ml. apabila yang 1 ml ditambah
aquades 9 ml, yang 2 ml ditambah aquades 8 ml dan seterusnya. Kemudian dihitung
absorbansinya. Dari pengenceran ini juga diambil sebanyak 20 ml sampel dioven
pada suhu 70oC selama 4-5 jam kemudian dieksikator dan ditimbang sebagai b.
Kemudian di buat kurva standar.
3.2.2 Penyiapan Sampel dalam MEB
Shaker ruang
48 jam
Sentrifuse
(@12,5 ml)
Endapan
Cuci Aquades
Sentrifuse
Endapan
+ Aquades
Vortex
Homogenisasi
Absorbansi
( 600 nm)
Pada praktikum ini lagkah awal yang dilakukan yaitu memastikan bahwa kondisi
lingkungan aseptis dengan cara menyemprotkan alcohol 70% pada tangan dan pada
meja praktikum. Proses pengambilan isolate dilakukan dengan cara aseptis di dekat
api. Selanjutnya Erlenmeyer yang berisi MEB 25 ml disiapkan dan dimasukkan 2
ose isolate Saccharomysess cerevisiae ke dalam Erlenmeyer serta ditambahkan 25
ml gula. Tabung Erlenmeyer kemudian dishaker selama 48 jam supaya sampel lebih
homogen. Setelah di shaker sampel kemudian diambil @12,5 ml dan dimasukkan
pada tabung reaksi yang selanjutnya dilakukan proses sentrifuse. Sentrifuse
dilakukan untuk memisahkan filtrat dan endapannya. Setelah di sentrifuse endapan
yang tersisa dicuci dengan aquadest dan dilakukan sentrifuse kembali. Hal ini
dilakukan supaya hasil perhitungn mikroba dapat ebih optimal karena mikroba
berada pada endapan sampel. Endapan yang terbentuk kemudian ditambah dengan
aquadest dan divortex kemudian ditera pada labu takar 25 ml untuk dihomogenisasi
dan diukur nilai absorbansinya.
1g
9 ml 9,9 ml 9,9 ml 9 ml 9 ml 9 ml
101 103 105 106 107 108
1 ml
PDA
PDA PDA
PCA
OMEA
PCA PCA
Na-Ca
OMEA OMEA
Pada praktikum ini langkah awal yang dilakukan yaitu menuang 9 ml aquadest
ke dalam 1 gr sampel yang selanjutnya di campur agar lebih homogen. Langkah
selanjutnya diambil menggunakan pipet sebanyak 0,1 ml sampel kemudian
dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 9,9 (10^-3) ml aquadest. Dari tabung
reaksi 9,9 (10^-3) ml pertama diambil 0,1 ml menggunakan pipet yang berbeda
kemudian dituangkan ke dalam tabung reaksi 9,9 (10^-5) ml yang kedua.
