Anda di halaman 1dari 15

STUDY FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI (Matri – Rahman - Andi)

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI


BANGUNAN GEDUNG

Deden Matri Wirabakti1, Rahman Abdullah2, Andi Maddeppungeng2


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Agung Tirtayasa
1PenelitiUtama, 2Mentor

ABSTRAK : Pemerintah Yang besar dari kawasan tangerang yang terdiri dari kabupaten tangerang , kota
tangerang , dan kota tangerang selatan . Pertumbuhan gedung dan industri konstruksi bangunan yang sangat
tinggi dan meningkat dari waktu ke waktu .Ada beberapa kendala juga ditemukan di sepanjang bangunan
proces yang dihasilkan akibat keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan yang sesuai dengan jadwal
dalam dokumen kontrak. Beberapa masalah telah diidentifikasi sebagai penyebab itu yakni masalah
keuangan, tenaga kerja keterampilan, bahan bangunan perangkat pasir lingkungan, dan manajemen
isu.Penelitian ini bertujuan menelaah beberapa faktor yang menunda incompletion causethe dari proyek
tersebut, mencari peringkat urutan setiap faktor dan mencari faktor utama mempengaruhi penundaan
selesainya pengerjaan di wilayah studi. Studi ini menggunakan metode anon-probability purposive sampling ,
dan satu set pertanyaan nairedistributed kepada 10 perusahaan kontraktor .Analisis deskriptif yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel. Sebagai temuan utama, ada faktor terbesar berdasarkan
nilai dari data berarti.Fisrtly, pengiriman penundaan dari bahan bangunan, 2 terbatas ketersediaan bahan
bangunan di pasar, 3 isthe kekurangan pasokan oflabor, 4 adalah tingginya intensityof hujan, 6 adalah
kurangnya tenaga kerja kehadiran, 6 dan faktor ke-7 adalah kurangnya buruh membunuh dan disiplin, 8
adalah faktor komunikasi antara perusahaan kontraktor dan pemilik 9 adalah miss komunikasi antara
pekerja badan penasihat, andit dan las faktor adalah uncomplet desain dengan arsitek atau penata. Asosiasi
antara kisaran penundaan 10 dan faktor yang menunjukkan keterampilan tenaga kerja dan tingginya
intensitas curah hujan sebagai faktor penting yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek .

Kata Kunci : delayfactors of completion the project, building cosntion industry, the association between
variables,

ABSTRACT : The Great of Tangerang area consist of Tangerang County, City of Tangerang, and City of South
Tangerang. The gowth of building and construction industries was very high and increase from time to time.
There are some constrains also found along building proces which are resulting the delays in the completion of
the building project based on schedule in contract document. Some of the problems were identified as a cause
of it such as financial problems, labor skills, building material sand equipment, environment, and management
issues. This study aims to analyze some factors that causethe delay incompletion of the project, looking for a
rank order of each factor and look for the main factors affecting the delay completion of the project in the
study areas. This study used anon-probability purposive sampling method, and a set of question
nairedistributed to10 contractors compnanies. The descriptive analysis used to explain the association of
variables. As the main findings, there are greatest factors based on the value of the data mean. Fisrtly, the
delivery delay of building materials, 2nd is limited availability of building materials in the market, 3rd isthe
lack oflabor supply, 4th is the high intensityof rain, 6th is lack of labor attendance, 6th and 7th factor are the lack

15 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 6 Nomer 1 | Desember 2014

of labors kills and discipline, 8th factor is communication between contractor company and the owner, 9th is the
poor communication between workers agency andit counselors, and the las factor is uncomplet design by the
architect or planners. The association between the levels of delay and the 10 factors show that the labor skills
and the high intensity of rain as significant factors caused the delay of the completion of the project.

Keywords: delayfactors of completion the project, building cosntion industry, the association between
variables,

PENDAHULUAN 1. Faktor – faktor apa saja penyebab


keterlambatan pekerjaaan proyek
Latar Belakang konstruksi.
2. Bagaimana solusi dari masalah dengan
Daerah Tangerang meliputi Tangerang Kota, memproses dan menyimpulkan data yang
Tangerang Kabupaten, dan Tangerang didapat.
Selatan merupakan kota yang terus
berkembang dengan tingkat pembangunan Lokasi Studi
yang tidak pernah menunjukan angka Proyek konstruksi bangunan gedung yang
penurunan. Perkembangan pembangunan ada di Daerah Tangerang meliputi Tangerang
yang semakin meningkat melahirkan Kota, Tangerang Kabubaten, dan Tangerang
pesatnya perkembangan perusahaan jasa Selatan pada Tahun 2012.
yang bergerak di bidang konstruksi. Pada
kenyataannya pelaksanaan proyek Tujuan
konstruksi selalu mengalami kendala yang Penelitian ini bertujuan untuk
mengakibatkan keterlambatan penyelesaian mengidentifikasi dan menganalisis faktor –
pekerjaan, sehingga waktu penyelesaian faktor penyebab keterlambatan penyelesaian
pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah proyek, mencari urutan rangking dari tiap
ditetepkan pada dokumen kontrak faktor dan mencari faktor utama yang
pekerjaan. memepengaruhi keterlambatan
Pekerjaan yang mengalami masalah dan penyelesaian proyek di Daerah Tangerang.
menyebabkan keterlambatan akan
mengakibatkan kerugian baik moril ataupun Batasan Masalah
material. Berbagai cara dilakukan guna Dalam Penulisan Tugas Akhir ini, proyek
menghindari masalah yang mengakibatkan yang ditinjau yaitu proyek konstruksi
keterlambatan dan kerugian. bangunan gedung yang ada di Daerah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Tangerang pada tahun 2012, Agar penulisan
faktor-faktor apa saja yang menjadi Tugas Akhir ini tidak menyimpang dari
penyebab keterlambatan proyek konstruksi, tujuan awal penulisan maka dilakukan
dengan memperkecil keterlambatan maka pembatasan penelitian ini yaitu:
membantu memajukan pembangunan 1. Studi kasus terletak di Daerah Tangerang
Negara Republik Indonesia. meliputi Tangerang Kota, Tangerang
Kabupaten, dan Tangerang Selatan, yaitu
Rumusan Masalah proyek konstruksi pada tahun 2012.
Latar belakang yang telah diuraikan di atas, 2. Proyek yang diteliti adalah jenis proyek
maka masalah yang akan diteliti adalah pembangunan gedung: bangunan gedung

