Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CVA

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI
Jl. Soekarno Hatta Po.Box 153 Telp (0354) 395201
Pare – Kediri
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidah-Nya,saya akhirnya dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan pada pasien dengan
CVA”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan keperawatan yang
disesuaikan dengan perkembangan kurikulum terbaru pada mata kuliah sistem neurologi.

Dalam penulisan buku ini ,penulis mengharapkan pembaca dapat memiliki kemampuan
dalam memahami konsep keperawatan sebagai landasan dalam pengembangan profesi
keperawatan, serta memiliki kemampuan dalam konsep keperawatan sebagai landasan dalam
pengembangan profesi keperawatan,serta berfikir untuk meningkatkan profesionalisme dalam
perawat.Makalah ini tentu masih jauh dari harapan pembaca serta masih banyak kekurangan,oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan nasihat dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mudah-mudahan dengan hadirnya makalah ini pemahaman akan pengabdian kepada


masyarakat dalam keperawatan akan dapat selalu dikembangkan dan diterima oleh profesi lain
demi kemajuan bersama.Akhirnya kami sebagai penulis mengucapkaan terima kasih.Demikian
sebuah pengantar atas perhatian dari semua pihak dan mudah-mudahan buku ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan profesi keperawatan.

Pare,14 April 2011

Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
CVA adalah kondisi kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh
gangguan suplai oksigen kebagian otak ( Brunner & suddarth 2000).
CVA merupakan suatu kelainan otak baik secara fungsional maupun structural yang
disebabkan oleh keadaan patologis pembuluh darah serebral atau dari seluruh system
pembuluh darah serebral maupun sistem pembuluh darah otak ( Doengoes 2000 )
CVA adalah deficit neurologi yang mempunyai sifat mendadak dan berlangsung dalam 24
jam sebagai akibat dari pecahnya pembuluh darah di otak yang diakibatkan oleh aneurisme
atau malformasi anterio venosa yang dapat menimbulkan iskemia atau infark pada jaringan
fungsional otak ( Harsono 2005 )
Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena
insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh
trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat
lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma) (Lynda Juall
Carpenito, 1995).

2. Etiologi
1) Pecahnya pembuluh darah di otak
2) Kekurangan suplai oksigen yang menuju ke otak
3) Adanya sumbatan bekuan darah diotak
4) Trombosis
Trombosis merupakan penyebab paling umum dari CVA, yang paling sering adalah
aterosklerosis. Penyakit tambahan seringkali dijumpai pada trombosis : hipotensi, dan
tipe lain dari cedera vaskuler. CVA trombosis ini sering pada usia 60 – 90 tahun. Timbul
pada pembuluh darah besar dengan kerusakan dinding pembuluh darah pada tempat
sumbatan.
5) Emboli Cerebral
Emboli cerebral merupakan penyebab kedua paling sering. Pasien CVA sekunder dari
emboli biasanya lebih muda, seringkali emboli bersumber dari thrombus di jantung.
Trombus miokardial yang paling sering akibat penyakit jantung rematik yang disertai
mitral stenosis dan atrial fibrilasi. Biasanya mengenai pembuluh darah kecil, paling
sering terjadi pada arteri cerebral tengah.
6) Transient Ischemia Attack (TIA)
Terminologi ini ialah transient iskemia dengan episod temporer disfungsi neurologi.
Disfungsi neurologi bisa sangat parah disertai tidak sadar sama sekali dan hilang fungsi
sensorik serta fungsi motorik atau mungkin hanya defisit dari focus. Paling sering ialah :
kelemahan kolateral dari muka, tangan, lengan dan kaki, transient disfasia dan sebagian
sensori. Serangan iskemia bisa terjadi sehari, seminggu, sebulan . Diantara serangan
pemeriksaan neurology normal. TIA sering mendahului serangan trombosis. Juga bisa
oleh salah satu penyebab CVA.
7) Arteroklerosis
Gangguan sirkulasi yang disebabkan karena mengerasnya dan menyempitnya pembuluh
darah arteri yang diametrenya sedang dan besar ( aorta dan cabangnya).
8) Faktor resiko atau predisposisi terjadinya CVA
• Hipertensi
• Penyakit kardiovaskuler
• Diabetes mellitus
• Gangguan aliran darah sepintas ( transien iskemik attack)
• Obesitas dan perokok
• Usia lebih dari 35 tahun
• Infeksi
• stres
3. Klasifikasi
1) Stroke Hemoragik (Bleeding)
Merupakan disfungsi neurologis lokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer
substansi otak yang terjadi secara mendadak dan bukan karena trauma kapitis yang
disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh darah arteri,vena dan kapiler .
Perdarahan otak dibagi menjadi 2 :
a. Perdarahan intraserebral
Gejalanya:
• Tidak jelas, kevuali nyeri kepala hebat karena hipertensi
• Serangan terjadi pada siang hari,saat beraktifitas, dan emosi atau marah
• Mual atau muntah pada permulaan serangan
• Hemiparesis atau hemiplegia terjadi sejak awal serangan
• Kesadaran menurun cepat dan menjadi koma (65 % terjadi < ½ jam- 2 jam; <
2% terjagi setelah 2 jam-19 hari
b. Perdarahan Subarachnoid
Gejalanya:
• Nyeri kepala hebat dan mendadak
• Kesadaran sangat terganggu dan bervariasi
• Ada gejala atau tanda meningeal
• Papiledema terjadi bila ada perubahan subarakhoid karena pecahnya aneurisma
pada arteri komunikans anterior atau arteri karotis interna.
2) Stroke Iskemik (Infark)
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis . Biasanya terjadi saat setelah lama
beristirahat,baru bangun dari tidur atau
saat pagi hari dan tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul odem sekunder serta kesadaran umumnya baik.
4. Tanda dan Gejala
Gejala klinis pada stroke akut :
1) Kelumpuhan wajah atau anggota badan yang timbul mendadak
2) Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan
3) Perubahan mendadak pada status mental (konfusi, letargi, strupor atau koma)
4) Afasia
5) Disartria
6) Ataksia
7) Vertigo
Gejala klinis pada stroke hemorargik:
1) Deficit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang terjadi pada saat
istirahat atau bangun pagi
2) Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran
3) Terjadi terutama pada usia > 50 tahun