Penggunaan pipet yang berbeda ini dilakukan untuk menhindari terjadinya
kontaminasi. Dari tabung reaksi 9,9 (10^-5) ml yang kedua diambil 1 ml dengan
menggunakan pipet yang sama dan dituangkan ke dalam cawan petri yang akan
ditambah dengan media PDA dan OMEA yang mana masing-masing dibuat 2 kali
ulangan supaya hasil yang diperoleh dapat lebih akurat. Selain itu dari tabung 9,9
(10^-5) ml yang kedua diambil 1 ml menggunakan pipet yang berbeda kemudian
ditungkan pada tabung reaksi yang berisi 9(10^-6) ml aquadest. Kemudian dari
tabung 9 (10^-6) ml diambil 1 ml mengunakan pipet yang sama dan ditungkan pada
cawan petri yang akan ditambh dengan media PDA, PCA, dan OMEA masing-
masing dilakukan 2 kali ulangan. Dari tabung 9 (10^-6) ml diambil 1 ml
menggunakan pipet ukur yang berbeda dan dituangkan pada tabung reaksi 9 (10^-
7) ml selanjutnya. Dari tabung reaksi 9 (10^-7) ml ini diambil lagi 1 ml dengan
pipet yang sama kemudian dituangkan pada cawan petri yang akan di tambah
dengan media PCA, PDA, dan OMEA yang masing-masing dilakukan 2 kali
pengulangan. Dari tabung 9 (10^-7) ml diambil 1 ml menggunakan pipet ukur yang
berbeda dan dituangkan pada tabung reaksi 9 (10^-8) ml selanjutnya. Dari tabung
reaksi 9 (10^-8) ml ini diambil lagi 1 ml dengan pipet yang sama kemudian
dituangkan pada cawan petri yang akan di tambah dengan media PCA dan Na-Ca
yang masing-masing dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Setelah semua cawan di
isi sampel selanjutnya di tambahkan dengan media dan diikubasi selama 48 jam
pada suhu kamar supaya mikroba dapat tumbuh dengan optimal. Setiap proses pada
praktikum ini dilakukan pada kondisi aseptis untuk menghindari terjadinya
kontaminasi.
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Ulangan 1
2
Nilai Absorbansi (A)
y = 0.0971x + 0.2239
1.5 R = 0.9771
0.5
0
0 5 10 15 20
Konsentrasi Sel (mg)
Ulangan 2
1.5 y = 0.0836x + 0.1496
0.5
0
0 5 10 15 20
Konsentrasi Sel (mg)
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu praktikan diharapkan lebih teliti dan
memehami materi yang akan dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti. 2013. Total Bakteri, Ph, Dan Kadar Air Daging Ayam Broiler Setelah
Direndam Dengan Ekstrak Daun Senduduk (Melastoma Malabathricum L.)
Selama Masa Simpan. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Semarang:
Universitas Diponegoro
Asnawi. 2013. Karakteristik Tape Ubi Kayu (Manihot utilissima) Melalui Proses
Pematangan Dengan Penggunaan Pengontrol Suhu. Jurusan Keteknikan
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya
Gultom. 2017. Komposisi Mikroorganisme dan Kimia Tape Singkong dan Tape
Ketan yang Di Produksi Di Daerah Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian.
IPB
Pagarra. 2009. Laju Pertumbuhan Jamur Rhizopus sp. Pada Tempe Kacang Hijau.
Jurusan Biologi. FMIPA. Universitas Negeri Makassar
Sukardi, 2008. Uji Coba Penggunaan Inokulum Tempe dari Kapang Rhizopus
oryzae dengan Substar Tepung Beras dan Ubi Kayu. Fakultas Teknologi
Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya
Suriansyah. 2010. Perbandingan Metoda Kurva Kalibrasi Dan Metoda Adisi
Standar Pada Pengukuran Merkuri Dalam Air Yang Memiliki Kandungan
Senyawa Organik Tinggi Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
Program Studi Kimia. Fakultas MIPA. Universitas Tanjungpura.
Wahyuni. 2013. Validasi Dan Verifikasi Metode Analisis Bakteri Asam Laktat Pada
Produk Susu. Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang:
UMM-Press.
