Anda di halaman 1dari 15

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/304580695

Estimasi Kualitas Air Sungai Ciliwung dan


Cisadane di Kota Bogor Berdasarkan Beban dan
Indeks Pencemaran

Conference Paper August 2014

CITATIONS READS

0 294

3 authors, including:

Allen Kurniawan Yanuar Chandra Wirasembada


Bogor Agricultural University Bogor Agricultural University
27 PUBLICATIONS 7 CITATIONS 6 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

development of emission factors for dustfall and suspended particulate View project

All content following this page was uploaded by Allen Kurniawan on 29 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
ISSN No. 2088-4818

Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia


Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia
2014

Editor
Priana Sudjono
Bambang Suharto
Bambang Rahadi
November 2014

ISSN 2088481-8

Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia


9 772088 481002 10
ISSN No. 2088-4818

2014

Buku 1

Editor
Priana Sudjono
Bambang Suharto
Bambang Rahadi

Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan Indonesia


ISSN 2088-4818
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia
2014

Daftar Isi
Panitia
Indeks Nama Pemakalah
Kata Pengantar

Buku 1

MANAJEMEN SUMBERDAYA BERKELANJUTAN Halaman

ANALISIS VARIASI MUSIMAN KADAR UAP AIR DAN KONSENTRASI CO2 1-11
SEBAGAI KOMPONEN UTAMA GRK BERBASIS DATA AIRS AQUA
Arief Suryantoro
PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS SEBAGAI 13-24
BIOINDIKATOR EKOLOGI PERAIRAN SUNGAI DENGAN
POLA EKOHIDROLIK DAN HIDROLIK MURNI
(STUDI KASUS SUNGAI BLORONG DAN SUNGAI GLODOK
KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH)
Lianah, Elina dan Khasanah

STUDI PEMANFAATAN DAERAH RAWA 25-32


DENGAN URBAN AGRICULTURE MELALUI COMMUNITY
DEVELOPMENT DI KELURAHAN SIDODAMAI,
KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA
Tatang Wahyudi

TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGGUNAAN AIR ASAM TAMBANG SEBAGAI KOAGULAN 33-43


DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BATU BARA
DENGAN KOAGULASI DUA TAHAP
Ulinnuha Yuri dan Welly Herumurti
PERENCANAAN UNIT ALUM RECOVERY 45-54
DARI LUMPUR ALUM IPAM TAMAN TIRTA SIDOARJO
Satwika Desantina Muktiningsih dan M. Razif
PEMANFAATAN SAMPAH KEBUN DI KAWASAN KAMPUS TERPADU 55-64
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SEBAGAI BRIKET BIOARANG
Ismie Alfa Nugraheni, Kasam, dan Hijrah Purnama Putra

ANALISIS JERAMI PADI UNTUK PEMBUATAN MIKROMEMBRAN 65-72


UNTUK PROSES DAUR AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Nur Aini Febriyana, Zakiyatul Mirfada, Nurul Jamila, Ach. Afif Wijayanto,
Novan Pradana, dan Eddy Setiadi S.

vii
PEMANFAATAN LIMBAH SERUTAN KAYU 73-85
UNTUK PERKUATAN TANAH GAMBUT KALIMANTAN SELATAN
Muhammad Afief Maruf dan Chandra Satria Utama R.

PENYEHATAN LINGKUNGAN

PENELITIAN PENDAHULUAN UJI TOKSISITAS AKUT (LC50) IKAN MAS 87-94


(Cyprinus carpio) TERHADAP PAPARAN GAS HIDROGEN SULFIDA
Indra Pranata Rizal Ramadan, Ardeniswan, dan Rusvirman Muchtar

TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DI TPS DAN TPA 95-105


DI WILAYAH UTARA KABUPATEN SIDOARJO
Duhita Anindita, I D A A Warmadewanthi, dan Arseto Yekti Bagastyo

TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DI TPS DAN TPA 107-118


DI WILAYAH SELATAN KABUPATEN SIDOARJO
Cici Minarwati, I D A A Warmadewanthi, dan Arseto Yekti

INFRASTRUkTUR RAMAH LINGKUNGAN


KINERJA KELEMBAGAAN KAITANNYA DENGAN PRODUKSI DAN 119-128
PENDISTRIBUSIAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT
DI WILAYAH PROVINSI RIAU
Bambang Winarso
POTRET SANITASI DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH 129-135
PADA PERMUKIMAN TIPE KECIL DI JAWA TIMUR
Titiek Winanti, Nanik Estidarsani, Indiah Kustini,
dan Didiek Purwadi

LINGKUNGAN DAN SISTEM SOSIAL


POTENSI EKONOMI SAMPAH ORGANIK 137-147
SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA
DI KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO
Muhammad Afif Maany dan Susi Agustina Wilujeng

KOMPUTASI, PERANGKAT LUNAK, DAN PEMODELAN LINGKUNGAN

MODEL DAYA TAMPUNG KEBUTUHAN OKSIGEN BIOKIMIA (BOD) 149-159


SUNGAI LESTI KABUPATEN MALANG
Evy Hendriarianti dan Kustamar
ESTIMASI KUALITAS AIR SUNGAI CILIWUNG DAN CISADANE 161-169
DI KOTA BOGOR BERDASARKAN BEBAN
DAN INDEKS PENCEMARAN
Allen Kurniawan, Yanuar Chandra Wirasembada, dan Muhammad Ihsan

MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN UKM TEKSTIL (BATIK) 171-179


DI KOTA PEKALONGAN
Zaenuri dan Fathur Rokhman

viii
POTENSI PENGOLAHAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN 181-193
DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO
Rizki Ramadhani Ferina dan Susi Agustina Wilujeng

PENERAPAN MODEL WRF DAN CALPUFF 195-205


UNTUK ANALISIS SEBARAN UAP AIR PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
Bramudya Rifki Mukti dan Mamad Tamamadin

POLA TRANPORTASI TERNAK DAN HASIL TERNAK SAPI POTONG 207-216


DI INDONESIA
Bambang Winarso
TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH SEJENIS 217-227
SAMPAH RUMAH TANGGA DI KECAMATAN GUBENG, SURABAYA
Elita Nurfitriyani S., I D A A Warmadewanthi, dan Welly Herumurti

ix
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

ESTIMASI KUALITAS AIR SUNGAI CILIWUNG DAN CISADANE


DI KOTA BOGOR BERDASARKAN BEBAN
DAN INDEKS PENCEMARAN

ESTIMATION WATER QUALITY OF CILIWUNG AND CISADANE


RIVER IN BOGOR BASED ON LOAD AND POLLUTION INDEX
Allen Kurniawan 1), Yanuar Chandra Wirasembada 2), dan Muhammad Ihsan 3)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Dramaga, Bogor, Indonesia
Email: 1)allen.kurniawan@gmail.com; 2)yanuarchandraw@gmail.com

Abstrak: Seiring dengan meningkatnya beban air limbah yang dibuang ke sungai, upaya pengawasan dan
monitoring kualitas air sungai perlu semakin ditingkatkan secara intensif. Penelitian ini bertujuan mengukur
kualitas air berdasarkan konsentrasi Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan
Chemical Oxygen Demand (COD); menentukan indeks pencemar,serta menganalisis beban pencemar Sungai
Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor. Penelitian ini mengambil contoh uji pada lima belas titik sampling untuk
menentukan status mutu air berdasarkan indeks dan tingkat beban pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan
konsentrasi parameter COD di beberapa titik sampling telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan dengan
nilai maksimum sebesar 27.3 mg/L. Status mutu air menunjukkan Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane berada
pada kondisi tercemar ringan pada beberapa titik sampling. Beban pencemaran total untuk parameter DO, BOD
dan COD untuk sungai Ciliwung berturut-turut sebesar 42,776 kg/hari, 4,231 kg/hari dan 99,243 kg/hari. Untuk
Sungai Cisadane, beban pencemaran total dengan urutan yang sama sebesar 26,571 kg/hari, 8,780 kg/hari dan
42,286 kg/hari. Walaupun Sungai Ciliwung dam Cisadane di Kota Bogor berada di hulu, tingkat pencemaran air
telah terdeteksi karena akumulasi limbah cair dan padat yang masuk ke badan air secara tidak terkendali.
Akibatnya, kemampuan proses pemulihan secara alami (natural self purification) tidak berjalan optimal.

Kata kunci: beban pencemaran, indeks pencemaran, kualitas air, dan purifikasi.

Abstract: The effort of controlling and monitoring river water quality was needed to increase intensively within
the increasing of load pollution. The purposes of this research was to measure water quality based on Dissolved
Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD) concentration, to
determine load pollution index and to analyze load pollution in Ciliwung and Cisadane River in Bogor, West
Java. This research took eight specimens in fifteen sampling point to determine water quality status based on load
and pollution index. The results showed COD concentrations on some specimens exceeded government standard
with the value of COD 27.3 mg/l. Water quality status showed that Ciliwung and Cisadane River in slight-polluted
condition on some sampling points. Total load pollution for DO, BOD, and COD in Ciliwung River was 42,776
kg/day; 4,231 kg/day;and 99,243 kg/day respectively, Cisadane River was 26,571 kg/day, 8,780 kg/day dan
42,286 kg/day respectively. Although Ciliwung and Cisadane River in Bogor was located in the upstream, the
level of water pollution was detected because liquid and solid waste accumation which has been coming in to river
uncontrolled. Consequently, the ability of natural self purification in the river was not work optimally.

Keywords: load pollution, pollution index, natural self purification, and water quality.

161
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169

PENDAHULUAN

Pemanfaatan sumberdaya air berpotensi menghasilkan limbah yang dapat merusak perairan
sehingga menimbulkan permasalahan penurunan kualitas air sungai. Pemanfaatan lahan untuk
pertanian, permukiman, industri maupun kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) di kawasan sekitar
sungai merupakan permasalahan umum penurunan kualitas air sungai. Selain itu, pembuangan air
limbah industri dan domestik ke sungai, baik yang telah diolah maupun yang belum diolah, mempunyai
potensi sebagai penyebab pencemaran bagi sungai. Kondisi tersebut disebabkan setiap beban air limbah
yang dibuang ke sungai mengandung parameter-parameter fisik, kimiawi dan biologis sehingga dapat
merubah kualitas air sungai atau mempengaruhi besar nilai oksigen terlarut di dalam sungai (Slamet dan
Karnaningroem, 2003). Kemampuan sungai untuk menerima beban polutan di setiap titik dan waktu
bervariasi akibat perbedaan debit pada aliran sungai.
Pada bagian hulu sungai, pencemaran relatif terjadi dalam jumlah sedikit. Hal ini disebabkan
ekosistem di bagian hulu relatif belum mengalami kerusakan. Pencemaran pada bagian tengah sungai
akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan pemukiman. Pada bagian ini, kerusakan dan
pencemaransungai mulai terlihat. Umumnya, bagian hilir merupakan kondisi terparah mengalami
kerusakan dan pencemaran karena sebagian besar aktivitas dan pusat kegiatan ekonomi berada di hilir
sungai.
Seiring dengan meningkatnya beban air limbah yang dibuang ke sungai, upaya pengawasan dan
monitoring kualitas air sungai juga perlu semakin ditingkatkan. Sungai merupakan sumber daya alam
yang bersifat mengalir (flowing resources) sehingga pemanfaatan air di hulu akan menghilangkan
peluang di hilir. Pencemaran di hulu sungai akan menimbulkan biaya sosial di hilir dan pelestarian di
hulu memberikan manfaat di hilir (Azwir, 2006). Sungai Ciliwung dan Cisadane merupakan salah satu
sungai lintas Provinsi pada wilayah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten yang berfungsi
sebagai sumber air minum, air baku industri, pertanian dan sumber air wilayah permukiman.
Pemantauan kualitas air Sungai Ciliwung dan Cisadane sangat penting dilakukan untuk menilai
kondisi kualitas air saat ini dari adanya beban pencemar yang masuk ke badan air. Perkembangan
kependudukan di DAS Ciliwung dan Cisadane di Bogor mendorong peningkatan kebutuhan hidup
sehingga bermunculan berbagai macam industri dan peternakan. Kegiatan pembangunan di DAS
Ciliwung dan Cisadane, baik di hulu maupun di hilir tergolong sangat intensif dengan pertambahan
penduduk yang tinggi, sebagai dampak tingginya dinamika pembangunan di wilayah Jabodetabek.
Sungai Ciliwung dan Cisadane sebagai ekosistem terbuka menerima beban pencemaran melalui
saluran-saluran air dari berbagai sumber pencemar seperti limbah rumah tangga, industri, peternakan
dan pertanian. Di samping itu, pemanfaatan air sungai Ciliwung dan Cisadane oleh masyarakat juga
menyebabkan penurunan kualitas dan mutu air sungai (Trofisa, 2011).
Apabila penurunan kualitas dan mutu air sungai dibiarkan, permasalahan terkait dengan
pengelolaan sumberdaya air sungai akan semakin kompleks. Permasalahan tidak hanya timbul pada
aspek lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah pada aspek lain seperti aspek sosial dan
kesehatan masyarakat. Peranan ilmu lingkungan harus dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan
oleh polutan dari masyarakat. Jika permasalahan tersebut tidak dapat diatasi, maka perlu dilakukan
upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh polutan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kualitas air berdasarkan parameter Dissolved
Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), serta Chemical Oxygen Demand (COD);
menentukan indeks pencemar dan menganalisis beban pencemar Sungai Ciliwung di Kota Bogor. Hasil
penelitian ini akan dilanjutkan sebagai kajian lanjutan dalam memperkirakan kemampuan pemulihan
alami (natural self-purification) melalui permodelan matematis menggunakan Persamaan
Streeter-Phelps serta kaitannya dengan beberapa nilai parameter pendukung dan menentukan alternatif
lokasi pengambilan air baku ideal untuk pengolahan air minum Kota Bogor.

162
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

METODE

Pengambilan contoh uji air dilakukan pada tanggal 25 September 2013 di delapan titik sampling
pada tujuh segmen Sungai Ciliwung, sedangkan di Sungai Cisadane sebanyak tujuh titik sampling
dengan 6 segmen. Pengambilan sampling dilakukan dalam waktu satu hari mulai dari pagi hingga sore
hari. Lokasi seluruh titik sampling disajikan pada tabel 1. Penentuan debit sungai dilakukan dengan
membuat kalkulasi antara kecepatan aliran sungai menggunakan alat current meter dan luas penampang
sungai dengan menghitung lebar dan kedalaman sungai. Persamaan yang digunakan untuk menghitung
debit adalah sebagai berikut.

(1)
(2)
(3)
Dengan:
Q = Debit aliran sungai (m3/s) N = Jumlah putaran per waktu
V = Kecepatan aliran (m/s) b = Lebar sungai (m)
A = Luas penampang sungai (m2) d = Kedalaman sungai (m)

Penentuan lokasi sampling didasarkan pada kemudahan akses dan kegiatan masyarakat di daerah
tersebut. Hampir sebagian besar titik sampling berada pada kawasan padat penduduk dan pusat kegiatan
ekonomi setempat seperti pasar, lingkungan kampus, dan industri. Penentuan jarak titik sampling
dimulai pada titik pertama sebagai basis awal kemudian dilanjutkan ke daerah hilir. Pengukuran dan
pengambilan sampling dilakukan secara berurutan mulai dari titik sampling pertama hingga titik
sampling terakhir.
Pengambilan contoh uji air dan pengukuran debit menggunakan botol winkler, botol contoh uji
plastik, tapping, current meter, dan DO meter. Prosedur analisis dilaksanakan di Laboratorium Limbah
Padat dan B3, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor. Analisis COD sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 6989.73-2009 tentang Cara Uji Kebutuhan Oksigen
Kimiawi (COD) dengan Refluks Tertutup Secara Titrimetri. Analisis BOD sesuai dengan SNI Nomor
6989.72-2009 tentang Cara Uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) berdasarkan konsentrasi DO pada
saat sampling dan konsentrasi DO pada hari ke lima.

Tabel 1. Deskripsi lokasi masing-masing titik sampling Sungai Ciliwung dan Cisadane.

Jarak Jarak
Titik Lokasi Sungai
kumulatif Lokasi Sungai Cisadane kumulatif
Sampling Ciliwung
(km) (km)
1 Bendung Katulampa 0 Jl. Cipaku 0
2 Jl. Pajajaran 3,4 Bogor Nirwana Residence 2,2
3 Jl. Otista 5,8 Jl. Empang 3,75
4 Jl. Jalak Harupat 7 Jl. Gunung Batu 6,7
5 Lapangan Sempur 7,5 Jl. Darul Quran 9
6 Jl. Ciremai 9,6 Jl. KH R. Abdullah bin Nuh 12,2
Jl. Jendral Ahmad
7 10,4 Lingkar Kampus IPB 21,7
Yani
Jl. KH Soleh
8 11,2 - -
Iskandar

Hasil analisis air dibandingkan dengan baku mutu kualitas air sungai sesuai dengan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran. Penentuan status mutu air sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air menggunakan Metode Indeks
Pencemaran. Nilai Indeks Pencemaran (IP) dihitung menggunakan persamaan:

163
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169

(
( ) )

IPj menyatakan indeks pencemaran bagi peruntukkan (j), Ci menyatakan konsentrasi parameter
kualitas air, Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air pada baku mutu peruntukkan air (j),
(Ci/Lij)M menyatakan nilai Ci/Lij maksimum, dan (Ci/Lij)R menyatakan nilai Ci/Lij rata-rata. Nilai IPj
menunjukkan mutu air pada setiap segmen yang diuji sesuai dengan tabel 2. Beban pencemar dihitung
berdasarkan hubungan antara konsentrasi masing-masing pencemar dan debit air sungai.

Tabel 2. Evaluasi terhadap nilai IPj.

Indeks Pencemaran Mutu Air


0 IPj 1.0 Memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1.0 IPj 5.0 Cemar ringan
5.0 IPj 10.0 Cemar sedang
IPj 10.0 Cemar berat

PEMBAHASAN
Kualitas air Sungai Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor pada penelitian ini diwakili oleh tiga
parameter, yaitu DO, BOD, dan COD. Parameter DO dan BOD menentukan kondisi terkini
kemampuan badan air untuk memulihkan beban pencemar secara alami. Menurut Tchobanoglous et al.,
(2003), konsentrasi BOD menunjukkan jumlah konsentrasi oksigen terlarut (DO) yang digunakan oleh
mikroorganisme dalam aktivitas pembakaran zat organik, dan diukur setelah lima hari pengujian
(BOD5). COD digunakan untuk mengukur oksigen ekuivalen dari material organik pada air yang dapat
dioksidasi secara kimiawi.
Parameter DO, BOD, dan COD merupakan parameter umum yang bisa dijadikan sebagai standar
untuk menentukan kriteria kualitas air. Kandungan bahan organik di dalam badan air juga dapat
dinyatakan dengan peubah BOD dan COD. BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati
secara global proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi dalam air, sedangkan COD adalah jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter air dimana
pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (Alerts dan Santika, 2005). Hasil
konsentrasi DO, BOD, COD, termasuk data temperatur (T), kecepatan, dan debit aliran (Q) disajikan
pada tabel 3.

164
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

Tabel 3. Data pengukuran kualitas air Sungai Ciliwung (CLW) dan Cisadane (CSD).

Kecepatan Debit Konsentrasi CLW Konsentrasi CSD


Titik Suhu (C)
(m/dtk) (m3/dtk) (mg/L) (mg/L)
Sampling
CLW CSD CLW CSD CLW CSD DO BOD COD DO BOD COD
1 29,4 26,3 1,3 0,4 28,71 11,2 6,8 0,3 6,8 7,2 2,5 7,5
2 28,0 27,7 0,3 0,5 4,79 6,2 6,5 1,2 27,3 6,8 1,8 3,8
3 29,5 28,1 0,6 0,35 13,02 9,3 6,3 1,8 10,2 7,7 2,7 11,3
4 29,5 28,5 0,75 0,25 14,57 0,2 6,3 0,2 27,3 6,9 2,4 3,8
5 29,9 29,4 0,2 0,1 1,81 1,5 6,3 0,8 10,2 6,9 1,6 7,5
6 29,9 30,5 0,1 0,7 0,39 11,1 6,2 0,7 3,4 7 2,5 22,5
7 29,7 33,8 0,2 0,5 1,57 3,95 5,8 0,7 22,2 6 1,7 3,8
8 29,6 - 0,6 - 11,61 - 6,2 0,7 20,4 - - -

Hasil analisis parameter DO, BOD, dan COD dibandingkan dengan baku mutu air kelas I untuk
peruntukkan air minum. Berdasarkan baku mutu yang tercantum di PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran, baku mutu yang ditetapkan untuk air kelas I
adalah 6 mg/L untuk DO, 2 mg/L untuk BOD, dan 10 mg/L untuk COD.

8
Konsentrasi DO (mg/L)

7.5

6.5

5.5

5
0 4 8 12 16 20 24
Jarak (km)

Baku mutu Contoh uji Sungai Ciliwung Contoh uji Sungai Cisadane

Gambar 1. Konsentrasi contoh uji dan baku mutu DO.

3
Konsentrasi BOD (mg/L)

2.5

1.5

0.5

0
0 4 8 12 16 20 24
Panjang sungai (km)

Baku mutu Contoh uji Sungai Ciliwung Contoh uji Sungai Cisadane

Gambar 2. Konsentrasi contoh uji dan baku mutu BOD.

165
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169

30

Konsentrasi COD (mg/L)


25

20

15

10

0
0 4 8 12 16 20 24
Jarak (km)
Baku mutu Contoh uji Sungai Ciliwung Contoh uji Sungai Cisadane

Gambar 3. Konsentrasi contoh uji dan baku mutu COD.

Konsentrasi DO pada Sungai Ciliwung menujukkan nilai di atas batas minimum baku mutu kelas
1 (peruntukkan air minum) PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran sebesar 6 mg/L, kecuali pada titik sampling 7 (gambar 1). Walaupun
demikian, nilai-nilai tersebut dapat meningkatkan kerentanan tekanan lingkungan apabila proses
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik secara aerobik terhambat sehingga konsentrasi DO berada
di bawah 6 mg/L. Untuk Sungai Cisadane, konsentrasi DO tidak ada nilai di atas batas minimum baku
mutu pada seluruh titik yang diamati. Konsentrasi DO berada pada kondisi relatif tinggi yang
disebabkan kondisi aliran Sungai Cisadane dititik yang diamati berada pada kondisi turbulen. Aliran
turbulen memberikan jalan terjadinya pertukaran udara dari luar menuju ke dalam badan air dan
sebaliknya.
Konsentrasi BOD pada seluruh titik sampling di Sungai Ciliwung menunjukkan nilai di bawah
batas maksimum baku mutu kelas 1 PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran sebesar 2 mg/L (gambar 2). Pada Sungai Cisadane, terdapat konsentrasi
BOD yang melewati batas maksimum baku mutu, yaitu pada titik sampling 1, 3, 4, dan 6. Hal ini
disebabkan pada keempat titik sampling tersebut terdapat peningkatan konsentrasi limbah yang dibuang
ke badan sungai dari pemukiman warga, pasar tradisional dan rumah potong hewan (RPH) Kota Bogor.
Konsentrasi COD pada Sungai Ciliwung di titik sampling 2, 3, 4, 5, 7, dan 8 menunjukkan nilai di
atas baku mutu. Hal ini disebabkan nilai COD umumnya lebih besar dari nilai BODkarena tidak semua
material organik pada air dapat dioksidasi secara biologis, namun lebih banyak teroksidasi secara
kimiawi (APHA, 1989).Konsentrasi COD tertinggi terletak pada titik sampling 2 dan titik 4 dengan
nilai sebesar 27.3 mg/L. Hal ini disebabkan akumulasi beban pencemaran limbah cair dari permukiman
padat, kawasan pertokoan, pasar, pusat perbelanjaan dan pusat kuliner. Kondisi yang tidak jauh berbeda
juga terjadi pada Sungai Cisadane. Titik sampling 2 dan 6 menunjukkan nilai COD di atas baku mutu.
Hal ini disebabkan akumulasi beban pencemaran limbah cair dari pemukiman padat di sekitar Jalan
Empang dan RPH kota Bogor yang letaknya tidak jauh dari lokasi sampling titik 6.
Selain itu, sampah yang dibuang langsung ke sungai turut berperan dalam meningkatkan
konsentrasi COD. Berdasarkan pengamatan Yulaswati et al., (2004), timbulan sampah di Kota Bogor
memiliki laju 0.634 kg/orang/hari dan meningkat pada setiap tahunsehingga perbandingan antara daya
tampung sampah dengan lahan yang digunakan sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tidak
seimbang. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat membuang sampah ke badan sungai. Tingkat
pencemaran air sungai juga dapat disebabkan perubahan tata guna lahan dari ruang terbuka hijau
menjadi terbangun sehingga tingkat erosi dan sedimentasi tinggi (Erwin et al., 2011).
Penentuan status mutu air menggunakan metode IP sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Nilai IP
ditentukan dari parameter BOD dan COD melalui Persamaan 4 sehingga diperoleh hasil pada tabel 4.
Perbandingan Indeks Pencemaran (IP) Sungai Ciliwung dan Cisadane terhadap standar evaluasi nilai IP
pada tabel 2 tersaji pada gambar 4.

166
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

Tabel 4. Data nilai IP Sungai Ciliwung dan Cisadane di Kota Bogor.

Titik Ci/Lij Ciliwung Ci/Lij Cisadane


Sampli D BO CO Ma Rera BO CO Mak Rerat
ng IP DO IP
O D D ks ta D D s a
1 0,2 0,1 0,7 0,7 0,3 0,5 0,4 1,3 0,8 1,3 0,8 1,0
2 0,5 0,6 2,7 2,7 1,3 2,1 0,6 0,9 0,4 0,9 0,6 0,8
3 0,7 0,9 1,0 1,0 0,9 0,9 0,15 1,4 1,1 1,4 0,9 1,1
4 0,7 0,1 2,7 2,7 1,2 2,1 0,55 1,2 0,4 1,2 0,7 1,0
5 0,7 0,4 1,0 1,0 0,7 0,9 0,55 0,8 0,8 0,8 0,7 0,8
6 0,8 0,3 0,3 0,8 0,5 0,7 0,5 1,3 2,3 2,3 1,3 1,8
7 1,2 0,3 2,2 2,2 1,3 1,8 1,0 0,9 0,4 1,0 0,7 0,9
8 0,8 0,3 2,0 2,0 1,1 1,6 - - - - - -

Berdasarkan gambar 4, status mutu air dapat diketahui dari delapan lokasi pengambilan contoh
uji air di Sungai Ciliwung dan tujuh lokasi di Sungai Cisadane. Pada Sungai Ciliwung, titik 1, 5, dan 6
memiliki nilai IP di bawah 1, sedangkan pada Sungai Cisadane di titik 2 dan 5 sehingga kriteria status
mutu air adalah baik untuk air kelas I. Titik 2, 3, 4, 7, dan 8 pada Sungai Ciliwung dan titik 1, 3 dan 6
pada Sungai Cisadane memiliki nilai IP di atas 1 dan di bawah 5 sehingga kriteria status mutu air adalah
tercemar ringan. Nilai IP Sungai Ciliwung mengalami penurunan drastis pada segmen 2 (antara titik
sampling 2 dan 3) dan segmen 4 (antara titik sampling 4 dan 5), sedangkan Sungai Cisadane terjadi
pada segmen 6 (antara titik sampling 6 dan 7). Keadaan tersebut diakibatkan sungai masih memiliki
kemampuan secara alami untuk melakukan proses pemulihan diri sendiri (self purification) terutama
terhadap bahan limbah organik.

2.5
Indeks Pencemaran

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0
Jarak kumulatif (km)

Sungai Ciliwung Sungai Cisadane

Gambar 4. Perbandingan IP Sungai Ciliwung dan kriteria mutu air pada kondisi baik.

Kemampuan self purification dipengaruhi oleh proses reaerasi yang dialami oleh badan air
tersebut. Proses reaerasi merupakan peristiwa yang terjadi di badan air ketika kandungan oksigen di
dalam air menerima tambahan akibat adanya turbulensi sehingga terjadi difusi oksigen dari udara ke air
(Agustiningsih et al., 2012). Turbulensi atau olakan yang terjadi pada sungai sangat berkaitan dengan
profil kemiringan lahan sungai. Apabila sungai memiliki profil kemiringan tanah yang tinggi dan tidak
stabil maka turbulensi pada aliran sungai sangat mudah terjadi. Nilai IP Sungai Ciliwung pada segmen 1
(antara titik sampling 1 dan 2), segmen 3 (antara titik sampling 3 dan 4), dan segmen 6 (antara titik
sampling 6 dan 7) mengalami kenaikan, sedangkan Sungai Cisadane pada segmen 2 dan 5. Keadaan
tersebut diakibatkan sulitnya sungai untuk melakukan proses self purification karena beban pencemaran
dari kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK), dan buangan air limbah dari aktivitas industri di sekitar
bantaran sungai tanpa melalui proses pengolahan. Profil kemiringan lahan yang relatif datar
menyebabkan turbulensi sulit terjadi dan proses reaerasi terhambat.

167
Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia 2014: 161-169

Analisis kualitas air Sungai Ciliwung di Kota Bogor juga harus mempertimbangkan nilai beban
pencemaran yang dihitung berdasarkan besarnya konsentrasi parameter kualitas air dan debit aliran air.
Hasil perhitungan beban pencemaran delapan titik pengambilan contoh uji disajikan melalui tabel 4.
Berdasarkan hasil perhitungan beban pencemaran Sungai Ciliwung pada tabel 4, COD
merupakan parameter yang signifikan dalam memberikan beban pencemaran ke badan Sungai
Ciliwung maupun Cisadane dengan total sebesar 99.243 kg/hari dan 42.286 kg/hari. Titik sampling 4
dan 8 pada Sungai Ciliwung merupakan titik sampling yang memiliki beban pencemaran COD yang
sangat tinggi sehingga aliran sungai sebelum titik tersebut diduga mengalami pencemaran dan proses
self purification tidak berjalan optimal. Hal yang sama juga terjadi pada titik 3 dan 6 pada Sungai
Cisadane.
Kandungan zat organik menunjukkan adanya pencemaran di dalam air tersebut. Zat organik
tergantung dari sifat fisik tanah dan sumber air. Semakin tinggi kandungan zat organik di dalam air,
tingkat tercemarnya air semakin meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, lokasi sungai
berada di area pemukiman yang padat penduduk. Laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
setiap tahunnya secara langsung telah menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Industri yang
berkembang pesat dan kehidupan manusia yang diiringi dengan peningkatan gaya hidup secara nyata
telah menurunkan kualitas lingkungan karena semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka potensi
dihasilkannya limbah pun semakin besar. Selain itu, belum adanya pengawasan yang ketat akan
pembuangan limbah industri maupun domestik ke lingkungan juga menjadi hal perlu diperhatikan.

Tabel 4. Beban pencemaran Sungai Ciliwung(CLW) dan Cisadane (CSD) di Kota Bogor.

Beban Pencemaran CLW Beban Pencemaran CSD


Titik Debit (m3/dtk)
(kg/hari) (kg/hari)
Sampling
CLW CSD DO BOD COD DO BOD COD

1 28,71 11,2 16.868 620 16.907 6.967 2.419 7.258

2 4,79 6,2 2.690 480 11.283 3.643 964 2.036

3 13,02 9,3 7.087 1.991 11.501 6.187 2.170 9.080

4 14,57 0,2 7.931 214 34.321 119 41 66

5 1,81 1,5 985 128 1.599 894 207 972

6 0,39 11,1 209 23 115 6.713 2.398 21.578

7 1,57 3,95 787 92 3.005 2.048 580 1.297

8 11,61 - 6.219 682 20.511 - - -

Total 42.776 4.231 99.243 26.571 8.780 42.286

Penurunan konsentrasi COD dan BOD dapat dilakukan dengan cara membangun sistem
bioremediasi buatan dengan menggunakan bioreaktor (Jackson et al., 2007). Selain itu, fotodegradasi
katalis lapis tipis juga dapat digunakan untuk menurunkan nilai COD dan BOD. Adsorpsi karbon aktif,
oksidasi kimiawi, serta degradasi fotokatalitik merupakan berbagai cara untuk mengurangi kadar COD
dan BOD. Pengelolaan daerah aliran sungai harus dilakukan secara terpadu meliputi bagian hulu,
tengah, dan hilir sungai tanpa terhambat oleh batas administrasi. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui
perkembangan kualitas air. Pemantauan kualitas air juga berguna sebagai inventarisasi dan dapat
menentukan penyebab maupun akibat dari suatu kegiatan terhadap kualitas air.
Nilai beban pencemaran DO berbanding terbalik dengan BOD dan COD. Pada konsentrasi DO,
semakin tinggi nilai DO maka semakin baik kualitas air. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4,
titik sampling 6 pada Sungai Ciliwung dan titik sampling 4 pada Sungai Cisadane mempunyai beban
pencemaran yang paling rendah dibandingkan titik lainnya. Namun, bukan berarti kandungan DO pada
titik ini mempunyai nilai yang rendah. Beban pencemaran DO pada kedua titik tersebut disebabkan

168
Estimasi Kualitas Air (Allen Kurniawan)

debit yang mengalir pada kedua titik tersebut sangat rendah. Nilai debit berbanding lurus dengan nilai
beban pencemaran. Semakin besar debit maka semakin besar beban pencemaran.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil peneltian ini, kualitas air Sungai Ciliwung dari delapan titik sampling dan
tujuh titik sampling di Sungai Cisadane yang diamati belum memenuhi kriteria mutu PP Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran. Parameter COD pada
enam titik sampling berkisar 10,2-27,3 mg/L sehingga tidak memenuhi baku mutu nilai maksimum
sebesar 10 mg/L sedangkan pada Sungai Cisadane pada dua titik berkisar 11-23 mg/L. Status mutu air
pada empat titik sampling di Sungai Ciliwung dan tiga titik sampling di Sungai Cisadane menunjukkan
kriteria tercemar ringan. Beban pencemaran untuk parameter DO, BOD dan COD di Sungai Ciliwung
berturut-turut sebesar 42,776 mg/L, 4,231 mg/L dan 99,243 mg/L sedangkan pada Sungai Cisadane
dengan urutan yang sama sebesar 26,571 mg/L; 8,780 mg/L; 42,286 mg/L. Kondisi tersebut
mengindikasikan proses self purification tidak berjalan optimal sehingga tingkat pencemaran air
semakin meningkat.

Daftar Pustaka

Agustiningsih, D., Sasongko, S. B., dan Sudarno. Analisis kualitas air dan beban pencemaran berdasarkan
penggunaan lahan di Sungai Blukar Kabupaten Kendal. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (2012): 517-524.
Alerts, G., dan Santika, S. S. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS dan MPN Coliform pada Air Limbah Sebelum
dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2,1 (2007): 97-110.
American Public Health Association (APHA). Standard Methods For The Examination of Water and Waste
Water, 17thed., Washington D.C: American Water Work Association (AWWA) dan Water Pollution
Control Federation (WPCF). 1989.
Azwir. Analisa pencemaran air Sungai Tapung Kiri oleh limbah industri kelapa sawit PT. Peputra Masterindo di
Kabupaten Kampar. Tesis., Unversitas Diponegoro Semarang, (2006).
Erwin, Arwin, Kridasantausa I., dan Ariesyady H. D. Analisis status mutu air sungai bagian hulu dalam upaya
pengelolaan waduk berkelanjutan (Studi Kasus Sungai Cimanuk Das Cimanuk Hulu). Prosiding Seminar
Nasional Hari Lingkungan Hidup (2011): 121-130.
Jackson, V. A., Paulse A. N., Bester A. A., Neethling J. H., Du Plessis, K. R., Khan W. The application of
bioremediation: reduction of metal concentration in river water and COD in distillery effluent. Water
Science Technology. 55(2007): 183-186.
Slamet, A., Karnaningroem, N. Pengaruh hidrodinamika pada penyebaran polutan di sungai dengan aliran
horizontal dua dimensi. Skripsi., Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, (2005).
Tchobanoglous, G. Wastewater Engineeenring Treatment and Reuse, 4th ed. New York: McGraw-Hill, 2003.
Trofisa, Dany. Kajian Pencemaran dan Daya Tampung Pencemaran Sungai Ciliwung di Segmen Kota Bogor.
Skripsi., Institut Pertanian Bogor, (2011).
Yulaswati, V., Sasongko A. R., Kartika, N., Nugraha, A., Showan, M., Darmawan, I., Marizi, N., Primana, R.,
Ishak, H., Hermawan, T., Santoso, H., Sunari, A., Haryana, A., Rusono, N., dan Indarto, J. Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS), 2004.

169

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai