Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA


“CARA MENGATASI MEKANISME KOPING INEFEKTIF”

Oleh :

Bagus Raindra Saputra, S.Kep


M. Amri Kurniawan, S.Kep.
Muhammad Muzakir Fahmi
Nanda Pratiwi, S.Kep.
Nuraisyah Winda Indriani, S.Kep.
Ogesti Olvariani, S.Kep.
Salman Akbar, S.Kep.

CI Lahan :
Ns. Ulia Nelma, S.Kep

CI Akademik :
Ns. Siska Mayang Sari, M.Kep

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2015
SUSUNAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA MENGATASI MEKANISME KOPING INEFEKTIF

Topik : Cara mengatasi mekanisme koping inefektif

Penyuluhan oleh : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Kelompok sasaran : Klien yang berkunjung Poli RSJ. Tampan Prov. Riau

Tempat pelaksanaan : Poli Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau

Hari/ Tanggal : Rabu, 23 Septemeber 2015

Waktu : 08.00-09.00 WIB

(Bahasan terlampir)

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan gangguan yang bersifat multikausal dan kekacauan

dalam isi pikiran yang ditandai dengan gangguan pemahaman. Ada beberapa

penyebab gangguan jiwa meningkat yaitu murni dari tekanan ekonomi, broken home,

pergaulan sesama teman, dan tuntutan pekerjaan membuat mekanisme koping

inefektif atau penyelesaian masalah sulit teratasi (Makfudli, 2009).

Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang

mengancam (Siswanto, 2007). Mekanisme koping menurut Lubis (2006) merupakan

suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres

yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan

perubahan kognitif maupun prilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.
Sedangkan menurut Keliat (2011) mekanisme koping adalah menunjuk pada baik

mental maupun perilaku, meguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan

suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 memperkirakan angka

Nasional gangguan jiwa sekitar 19 juta penderita gangguan jiwa di Indonesia.

Prevalensi masalah mental emosional yakni depresi dan ansietas sebanyak 11,60%

dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 24.708.000 jiwa. Kemudian prevalensi

gangguan jiwa berat yakni psikologis yaitu sekita 0,46 yaitu kurang lebih 1 juta dari

jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 1.065.000 jiwa (Depkes RI, 2010).

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) tampan merupakan Rumah Sakit Jiwa tempat rehab bagi

orang yang mengalami sakit jiwa dan otak atau gila. RSJ tampan setiap tahunnya

mengalami peningkatan gangguan jiwa setiap tahunnya. Berdasarkan data awal

Januari hingga Mei 2015 ada 10.029 pasien gangguan jiwa dan otak yang ditangani di

RSJ Tampan dengan rincian pasien Rawat Inap berjumlah 656 jiwa dan pasien rawat

jalan berjumlah 9373 (Riau Pos, 4/6/2015).

Berdasarkan masalah tersebut kelompok sangat tertarik untuk melakukan

pendidikan kesehatan jiwa di Poli RSJ Tampan Provinsi Riau mengenai “cara

mengatasi mekanisme koping inefektif”.


B. Tujuan

1. Tujuan umum :

Setelah dilakukannya penyuluhan tentang cara mekanisme koping inefektif

selama 1 jam diharapkan peserta mampu memahami tentang mekanisme koping

yang efektif.

2. Tujuan khusus :

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 1 jam diharapkan peserta

mampu :

a. Mengetahui gangguan jiwa akibat mekanisme koping inefektif

b. Mengetahui tentang pengertian mekanisme koping

c. Mengetahui penggolongan mekanisme koping

d. Mengetahui aspek-aspek koping

e. Mengetahui gaya koping positif dan negatif

f. Mengetahui cara mengatasi koping inefektif


C. Kegiatan

Rencana susunan acara :

Waktu Penanggung
No. Pokok Bahasan Kegiatan Peserta
(menit) Jawab
1. Pembukaan : 5 a. Menjawab salam Moderator : Nanda
a. Salam b. Mendengarkan Pratiwi, S.Kep
b. Memperkenalkan c. Memperhatikan
diri d. Menerima leaflet
c. Menjelaskan
tujuan
d. Kontrak waktu
e. Pembagian leaflet
2. Isi : 30 a. Mendengarkan Muhammad
a. Gangguan jiwa b. Memperhatikan Muzakir Fahmi
akibat mekanisme
koping inefektif
b. Pengertian
mekanisme koping
c. Penggolongan
mekanisme koping
d. Aspek-aspek
koping
e. Gaya koping postif
dan negative
f. Mengetahui cara
mengatasi koping
inefektif
3. Memberikan 10 a. Memberikan M. Amri
kesempatan untuk komentar Kurniawan,
bertanya b. Bertanya S.Kep., Salman
Akbar, S.Kep. dan
Nuraisyah Winda
Indriani, S.Kep.
4. Penutupan : 10 a. Mendengarkan Muhammad
Memberikan b. Memperhatikan Muzakir Fahmi
kesimpulan

5. Mengevaluasi hasil 5 a. Mendengarkan Bagus Raindra


penyuluhan b. Memperhatikan Saputra, S.Kep.
dan Ogesti
Olvariani
D. Pengorganisasian

Susunan organisasi dan tugas :

a. Moderator : Nanda Pratiwi, S.Kep.

Tugas : Mengatur jalannya selama acara beralangsung

b. Notulen : Ogesti Olvariani, S.Kep.

Tugas : Mencatat jalannya acara dan hasil acara

c. Penyaji : Muhammad Muzakir Fahmi

Tugas : Menyajikan isi materi yang sudah disiapkan

d. Observer : Bagus Raindra Saputra, S.Kep.

Tugas : Mengobservasi jalannya penyuluhan

e. Fasilitator : M. Amri Kurniawan S.Kep

Salman Akbar, S.Kep.

Nuraisyah Winda Indriani, S.Kep.

Tugas : Mendampingi peserta penyuluhan


E. Setting tempat

Infokus

Moderator Penyaji

Fasilitator
Peserta Peserta Fasilitator
Fasilitator

Notulen Observer

F. Metode

Ceramah dan tanya jawab.

G. Media

Power point dan leaflet.


H. Evaluasi

1. Strutural

a. Menyiapkan peralatan instrumen pendidikan kesehatan (proposal,

powerpoint, dan leaflet).

b. Konsultasi minimal 2 kali ke CI Lahan dan CI akademik (proposal,

powerpoint, dan leaflet).

c. Menyiapkan peralatan pendidikan kesehatan (laptop, infokus, dan leaflet).

d. Diskusi kelompok sebelum acara pendidikan kesehatan dimulai.

2. Proses

a. Pendidikan kesehatan berlangsung selama 1 jam :

1) Pembukaan selama 5 menit

2) Penyampaian isi selama 30 menit

3) Memberikan kesempatan bertanya selama 10 menit

4) Memberikan kesimpulan selama 10 menit

5) Penutupan selama 5 menit

b. Peserta duduk sesuai dengan setting tempat

c. Peserta memperhatikan selama berjalannya acara.

d. Penyuluh menjalankan tugas sesuai dengan tugas pengorganisasian.

3. Hasil

Evaluasi hasil penyuluhan :

a. Menyebutkan 3 dari 7 gangguan jiwa akibat mekanisme koping inefektif

b. Menyebutkan pengertian mekanisme koping

c. Menyebutkan 2 penggolongan mekanisme koping


d. Menyebutkan 2 aspek-aspek koping dan 5 point dari 22

e. Menyebutkan 2 gaya koping postif dan negatif

f. Menyebutkan 3 dari 6 cara mengatasi koping inefektif

I. Sumber pustaka

Thong, Denny dan et al (2011). Memanusiakan manusia menata jiwa membangun

bangsa. Diperoleh dari :

https://books.google.co.id/books?id=Fxv9Bvsg5ZMC&pg=PA73&dq=keperaw

atan+jiwa+budi+anna+keliat&hl=id&sa=X&ved=0CBkQ6AEwAGoVChMIjp

HrgZ-

DyAIV0xmOCh3kBAjj#v=onepage&q=keperawatan%20jiwa%20budi%20ann

a%20keliat&f=false

Makhfudli (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/8/e-library%20stikes%20nani%20hasanuddin--

supinasyar-365-1-32131419-1.pdf

http://zy-ceritaku.blogspot.co.id/2013/01/mekanisme-koping.html

http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.co.id/2011/03/mekanisme-koping.html

http://karyatulisilmiah.com/konsep-dasar-mekanisme-koping/
(Lampiran materi)

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA


“CARA MENGATASI MEKANISME KOPING INEFEKTIF”

A. Gangguan jiwa akibat mekanisme koping inefektif

Gangguan jiwa menurut Dilkit IPKJI (2010) :

1. Prilaku kekerasan

Prilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yang

dihadapi oleh seseorang yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik

maupun psikologis.

2. Halusinasi

Halusinasi adalah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami

perubahan sensori persepsi.

3. Waham

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/

terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.

4. Isolasi sosial

Isolasi social adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang

lain disekitarnya.
5. Harga diri rendah

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah

diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri.

6. Defisit perawatan diri

Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya

perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas

perawatan diri menurun.

7. Risiko bunuh diri

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien

untuk mengakhiri kehidupannya.

B. Pengertian mekanisme koping

Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan individu dalam

menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon

terhadap situasi yang mengancam.

C. Penggolongan mekanisme koping

Mekanisme koping menurut Stuart dan Sundeen (1995) dibagi menajadi 2 yaitu :

1. Mekanisme koping yang adaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integritasi, pertumbuhan belajar

dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain,


memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi latihan seimbang dan

aktivitas konstruktif.

2. Mekanisme koping maladaptif

Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecahkan

pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.

Kategorinya adalah makan berlebihan/ tidak makan, bekerja berlebihan, dan

mengindar.

D. Aspek-aspek koping

Koping dapat dikaji melalui bebagai aspek, salah satunya adalah aspek

psikososial :

1. Reaksi orientasi tugas berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi

tuntutan dari situasi stress secara realistis, dapat berupa konstruktif atau

destruktif. Misalnya :

a. Prilaku menyerang (agresif)

Biasanya untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan untuk

memuaskan kebutuhan.

b. Prilaku menarik diri (isos)

Digunakan untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman, baik fisik

ataupun psikologis.

c. Prilaku kompromi (win-win solution)

Digunakan untuk mengubah cara melakukan, tujuan, atau memuaskan

aspek kebutuhan pribadi seseorang.


2. Mekanisme pertahankan ego seseorang sering disebut sebagai mekanisme

pertahanan mental. Adapun mekanisme pertahanan ego adalah sebagai

berikut :

a. Kompensasi

Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri secara

tegas menonjolkan keistimewaan atau kelebihan yang dimiliki atau

menutupi kelemahannya dengan menonjolkan kelebihannya.

b. Penyangkalan (denial)

Menanyakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari

realitas tersebut atau menolak untuk menerima atau menghadapi

kenyataan yang tidak enak. Mekanisme pertahanan ini adalah yang

paling sederhana dan primitif.

c. Pemindahan (displacement)

Pengalihan emosi yang semula ditunjukan pada seseorang atau benda

lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya

d. Disosiasi

Pemisahan sesuatu kelompok proses mental atau perilaku dari

kesadaran atau identitasnya. Keadaan dimana terdapat dua atau lebih

kepribadian pada diri seorang individu.


e. Identifikasi

Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi

berupaya dengan mengambil atau menirukan pikiran-pikiran, perilaku

serta selera orang tersebut.

f. Intelektualisasi

Menggunakan logika dan alas an yang berlebihan untuk menghindari

pengalaman yang mengganggu perasaannya.

g. Introjeksi

Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan

meleburkan nilai-nilai serta kualitas seseorang atau suatu kelompok

kedalam struktur egonya sendiri, yang berasal dari hati nurani.

h. Isolasi

Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mangganggu dapat

bersifat sementara atau berjangka panjang.

i. Rasionalisasi

Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan diterima

masyarakat untuk menghalalkan atau mebenarkan dorongan yang tidak

dapat diterima.

j. Reaksi formasi

Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari bertentangan

dengan apa yang ia rasakan atau yang ia inginkan.


k. Regresi.

Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas

dari suatu taraf perkembangan lebih dini.

l. Represi

Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls, atau

ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran

seseorang. Merupakan pertahanan ego primer yang cenderung

diperkuat oleh mekanisme lain.

m. Pemisahan (splitting)

Sikap mengumpulkan orang atau keadaan hanya sebagai semuanya

baik atau semuanya buruk. Orang semacam ini mengalami kegagalan

untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif diri sendiri.

n. Sublimasi

Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia, artinya dimata

masyarakat terdapat dorongan yang mengalami halangan dalam

penyaluran secara normal. Sublimasi juga biasa diartikan sebagai

mengganti keinginan atau tujuan yang menghambat dengan cara yang

dapat diterima oleh masyarakat.

o. Supresi

Suatu proses digolongkan sebagai mekanisme pertahanan, tetapi

sebetulnya analog represi yang disadari.


p. Undoing

Tindakan atau perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian

dari tindakan atau prilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan

mekanisme pertahanan primitif.

q. Fikasi

Berhentinya tingkat perkembangan pada salah satu aspek tertentu

seperti emosi tingkah laku atau pikiran sehingga perkembangan

selanjutnya terhambat.

r. Simbolisasi

Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti suatu

keadaan atau hal yang sebenarnya.

s. Konversi

Transformasi konflik emosional kedalam bentuk gejala-gejala jasmani.

E. Gaya koping postif dan negatif

1. Gaya koping positif

a. Problem solving : merupakan usaha memecahkan suatu masalah. Masalah

harus dihadapi dan dipecahkan dan bukan dihindari atau ditekan.

b. Utilizing social support : merupakan tindak lanjut dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapi, ketika masalah itu belum terselasaikan. Hal ini

tidak lepas dari keterbatasan manusia dalam menyelasaikan masalah

sendiri.
c. Looking for silver linning : Kerumitan masalah yang dihadapi akan

membawa kebiasaan dalam upaya menyelesaikan masalah sesulit apapun.

2. Gaya koping negatif

1. Avoidance : merupakan dari bentuk proses internalisasi terhadap suatu

pemecahan masalah kedalam alam bawah sadar yang menghilangkan atau

membebaskan diri dari suatu tekanan mental akibat masalah-masalah

yang dihadapi.

2. Self blame : merupakan bentuk dari ketidakberdayaan atas masalah diri

sendiri tanpa evaluasi diri yang optimal. Kegagalan orang lain dialihkan

ke diri sendiri sehingga menekan kreatifitas dan ide yang berdampak pada

penarikan diri.

3. Wishfull thinking : kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan

seharusnya menjadikan seseorang berada pada kesedihan yang

mendalam. Hal ini terjadi karena dalam penentuan standar diri, riset, atau

dikondisikan terlalu tinggi sehingga sulit untuk dicapai.


F. Cara mengatasi koping inefektif

1. Kesehatan fisik

Kesehatan merupakan hal yang penting karena selama dalam usaha

mengatasi stress individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup

besar.

2. Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti

keyakinan akan nasib yang mengerahkan individu pada penilaian

ketidakberdayaan yang akan menurunkan kemampuan strategi koping.

3. Keterampilan memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa

situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan

alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut

sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dan pada akhirnya melaksanakan

rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

4. Keterampilan sosial

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah

laku dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku

dimasyarakat.

5. Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan kebutuhan informasi dan emosional pada

diri individu yang diberikan oleh orangtua, anggota keluarga lain, saudara,

teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.


6. Materi

Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang atau layanan yang

biasanya dapat dibeli.


LAPORAN HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN

Acara : Penyuluhan kesehatan jiwa

Judul : Cara mengatasi mekanisme koping inefektif

Hari/ Tanggal : Rabu, 23 September 2015

Jam : 07.30-08.30 WIB

Tempat : Poli Rekammedis RSJ. Tampan prov. Riau

1. Strutural

No. Acara Waktu Keterangan


1. Menyiapkan peralatan Konsultasi dari 21-22 4 kali konsultasi
instrumen pendidikan September 2015 CI Lahan dan CI
kesehatan (proposal, Akademik
powerpoint, dan leaflet).
2. Menyiapkan peralatan 07.30 – 07.50 WIB 20 menit
pendidikan kesehatan (laptop,
infokus, dan leaflet).

3 Diskusi kelompok sebelum 07.50 – 08.00 WIB 10 menit


acara pendidikan kesehatan
dimulai

2. Proses

a. Peserta duduk sesuai dengan setting tempat

b. Peserta memperhatikan selama berjalannya acara.

c. Penyuluh menjalankan tugas sesuai dengan tugas pengorganisasian.


No. Acara Waktu Keterangan
1. Pembukaan acara oleh Nanda 08.00 – 08.05 WIB 5 menit
Pratiwi, S.Kep.
2. Penyampaian isi oleh 08.05 – 08.40 WIB 35 menit
Muhammad Muzakir Fahmi
3. Memberikan kesempatan 08.40 – 08.50 WIB 10 menit
bertanya dipimpin oleh
Nanda Pratiwi, S.Kep.
4. Memberikan kesimpulan oleh 08.50 – 08.55 WIB 5 menit
Muhammad Muzakir Fahmi
5. Penutupan oleh Nanda 08.55 – 09.00 WIB 5 menit
Pratiwi, S.Kep.

3. Hasil

Evaluasi hasil penyuluhan :

a. Peserta dapat menyebutkan 3 dari 7 gangguan jiwa akibat mekanisme koping

inefektif

b. Peserta dapat menyebutkan pengertian mekanisme koping

c. Peserta dapat menyebutkan 2 penggolongan mekanisme koping

d. Peserta dapat menyebutkan 2 aspek-aspek koping dan 5 point dari 22

e. Peserta dapat menyebutkan 2 gaya koping postif dan negatif

f. Peserta dapat menyebutkan 3 dari 6 cara mengatasi koping inefektif

4. Kendala

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam penyuluhan yaitu

a. Pada saat pelaksanaan tempat kurang memadai karena letak infokus

terhalang oleh tiang diruang tunggu rekammedis sehingga peserta tidak

dapat melihat dengan jelas layar infokus


b. Pada saat pelaksanaan peserta ada selalu bertanya pada saat penjelasan isi

sedang berlangsung

5. Saran

Kegiatan penyuluhan dapat berlangsung dengan baik sebaiknya dilakukan di Poli

tunggu RSJ Tampan Provinsi Riau karena tempatnya lebih luas dan peserta dapat

dengan jelas melihat penyuluh dalam menyampaikan penyuluhannya.

Anda mungkin juga menyukai