Yulianti, C. H. 2014. Uji Beda Kadar Alkohol pada Tape Beras, Ketan Hitam dan
Singkong. Jurnal Teknika. Vol. 6. No. 1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
berat c gram
Kadar sel kering =
a. Ulangan 1 b. Ulangan 2
41,3 mg 42,5 mg
Kadar sel = = 2,065 mg/ml Kadar sel = = 2,125
20 20
mg/ml
mg mg
2,065 2 ml 2,125 2 ml
ml ml
2 ml = = 4,13 mg/ml 2 ml = = 4,25 mg/ml
1 1
mg mg
2,065 3 ml 2,125 3 ml
ml ml
3 ml = = 6,195 mg/ml 3 ml = = 6,375 mg/ml
1 1
mg mg
2,065 4 ml 2,125 4 ml
ml ml
4 ml = = 8,26 mg/ml 4 ml = = 8,5 mg/ml
1 1
mg mg
2,065 5 ml 2,125 5 ml
ml ml
5 ml= 10,325 mg/ml 5 ml = = 10,625 mg/ml
1 1
mg mg
2,065 6 ml 2,125 6 ml
ml ml
6 ml= = 12,39 mg/ml 6 ml= = 12,75 mg/ml
1 1
mg mg
2,065 7 ml 2,125 7 ml
ml ml
7 ml= = 14,455 mg/ml 7 ml= = 14,875 mg/ml
1 1
= 13.2863 sel/ ml
Kelompok 2
1,482 = 0,0971 x + 0,2239
1,4820,2239
X = 0,0971
= 12.95675 sel/ ml
Kelompok 3
1,116 = 0,0971 x + 0,2239
1,1160,2239
X = 0,0971
= 9.187436 sel/ ml
Kelompok 4
1,408 = 0,0971 x + 0,2239
1,4080,2239
X = 0,0971
= 12.19464 sel/ ml
Kelompok 5
1,321 = 0,0971 x + 0,2239
1,3210,2239
X = 0,0971
= 11.29866 sel/ ml
Kelompok 6
1,406 = 0,0971 x + 0,2239
1,4060,2239
X = 0,0971
= 12.17405 sel/ ml
Perhitungan Acara 3
1. Tempe
PCA
- Khamir
69
R = 93 = 0,74 2
(69 107 )+(93 106 )
= 4,995 x 10-5
2
- Kapang
48
R = 32,5 = 1,48 2
- Khamir
103
R = 32,5 = 3,17 2,
Jumlah koloni mikroba = 32,5 x 105
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 20 x 105 = 20 x 105
OMEA
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 83,5 x 106 = 83,5 x 106
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 10,5 x 107 = 10,5 x 107
Na-Ca
- Kapang
Jumlah koloni mikroba = 0, jumlah kapang kurang dari 1 x 108
PCA
- Bakteri
1
Jumlah koloni mikroba = 2,5 x 106 = 2,5 x 106
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 6,5 x 106 = 6,5 x 106
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 3,0 x 106 = x 106
PDA
- Bakteri
1
Jumlah koloni mikroba = 7 x 105 = 7 x 105
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 13 x 105 = = 13 x 105 = 1,3x106
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 12,5x 105 = 12,5x 105= 1,25x106
OMEA
- Bakteri
1
Jumlah koloni mikroba = 14x 105 = 14 x105 = 1,4 x 106
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 4 x 105 = 4 x 105
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 4,5 x 105 = 4,5x 105
Na-Ca
- Bakteri
Jumlah koloni mikroba = <1 x 10-8
- Kapang
Jumlah koloni mikroba = <1 x 10-8
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 2,5 x 108 = 2,5 x 108
3. Tape singkong
PCA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-6 40,5 1 10
10-7 2 2,5 0,5
10-8 2,5 1,5 4
- Bakteri
1
Jumlah koloni mikroba = 40,5 x = 40,5 x 106
106
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 1 x = 1 x 106
106
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 10 x = 1 x 107
106
PDA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-5 203,5 39,5 8
10-6 80 17 9
10-7 12,5 3,5 2,5
- Bakteri
80
R= = 0,39 2
203,5
(203,5 105 )+(80 106 )
Jumlah koloni mikroba = = 1,058 x 10-3
2
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 39,5 x = 39,5 x 105
105
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 8 x = 8 x 105
105
OMEA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-5 228,5 15 23,5
10-6 39 1,5 12,5
10-7 12,5 - 2
- Bakteri
39
R = = 0,17 2
228,5
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 15 x = 15 x 105
105
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 23,5 x = 23,5 x 105
105
Na-Ca
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-8 4 1 11,5
- Bakteri
1
Jumlah koloni mikroba = 4 x = 4 x 108
108
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 1 x =1 x 108
108
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 11,5 x = 11,5 x 108
108
4. Ayam
PCA
1
- koloni Bakteri : 108,5 x 106
: 108,5 x 106
1
- koloni Kapang: 4,5 x 106
: 4,5 x 106
1
- koloni Khamir : 14 x 105
: 14 x 105
PDA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-5 181,5 0 14
10-6 5 0 0,5
10-7 0 0 0
1
-
koloni Bakteri : 181,5 x 105
: 181,5 x 105
- koloni Kapang: 0, jumlah kapang kurang dari 1 x 105
- koloni Khamir : < 30 koloni, sehingga digunakan total khamir pada
konsentrasi terendah
1
: 14 x 105
: 14 x 105
OMEA
- Kapang
1
jumlah koloni mikroba =<1 x 105 = <1 x 105
- Khamir
1
jumlah koloni mikroba =8,5 x 105 = 3,1 x 105
NA Ca
- Kapang
1
jumlah koloni mikroba =<1 x 108 = <1 x 108
- Khamir
1
jumlah koloni mikroba =10 x 108 = 1,0 x 109
5. Sosis Ayam
PCA
1
koloni Bakteri : 217 x 108
: 2,17 x 109
1
koloni Kapang: 1,8 x 106
: 1,8 x 107
1
koloni Khamir : 42 x 108
: 4,2 x 109
PDA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-5 27 10,5 6,5
10-6 1,5 3,5 1,5
10-7 - 2 0,5
: 2,7 x 106
: 1,05 x 106
koloni Khamir : < 30 koloni, sehingga digunakan total khamir
pada konsentrasi terendah
1
: 6,5 x 105
: 6,5 x 105
OMEA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-5 12,5 22 9
10-6 1,5 3 -
10-7 - - -
: 1,25 x 106
koloni Kapang: < 30 koloni, sehingga digunakan total kapang
pada konsentrasi terendah
1
: 22 x 105
: 2,2 x 106
: 0,9 x 106
NaCa
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-8 79 1,5 34
1
koloni Bakteri : 79 x 108
: 7,9 x 109
1
koloni Kapang: 1,5 x 108
: 1,5 x 108
1
koloni Khamir : 34 x 108
: 3,4 x 109
6. Petis
PCA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-6 1 9 101
10-7 0 7 58,5
10-8 0 4,5 43,5
- Bakteri
1
Jumlah koloni mikroba = 1 x 106 = 1,0 x 106
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 9 x 106 = 9,0 x 106
- Khamir
58,5
R1 = 101
= 0,58 2
PDA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-5 - 0 2
10-6 0 20,5 69,5
10-7 0 0 2,5
- Bakteri
Jumlah koloni mikroba = 0, jumlah bakteri kurang dari 1 x 106
-
Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 69,5 x 106 = 69,5 x 106
- Kapang
Jumlah koloni mikroba = 0, jumlah kapang kurang dari 1 x 105
OMEA
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-5 0 0 0
10-6 0 0 1
10-7 0 0 2
- Bakteri
Jumlah koloni mikroba = 0, jumlah bakteri kurang dari 1 x 105
- Khamir
Jumlah koloni mikroba = 0, jumlah khamir kurang dari 1 x 105
- Kapang
Jumlah koloni mikroba = 0, jumlah kapang kurang dari 1 x 105
Na-Ca
Pengenceran Rata-rata koloni
Bakteri Kapang Khamir
10-8 0 36 20,5
- Bakteri
Jumlah koloni mikroba = 0, jumlah bakteri kurang dari 1 x 108
- Khamir
1
Jumlah koloni mikroba = 36 x 108 = 36 x 108
- Kapang
1
Jumlah koloni mikroba = 20,5 x 108 = 20,5 x 108