16 | K o n s t r u k s i a
STUDY FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI (Matri – Rahman - Andi)

rendah, bangunan gedung sedang, dan 3. Keterlambatan Proyek


bangunan gedung tinggi. Kusjadmikahadi (dalam Leonda 2008)
3. Faktor – faktor yang diteliti adalah yang bahwa, keterlambatan proyek konstruksi
berkaitan langsung dengan penyebab berarti bertambahnya waktu pelaksanaan
keterlambatan penyelesaian proyek. penyelesaian proyek yang telah
4. Metode pengumpulan data dengan cara direncanakan dan tercantum dalam
Kuesioner. dokumen kontrak.
5. Analisis data dengan cara pemprograan Praboyo (1999), keterlambatan pelaksanaan
computer SPSS for windows. proyek umumnya selalu menimbulkan akibat
yang merugikan bagi pemilik maupun
kontraktor karena dampak keterlambatan
TinjauanPustaka&KajianTeori adalah konflik dan perdebatan tentang apa
dan siapa yang menjadi penyebab, juga
Penelitian tentang studi keterlambatan tuntutan waktu, dan biaya tambah.
proyek konstruksi sudah pernah dilakukan.
Berikut ini ditampilkan perbandingan 4. Penyebab Keterlambatan Proyek
penelitian lain: Faktor-faktor yang mempengaruhi
keterlambatan waktu pelaksanaan proyek
Leonda (2008) melakukan penelitian tugas konstruksi adalah:
akhir tentang Studi Keterlambatan
Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada 1. Tenaga Kerja
Tahun 2007 Di Daerah Belitung. a. Kurangnya keahlian tenaga kerja
Majid dan McCaffer (1998) melakukan b. Kurangnya kedisiplinan tenaga kerja
Penelitian tentang Factor Of Non- c. Kurangnya motivasi kerja para pekerja
Exxcusable Delay That Influence d. Kurangnya kehadiran tenaga kerja
Contraktors’ Performance. e. Kurangnya ketersediaan tenaga kerja
f. Penggantian tenaga kerja baru
1. Proyek Konstruksi g. Buruknya Komunikasi antara tenaga
Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat kerja dan badan pembimbing
diartikan sebagai satu kegiatan sementara 2. Bahan
yang berlangsung dalam jangka waktu a. Keterlambatan pengiriman bahan
terbatas, dengan alokasi sumber daya b. Ketersediaan bahan terbatas di
tertentu dan dimaksudkan untuk pasaran
melaksanakan tugas yang sasarannya telah c. Kualitas bahan jelek
digariskan dengan jelas. d. Kelangkaan material yang dibutuhkan
e. Adanya Perubahan material oleh owner
2. Manajemen Konstruksi f. Kerusakan bahan di tempat
Dipohusodo (1996), manajemen merupakan penyimpanan
proses terpadu dimana individu-individu 3. Karakteristik tempat
sebagai bagian dari organisasi diliatkan a. Keadaan permukaan dan di permukaan
untuk memelihara, mengembangkan, bawah tanah
mengendalikan, dan menjalankan program- b. Tanggapan dari lingkungan sekitar
program,yang semuanya diarahkan pada proyek
sasaran yang telah ditetapkan dan c. Karakter fisik bangunan sekitar proyek
berlangsung menerus seiring dengan d. Tempat penyimpanan bahan/material
berjalannya waktu. e. Akses kelokasi proyek yang sulit
f. Kebutuhan ruang kerja yang kurang

17 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 6 Nomer 1 | Desember 2014

g. Lokasi proyek yang jauh dari pusat b. Nilai tukar mata uang
kota/pusat distribusi peralatan dan
material MetodePenelitian
4. Manajerial
a. Pengawasan proyek Studi keterlambatan proyek konstruksi
b. Kualitas pengontrolan pekerjaan inidilakukan metode penelitian untuk
c. Pengalaman manajer lapangan mengarahkan pembahasan studi secara
d. Perhitungan kebutuhan terstruktur mulai dari penelitian
e. Komunikasi antara konsultan dan pendahuluan, penemuan masalah,
kontraktor pengamatan, pengumpulan data baik dari
f. Komunikasi antara kontraktor dan referensi tertulis maupun observasi
pemilik langsung dilapangan, melakukan pengolahan
g. Kesalahan manejemen material dan dan interpretasi data sampai penarikan
peralatan kesimpulan atas permasalahan yang diteliti.
5. Peralatan
a. Ketersediaan peralatan 1. Metode Pengumpulan Data
b. Kerusakanperalatan  Pengumpulan Data Primer
c. Kualitas peralatan yang buruk Pengumpulan data primer merupakan data
d. Produktifitas peralatan yang diperoleh langsung berhubungan
6. Keuangan dengan responden. Kuesioner digunakan
a. Pembayaran dari sebagai alat pengumpulan data.
b. Harga bahan/material yang mahal  Pengumpulan Data Sekunder
c. Alokasi dana yang tidak cukup Pengumpulan data sekunder berupa data
d. Telatnya pembayaran kepada pekerja yang diperoleh dari referensi tertentu atau
7. Fisik Bangunan literature – literature yang berkaitan dengan
a. Luas wilayah keterlambatan. Pengumpulan data sekunder
b. Jumlah unit bertujuan.
c. Jumlah lantai
8. Design 2. Teknik Pengumpulan Data
a. Perubahan design oleh pemilik Populasi dalam penelitian ini adalah proyek
b. Kesalahan design oleh perencana bangunan gedung yang terdaftar oleh Badan
c. Ketidak lengkapan gambar design Pelayanan Perizinan Terpadu di daerah
d. Keterlambatan pemberian detail tangerang, meliputi Kota Tangerang,
gambar KabupatenTangerang, dan Tangerang
e. Kerumitan design Selatan pada tahun 2012.
9. cuaca penelitian ini pengambilan sampel
a. Intensitas (curah) hujan) menggunakan sistem non probability
b. Cuaca panas purposive sampling, pemilihan metode ini
c. Cuaca yang berubah-ubah dikarenakan data jumlah populasi yang
10. Kejadian yang tidak terduga diperoleh dari BPPT tidak sesuai dengan
a. Kerusuhan jumlah populasi yang ada dilapangan, biaya
b. Bencana alam sedikit, dan populasi menempati daerah
c. Pemogokan buruh yang sangat luas.
d. Kecelakaan Sampel dalam penelitian ini adalah proyek
11. Kebijakan pemerintah pembangunan gedung swasta maupun
a. Kenaikan BBM pemerintah, meliputi bangunan gedung
rendah, bangunan gedung sedang, dan

18 | K o n s t r u k s i a
STUDY FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI (Matri – Rahman - Andi)

bangunan gedung tinggi yang selesai atau berdasarkan urutan rangking dalam setiap
pernah dibangun pada tahun 2012 yang penilaian dari masing-masing responden.
memiliki manajemen yang jelas di lokasi
proyek. 1. Analisis Rangking
responden dalam penelitian ini adalah Metode analisis ini berguna untuk
kontraktor swasta maupun pemerintah yang menentukan rangking para responden dan
terkait dengan proyek yang sedang memberikan prioritas terhadap variabel
berlangsung, dan dalam satu proyek studi. Maka data yang diperoleh dianalisis
bangunan gedung yang kontraktornya dengan mean rank atau nilai rata-rata yang
menjadi responden akan diberikan satu akan digunakan untuk menentukan faktor-
kuesioner yang diisi oleh project manager, faktor yang berpengaruh dalam
site manager, engineer, atau pihak yang keterlambatan proyek konstruksi bangunan
mengetahui seluk beluk proyek dan gedung.
dipercaya untuk mengisi kuesioner. Mean rank atau nilai rata-rata didapat
Daftar pertanyaan atau kuesioner dibagikan dengan menjumlahkan data seluruh individu
kepada responden untuk diisi dengan dalam kelompok, kemudian dibagi jumlah
mendatangi langsung responden serta individu yang ada pada kelompok tersebut.
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian, dan pengisian ……………………….(1)
kuesioner didampingi langsung oleh peneliti. Dimana:
Me = nilai rata-rata (mean)
3. Pengolahan Data Penelitian
N = jumlah responden
Setelah seluruh data yang diperoleh melalui
Xi = frekuensi (i) yang diberikan
kuesioner terkumpul, data yang terkumpul
responden
masih bersifat kualitatif maka perlu
i = kategori index responden (i=1,2,3,…)
dikuantitatifkan dengan memberikan nilai /
X1 = frekuensi jawaban “tidak
skor pada masing-masing variabel, adapun
berpengaruh”
nilai / skor sebagai berikut:
X2 = freuensi jawaban “agak berpengaruh”
1. Untuk jawaban tidak berpengaruh diberi X3 = frekuensi jawaban “berpengaruh”
skore 1 X4 = frekuensi jawaban “sangat
2. Untuk jawaban agak berpengaruh berpengaruh”
diberikan skor 2
3. Untuk jawaban berpengaruh diberikan …………………..(2)
skor 3
4. Untuk jawaban sangat berpengaruh Dimana :
diberikan skor 4 = standar deviasi
= nilai rata-rata
Setelah data dikuantitatifkan, selanjutnya
data dianalisa menggunakan metode xi = titik tengah interval i
kuantitatif, menggunakan SPSS for windows, Xi = frekuensi (i) yang diberikan
untuk mencari seberapa besar pengaruh responden
faktor-faktor yang diberikan terhadap i = kategori index responden (i=1,2,3,…)
keterlambatan proyek konstruksi bangunan X1 = frekuensi jawaban “tidak
gedung, serta faktor-faktor yang berpengaruh”
mempengaruhi dan paling menentukan X2 = freuensi jawaban “agak berpengaruh”
X3 = frekuensi jawaban “berpengaruh”

19 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 6 Nomer 1 | Desember 2014

X4 = frekuensi jawaban “sangat Dimana:


berpengaruh” r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau
Dari hasil data perhitungan nilai rata-rata banyaknya soal
(mean) dapat ditentukan dari masing-masing 2
 b = jumlah varian butir/item
faktor dengan cara mengurutkan dari nilai
rata-rata yang paling tinggi sebagai rangking Vt 2 = varian total
pertama. Apabila ada faktor yang memiliki Kriteria suatu instrumen penelitian
nilai rata-rata sama maka dibandingkan dikatakan reliabel dengan menggunakan
kembali dengan nilai standar deviasi dengan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) >
faktor yang nilai standar deviasi yang paling 0,6.
rendah sebagai peringkat pertama.
Flowchart Penelitian

Mulai
2. Korelasi Jenjang Spearman
Fitri et.al (2012) Motode analisis korelasi
jenjang spearman berguna untuk
StudiPustaka
mengetahui hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat yang mengandung
unsur pemeringkatan atau terkait dengan
urutan data.
Pengumpulan Data
Formula yang diterapkan untuk menentukan Primer Dan Sekunder
nilai korelasinya adalah:

……….……………..(3)
Dimana: Pengolahan Data
= nilai koefiensi korelasi spearman DenganMotode SPSS
D = perbedaan atau selisih peringkat
antara variabel bebas dan variabel
terikat
n = jumlah sampel AnalisisHasilPengujian Data
1 dan 6 = konstanta

3. Uji Reliabilitas Kesimpulan Dan


Trihendradi (2012) instrument sebuah
kuesioner harus andal. Andal berati
Selesai
instrument tersebut menghasilkan ukuran
yang konsisten apabila digunakan untuk
mengukur berulangkali. Instrument Gambar 1. Flowchart Penelitian
kuesioner dinyatakan andal apabila memiliki Sumber : Hasil Analisis, 2013
nilai alpha Cronbach> dari 0.6.
2
 k    b 
r11   1   ……….……….(4) Hasil dan Pembahasan
 k  1  Vt 2 

20 | K o n s t r u k s i a
STUDY FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI (Matri – Rahman - Andi)

1. Pelaksanaan Penyebaran Kuesioner


Pelaksanaan penyebaran kuesioner oleh Gambar 2. Data Letak Proyek Responden
peneliti dilakukan selama kurang lebih satu Sumber : Hasil Analisis, 2013
bulan yaitu selama bulan januari 2013,
dalam pelaksanaan penyebaran kuesioner Gambar 2 menunjukan letak proyek
peneliti melakukan pengumpulan informasi responden yang berpartisipasi dalam
dan melaksanakan survey terlebih dahulu pengisian kuesioner. Penyebaran letak
guna mencari tempat proyek pembangunan proyek dalam penelitian ini adalah sebanyak
gedung yang sesuai dengan kriteria sebagai 50% (5 responden) proyek responden dari
responden yang ada di Daerah Tangerang. Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang
Peneliti mendapatkan 10 responden yang sebanyak 40% (4 responden), dan
sesuai dengan kriteria. Tangerang Selatan sebanyak 10% (1
Hambatan yang sering terjadi dalam responden)
pelaksanaan penyebaran kuesioner adalah
kesibukan para responden sehingga sulitan b. Jenis Proyek Bangunan Responden
dalam meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner penelitian ini.
Kesepuluh responden memiliki pandangan
yang berbeda-beda tentang penelitian ini,
dari kesepuluh responden hanya ada empat
yang memiliki sikap baik tentang penelitian
ini, karena adanya pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan tentang penelitian ini dari
para responden kepada peneliti, dan pada
saat menjawab poin pertanyaan tak lupa
dengan memberikan bukti dan tidak hanya Gambar 3. Data Jenis Bangunan Proyek
asal menjawab, dan enam responden lainnya Responden
besikap biasa saja hanya menjawab poin Sumber : Hasil Analisis, 2013
pertanyaan tanpa memberikan bukti guna
menguatkan jawaban mereka. Gambar 3 menunjukan jenis proyek
responden yang berpartisipasi dalam
2. Analisis Responden pengisian kuesioner. Jenis proyek responden
Data hasil pengisian kuesioner dari adalah sebanyak 70% (7 responden) proyek
responden dapat dilihat dari pembahasan responden adalah jenis proyek
dibawah yaitu: pembangunan apartemen, sebanyak 10% (1
responden) proyek responden adalah jenis
a. Letak Proyek proyek pembangunan Hotel, dan 20% (2
responden) proyek responden adalah jenis
royek pembangunan bangunan komersial.

21 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 6 Nomer 1 | Desember 2014

c. Nilai Proyek
Gambar 6 menunjukan persentasi
10% 10% Nilai Proyek Rp 20.504.494.824 keterlambatan yang terjadi pada proyek
10% Rp 27.000.000.000
10% Rp 54.950.000.000 konstruksi bangunan gedung yang sedang
10% Rp 58.000.000.000 dilaksanakan oleh responden adalah 20% (2
10% Rp 92.000.000.000
Rp 149.000.000.000 responden) untuk persentasi keterlambatan
10% 10% Rp 100.000.000.000 sebesar 1% , 10% (1 responden) untuk
10% 10% Rp 131.000.000.000
persentasi keterlambatan sebesar 1.67%, ,
Gambar 4. Nilai Proyek 10% (1 responden) untuk persentasi
keterlambatan sebesar 1.9%, 10% (1
Sumber : Hasil Analisis, 2013 responden) untuk persentasi keterlambatan
d. Jenis Kontrak sebesar 5%, , 10% (1 responden) untuk
persentasi keterlambatan sebesar 9%, , 10%
Jenis Kontrak (1 responde) untuk persentasi
10% keterlambatan sebesar 12%, 20% (2
responden) untuk persentasi keterlambatan
90% Lumpsum sebesar 15%, , dan 10% (1 responden) untuk
SAP persentasi keterlambatan sebesar 17.7535%.

f. Persentasi Kenaikan Biaya Akibat


Gambar 5. Jenis kontrak Keterlambatan
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Gambar 5 menunjukan bahwa jenis proyek


konstruksi yang sedang dilaksanakan oleh
responden adalah 90% (9 responden)
dengan jenis kontrak Lumsum, dan 10% (1
responden) dengan jenis kontrak SAP.

e. Persentasi keterlambatan

Gambar 7. Kenaikan Biaya Akibat


Keterlambatan
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Gambar 7 menunjukan besarnya persentasi


kenaikan biaya yang terjadi akibat
keterlambatan yang terjadi pada royek
konstruksi bangunan gedung sebesar 30% (3
responden) untuk persentase kenaikan biaya
sebesar 1%, 10% (1 responden) untuk
persentase kenaikan biaya sebesar 2%, 20%
(2 responden) untuk persentase kenaikan
Gambar. 6. Persentasi keterlambatan biaya sebesar 5%, 10% (1 responden) untuk
Sumber : Hasil Analisis, 2013 persentase kenaikan biaya sebesar 25%, dan

22 | K o n s t r u k s i a
STUDY FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI (Matri – Rahman - Andi)

30% (3 responden) untuk proyek yang


belum bisa menghitung persentasi Sumber : Hasil Analisis, 2013
keterlambatan, hal ini disebabkan oleh Gambar 9 menunjukan pengalaman kerja
proyek yang baru beberapa bulan berjalan dalam proyek konstruksi, sebanyak 20% (2
dan belum bisa memprediksi dengan pasti responden) memiliki pengalaman proyek
persentasi kenaikan biaya yang terjadi. selama 2 tahun, 20% (2 responden) memiliki
pengalaman proyek selama 4 tahun, 20 % (2
g. Jabatan Responden Dalam Proyek responden) memiliki pengalaman proyek
selama 5 tahun, 10% (1 responden) memiliki
pengalaman proyek selama 7 tahun, 10% (1
responden) memiliki pengalaman proyek
selama 14 tahun, 10% (1 responden)
memiliki pengalaman proyek selama 18
tahun, 10% (1 responden) memiliki
pengalaman proyek selama 18 tahun.

i. Pendidikan Terakhir Responden

Gambar 8. Jabatan Responden Dalam Proyek


Sumber : Hasil Analisis, 2013

Gambar 8 menunjukan jabatan responden


pada proyek yang dikerjakan adalah 20% (2
responden) menjabat sebagai project
manager, 20% (2 responden) menjabat
sebagai site manager, 40% (4 responden) Gambar 10. Pendidikan Terakhir
menjabat sebagai site engineer, 10% (1 Sumber : Hasil Analisis, 2013
responden) menjabat sebagai quality control, Gambar 10 menunjukan pendidikan terakhir
dan 10% (1 responden) menjabat sebagai responden adalah sebanyak 80% (8
Administrasi kontrak. responden) memiliki pendidikan terakhir S1,
dan 20% (2 responden) memiliki pendidikan
h. Pengalaman Kerja Di Proyek terakhir SMA.

3. Hasil Penelitian
Hasil pengisian kuesioner oleh responden,
maka didapat data mengenai keterlambatan
proyek konstruksi pembangunan gedung,
untuk memperoleh rangking dari faktor-
faktor keterlambatan akan diolah
menggunakan SPSS for windows
menggunakan analisis descriptive untuk
mencari nilai tingkat rata-rata masing-
masing faktor penyebab keterlambatan, hasil
yang diperoleh dari analisis ini
menggunakan SPSS for windows.
Gambar 9. Pengalaman Kerja Responden

23 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 6 Nomer 1 | Desember 2014

keterlambatan yang penyelesaian proyek


4. Pembahasan konstruksi bangunan gedung di Daerah
Setelah diolah dan didapatkan nilai meam Tangerang yang dilaksanakan pada tahun
ranknya maka setiap faktor dapat dirangking 2012.
berdasarkan nilai mean rank dan standar
deviasinya. b. Analisis Rangking 10 (sepuluh) Terbesar
Analisis rangking 10 (sepuluh) terbesar
a. Analisis Rangking Secara Keseluruhan menunjukan peringkat 10 (sepuluh) terbesar
Analisis rangking secara keseluruhan faktor penyebab keterambatan proyek
memperlihatkan hasil secara umum bangunan gedung pada tahun 2012 di
peringkat semua faktor-faktor Daerah Tangerang.

Tabel 3. Rangking Faktor Sepuluh Terbesar Secara Keseluruhan


Std.
No Faktor Keterlambatan Mean Rank
Deviation
1 keterlambatan pengiriman bahan 3.20 0.63246 1
2 ketersediaan bahan terbatas di pasaran 3.00 1.05409 2
3 kurangnya ketersediaan tenaga kerja 3.00 1.24722 3
4 curah (intensitas) hujan 2.70 0.82327 4
5 kurangnya kehadiran tenaga kerja 2.70 1.05935 5
6 kurangnya kedisiplinan tenaga kerja 2.60 0.69921 6
7 kurangnya keahlian tenaga kerja 2.60 0.84327 7
8 komunikasi antara kontraktor dan owner 2.60 1.26491 8
buruknya komunikasi antara tenaga kerja dan
9 2.50 1.08012 9
badan pembimbing
10 kesalahan design oleh perencana 2.50 1.2693 10
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Tabel 3 menunjukan 10 (sepuluh) faktor menyebabkan keterlambatan proyek


terbesar yang mempengaruhi konstruksi pembangunan gedung di Daerah
keterlambatan proyek konstruksi Tangerang. Ketrsediaan bahan terbatas di
pembangunan gedung di Daerah Tangerang pasaran bisa di akibatkan oleh banyaknya
pada tahun 2012. proyek lain di daerah yang sama
Faktor keterlambatan pengiriman menyebabkan permintaan bahan menjadi
bahan/material menjadi faktor utama yang sangat banyak.
menyebabkan keterlambatan proyek Faktor kurangnya ketersediaan tenaga kerja
konstruksi pembangunan gedung di Daerah menjadi faktor ketiga yang menyebabkan
tangerang, keterlambatan pengiriman keterlambatan proyek konstruksi
bahan/material dapat terjadi akibat pembangunan gedung di Daerah Tangerang.
lalulintas menuju lokasi proyek merupakan Kurangnya ketersediaan tenaga kerja dapat
daerah yang ramai dan rawan kemacetan. disebabkan oleh banyaknya jumlah proyek
Faktor ketersediaan bahan terbatas di lain yang di daerah yang sama menyebabkan
pasaran menjadi faktor kedua yang tenaga kerja yang ada di sekitar proyek

24 | K o n s t r u k s i a
STUDY FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI (Matri – Rahman - Andi)

terbatas karena telah banyak bekerja di Faktor kurangnya keahlian tenaga kerja
proyek lain. menjadi faktor ketujuh yang menyebabkan
Faktor curah (intensitas) hujan menjadi keterlambatan proyek konstruksi
faktor keempat ketiga yang menyebabkan pembangunan gedung di Daerah Tangerang.
keterlambatan proyek konstruksi Kurangnya tenaga kerja yang memiliki
pembangunan gedung di Daerah Tangerang. keahlian / keterampilan yang kurang dalam
Curah (intensitas) hujan yang terjadi saat bidang pekerjaan konstruksi seperti
proyek sedang berlangsung dapat berakibat pemasangan bekisting yang kurang rapih
tertundanya sebagian pekerjaan. yang dapat mengakibatkan buruknya hasil
Faktor kurangnya kehadiran tenaga kerja pengecoran beton, pabrikasi baja yang
menjadi faktor kelima yang menyebabkan kurang benar pemasangannya, atau tenaga
keterlambatan proyek konstruksi kerja yang tidak yang ada tidak sesuai
pembangunan gedung di Daerah Tangerang. dengan keriteria yang ditentukan.
Kurangnya kehadiran tenaga kerja Faktor komunikasi antara kontraktor dan
maksudnya adalah para pekerja baik para owner menjadi faktor kedelapan yang
pekerja kantor ataupun tukang yang sering menyebabkan keterlambatan proyek
membolos atau sering tidak ada ditempat konstruksi pembangunan gedung di Daerah
saat jam kerja, hal ini dapat menyebabkan Tangerang. Komunikasi antara kontraktor
tidak maksimalnya kinerja para pekerja dan owner bisa menjadi masalah apabila
yang menyebabkan adanya pekerjaan yang komunikasi antara keduanya kurang, hal ini
tertunda.ha ini dapat disebabkan oleh tidak menyebabkan sering terjadi kesalahan
adanya control kepada para pekerja dan pahaman keinginan owner dengan hasil
sangsi yang tegas tentang kehadiran. pekerjaan yang dikerjaakan kontraktor.
Faktor kurangnya kedisiplinan tenaga kerja Faktor buruknya komunikasi antara pekerja
menjadi faktor keenam yang menyebabkan dengan badan pembimbing menjadi faktor
keterlambatan proyek konstruksi kesembilan yang menyebabkan
pembangunan gedung di Daerah Tangerang. keterlambatan proyek konstruksi
Kurangnya kedisiplinan dimaksudkan pembangunan gedung di Daerah Tangerang.
adalah kurangnya ketaatan tenaga kerja Komunikasi yang buruk antarapekerja dan
dalam mematuhi peraturan-peraturan yang badan pembimbing dapat terjadi karena
telah ditetapkan oleh pihak kontraktor badan pembimbing menyepelekan para
khususnya pihak K3L. seperti merokok, pekerja membiarkan pekerja bekerja tanpa
makan, dan minum saat bekerja, membuang ada arahan yang jelas dan akan
sampah atau puntung rokok sembarangan menyebabkan kesalahan pahaman dalam
saat bekerja, tidak menggunakan peralatan pekerjaan antara keinginan kontraktor
safety dengan lengkap dan benar, hal ini dengan hasil pekerjaan para pekerja.
dapat menyebabkan keterlambatan karena Faktor kesalahan design oleh perencana
menambah pekerjaan untuk pembersihan menjadi faktor kesepuluh yang
sampah-sampah dan sisa-sisa puntung menyebabkan keterlambatan proyek
rokok sebelum mengerjakan pengecoran, konstruksi pembangunan gedung di Daerah
dan tidak menggunakan peralatan safety Tangerang. Kesalahan design oleh
dengan lengkap dan benar dapat perencana bisa terjadi akibat perencana
mengakibatkan tingginya angka kecelakaan. yang tidak professional dalam bekerja, atau
Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya akibat seringnya penggantian design oleh
penyuluhan, peringatan dan pengawasan owner. Hal ini dapat menyebabkan
dari pihak kontraktor. kesalahan fatal dalam pembangunan proyek
yang sedang dilaksanakan.

25 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 6 Nomer 1 | Desember 2014

proyek responden untuk melihat apakah ada


c. Analisis Korelasi Jenjang Spearman hubungan antara 10 (sepuluh) faktor
Setelah memperoleh rangking 10 (sepuluh) terbesar dengan persentase keterlambatan
terbesar dari faktor-faktor penyebab yang terjadi. Data dianalisis korelasi jejang
keterlambatan, selanjutnya dilakukan Spearman mengunakan SPSS for windows.
Analisis korelasi jenjang Spearman terhadap Hasil korelasi jenjang Spearman antara 10
10 (sepuluh) faktor terbesar tersebut, yang (sepuluh) faktor terbesar yang paling
akan akan dikorelasikan dengan persentase mempengaruhi keterlambatan proyek dapat
keterlambatan yang terjadi pada setiap dilihat di bawah:

Tabel 5. Hasil Analisis Korelasi Jenjang Spearman Antara Sepuluh Faktor Terbesar Dengan
Persentae Keterlambatan.
PK FB1 FB2 FTK5 FC1 FTK4 FTK2 FTK1 FM6 FTK7 FD2 Total
Correlation 1.000
PK Coefficient
Correlation 0.084 1.000
FB1 Coefficient
Correlation 0.035 0.349 1.000
FB2 Coefficient
Correlation -0.065 0.041 - 1.000
FTK5 Coefficient 0.324
Correlation -0.003 - - .747* 1.000
FC1 Coefficient 0.012 0.061
Spearman's rho

Correlation 0.429 0.343 0.338 0.507 0.434 1.000


FTK4 Coefficient
Correlation 0.305 0.270 0.389 0.495 0.572 .857** 1.000
FTK2 Coefficient
Correlation 0.521 0.098 0.083 0.401 0.341 .845** .754* 1.000
FTK1 Coefficient
Correlation 0.025 0.209 0.376 0.527 0.619 .757* .817** 0.497 1.000
FM6 Coefficient
Correlation -0.204 - - 0.497 0.184 0.178 0.197 0.129 - 1.000
FTK7 Coefficient 0.250 0.030 0.019
Correlation 0.418 0.401 0.380 0.131 - 0.557 .638* 0.379 0.481 0.055 1.000
FD2 Coefficient 0.095
Correlation .832** 0.247 0.210 0.323 0.358 .800** .766** .796** 0.486 0.013 0.630 1.000
Total Coefficient
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). FTK2 = Kurangnya kedisiplinan tenaga
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Analisis, 2013 kerja
FTK1 = Kurangnya keahlian tenaga kerja
Dimana: FM6 = Komunikasi antara kontraktor dan
PK = Persentasi Keterlambatan owner
FB1 = Keterlambatan pengiriman FTK7 = Buruknya komunikasi antara
bahan pekerja dengan badan pembimbing
FB2 = Ketersediaan bahan terbatas di FD2 = Kesalahan design oleh perencana
pasaran Total = Jumlah total 10 faktor
FTK5 = Kurangnya ketersediaan tenaga keterlambatan dan persentasi
kerja keterlambatan
FC1 = Curah (intensitas) hujan
FTK4 = Kurangnya kehadiran tenaga kerja

26 | K o n s t r u k s i a
STUDY FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI (Matri – Rahman - Andi)

Tabel 5 menunjukan hasil analisis korelasi (Jumlah total 10 (sepuluh) faktor


jenjang Spearman antara 10 (sepuluh) keterlambatan dan persentasi
faktor terbesar dengan persentase keterlambatan) dengan PK (Persentasi
keterlambatan dimana analisis korelasi Keterlambatan), dan tanda + (positif)
jenjang Spearman menggunakan SPSS for menujukan semakin tinggi nilai Total
windows. semakin tinggi pula persentasi
Santoso (2012), koefisien angka korelasi keterlambatannya.
untuk Spearman berkisar antara 0 (tidak
ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi d. Analisis Uji Reabilitas
sempurna). Sebagai pedoman sederhana Setelah dilakukan analisis korelasi pada 10
angka korelasi di atas 0,5 menunjukan (sepuluh) terbesar dari faktor-faktor
korelasi yang cukup kuat, sedangkang di penyebab keterlambatan proyek konstruksi
bawah 0,5 korelasi lemah. pembangunan gedung di Daerah
Tanda korelasi Spearman berpengaruh Tangerang. Selanjutnya melakukan analisis
pada penafsiran hasil. Tanda – (negatif) uji Reabilitas, analisis ini bertujuan untuk
pada output menunjukan adanya arah menguji keandalan (reliable) instrument
hubungan berlawanan, sedangkan tanda + kuesiner atau menguji apakah 10 (sepuluh)
(positif) menunjukan arah hubungan sama. faktor terbesar tersebut menghasilkan
Hasil analisis korelasi antara faktor FTK1 ukuran yang konsisten apabila digunakan
(Kurangnya keahlian tenaga kerja) dengan untuk mengukur berulangkali. Instrument
PK (Persentasi Keterlambatan) menjadi kuesioner dinyatakan andal (reliable)
faktor dengankorelasi terbesar apabila memiliki nilai alpha Cronbach > 0.6.
menghasilkan angka +0.521, karena +0.521 analisis uji reabilitas ini menggunakan SPSS
> 0.5 menunjukan korelasi cukup kuat for windows.
antara faktor FTK1 (Kurangnya keahlian Hasil analisis menunjukan nilai alpha
tenaga kerja) dengan PK (Persentasi cronbach 10 (sepuluh) faktor terbesar dari
Keterlambatan), dan tanda + (positif) faktor-faktor penyebab keterlambatan
menunjukan semakin tinggi kurangnya proyek konstruksi pembangunan gedung di
keahlian tenaga kerja maka, semakin tinggi Daerah Tangerang sebesar 0.8422, karena
pula persentasi keterlambatannya. 0.8422 > 0.6 maka 10 (sepuluh) faktor
Hasil analisis korelasi antara faktor FC1 terbesar dari faktor-faktor penyebab
(Curah (intensitas) hujan) dengan PK keterlambatan proyek konstruksi
(Persentasi Keterlambatan) menghasilkan pembangunan gedung di Daerah Tangerang
angka -0.003, karena -0.003 < 0.5 instrumentnya andal (reliable) atau
menunjukan kurang kuatnya korelasi menghasilkan ukuran yang konsisten
antara faktor FC1 (Curah (intensitas) apabila digunakan untuk mengukur
hujan) dengan PK (Persentasi berulangkali.
Keterlambatan),dan tanda – (negative)
menujukan semakin tinggi curah 5. Kesimpulan
(intensitas) hujan semakin rendah Hasil penelitian yang telah dilakukan
persentase keterlambatannya. mengenai studi faktor-faktor penyebab
Hasil analisis korelasi antara faktor Total keterlambatan proyek konstruksi bangunan
(Jumlah total 10 (sepuluh) faktor gedung di Daerah Tangerang meliputi
keterlambatan dan persentasi Tangerang Kota, Tangerang Kabupaten, Dan
keterlambatan) dengan PK (Persentasi Tangerang Selatan, dapat disimpulkan:
Keterlambatan) menghasilkan angka + a. Berdasarkan hasil uji analisis descriptive
0.832, karena +0.832 > 0.5 menunjukan berdasarkan nilai mean rank diperoleh
kuatnya korelasi korelasi antara Total rangking dari tiap faktor-faktor

27 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 6 Nomer 1 | Desember 2014

penyebab keterlambatan proyek 6. Saran


konstruksi bangunan gedung di Daerah a. Kepada para kontraktor yang hendak
Tangerang rangking pertama adalah melaksanakan proyek di Daerah
factor keterlambatan pengiriman bahan Tangerang meliputi Tangerang Kota,
dan rangking ketiga puluh Sembilan Tangerang Kabupaten, Dan Tangerang
adalah factor bencana alam. Selatan, hendaknya memperhatikan 10
b. Berdasarkan hasil uji anaslisis (sepuluh) faktor terbesar penyebab
descriptive diperoleh 10 (sepuluh) faktor keterlambatan sehingga 10 (sepuluh)
terbesar berdasarkan nilai mean rank faktor penyebab keterlambatan tersebut
yaitu: pertama adalah faktor dapat diatasi.
keterlambatan pengiriman bahan, kedua b. Untuk para kontraktor agar lebih teliti
adalah ketersediaan bahan terbatas dalam pemilihan pekerja, jangan hanya
dipasaran, ketiga adalah, kurangnya mencari para pekerja dengan bayaran
ketersediaan tenaga kerja, keempat yang murah, tapi harus lebih
adalah curah (intensitas) hujan, kelima mementingkang kualitas para
adalah kurangnya kehadiran tenaga pekerjanya.
kerja, keenam kurangnya kedisiplinan c. Untuk para kontraktor agar lebih
tenaga kerja, ketujuh adalah kurangnya meningkatkan kualitas para pengelola
keahlian tenaga kerja, kedelapan adalah proyek agar lebih dapat memahami
komunikasi antara kontraktor dan keterlambatan yang terjadi agar setiap
owner yang buruk, kesembilan adalah keterlambatan yang terjadi dapat
buruknya komunikasi antara tenaga diketahui penyebabnya dan cepat
kerja dan badan pembimbing, kesepuluh diatasi.
adalah kesalahan design oleh d. Untuk penelitian selanjutnya perlu
perencaran. dilakukan penambahan kriteria
c. Faktor keterlambatan pengiriman bahan responden tidak hanya kontraktor yang
merupakan factor utama penyebab melaksanakan tapi juga MK (manajemen
keterlambatan proyek konstruksi kontruksi) dan pemilik proyek (owner),
bangunan gedung di Daerah Tangerang. juga penambahan daerah penelitian
d. Berdasarkan hasil korelasi jenjang disekitar daerah Tangerang agar
Spearman antara persentasi mendapatkan hasil penelitian yang lebih
keterlambatan dan 10 (sepuluh) factor teliti lagi.
keterlambatan terbesar factor e. Untuk penelitian lanjutan dapat
kurangnya keahlian tenaga kerja dilakukan analisis 10 (sepuluh) factor
memiliki angka korelasi terbesar, dan terbesar penyebab keterlambatan
factor curah (intensitas hujan memiliki proyek konstruksi bangunan gedung di
angka korelasi yang paling rendah. Daerah Tangerang lebih teliti lagi dengan
e. Berdasarkan hasil analisis uji reabilitas cara mencari keterkaitan dampaknya
terhadap 10 (sepuluh) faktor terhadap biaya proyek.
keterlambatan terbesar memiliki
instrument yang andal (reliable) atau
menghasilkan ukuran yang konsisten
apabila digunakan untuk mengukur
berulangkali dengan nilai alpha
cronbach 0.8422 > 0.6.

28 | K o n s t r u k s i a
STUDY FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI (Matri – Rahman - Andi)

DAFTAR PUSTAKA Proboyo Budiman, (1999), Keterlambatan


Waktu Pelaksanaan Proyek :Klasifikasi Dan
Abd.Majid M.Z. and Ronald McCaffer.(2002), Peringkat Dari Penyebab-Penyebabnya,
“Factors of Non Excusable Delays That Universitas Kristen Petra, JawaTimur.
Influence Contractor's Performance”,
Journal of Construction Engineering and Reksoatmodjo.N.Tedjo, (2009), Statistika
Management, ASCE. Teknik, Refika Aditama, Bandung.

Andi.et al, (2003), On Representing Factors Santoso.Singgih, (2012), Panduan Lengkap


Influencing Time Performance Of Shop- SPSS Versi 20, Elex Media Komputindo,
House Construction In Surabaya, Universitas Jakarta.
Kristen Petra,
Soeharto.I, (1995), Manajemen Proyek dari
Arikunto, Suharsimi, (2006), Konsep tuak Sampai Operasional, Erlangga,
ProsedurPenilitianSuatuPendekatanPraktik, Jakarta.
ed. Rev. IV. Rinekacipta, Yogyakarta.
Suanda Budi, (2011), 25 Faktor Penyebab
Dipohusodo.I, (1996), Manajemen Proyek Keterlambatan Proyek, Artikel.
dan Konstruksi Jilid 1, Kanisius, Yogyakarta.
Suyatno, (2010), Analisis Faktor Penyebab
Ervianto.Wulfram I, (2005), Manajemen Keterlambatan penyelesaian Proyek Gedung
Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Aplikasi Model Regresi, Universitas
Yogyakarta. Diponogoro, Semarang.

Kampey Fangky, (2009), Analisis Faktor- Trihendradi.C, (2012), Step By Step SPSS 20
Faktor Keterlambatan Pada Proyek Analisis Data Statistik, Penerbit Andi,
bangunan Keairan, Universitas Tadulako, Yogyakarta.
Palu.
Widhiawati. I. A. Rai, (2009), AnalisisFaktor-
Leonda Gesti, (2008), Studi Keterlambatan Faktor Penyebab Keterlambatan
Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun Pelaksanaan Proyek Konstrusi, Universitas
2007 Di Daerah Belitung, Universitas Islam Udayana, Bali.
Indonesia, Yogyakarta.
Wiguna. I. P. A Dan Scott, (2005), Nature Of
Lukiastuti. Fitri. Et al, (2012), Statistik Non The Critical Risk Factors Affecting Project
Parametris Aplikasi Dalam Bidang Ekonomi Performance In Indonesian Building
Dan Bisnis, Caps, Yogyakarta. Contracts, Universitas Newcastle Upon Tyne,
UK.
Makulsawatudom Dan Emsley, (2001),
Factor Affecting The Production Industry in
Thailand: The Craftmen’s Perception,
Universitas Manchester. U.K.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,


nomor 36 tahun 2005 tentang peraturan
pelaksanaan Undang-Undang nomor 28
tahun 2002 tentang bangunan gedung pasal
5 ayat 7.

29 | K o n s t r u k s i a

Anda mungkin juga menyukai