Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IVH secara singkat dapat diartikan sebagai perdarahan intraserebral
non traumatik yang terbatas pada sistem ventrikel atau yang timbul di
dalam atau pada sisi dari ventrikel. (Donna, dkk, 2011).
Kejadian IVH memang sangat jarang. Hal ini menjadi alasan atas
pemahaman yang buruk terhadap gejala klinis, etiologi, dan prognosis
jangka pendek maupun panjang pada pasien IVH. Sepertiga pasien IVH
tidak bertahan pada perawatan di rumah sakit (39%). Angka kejadian
IVH di antara seluruh pasien dengan perdarahan intrakranial adalah
3,1% dengan prognosis yang dilaporkan lebih baik dari prognosis
pasien perdarahan intraventrikel sekunder. IVH menginduksi
morbiditas, termasuk perkembangan hidrosefalus dan menurunnya
kesadaran. Dilaporkan terdapat banyak faktor yang berhubungan
dengan PIVH, namun hipertensi merupakan faktor yang paling sering
ditemukan. (Donna, dkk, 2011).
Perdarahan otak merupakan bentuk paling fatal dan memiliki
morbiditas tertinggi dari setiap subtype stroke. Ekstensi perdarahan
intraventrikular (IVH) merupakan tanda prognostic sangat miskin,
dengan kematian diperkirakan antara 50% dan 80%. IVH adalah
contributor yang signifikan dan independen terhadap morbiditas dan
mortalitas, namun terapi diarahkan pada ameliorating bekuan
intraventrikular masih terbatas ( WHO, 2005).
Sekitar 70% perdarahan intraventrikel (IVH) mungkin terjadi
akibat perluasan dari perdarahan intraparenkim atau subaraknoid yang
masuk kesistem ventrikel. Perdarahan dapat berasal dari middle
communicating artery atau dari posterior communicating artery.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang
pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami
Trauma Kapitis.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu mengkaji masalah klien dengan melakukan
pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data dan
selanjutnya merumusan diagnosa keperawatan berdasarkan
data yang diperoleh.
2. Mampu merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan.
3. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
apa yang telah direncanakan.
4. Mampu mengevaluasi hasil yang telah dicapai berdasarkan
tujuan yang telah ditetapkan

C. Tempat dan Waktu


Ruang lingkup pengkajian pada klien Ny. N dengan penyakit (..)
di Ruang ICU (Intensive Care Unit) RS TK II Dr. A. K. Gani
Palembang. Pengkajian dilakukan pada tanggal 09 Oktober 2017.
D. Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis.
a. Manfaat Teoristis
Sebagai penambah keilmuan khususnya tentang
Trauma Kapitis serta asuhan keperawatan Trauma Kapitis
b. Manfaat Praktis
1. Bagi pasien dan keluarga pasien sebagai acuan untuk
meningkatkan perawatan dan sebagai informasi supaya
lebih memperhatikan kesehatan.
2. Bagi perawat sebagai acuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
3. Bagi penulis sebagai acuan untuk meningkatkan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan.

E. Metode Penulisan
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan makalah ini adalah:
a. Intervensi atau wawancara
Pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara, tatap
muka antara klien maupun keluarga.
b. Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung pada klien dan
melakukan asuhan keperawatan.
c. Dokumentasi
Metode penyelidikan untuk memperoleh keterangan dari
catatan tentang gejala atau riwayat penyakit.
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN

A. Sejarah
RS Tk. II dr. AK Gani Palembang ( RS Dr. AK Gani ) yang
mempunyai tugas pokok memberikan bantuan kesehatan berupa pelayanan
kesehatan terhadap anggota TNI AD, PNS, dan keluarganya, , disamping
memberikan pelayanan kesehatan bagi komando atas dan merupakan proses
rujukan tertinggi bagi fasilitas kesehatan TNI AD yang ada di jajaran
Kodam II / Sriwijaya.
RS Dr. AK Gani Palembang adalah Rumah Sakit Tingkat II di
lingkungan TNI-AD. Terletak di Jalan Dr. AK Gani No. 1, Kelurahan 19 Ilir,
Kecamatan Ilir Timur 1, Kota Palembang. Tugas pokok RS Dr. AK Gani
Palembang adalah memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan kepada
Prajurit TNI, PNS, dan keluarganya di wilayah Kodam II/ Sriwijaya
Palembang dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.
Sejarah singkat RS Dr. AK Gani Palembang dikumpulkan dari data
administrasi yang masih ada dan keterangan-keterangan dari para sesepuh
yang kebetulan masih bermukin di daerah Sumatera Selatan umumnya, Kota
Palembang khususnya. Sebelum tahun 1950 rumah sakit ini bernama
Militaire Hospital sebagai bagian dari Militaire Geneskundige Dienst
(MGD) yang dipimpin oleh Letkol Dr. Hordhokreht dan Kapten (Apoteker)
Bouman.
Pada tanggal 13 Mei 1950 rumah sakit yang bernama Militaire
Hospital ini diserahkan oleh KL/KNIL kepada Angkatan Perang Republik
Indonesia (APRI), dalam rangka serah terima ini bertindak sebagai wakil
dari masing-masing pihak adalah Letnan Kolonel Dr. Nordhoekrecht
mewakili KL/KNIL, dan APRI sebagai pihak yang menerima diwakili oleh
Mayor Dr. Ibnu Sutowo.
Pelaksanaan serah terima ini dilakukan secara bertahap berhubungan
dengan penarikan tentara KL/KNIL dari daerah pedalaman ke Palembang,
sementara itu penggunaan Rumah Sakit ini masih dilakukan secara bersama
antara tentara KL/KNIL dengan APRI.
Setelah penyerahan dari KL/KNIL maka Rumah Sakit ini dinamakan
Rumah Sakit Territorium II, disingkat dengan nama RSTT. II. Kemudian
sesuai dengan perubahan nama di lingkungan TNI Angkatan Darat, dimana
daerah militer di seluruh Indonesia juga mengalami perubahan nama, maka
rumah sakit ini dirubah namanya menjadi Rumah Sakit Kodam
IV/Sriwijaya.
Kemudian disesuaikan lagi namanya menjadi Rumah Sakit Tk.
III/IV/Sriwijaya berdasarkan Keputusan Kasad No:SK/67/III/1973 tanggal
23 Maret 1973 dan Keputusan Kasad No:SK/147/VII/1973 tanggal 16 Juli
1973 ditetapkan Rumah Sakit Tk. III/IV/Sriwijaya sebagai rumah sakit
tingkat IV dengan kapasitas 340 tempat tidur.
Walaupun benerapa kali mengalami perubahan nama tapi yang dapat
ditonjolkan disini yang tidak pernah luntur dari ingatan masyarakat di
daerah ini suatu nama yang sejak dulu kala hingga sekarang dan sangat
popular adalah Rumah Sakit Benteng. Hal ini disebabkan lokasi Rumah
Sakit Tk. III/IV/Sriwijaya terletak di dalam suatu komplek Benteng Kuto
Besak seperti yang masih terlihat sekarang ini.
Pergantian nama rumah sakit berdasarkan Surat Keputusan Kasad
No:Skep/1210/VIII/1976 tanggal 25 Agustus 1976 dan Surat Perintah
Pangdam IV/Sriwijaya Nomor:Sprin/1328/IX/1976 tanggal 30 September
1976 Rumah Sakit Tk.III/IV/Sriwijaya diberikan nama baru yaitu Rumkit
Tk.IV Dr. AK Gani, yang pada akhirnya berubah menjadi Rumkit Tk.II Dr.
AK Gani seiring dengan perubahan Kodam IV/Sriwijaya menjadi Kodam
II/Sriwijaya.
RS Dr. AK Gani adalah bangunan kuno peninggalan pemerintah
kolonial Belanda yang waktu itu digunakan sebagai markas pertahanan
Belanda untuk menghambat masuknya musuh mereka yaitu Angkatan
Perang Republik Indonesia (APRI) terutama serangan yang datang dari arah
sungai Musi.
Pada tanggal 13 Mei 1950 rumah sakit ini diserahkan oleh
pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia (APRI) dan selanjutnya
digunakan oleh pemerintah Indonesia sebagai Instalasi Kesehatan TNI yang
waktu itu dikelola oleh Jawatan Kesehatran Angkatan Darat (Jankesad) dan
seterusnya seiring dengan perkembangan organisasi TNI Angkatan Darat
rumah sakit diberi nama Rumah Sakit Dr. AK Gani Kesdam II/Sriwijaya,
dimana pemberian nama tersebut didasari untuk mengenang jasa-jasa dari
Dr. Adenan Kapau Gani yang banyak berjuang membantu APRI saat
melawan kolonial Belanda.
Pada tanggal 22 Nopember 1976 diresmikan nama RS Dr. AK Gani
Kesdam II/Sriwijaya oleh Kepala Jawatan Kesehatan Angkatan Darat
Brigadir Jenderal TNI Dr. Prakosa, dengan sebutan sekarang Rumah Sakit
Tingkat II dr. AK Gani.
B. Struktur dan Fungsi

STRUKTUR RUMAH SAKIT


DIREKTUR
LETKOL Ckm dr.Purwo setyanto,Sp.B

WAKIL DIREKTUR
LETKOL Ckm dr. Bambang Cahyono, MARS

KARYAWAN RUMAH SAKIT

DOKTER TENAGA MEDIS TENAGA NON MEDIS


Dengan jumlah 40 Dengan jumlah 318 tenaga Dengan jumlah 212 tenaga
dokter medis non medis

DENGAN FASILITAS YANG TERSEDIA

RAWAT INAP POLIKLINIK KAMAR TINDAKAN


Dengan jumlah 12 ruang Dengan jumlah 14 ruang Dengan jumlah 3 kamar
perawatan poliklinik tindakan

PENUNJANG DIAGNOSTIK PENUNJANG


Dengan jumlah 2 ruang KEPERAWATAN
penunjang diagnostik Dengan jumlah 4 penunjang
keperawatan

PELAYANAN YANG
TERSEDIA

PELAYANAN MEDIS PELAYANAN PENUNJANG

FASILITAS LAINNYA
a. Visi, Misi, dan Motto
1. Visi
Menjadi rumah sakit kebanggaan Prajurit, PNS, dan
keluarga Kodam II/ Sriwijaya serta masyarakat umum sebagai
pusat rujukan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

2. Misi
a. Memberikan pelayanan prima dan paripurna.
b. Memberikan profesionalitas sumber daya manusia
c. Menyiapkan fasilitas yang representatif dan memadai.

3. Motto
Simpatik, Senyum, Salam, Sentuh , Sabar, Sembuh (S6)

Anda mungkin juga menyukai