5. Pemeriksaan Penunjang
1) Angiografi serebral, membatu menentukan penyebab sroke secara spesifik misalnya
pertahanan atau sumbatan arteri
2) CT-scan, mengetahui adanya tekanan normal dan adanya thrombosis, emboli serebral,
dan TIK.
3) MRI, Menunjukkan daerah infark, perdarahan, MAV
4) USG Doppler, Mengidentifikasi penyakit arteriovena dan arteiosklerosis
5) Electroencephalogram-EEG, mengidentifikasi masalah pada gelombang otak dan
memperlihatkan daerah lesi yang spesifik

6. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah rutin
2) Gula darah
3) Urine rutin
4) Cairan serebrospinal
5) Analisa gas darah

7. Penatalaksanaan
1) Terapi konservatif
• Memperbaiki keadaan umum, pemberian vasodilator, anti agregasi trombosit
2) Terapi pembedahan
• Endarterektomi, pembedahan yang dilakukan untuk membentuk kembali pembuluh
darah yang rusak
3) Perawatan umum
• Demam, dapat mengaksaserbasi odema otak iskemia dan harus diobati secara
agresif dengan antipiretik
4) Nutrisi, pasien stroke memiliki resiko tinggi untuk aspirasi bila pasien sadar penuh,
tes kemampuan menelan dapat dilakukan dengan memberikan 1 sendok air putih. Bila
tes menelan menelan negative atau pasien dengan kesadaran menurun berikan
makanan enteral
5) Hidrasi intravena, hipovolemia sering ditemukan pada pasien stroke dan harus
dikoreksi dengan kristaloid
6) Perawatan vesika, kateter urine menetap sebaiknya hanya dipakai pada pasien dengan
kesadaran menurun, dimensia, afasia global.
7) Prinsip penatalaksanaan
Stroke iskemik
• Mebatasi atau memulihkan iskemia akut yang sedang berlangsung (3-6 jam
pertama) menggunakan trombolisis dengan RT-PA (recombinant tissue-
plasmisiogen aktivator)
• Mencegah stroke berulang dini (dalam 30 hari sejak onset gejala stroke)
Stroke hemorargik
• Mencegah kemungkinan terjadi koagulasi
• Kendalikan hipertensi
• Pertimbangan angiografi

8. Komplikasi
1) Gangguan otak berat
2) Kematian apabila tidak dapat mengontrol respon pernapasan dan kardiovaskuler

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CVA

1. Pengkajian
1) Data demografi
Meliputi Nama,umur,jenis kelamin ,pendidikan ,alamat ,pekerjaan,agama, tanggal dan
jam MRS serta nomor register dan diagnose medis.
2) Keluhan utama
Biasanya didapatkan keluhan utama yaitu kelemahan anggota gerak sebelah badan,bicara
palo dan tidak dapat berkomunikasi
3) Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemorargik seringkali berlangsung secara mendadak pada saat klien
sedang melakukan aktivitas, biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah, bahkan kejang
dan tidak sadarkan diri
4) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat DM, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, penggunaan obat-
obatan koagulan dan vesodilator
5) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita DM
6) Riwayat psikososial
Stroke merupakan suatu penyakit yang sangat mahal dan biasanya untuk pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor itu
biasanya mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran pasien
7) Pola nutrisi sehari-hari
Adanya gejala menyebabkan nafsu makan menurun,mual-muntah pada fase
akut,kehilangan sensasi pada lidah, disfagian yang ditandai dengan kesulitan menelan
8) Pola eliminasi
Ada perubahan pada perkemihan seperti anuria. Adanya distensi abdomen atau distensi
bladder yang berlebihan.
9) Pola aktivitas
Gejala menunjukan adanya kerusakan untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan
sensori atau paralise, mudah lelah dan terjadi kelemahan umun, gangguan penglihatan
dan gangguan tingkat kesadaran.
10) Pola istirahat dan tidur
Biasanya klien dengan CVA mengalami gangguan pola tidur atau istirahat karena nyeri
otot

2. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran Umum
Biasanya pasien mengalami penurunan kesadaran

2) Suara bicara
Kadang pasien mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti dan bahkan sukar diajak
bicara
3) TTV
Tekanan darah meningkat dan denyut nadi bervariasi
4) Pemeriksaan Integumen
Kulit pasien akan terlihat pucat jika kekurangan oksigen
5) Pemeriksaan Dada
Terkadang suara nafas terdengar ronchi Pernafasan tidak teratur akibat reflek menurun
yaitu saat batuk dan menelan
6) Pemeriksaan Abdomen
Didapatkan penurunan peristaltic usus akibat bedrest yang lama dan kadang terjadi
distensi.
7) Pemeriksaan Ekstremitas
Terjadi kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
8) Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan nervus cranialis : terdapat gangguan penglihatamn menurun,gangguan rasa
pengecapan
9) Pemeriksaan Sensorik
Hilangnya rangsangan sensorik kontra lateral

3. Diagnosa keperawatan
1) Perubahan perfusi jaringan otak(serebral) b.d perdarahan intracerebral,oedema,serebral
dan gangguan oklusi
2) Kerusakan mobilisasi fisik b.d kelemahan,parastesia,hemiparase atau hemiplegia
3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kelemahan otot mengunyah dan
menelan
4) Gangguan integritas kulit b.d tirah baring yang lama
5) Gangguan kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi darah otot,kerusakan
neuromuskular,kehilangan tonus otot facial dan kelemahan umum

4. Intervensi
No Tujuan dan Kh intervensi Rasional
Dx
1. Tujuan : setelah Berikan penjelasan kepada Keluarga dapat mendukung
dilakukan tindakan keluarga klien tentang sebab kesembuhan pasien
keperawatan selama gangguan perfusi jaringan Bedrest total dapat mengurangi
1x24 jam diharapkan Anjurakan kepada pasien resiko cedera
perfusi jaringan otak untuk bedrest total Mendeteksi dini adanya kelainan
dapat tercapai secara Observasi TTV dan kelainan pada pasien dan untuk mendukung
optimal tekanan intracranial tiap 2 kesenbuhan pasien
KH : klien tidak jam Melancarkan darah dari dank e
gelisah Berikan posisi kepala lebih jantung maupun ke kepala
Mempertahankan tinggi 15-30 dengan letak Dapat meningkatkan TIK
tingkat kesadaran atau jantung Dapat mendukung kesembuhan
membaik fungsi Ajurkan klien untuk pasien.
kognitif dan motorik menghindari batuk dan
atau sensorik mengejan
Ciptakan lingkungan yang
tenang dan batasi
pengunjung

2. Tujuan : Setelah Ubah posisi klien tiap 2 jam Menurunkan resiko terjadinya
dilakukan tindakan Ajarkan klien untuk iskemia jaringan akibat sirkulasi
keperawatan selama melakukan latihan gerak darah kurang baik pada daerah
1x24 jam diharapkan aktif pada ekstremitas yang yang tertekan
klien mampu tidak sakit Memberikan massa,tonus dan
melaksanakan aktifitas Lakukan gerak pasif pada kekuatan otot
fisik sesuai ekstremitas yang sakit Otot volunteer akan kehilangan
kemampuan tonus bila tidak dilatih untuk
KH : Tidak tterjadi digerakkan
kontraktur sendi
(mempertahankan
posisi optimal dan
mempertahankan
fungsi secara optimal)
3. Tujuan : Setelah Tentukan kemampuan pasien Untuk menetapkan jenis makanan
dilakukan tindakan dalam mengunyah,menelan yang akan diberikan buat pasiaen
keperawatan selama menelan dan reflek batuk Klien lebih mudah untuk menelan
1x24 jam diharapkan Letakkan posisi kepala lebih karena gaya grafitasi
tidak terjadi gangguan tinggi pada waktu selama Memberikan stimulasi sensori
pemenuhan nutrisi dan sesudah makan yang dapt mencetusakan usaha dan
KH : BB dapat Letakkan makanan pada meningkatkan masukan
dipertahankan atau daerah yang tidak terganggu Klien dapat berkonsentrasi pada
ditingkatkan Berikan makan dengan mekanisme makan tanpa adanya
perlahan pada lingkungan distraksi atau gangguan dari luar
yang tenang
4. Tujuan : Setelah Anjurkan px untuk Meningkatkan atau melancarkan
dilakukan tindakan melakukan latihan ROM dan aliran darah
keperawatan selama mobilisasi jika mungkin Menghindari tekanan dan
1x24 jam diharapkan Rubah posisi px tiap 2 jam terjadinya perfusi jaringan
klien mampu Gunakan bantal air pada Menghindari kerusakan kapiler-
mempertahankan penggannjal yang lunak di kapiler
keutuhan kulit bawah daerah yang menonjol Mempertahankan pelunakan dan
KH : Klien mampu Observasi terhadap adanya kehangatan jaringan
berpartisipasi terhadap eritema,kepucatan dan
pencegahan luka palpasi area sekitar terhadap
Tidak ada tanda-tanda kehangatan dan peronakan
infeksi jaringan tiap merubah posisi
5. Tujuan : Setelah Observasi derajat/tipe Membantu menentukan daerah
dilakukan tindakan disfungsi seperti px tampak dan derajat kerusakan serebral dan
keperawatan selama tidak memahami kata atau kesulitan pasien dalam beberapa
1x24 jam diharapkan mengalami kesulitan atau seluruh tahap proses
klien dapat berbicara atau membuat komunikasi
menyebutkan kata-kata pengertian sendiri Pasien mungkin kehilangan
sederhana Perhatikan kesalahan dalam kemampuan untuk memantau
KH : Klien dapat komunikasi dan berikan ucapan yang keluar
mengungkapkan kata- umpan balik Membantu pasien memperbaiki
kata sederhana Mintalah px untuk mengikuti komunikasi atau memperlancar
Menggunakan sumber- perintah sederhana (seperti komunikasi
sumber dengan tepat “buka mata”) ulangi dengan Melakukan penilaian terhadap
Mengindikasikan kata atau kalimat yang adanya kerusakan motorik
pemahaman tentang sederhana
masalah komunikasi Tunjukkan obyek dan minta
Membuat metode px untuk menyebutkan nama
komunikasi dimana benda tersebut
kebutuhan dapat
doekspresikan

Daftar pustaka
Brunner / Suddarth., (1984). Medical Surgical Nursing. JB Lippincot Company, Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC, Jakarta.
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
EGC, Jakarta.
Harsono. (2000). Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Price S.A., Wilson L.M. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4,
Buku II, EGC, Jakarta.
Widjaja, Linardi. (1993). Patofisiologi dan Penatalaksanaan Stroke. Lab/UPF Ilmu Penyakit
Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai