Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Kita kehilangan sekitar satu gram sel kulit setiap harinya karena gesekan kulit pada baju dan
aktivitas higiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi.

Dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang
khusus pada lansia. Khsusnya pada klien dengan imobilitas.

Seseorang yang tidak im-mobil yang tidak berbaring ditempat tidur sampai berminggu-
minggu tanpa terjadi dekubitus karena dapat berganti posisi beberapa kali dalam sejam.
Penggantian posisi ini, biarpun hanya bergeser, sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh
yang kontak dengan alas tempat tidur.

Sedangkan im-mobilitas hampir menyebabkan dekubitus bila berlangsung lama. Terjadinya


ulkus disebabkan ganggual aliran darah setempat, dan juga keadaan umum dari penderita.

Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus
otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus
sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.

Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang
terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus.

Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak dilindungi
oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan
spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.

Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang
tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju, prosentase terjadinya dekubitus
mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan.

Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit
berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:

Berkurangnya jaringan lemak subkutan

Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin


Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan
rapuh.

TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan dengan dekubitus dan


mempraktekannya di kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan dekubitus, Penulis mampu
:

1. Mengidentifikasi data yang menunjang masalah keperawatan pada dekubitus


2. Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien dengan dekubitus
3. Menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan dekubitus
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan dekubitus
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan dekubitus
PEMBAHASAN

Perkembangan Struktur kulit pada Lansia

. Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang


memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan,
antara lain seperti berikut :
a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini
disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-
lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.

b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecatan terhadap kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi
semakin gelap. Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk
melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit.
Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk
mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan
sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di
siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan
karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset,
sinar ultraviolet
dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan
perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning
langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum,
yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-
sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum
germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan
yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit
teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya
sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada
saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.
Epidermis Terbagi atas 4 lapisan:
a. Lapisan basal / stratum germinativum

terdiri dari sel sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
Lapisan terbawah dari epidermis.
Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi
kulit dari sinar matahari.

b. lap. Malpighi/ stratum spinosum.

Lapisan epidermis yang paling tebal.


Terdiri dari sel polygonal
Sel sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.

c. lap. Granular / s. granulosum.

Terdiri dari butir butir granul keratohialinyang basofilik.

d. lapisan tanduk / korneum.

Terdiri dari 20 25 lapis sel tanduk tanpa inti.

Dermis (Kulit Jangat)


Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas
banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis
dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen,
yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan
berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang
yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah
lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan
struktur sekitarnya

a)Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan
ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan
mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri
apabila rambut dicabut.

b)Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-
akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.

c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut.
Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.

d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)


Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan
bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat
adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat
dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.

e)Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris.
Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau
khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenis.

Rambut
Batang rambut

Lapisan terluarnya mengandung keratin


Akar rambut
-tertanam di dalam kulit
-di sekelilingnya terdapat folikel rambut
-ujung folikel membentuk papila akar rambut
-papila akar rambut diselaputi oleh satu lapisan sel germinal

-terdapat ujung dendrit yang melingkar-lingkar, sebagai reseptor raba

Perubahan Struktur Kulit pada Lansia

1). Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

2). Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan
adiposa
3). Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu
tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.

4). Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan
menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.

5). Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka
kurang baik.

6). Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.

7). Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut
kelabu.

8). Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.

9). Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.

10). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
rendahnya akitfitas otot.

Fungsi dan Jenis Kulit

Fungsi kulit secara umum

Kulit merupakan organ ekskresi tempat pengeluaran keringat. Bagian dari kulit
yang berfungsi untuk hal ini adalah kelenjar keringat. Pernahkah Anda berpikir, mengapa
pada saat udara panas kita banyak mengeluarkan keringat? Ternyata hal itu terkait dengan
fungsinya, yaitu sebagai pengatur suhu tubuh. Keringat yang dikeluarkan dapat menyerap
panas tubuh, untuk mempertahankan panas tubuh agar stabil. Pangkal dari kelenjar
keringat terletak berdekatan dengan kapiler darah. Air dan garam mineral yang berada
pada kapiler darah akan diserap oleh kelenjar keringat, dan dikeluarkan dalam bentuk
keringat.
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai berikut.
1)Melindungi Tubuh dari Panas, Kuman, dan Gesekan Dari Luar
Kulit bagaikan benteng yang dikelilingi penuh dengan musuh yang selalusiap menerobos
masuk jika ada bagian dari benteng tersebut yang terbuka. Musuh tersebut adalah kuman.
Apabila kuman-kuman ini dapat masuk kedalam tubuh dan ikut dalam peredaran darah
maka akan membahayakan tubuh. Misalnya Staphylococcus aerus dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit antara lain jerawat, bisul sampai, infeksi paru-paru.

2)Mengatur Suhu Tubuh


Kulit dapat mendinginkan dan menghangatkan tubuh. Coba Anda perhatikan kulit Anda
ketika suhu udara terlalu dingin atau panas! Bagaimana keadaannya? Pada saat udara
dingin maka pembuluh darah kulit akan menutup sehingga darah tidak mengalir ke sana
akibatnya kulit kelihatan pucat. Kondisi ini bertujuan untuk membantu agar panas tubuh
tidak mudah hilang sehingga darah dapat terlindungi. Dalam kondisi ini, kelenjar keringat
pun akan tertutup rapat untuk mencegah pembetukan keringat. Adapun pada keadaan suhu
tubuh meningkat, maka ujung-ujung saraf pada kulit akan membuka, akibatnya banyak
darah mengalir ke kulit dengan tujuan untuk didinginkan oleh udara di sekitarnya. Itulah
sebabnya seseorang tampak memerah pada saat kepanasan.

3)Mengatur Pengeluaran Air


Kulit dapat mengontrol kehilangan air dari dalam tubuh, karena jika tubuh kehilangan air
secara berlebihan maka akan membahayakan tubuh. Kadang-kadang ditemukan seseorang
mengalami pingsan setelah mengikuti upacara bendera di terik panas matahari. Hal ini
disebabkan karena pengeluaran keringat yang berlebihan sehingga mengakibatkan kondisi
yang disebut lapar garam.

Jenis-jenis kulit

Kulit Kering
Kulit kering biasanya dimiliki oleh mereka yang memiliki bakat alergi. Dengan
gejala yang sering tampak adalah : kulit tampak kusam karena sering mengalami dehidrasi
kulit; jika digores akan tampak bekas putih yang menandakan kulit bersisik; terkadang
pada sebagian orang akan terlihat ada belang putih dan coklat; serta cepat timbul garis-
garis keriput.
Kulit Berminyak
Jenis kulit ini biasanya memiliki pori-pori kulit yang besar-besar seperti kulit
jeruk. Sehingga minyak kulit kita menjadi mudah keluar. Membuat kulit kelihatan lengket
dan riasan mudah luntur. Jika kulit tidak senantiasa bersih, maka akan menimbulkan
jerawat.

Gejala yang dapat dikenali adalah : kulit terasa sangat lengket; tampak begitu
berminyak; adanya banyak komedo (bisa sampai menghitam); timbul jerawat bernanah
sebagai akibat jerawat sering dipencet; serta nampak noda kecoklatan di dalam kulit akibat
pigmen yang tertimbun di lapisan kulit jangat.

Kulit Kombinasi
Secara umum dapat dilihat bahwa jenis kulit ini tampaknya lembut dan tidak
keriput. Namun di daerah T, yaitu sekitar dahi-hidung-dagu akan terlihat sedikit
berminyak. Terkadang muncul jerawat atau komedo yang berupa bintil putih di dagu dan
bintil hitam di hidung.. Pori-pori juga agak besar.

Kulit Sensitif
Jenis kulit ini sangat peka terhadap rangsangan factor luar. Misalnya perubahan
cuaca bisa mengakibatkan kulitnya pecah-pecah, memerah dan perih. Kesalahan
penggunaan kosmetik akan memperparah kondisi kulit tersebut. Biasanya jenis kulit ini
memang telah memiliki riwayat alergi.

Kulit Normal
Merupakan dambaan setiap orang memiliki jenis kulit normal dan tidak
bermasalah. Keadaan kulit dengan jenis ini sangat ideal, tidak terlalu kering dan tidak
terlalu berminyak pula. Pori-porinya halus, tampak begitu lembut dan kenyal.
PERBEDAAN KULIT PRIA & WANITA

KULIT PRIA KULIT WANITA

Kulit pria mempunyai hormon yang Kulit wanita lebih tipis daripada kulit
dominan yaitu Androgen yang dapat pria sehingga lebih rentan terhadap
menyebabkan kulit pria lebih banyak kerusakan kulit yang disebabkan sinar
berkeringat dan ditumbuhi lebih banyak matahari.
bulu.

Seiring dengan bertambahnya usia,


Selain Androgen, pria juga memiliki collagen pada kulit wanita akan
kelenjar Aprokin yang tugasnya semakin berkurang. Oleh karena itu
meminyaki bulu tubuh & rambut. wanita lebih terlihat tua dibandingkan
Kelenjar ini bekerja aktif saat remaja & dengan pria walaupun usianya sama.
menyebabkan keringat pria lebih berbau
dibanding wanita.
Pembahasan Dekubitus

Pengertian Dekubitus

Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus
otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus
sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.

Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan
karena adanya kompressi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony
prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompressi
jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila
ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau
iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.

Etiologi

Faktor intrinsik:

Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan
tipis (tortora & anagnostakos, 1990)
Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang
sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.

Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang


kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.

Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensi


kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem
pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun.

Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight

Anemia

Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek


penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam menyebabkan kadar
albumin darah menurun

Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, juga


mempermudah dan meperjelek dekubitus

Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.

FAKTOR EKSTRINSIK

Kebersihan tempat tidur,

alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan
penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus.

Duduk yang buruk

Posisi yang tidak tepat

Perubahan posisi yang kurang

PENAMPILAN KLINIS DARI DEKUBITUS

Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut;


Derajat I Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak
sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.

Derajat II Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh


dermis hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus
yang dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan warna
pigmen kulit.

Derajat III Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan
dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot.
Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang
berbau.

Derajat IV Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di


dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang
atau sendi.

Mengingat patofisiologi terjadinya dekubitus adalah penekanan pada daerah-daerah tonjolan


tulang, harusla diingat bahwa kerusakan jaringan dibawah tempat yang mengalami dekubitus
adalah lelih luas dari ulkusnya.

Stadium luka tekan

Menurut NPUAP ( National Pressure Ulcer Advisory Panel ), luka tekan dibagi menjadi
empat stadium (gambar 2 ), yaitu :

1. Stadium Satu
Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit yang
normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut : perubahan temperatur kulit (
lebih dingin atau lebih hangat ), perubahan konsistensi jaringan ( lebih keras atau lunak ),
perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan
sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan
sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.

2. Stadium Dua
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah
lukanya superficial, abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang dangkal.

3. Stadium Tiga
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringn
subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang
dalam

4. Stadium Empat
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan,
kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga
termasuk dalam stadium IV dari luka tekan.

Patofisiologis

Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan tetap
utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas
tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang klien immobil/terpancang pada tempat tidurnya
secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-
70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.

Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis jaringan kulit.
Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat
reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak
akan mengalami dekubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjamnya.

Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan
terjadinya dekubitus;

Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada klien dengan
posisi setengah berbaring
Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat
tidur, sehingga seakan-akan kulit tertinggal dari area tubuh lainnya.

Faktor teragangnya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya berbaring
akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat.

Keadaan ini terjadi bila klien immobil, tidak dibaringkan terlentang mendatar, tetapi pada
posisi setengah duduk. Ada kecenderungan dari tubuh untuk meluncur kebawah, apalagi
keadaannya basah. Sering kali hal ini dicegah dengan memberikan penghalang, misalnya
bantal kecil/balok kayu pada kedua telapak kaki. Upaya ini hanya akan mencegah pergerakan
dari kulit, yang sekarang terfiksasi dari alas, tetapi rangka tulang tetap cederung maju
kedepan. Akibatnya terjadi garis-garis penekanan/peregangan pada jaringan subkutan yang
sekan-akan tergunting pada tempat-tempat tertentu, dan akan terjadi penutupan arteriole dan
arteri-arteri kecil akibat terlalu teregang bahkan sampai robek. Tenaga menggunting ini
disebut Shering Forces.

Sebagai tambahan dari shering forces ini, pergerakan dari tubuh diatas alas tempatnya
berbaring, dengan fiksasi kulit pada permukaan alas akan menyebabkan terjadinya lipatan-
lipatan kulit (skin folding). Terutama terjadi pada klien yang kurus dengan kulit yang kendur.
Lipatan-lipatan kulit yang terjadi ini dapat menarik/mengacaukan (distorsi) dan menutup
pembuluh-pembuluh darah.
Sebagai tambahan dari efek iskemia langsung dari faktor-faktor diatas, masih harus
diperhatikan terjadinya kerusakan endotil, penumpukan trombosit dan edema. Semua ini
dapat menyebabkan nekrosis jaringan akibat lebih terganggunya aliran darah kapiler.
Kerusakan endotil juga menyebabkan pembuluh darah mudah rusak bila terkena trauma.

Klasifikasi dan stadium ulkus dekubitus

Klasifikasi atau tipe:

Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dekubitus dan
perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus dapat dibagi menjadi tiga:

1. Tipe normal

Mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC dibandingkan kulit
sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena
iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah
sebenarnya baik.

2. Tipe arterioskelerosis

Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulit sekitarnya.
Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah
(arterisklerotik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disamping faktor tekanan. Dengan
perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.

3. Tipe terminal

Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.

Pemeriksaan Diagnostik
a) Kultur : pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel sel jaringan.
b) Albumin serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain.

Penatalaksanaan medis
a) Merubah posisi pasien yang sedang tirah baring.
b) Menghilangkan tekanan pada kulit yang memerah dan penempatan pembalut yang bersih
dan tipis apabila telah berbentuk ulkus dekubitus.
c) Sistemik : antibiotic spectrum luas, seperti :
Amoxilin 4x500 mg selama 15 30 hari.
Siklosperm 1 2 gram selama 3 10 hari.
Topical : salep antibiotic seperti kloramphenikol 2 gram.

PENGELOLAAN DEKUBITUS

Pengelolaan dekubitus diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya dekubitus


dengan mengenal penderita risiko tinggi terjadinya dekubitus, misalnya pada penderita yang
immobil dan konfusio.

Usaha untuk meremalkan terjadinya dekubitus ini antara lain dengan memakai sistem skor
Norton. Skor dibawah 14 menunjukkan adanya risiko tinggi untuk terjadinya dekubitus.
Dengan evaluasi skor ini dapat dilihat perkembangan penderita

Tindakan berikutnya adalan menjaga kebersihan penderita khususnya kulit, dengan


memandikan setiap hari. Sesudah keringkan dengan baik lalu digosok dengan lotion,
terutama dibagian kulit yang ada pada tonjolan-tonjolan tulang. Sebaiknya diberikan massase
untuk melancarkan sirkulasi darah, semua ekskreta/sekreta harus dibersihkan dengan hati-hati
agari tidak menyebabkan lecet pada kulit penderita.

Tindakan selanjutnya yang berguna baik untuk pencegahan maupun setelah terjadinya
dekubitus adalah:

1. Meningkatkan status kesehatan penderita;

umum; memperbaiki dan menjaga keadaan umum penderita, misalnya anemia diatasi,
hipoalbuminemia dikoreksi, nutirisi dan hidarasi yang cukup, vitamin (vitamin C) dan
mineral (Zn) ditambahkan.
khusus; coba mengatasi/mengoabati penyakit-penyakit yang ada pada penderita, misalnya
DM.

2. Mengurangi/memeratakan faktor tekanan yang mengganggu aliran darah;

a. Alih posisi/alih baring/tidur selang seling, paling lama tiap dua jam. Keberatan pada
cara ini adalah ketergantungan pada tenaga perawat yang kadang-kadang sudah
sangat kurang, dan kadang-kadang mengganggu istirahat penderita bahkan
menyakitkan.

b. Kasur khusus untuk lebih memambagi rata tekan yang terjadi pada tubuh penderita,
misalnya; kasur dengan gelembung tekan udara yang naik turun, kasur air yang
temperatur airnya dapat diatur. (keberatan alat canggih ini adalah harganya mahal,
perawatannya sendir harus baik dan dapat ruasak)

c. Regangan kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi darah setempat
terganggu, dapat dikurangi antara lain;

Menjaga posisi penderita, apakah ditidurkan rata pada tempat tidurnya, atau sudah
memungkinakan untuk duduk dikursi.

Bantuan balok penyangga kedua kaki, bantal-bantal kecil utuk menahan tubuh
penderita, kue donat untuk tumit,

Diluar negeri sering digunakan kulit domba dengan bulu yang lembut dan tebal
sebagai alas tubuh penderita.

Bagitu tampak kulit yang hiperemis pada tubuh penderita, khsusnya pada tempat-
tempat yang sering terjadi dekubitus, semua usaha-usahan diatas dilakukan dengan
lebih cermat untuk memperbaiki iskemia yang terjadi, sebab sekali terjadi kerusakan
jaringa upaya penyembuhan akan lebih rumit.

Pengkajian Pada Pasien Dekubitus

a)Aktivitas/ istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan rentang gerak.pada area yang
sakit gangguannya misalnya otot perubahan tunas.
b) Sirkulasi
Tanda : hipoksia, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cidera,
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin,
pembentukan edema jaringan.
c) Eleminasi
Tanda : keluaran urin menurun adalah tidak adanya pada fase darurat, warna mungkin
hitam kemerahan , bila terjadi, mengidentifiasi kerusakan otot.
d)Makanan/cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksia, mual dan muntah.
e) Neurosensori
Gejala : area kebas/kesemutan
f) Pernapasan
Gejala :menurunnya fungsi medulla spinalis, edema medulla, kerusakan neurology,
paralysis abdominal dan otot pernapasan.
g) Integritas ego
Gejala : masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, mmenarik diri, marah.
h) Keamanan
Tanda : adanya fraktur akibat dilokasi (jatuh, kecelakaan, kontraksi otot tetanik,
sampai dengan syok listrik).

Anda mungkin juga menyukai