Stroke
1. Definisi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Muttaqin,
2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke
hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria
Artiani, 2009).
2. Anatomi Fisiologi
Otak sebagai bagian dari sistem saraf, berfungsi mengatur dan
mengoordinasi sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling berhubung dan vital untuk
perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Fungsi sel saraf adalah sebagai
penerima informasi dalam respons/reaksi terhadap stimulasi. Sistem saraf terdiri
dari tiga bagian pokok, yaitu: (1) Saraf sensoris, berfungsi untuk mengetahui
keadaan tubuh dan lingkungannya, misalnya saraf sensor di kulit dapat merasakan
panas dan dingin, (2) Saraf pusat, terdiri dari otak dan medula spinalis (saraf yang
ditulang belakang), dan (3) Saraf tepi. (Kirnanoro,2017)
1. Sistem Saraf Sensoris
a. Sel saraf neuron
2) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-
cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel.
Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
3) Neurit (akson)
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel
ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak
yang disebut selubung mielin yang terdiri atas perluasan
membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk
isolator dan pemberi makan sel saraf. Bagaian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Bagian ini
disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat
jalannya rangsangan. Antara neuron satu dengan neuron
berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi
membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung
neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut
dinamakan sinapsis. Pada bagian inilah suatu zat kimia
yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin)
menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit
suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.
2). Diensefalon
a). Talamus
b). Epithalamus
b) Neuron optikus
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan
saraf eferen sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini
merupakan penonjolan dari otak ke perifer.
c) Neuoron okulomotorius
Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada
mesensefalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk
mnegangkat bola mata.
d) Neuron troklearis
Pusat saraf ini terdapat pada mesensefalon. Saraf ini
mensarafi mesenterium oblique yang berfungsi memutar bola
mata.
e) Neuron trigeminus
Saraf ini terdiri dari 3 buah saraf, yaitu neuron optal mikus,
neuron maksilaris, dan neuron mandibularis yang
merupakan saraf gabungan sensoris dan motoris. Ketiga saraf
ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala,
bagian dalam hidung, mulut, gigi, dan meninges.
f) Neuron abdusens
Berpusat di pons bagian bawha. Saraf ini mensarafi
mesenterium rektus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat
menyebabkan bola mata tidak dapat digerakkan ke lateral
dan sikap bola ata tertarik ke media (strabismus konvergen).
g) Neuron fasialis
Saraf ini merupakan gabungan saraf, saraf aferen yang
berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan
saraf eferen untuk otot wajah atau mimik.
h) Neuron statoakustikus
Saraf ini terdiri dari dua komponen, ialah saraf pendengaran
dan saraf keseimbangan.
i) Neuron glosofaringeus
Saraf ini mengurus lidah dan faring. Saraf ini mengandung
serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini
mengurus otot- otot faring. Serabut sensori khusus mengurus
pengecapan di lidah. Di samping itu juga mengandung
serabut sensasi umum di bagian belakang lidah, faring, tuba
eustakhius, dan telinga tengah.
j) Neuron vagus
Saraf ini terdiri dari 3 komponen, yaitu: (1) Komponen
motoris yang mensarafi otot- otot faring dan otot- otot yang
menggerakkan pita suara, (2) Komponen sensori yang
mengurus perasaan di bawah faring, (3) Komponen saraf
parasimpatis yang mensarafi sebagian alat- alat dalam tubuh.
k) Neuron asesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada
nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus
motoris segmen C 1- 2- 3. Saraf ini mengurus mesenterium
trapezius dan mesenterium sternokleidomastoideus.
l) Neuron hipoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen (motoris) yang mengurus
otot- otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar
ventrikularis IV dan menonjol sebagai trigonum hipoglosi.
(Koes,2014)
3. Etiologi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Muttaqin,
2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke
hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria
Artiani, 2009).
4. Patofisiologi
Kerusakan pembuluh darah otak menyebabkan suplai darah menuju otak
terhenti sehingga menyebabkan insiden yang mengarah pada defisit neurologis.
Terhentinya suplai darah ke otak menyebabkan otak mengalami defisit
oksigen, padahal kebutuhan oksigen ke otak cukup besar, yaitu 20% dari
kebutuhan total oksigen yang beredar diseluruh tubuh. Jumlah yang sangat
besar mengingat berat otak hanya 2,5% dari berat tubuh manusia. Kebutuhan
oksigen yang banyak tersebut diperlukan untuk berfungsinya seluruh proses
biologi yang berlangsung didalam tubuh, termasuk untuk memelihara
keseimbangan emosi. Jika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi
tidak mencapai otak, maka fungsi otak akan terhenti yang berujung pada
kematian. Otak harus mendapat suplai oksigen secara terus-menerus dalam
jumlah yang memadai. Kekurangan suplai oksigen merupakan suatu gangguan,
lebih parah lagi jika pasokan oksigen ke organ vital ini terhenti. Terputusnya
pasokan oksigen selama lebih dari 5 detik saja menyebabkan fungsi otak
terganggu. Jika suplai oksigen terputus selama 5 menit atau lebih, maka dapat
dipastikan telah terjadi kerusakan pada otak secara permanen dan tidak dapat di
perbaiki. Ketika stroke terjadi maka fungsi kontrol yang dikendalikan oleh otak
akan terganggu, gerakan tubuhnya tidak bisa lagi dilakukan seperti biasa, daya
ingat dan persepsi terhadap suatu keadaan menurun, dan bahkan segala
kemampuan yang ada akan dan mampu dilakukan akan hilang sama sekali jika
stroke telah berkembang lebih parah. Yang jadi pecundang takdir buruk
tersebut hanya satu, yaitu pasokan oksigen yang gagal mencapai otak. Faktor
pencetus dari stroke sangat berpengaruh pada awal mula terjadinya perjalanan
dari stroke itu sendiri dan menimbulkan kerusakan atau kecacatan akibat
serangan yang terjadi didalam pembuluh darah, sehingga muncullah atau
terjadilah stroke. (Lingga,2013).
5. Pathway
Lingga (2013):
Menjadi
Penimbunan lemak/ kolesterol yang meningkat dalam darah kapur/ mengandung kolesterol dengan infiltrasi limfosit (trombus
Faktor pencetus/ etiologi Lemak yang sudah nekrotik dan berdegenerasi
Edema cerebral
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
Peningkatan TIK
Ketidakmampuan bicara
Kebutaan Ketidakmampuan menghidu, melihat, mengecap
Hemiparase/ plegi kanan dan kiri
Risiko Jatuh Kerusakan artikular, tidak dapat berbicara (disatria)
Jatuh
Hambatan Komunikasi Verbal
Anggota tubuh
mengalami hentakan dan tekanan Nyeri Tekan
Luka dekubitus
Proses menelan tidak efektif Kerusakan Integritas Kulit
Anoreksia
7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut buku Lanny Lingga (2013)
a. Anamnesis
Yaitu wawancara antara tenaga medis dengan pasien mengenai
keluhan yang dirasakan oleh pasien, meliputi juga pemeriksaan standar
seperti: pemeriksaan tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi paru-paru
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit lain yang terdeteksi melalui pemeriksaan darah.
c. Scanning
Mengingat pemeriksaan scanning mahal biasanya akan diputuskan setelah
pemeriksaan lain belum dianggap cukup untuk memastikan stroke pada pasien.
Jika stroke sudah terjadi proses scanning sangat diharuskan.
1) CT-SCAN
Adalah prosedur pengambilan gambar pada organ tubuh atau bagian
tubuh dengan menggunakan Sinar-X
2) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI diartikan sebagai teknik pencitraan getaran magnetik
3) Celebral Angiography
Adalah alat yang bekerjadengan Sinar-X. Pemindaian dengan alat ini
bertujuan untuk memindai aliran darah pada pembuluh darah yang
melalui otak. (Lingga,2013)
8. Penatalaksanaan
Untuk mendukung pemulihan dan kesembuhan pada klien yang
mengalami stroke infark maka penatalaksanaan pada klien stroke infark terdiri
dari penatalaksanaan mendis/farmakologis, penatalaksanaan latihan, dan
penatalaksanaan diet.