Anda di halaman 1dari 16

IFNI WILDA

Kehamilan Remaja adalah kehamilan yang


terjadi pada wanita berusia dibawah 14 –
19 tahun baik melalui proses pranikah atau
nikah ( Wantania, 2015)
Angka insidensi
4 dari 10 Remaja, 750.000 remaja hamil/tahun

sejak tahun 1998. < 20 tahun

1/3 bayi lahir dari ibu yang tidak menikah, 40% oleh
remaja

20,9 % dari 3.600, remaja pernah hamil diluar nikah


SDKI 2012, remaja 15-19 tahun terjadi 48 dari 1000
Riskesdas 2013 , remaja <15 tahun 0,02 %
Masalah Kespro

Kesulitan
aborsi proses
persalinan

Gangguan
Kematian ibu
jiwa

Resiko kanker
serviks
Masalah pada bayi

KEMATIAN
BBLR
BAYI
MASALAH
PSIKOLOGIS
• rasa takut, kecewa,
menyesal , dan rendah diri
terhadap kehamilannya
sehingga terjadi usaha
untuk menghilangkan
dengan jalan mengugurkan
kandungan atau aborsi
• Remaja dengan kehamilan
tidak diinginkan merupakan
masalah yang menyababkan
stres. Sumber stress utama
aib karena hamil tanpa
menikah
LANJUTAN MASALAH PSIKOLOGIS
• merasa berdosa karena
menggugurkan
kandungan
• Ia akan merasa semakin
tertekan karena takut
menyampaikan pada
orang tua, tersisih dari
keluarga karena hamil,
dianggap abnormal
dalam pergaulan
MASALAH SOSIAL EKONOMI
remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap
ungkapan yang negative karena dianggap memalukan

Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan kehamilan dapat menimbulkan


berbagai masalah kebidanan.

Putus sekolah, sehingga pendidikan menjadi terlantar

Putus kerja karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial
ekonomi.
Lanjutan…
• Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga
menimbulkan stres (tekanan batin).
• Nilai gizi yang relatif rendah dapat menimbulkan
berbagai masalah kebidanan.
• Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknya
sendiri, masyarakat belum siap menerima
kelahiran tanpa pernikahan. Berbeda halnya
dengan negara maju seperti Amerika Serikat,
masyarakatnya sudah dapat menerima kelahiran
sebagai hasil hidup bersama walaupun dilakukan
sebelum pernikahan
PREVENTIF

• Orang tua menciptakan kehidupan


rumah tangga yang beragama
• Menciptakan kehidupan keluarga
yang harmonis
• Adanya kesamaan norma – norma

Di rumah yang dipegang antara ayah, ibu dan


keluarga lainnya di Rumah tangga
dalam mendidik anak – anak

tangga • Memberikan kasih saying secara


wajar kepada anak – anak
• Memberikan perhatian yang

(Keluarga) memadai terhadap kebutuhan anak


• Memberikan pengawasan secara
wajar terhadap pergaulan anak
remaja di lingkugan masyarakat
• Guru hendaknya memahami aspek
– aspek psikis murid
• Mengintensifkan pelajaran agama
dan mengadakan tenaga guru
agama yang ahli dan berwibawa
serta mampu bergaul secara

Di
harmonis dengan guru –guru
umum lainnya
• Mengintensifkan bagian
bimbingan dan konseling di

Sekolah sekolah dengan cara mengadakan


tenaga ahli atau menatar guru –
guru untuk mengelola bagian ini
• Adanya kesamaan norma – norma
yang dipegang oleh guru – guru
• Melengkapi fasilitas pendidikan
• Perbaikan ekonomi guru
• Masyarakat adalah
tempat pendidikan
ketiga anak sesudah
rumah dan sekolah.
Ketiganya harus
Di mempunyai
keseragaman dalam
Masyarakat mengarahkan anak
untuk tercapainya
tujuan pendidikan
KURATIF
• Yang dimaksud dengan upaya kuratif dalam
menanggulangi masalah kenakalan remaja
ialah upaya antisipasi terhadap gejala gejala
kenakalan remaja. Supaya kenakalan itu tidak
meluas dan merugikan masyarakat. Upaya
kuratif secar formal dilakukan oleh Polri dan
kejaksaan tinggi. Sebab jika jika sudah terjadi
kenakalan remaja berarti sudah terjadi
pelanggaranhukum
Upaya pembinaan
• Pembinaan mental dan kepribadian beragama
• Pembinaan mental ideology Negara yakni
pancasial agar menjadi warga Negara yang
baik
• Membina kepribadian yangwajar
• Pembinaan ilmu pengetahuan
• Pembinaan keterampilan khusus
• Pengembangan bakat- bakat khusus

Anda mungkin juga menyukai