Anda di halaman 1dari 15

A.

Stroke
1. Definisi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Muttaqin,
2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke
hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria
Artiani, 2009).

Stroke dibedakan menjadi 2 macam (Lingga,2013) yaitu:


a. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi akibat pembuluh darah yang menuju ke otak
mengalami kebocoran (pendarahan). Kebocoran tersebut diawali karena
adanya tekanan yang tiba-tiba meningkat padaotak sehingga pembuluh
darah yang tersumbat tidak dapat menahan tekanan, akhirnya pecah dan
mengakibatkan pendarahan.
b. Stroke Non Hemoragik
Stroke non hemoragik terjadi akibat penggumpalan darah yang
bersirkulasi melalui pembuluh darah arteri merupakan penyebab utama
stroke iskemik (non hemoragik).

2. Anatomi Fisiologi
Otak sebagai bagian dari sistem saraf, berfungsi mengatur dan
mengoordinasi sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling berhubung dan vital untuk
perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Fungsi sel saraf adalah sebagai
penerima informasi dalam respons/reaksi terhadap stimulasi. Sistem saraf terdiri
dari tiga bagian pokok, yaitu: (1) Saraf sensoris, berfungsi untuk mengetahui
keadaan tubuh dan lingkungannya, misalnya saraf sensor di kulit dapat merasakan
panas dan dingin, (2) Saraf pusat, terdiri dari otak dan medula spinalis (saraf yang
ditulang belakang), dan (3) Saraf tepi. (Kirnanoro,2017)
1. Sistem Saraf Sensoris
a. Sel saraf neuron

Gambar Sel Saraf (Neuoron)


Neuron merupakan bagian terkecil dalam penyusunan sistem
saraf. Setiap neuron terdiri atas tiga bagian yaitu sel saraf, dendrit, dan
akson. Neuron bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit
danujung akson akan menghubungkan jaringan antar saraf.
(Kirnanoro,2017)
1) Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel
saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi
sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Didalam
sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai
penyedia energi untuk membawa rangsangan.

2) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-
cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel.
Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
3) Neurit (akson)
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel
ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak
yang disebut selubung mielin yang terdiri atas perluasan
membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk
isolator dan pemberi makan sel saraf. Bagaian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Bagian ini
disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat
jalannya rangsangan. Antara neuron satu dengan neuron
berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi
membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung
neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut
dinamakan sinapsis. Pada bagian inilah suatu zat kimia
yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin)
menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit
suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.

Berdasarkan cara memindahkan rangsang dan posisi yang


ditempati, neuron dibedakan menjadi tiga (3), yaitu:
(Kirnanoro,2017).

1) Neuron aferen (neuron sensorik)


Neuron aferen menyampaikan pesan dari organ ke saraf
pusat, baik sum- sum tulang belakang atau otak. Oleh
karena itu, penerima rangsang ini sering disebut juga neuron
sensorik.

2) Neuron intermedier (interneuron)


Neuron intermedier menyampaikan impuls dari neuron
sensorik atau dari neuron intermedier yang lain ke neuron
motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling
berhubungan. Antara saraf satu dengan lainnya di
hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf
melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu
dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan
sinaps. Fungsi sinaps adalah meneruskan rangsangan dari
sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps
mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan
rangsangan yang disebut neurotransmitter.

3) Neuron eferen (neuron motorik)


Neuron eferen meneruskan impuls saraf yang diterima dari
neuron intermedier. Pesan yang dikirim menentukan
tanggapan tubuh terhadap rangsang yang diterima oleh
neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen menempel di otot
sehingga sering disebut juga neuron motorik.

b. Sel saraf glial


Sel saraf glial bertugas menyediakan nutrisi dan
mempertahankan hemoeostatis, selain juga berperan dalam transmisi
sinyal dalam sistem saraf. Fungsi utama sel glial adalah mendukung
neuron dan menahan neuron supaya tetap berada dalam tempatnya.
(Kirnanoro,2017)

2. Sistem Saraf Pusat


Gambar Sistem Saraf Pusat
Meliputi otak besar, otak tengah, otak kecil, batang otak,
sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang
(medula spinalis). Dalam tubuh, otak manusia berada di dalam
tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang berada di dalam ruas
tulang belakang manusia. (Kirnanoro,2017)
a. Otak

Otak diibaratkan komputer yang mengatur organ-organ dalam tubuh


manusia. Jaringan otak dibungkus oleh selaput otak dan tulang
tengkorak yang kuat. Otak mengapung dalam suatu cairan yang
bekerja sebagai penyerap goncangan ketika kepala manusia mengalami
goncangan. Selaput otak adalah pembungkus otak dari sumsum tulang
belakang untuk melindungi struktur saraf (sistem saraf). Otak terdiri
dari otak besar, otak tengah, otak kecil, batang otak. (Kirnanoro,2017)
1). Otak besar (serebrum)
Otak besar terdiri dari dua belahan yang disebut hemisferium
serebri. Kedua hemisferium (kanan dan kiri) saling dpisahkan
oleh fisura longitudinalis serebri. Falks serebri, suatu perluasan
durameter (lapisan pembungkus otak besar) nampak menonjol
kedalam fisura longitudinalis serebri. Pada manusia hemisferium
tumbuh dengan cepat sehingga terjadi perluasan permukaan otak
besar disertai dengan pembentukan lipatan-lipatan. Hemisfer
serebri dibagi dalam daerah-daerah yang besar: lobus frontalis,
lobus parietalis, lobus oksipitalis, dan lobus temporalis.
(Koes,2014)
a). Lobus Ftrontalis
Merupakan bagian yang menonjol kedepan yang
menempati fosa serebri anterior meluas ke dorsal sampai
sulkus sentralis Rolandi. Girus yang terpenting adalah: girus
praesentralis yang mengandung korteks motoris; girus
frontalis superior, girus frontalis media; dan girus frontalis
inferior.
b). Lobus Parietalis
Meluas dari siklus sentralis sampai fisura parieto-
oksipitalis dan kearah lateral sampai setinggi fisura lateralis.
Bagian permukaan atas dan lateral lobus parietalis terdiri
dari: girus pos-sentralis, girus parietalis superior, girus
supramarginalis, dan girus angularis. Dibagian medial lobus
parietalis terdiri dari: lobus parasentralis, dan lobus
prekuneus. Girus yang terpenting adalah girus pos-
sentralis, yang mengandung korteks sensoris.

c). Lobus Oksipitalis


Lobus oksipitalis merupakan bagian otak besar yang
berbentuk seperi piramid dan terletak dibelakang fisura
parieto- oksipitalis. Lobus oksipitalis bagian lateral terdiri
dari: girus oksipitalis lateralis, dibagian medial terdapat
girus lingualis. Fisura kalkarina membagi bagian medial
lobus oksipitalis menjadi kunaenus dan girus lingualis.
Kunaeus yang berbentuk pasak segitiga terletak anatara
fisura kalkarina dan bagian posterior fisura kolateralis.
Bagaian posterior girus fusiformis terdapat dibagian sentral
atau basal dari lobus oksipitalis. Lobus oksipitalis bersandar
pada permukaan atas tentorius serebeli.
d). Lobus Temporalis

Bagian lobus temporalis dari hemisferium serebri


terletak di bawah fisura lateralis sylvii dan berjalan ke
belakang sampai fisura pariento- oksipitalis. Permukaan
temporalis superior, ginus temporalis media, dan girus
temporalis inferior.

Dibagian lateral terdapat ginus fusiformis. Ke arah


tengah terdapat ginus hipokampi dan unkus. Tempat yang
terpenting pada lobus temporalis adalah bagian tengah
permukaan superior ginus temporalis superior yang
tersembunyi dalam ramus posterior fisura lateralis sylvii.
Di tempat itu terdapat gelung- gelung melintang disebut
giri temporalis transversi heschl, yang mengandung
korteks pendengaran.

2). Diensefalon

Merupakan penghubung otak besar ke batang otak.


Diensafalon terdiri dari wilayah utama sebagai berikut:

a). Talamus

adalah stasiunrelay untuk impuls saraf sensorik bertolak


dari sumsum tulang belakang untuk otak besar.

b). Epithalamus

Mengandung kelenjar pineal. Kelenjar pineal secretes


melatonin, hormon yang membantu mengatur biologi jam
(siklus tidur-bangun). Hipothalamus mengatur segala
macam kegiatan yang penting bagi tubuh.

3). Otak Tengah (mesenfalon)

Otak tengah berada diantara pons varoli dan hemisfer


serebri. Fungsi mesensefalon antara lain:

a). Merangsang daerah quadrigeminus yang menyebabkan


dilatasi pupil dan gerakan konjugasi mata kearah yang
berlawanan dengan tempat perangsangan.

b). Menimbulkan gejala yang menyebabkan paralis gerakan


mata keatas.

c). Mengontrol pendengaran

4). Otak Kecil (serebelum)

Terletak dibagian belakang dekat leher. Otak kecil berfungsi


untuk mengkoordinasi gerakan otot secara sadar, posisi tubuh,
dan keseimbangan. Jika otak kecil ini rusak maka gerakan otot
manusia berpotensi tidak dapat bekerja optimal.

5). Batang Otak (Trunkus serebri)

Batang otak terletak di depan otak kecil dan dibawah otak


besar, serta menjadi penghubung antara keduanya. Batangotak
berfungsi untuk mengatur gerak refleks fisiologis, seperti
denyut jantung, suhu tubuh, tekanan darah, kecepatan
bernapas, dan lain sebagainya. (Koes,2014)

Dari batang otak keluar 12 pasang saraf kranial, yaitu:


a) Neuron olfaktorius
Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang
terletak dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari
konkha nasalis superior.

b) Neuron optikus
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan
saraf eferen sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini
merupakan penonjolan dari otak ke perifer.

c) Neuoron okulomotorius
Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada
mesensefalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk
mnegangkat bola mata.

d) Neuron troklearis
Pusat saraf ini terdapat pada mesensefalon. Saraf ini
mensarafi mesenterium oblique yang berfungsi memutar bola
mata.

e) Neuron trigeminus
Saraf ini terdiri dari 3 buah saraf, yaitu neuron optal mikus,
neuron maksilaris, dan neuron mandibularis yang
merupakan saraf gabungan sensoris dan motoris. Ketiga saraf
ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala,
bagian dalam hidung, mulut, gigi, dan meninges.

f) Neuron abdusens
Berpusat di pons bagian bawha. Saraf ini mensarafi
mesenterium rektus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat
menyebabkan bola mata tidak dapat digerakkan ke lateral
dan sikap bola ata tertarik ke media (strabismus konvergen).

g) Neuron fasialis
Saraf ini merupakan gabungan saraf, saraf aferen yang
berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan
saraf eferen untuk otot wajah atau mimik.

h) Neuron statoakustikus
Saraf ini terdiri dari dua komponen, ialah saraf pendengaran
dan saraf keseimbangan.

i) Neuron glosofaringeus
Saraf ini mengurus lidah dan faring. Saraf ini mengandung
serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini
mengurus otot- otot faring. Serabut sensori khusus mengurus
pengecapan di lidah. Di samping itu juga mengandung
serabut sensasi umum di bagian belakang lidah, faring, tuba
eustakhius, dan telinga tengah.

j) Neuron vagus
Saraf ini terdiri dari 3 komponen, yaitu: (1) Komponen
motoris yang mensarafi otot- otot faring dan otot- otot yang
menggerakkan pita suara, (2) Komponen sensori yang
mengurus perasaan di bawah faring, (3) Komponen saraf
parasimpatis yang mensarafi sebagian alat- alat dalam tubuh.
k) Neuron asesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada
nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus
motoris segmen C 1- 2- 3. Saraf ini mengurus mesenterium
trapezius dan mesenterium sternokleidomastoideus.
l) Neuron hipoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen (motoris) yang mengurus
otot- otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar
ventrikularis IV dan menonjol sebagai trigonum hipoglosi.
(Koes,2014)
3. Etiologi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Muttaqin,
2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke
hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria
Artiani, 2009).

4. Patofisiologi
Kerusakan pembuluh darah otak menyebabkan suplai darah menuju otak
terhenti sehingga menyebabkan insiden yang mengarah pada defisit neurologis.
Terhentinya suplai darah ke otak menyebabkan otak mengalami defisit
oksigen, padahal kebutuhan oksigen ke otak cukup besar, yaitu 20% dari
kebutuhan total oksigen yang beredar diseluruh tubuh. Jumlah yang sangat
besar mengingat berat otak hanya 2,5% dari berat tubuh manusia. Kebutuhan
oksigen yang banyak tersebut diperlukan untuk berfungsinya seluruh proses
biologi yang berlangsung didalam tubuh, termasuk untuk memelihara
keseimbangan emosi. Jika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi
tidak mencapai otak, maka fungsi otak akan terhenti yang berujung pada
kematian. Otak harus mendapat suplai oksigen secara terus-menerus dalam
jumlah yang memadai. Kekurangan suplai oksigen merupakan suatu gangguan,
lebih parah lagi jika pasokan oksigen ke organ vital ini terhenti. Terputusnya
pasokan oksigen selama lebih dari 5 detik saja menyebabkan fungsi otak
terganggu. Jika suplai oksigen terputus selama 5 menit atau lebih, maka dapat
dipastikan telah terjadi kerusakan pada otak secara permanen dan tidak dapat di
perbaiki. Ketika stroke terjadi maka fungsi kontrol yang dikendalikan oleh otak
akan terganggu, gerakan tubuhnya tidak bisa lagi dilakukan seperti biasa, daya
ingat dan persepsi terhadap suatu keadaan menurun, dan bahkan segala
kemampuan yang ada akan dan mampu dilakukan akan hilang sama sekali jika
stroke telah berkembang lebih parah. Yang jadi pecundang takdir buruk
tersebut hanya satu, yaitu pasokan oksigen yang gagal mencapai otak. Faktor
pencetus dari stroke sangat berpengaruh pada awal mula terjadinya perjalanan
dari stroke itu sendiri dan menimbulkan kerusakan atau kecacatan akibat
serangan yang terjadi didalam pembuluh darah, sehingga muncullah atau
terjadilah stroke. (Lingga,2013).
5. Pathway
Lingga (2013):
Menjadi
Penimbunan lemak/ kolesterol yang meningkat dalam darah kapur/ mengandung kolesterol dengan infiltrasi limfosit (trombus
Faktor pencetus/ etiologi Lemak yang sudah nekrotik dan berdegenerasi

Ateriosklerosis Pembuluh darah menjadi kaku


Penyempitan
dan pecahpembuluh darah (oklusi vaskuler)

Thrombus/ emboli di cerebral


Aliran darah terhambat
Strok hemoragik Kompresi jaringan otak
Strok non hemoragik
Eritrosit bergumpal, endotel rusak
Heriasi

suplai darah danProses metabolism dalam otak terganggu


O2 keotak Cairan plasma hilang

Edema cerebral
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
Peningkatan TIK

Gangguan rasa nyaman


Nyeri
Arteri carotis interna Arteri vertebra basilaris Arteri cerebri media

Disfungsi N.II (optikus)


Kerusakan N.I (olfaktorius),NII(optikus),
KerusakanN.IVneurocerebrospinal
(troklearis), N.XII (hipoglosus)
N.VII (facialis), N.IX (glossofaringeus)
Disfungsi N.XI (assesoris)

Penurunan aliran darah kornea


Penurunan fungsi motorik dan muskuluskeletal

Perubahan ketajaman sensori, penghidu, penglihatan,dan pengecap


Penurunan kemampuan retina untuk menangkap obyek/ bayangan Control otot facial/ oral menjadi lemah
Kelemahan pada satu/ keempat anggota gerak

Ketidakmampuan bicara
Kebutaan Ketidakmampuan menghidu, melihat, mengecap
Hemiparase/ plegi kanan dan kiri
Risiko Jatuh Kerusakan artikular, tidak dapat berbicara (disatria)

Jatuh
Hambatan Komunikasi Verbal
Anggota tubuh
mengalami hentakan dan tekanan Nyeri Tekan

Penurunan fungsi N.X (vagus), N.IX (glosovaringeus)


Hambatan Mobilitas Fisik Tirah baring lama
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Luka dekubitus
Proses menelan tidak efektif Kerusakan Integritas Kulit
Anoreksia

Disfagia Refluks Gangguan menelan


6. Manifestasi Klinis
Beberapa manifestasi klinis yang muncul pada kejadian stroke: (Sheria, 2015)
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah di atas
nilai normal. Menurut American Society of Hypertension (ASH), hipertensi
adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi adalah penyakit jantung
koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronik, dan retinopati.
Penyebab terjadinya hipertensi sampai saat ini belum dapat dipastikan,
namun dampak dari hipertensi mengakibatkan morbiditas yang
memerlukan penanganan serius, dan mortalitas yang cukup tinggi sehingga
hipertensi disebut sebagai “the silent killer”.
b. Merasakan lemah dan mati rasa atau bebal pada bagian wajah, tangan, atau
kaki terutama salah satu bagian tubuh
c. Mengalami gangguan seperti sulit bicara
d. Mengalami masalah saat berjalan
e. Mengalami sakit kepala yang berat
f. Perut mengalami rasa mual, panas, dan muntah-muntah terlalu sering
g. Pingsan mendadak, tiba-tiba mengalami kehilangan kesadaran.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut buku Lanny Lingga (2013)
a. Anamnesis
Yaitu wawancara antara tenaga medis dengan pasien mengenai
keluhan yang dirasakan oleh pasien, meliputi juga pemeriksaan standar
seperti: pemeriksaan tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi paru-paru
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit lain yang terdeteksi melalui pemeriksaan darah.
c. Scanning
Mengingat pemeriksaan scanning mahal biasanya akan diputuskan setelah
pemeriksaan lain belum dianggap cukup untuk memastikan stroke pada pasien.
Jika stroke sudah terjadi proses scanning sangat diharuskan.
1) CT-SCAN
Adalah prosedur pengambilan gambar pada organ tubuh atau bagian
tubuh dengan menggunakan Sinar-X
2) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI diartikan sebagai teknik pencitraan getaran magnetik
3) Celebral Angiography
Adalah alat yang bekerjadengan Sinar-X. Pemindaian dengan alat ini
bertujuan untuk memindai aliran darah pada pembuluh darah yang
melalui otak. (Lingga,2013)

8. Penatalaksanaan
Untuk mendukung pemulihan dan kesembuhan pada klien yang
mengalami stroke infark maka penatalaksanaan pada klien stroke infark terdiri
dari penatalaksanaan mendis/farmakologis, penatalaksanaan latihan, dan
penatalaksanaan diet.

Anda mungkin juga menyukai