DI SUSUN OLEH :
NAMA/NIM :
4. Nasrul 15644018
2
2.5.3. Minyak Bumi Golongan Campuran Parafin-Naftalena . 17
2.6 Proses Pemurnian Minyak Bumi ....................................... 17
2.6.1 Treating ................................................................................ 17
2.6.2 Pengolahan Sweetening....................................................... 18
2.6.3 Oksidasi Merkaptan Menjadi Disulfida ............................ 18
2.6.4 Proses Desulfurisasi............................................................. 29
2.6.4.1 Proses Girbotol ............................................................. 32
2.6.4.2 Proses Glikol-Amin ...................................................... 32
2.6.4.3 Proses Desulfurisasi Fosfat .......................................... 33
2.6.4.4 Proses Alkazid .............................................................. 34
2.6.4.5 Proses Kalium Karbonat Panas .................................. 34
2.6.4.6 Proses Giammarco-Vetrocoke..................................... 35
2.7 ACID TREATMENT ....................................................... 39
2.8 DEWAXING ........................................................................... 40
2.9 Deasphalting ........................................................................... 43
3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Zat-zat pengotor yang terdapat dalam minyak mentah
bervariasi dalam jumlah dan jenisnya. Zat-zat tersebut terdiri
dari senyawa-senyawa organik yang mengandung sulfur,
nitrogen, dan oksigen; logam-logam terlarut dan garam-garam
anorganik; garam-garam yang terlarut yang larut dalam air yang
terbawa minyak membentuk emulsi. Zat-zat pengotor yang tidak
diingini, biasanya dipisahkan atau dirubah ke dalam bentuk yang
tidak berbahaya.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses–proses pemurnian minyak bumi ?
2. Apa saja tahapan dalam pemurnian minyak bumi?
3. Teknologi apa yang digunakan dalam pemurnian minyak
bumi?
4. Apa saja zat – zat pengotor yang terdapat dalam minyak
bumi?
5. Bagaimana proses pengolahan minyak bumi sehingga dapat
dimanfaatkan?
3. Tujuan
1. Mengetahui proses pembentukan terjadinya minyak bumi
7
BAB II
STUDI PUSTAKA
8
penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah
ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya
penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.
9
berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan
menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad ke-19.
10
lebih rendah daripada di bawah tanah, beberapa gas akan keluar
dalam bentuk campuran.
11
2.3.1.1 Alkana
2.3.1.2 Sikloalkana
12
minyak bumi adalah siklopentana seperti metil siklopentana dan
sikloheksana seperti etil sikloheksana.
13
2.4 Kandungan Unsur Kimia dalam Minyak Bumi
2.4.2. Oksigen
14
eter, dll, sehingga dapat menimbulkan sifat asam pada minyak
bumi. Oksigen dapat meningkatkan titik didih bahan bakar.
2.4.3. Nitrogen
15
2.5 Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam Minyak Bumi
4. Aspaltena 6% sisa-sisa
16
ini dimanfaatkan untuk bahan bakar karena merupakan sumber
penghasil gasolin.
17
2.6.2 Pengolahan Sweetening
18
Disulfida dapat menurunkan kerentanan terhadap TEL dari aliran
gasolin, maka proses ini lambat laun ditinggalkan.
Kecenderungan sekarang adalah memakai proses untuk
memisahkan merkaptan secara menyeluruh.
19
menjadi disulfida menggunakan larutan doktor (natrium
plumbit, Na2PbO2) dan sulfur bebas.
20
di dalam industri minyak. Perkembangan akhir-akhr ini di
dalam hydrogen treating telah mengurangi peranan doctor
treating dalam mengolah distilat-distilat. Kecenderungan
pengolahan gasolin sekarang menghindari pemakaian doctor
treating disebabkan karena pengaruh yang merusak oleh
disulfida terhadap angka oktan bensin yang mengandung
timbal.
21
Inhibitor tipe penilen-diamin dipasarkan oleh UOP Co,
Tennes see Eastman Co, E.I.du Pont de Nomours & Co, Ethyl
Corp, dan lain-lain.
22
Proses ini berkembang baik pada tahun 1930-an, tetapi
sekarang terbatas hanya untuk mengolah gasolin alam dan
pelarut-pelarut tertentu. Keuntungan proses ini adalah
kesederhanaannya, meskipun tidak ekonomis karena biaya
khlor yang tinggi.
d. Proses Bender
e. Proses Merox
23
memurnikan (sweetening) gasolin dan minyak-minyak yang
mempunyai jarak didih rendah. Proses Merox dapat juga
beroperasi secara terpisah yaitu sebagai ekstraktor merkaptan
atau sebagai pemurni (sweetener) merkaptan, tergantung pada
keperluannya dan ekonomis produk. Apabila dipakai untuk
sweetening saja maka proses lebih cocok untuk minyak-
minyak jet, kerosin, dan distilat-distilat menengah. Katalis
merox pada dasarnya adalah suatu garam kobal yang tidak
larut dalam minyak, tidak korosif, dan dapat dilarutkan dalam
larutan soda, atau dalam support zat padat tertentu. Ongkos
katalis lebih murah jika dipakai katalis dengan support zat
padat. Pada langkah regenerasi, soda kaustik dipompakan dari
bawah ekstraktor dan dicampur dengan udara di dalam
oxidizer (regenerator). Disulfida dan udara berlebih
dipisahkan dari reagensia di dalam separator. Kaustik yang
sudah diregenerasi disirkulasikan kembali ke puncak
ekstraktor.
24
proses regenerasi lebih sempurna dapat dijalankan dengan
ikutnya katalis di dalam kaustik.
25
minyak termasuk distilat-distilat rengkahan. Produk-produk
kilang diolah untuk memisahkan senyawa-senyawa nitrogen
yang reaktif dan senyawa-senyawa sulfur (H2S dan S) yang
terkandung di dalamnya. Oksigen atau udara diinjeksikan ke
dalam aliran minyak dan dikontakkan dengan katalis tembaga
khlorida pada suhu 80 - 120 oF.
26
deaktivator slurry
udara Settler Koaleser
Settler
Lar.Cu
sulfide wash
udara
gasolin
Umpan H2O wash
Regenerator olahan
gasolin
gasolin
Casustic gasolin
Wash gasolin olahan udara olahan
[solution] [solid] [slurry]
27
tembaga. Pada proses cairan, reagensia dibuat dari tembaga
sulfat dan natrium khlorida.
28
slurry lempung-kupri khlorida pada suhu 80 - 100 oF.
Campuran diendapkan dan dipisahkan dimana umpan olahan
dikeluarkan dan dicuci dengan natrium sulfida untuk
memisahkan trace tembaga
29
gas bersih gas asam
Absorber
surge Regenerator
gas
masam
steam
reagensia bekas
regenerated
reagent
30
Thylox Na2AS2S5O2 + H2S Na4AS2S6O + H2O Hembusan
udara
Na4AS2S6O + ½ O2 Na4AS2S5O2 + S
1. Proses Girbotol
2. Proses Glikol-Amin
3. Proses Desulfurisasi Fosfat
4. Proses Alkazid
5. Proses Kalium Karbonat Panas
6. Proses Giammarco-Vetrocoke
31
2.6.4.1 Proses Girbotol
32
atau tri-etilen-glikol dipakai sebagai reagensia pengolahan.
Tipe larutan ini mengandung 20 % amin, 70 % glikol, dan 10
% air. Gas yang akan dibersihkan dikontakkan secara
berlawanan arah dengan reagensia di dalam menara dulang
gelembung (bubble tray) pada suhu sekitar 100 oF. Regenerasi
berlangsung pada suhu 300 oF.
33
2.6.4.4 Proses Alkazid
Proses ini untuk memisahkan H2S dan CO2 dari gas alam atau
gas-gas kilang menggunakan larutan pekat asam-asam amina.
Proses ini diperkenalkan dalam industri di Eropa oleh
Badische Anilin & Soda Fabrik AG of Ludwigshafen am
Rhein pada tahun 1959. Operasinya terdiri dari proses recycle
kontinyu, dan absorpsi gas-gas dengan pemanasan dan
dikembalikan ke dalam absorber melalui penukar panas dan
pendingin. Garam-garam alkazid (alkazid-M dan alkazid-
DIK) tidak mudah menguap dan larutannya adalah cairan-
cairan alkali yang reaktif dan stabil. Kapasitas penyerapan
untuk H2S dan CO2 sangat tinggi, tetapi sangat rendah untuk
hidrokarbon. Alkazid-DIK memberikan hasil yang sangat
memuaskan untuk pemisahan selektif H2S mengandung CO2
dan untuk pemurnian hidrokarbon cair. Larutan alkazid-M
dipakai untuk memisahkan H2S dan CO2 dari gas disertai
dengan efisiensi penyerapan yang sangat tinggi (98,6 %+).
34
proses karbonat dengan variasi lain telah dirancang oleh
Petrocon Engineering Co, yaitu :
35
Kedua proses pemisahan tersebut adalah berdasarkan pada
absorpsi gas-gas asam dengan larutan alkali yang
mengandung aditif untuk mempercepat absorpsi dan desorpsi.
Larutan pengolahan tidak korosif, dan suhu operasi berkisar
75 - 300 oF. Pada proses pemisahan H2S larutan reagensia
terdiri dari natrium atau kalium karbonat yang mengandung
campuran arsenit dan arsenat. Gas-gas yang diolah berasal
dari sumur dirancang dapat membersihkan H2S kurang dari 1
ppm. H2S mula-mula diserap dengan mereaksikannya dengan
arsenit, senyawa hasil reaksi kemudian dirubah menjadi
monotioarsenat melalui reaksi dengan arsenat. Dekomposisi
menjadi sulfur elementer dan konversi arsen bervalensi 3
menjadi valensi 5 dapat dilakukan dengan hembusan udara
atau suatu kombinasi asidifikasi dengan CO2 dan hembusan
udara. Pemilihannya tergantung pada persyaratan-persyaratan
proses. Sulfur dapat dipisahkan dengan filtrasi atau flotasi.
Diagram alir proses kombinasi dapat dilihat pada Gambar 13.
36
CO2 udara keluar
Absorber
H2S
Regenerator
Asidifi-
kator
air
umpan
Filter
gas Digester
S udara masuk
H2S
CO2
Absorber
CO2
Dehumidator
Regenerator
Flash
Drum
steam
Saturator
udara
air
37
SO2
gas
bhn. bakar
udara udara
air air
air
S S S
(60%) (25%) (7%)
gas kilang
udara
tail gas (S)
Reaktor
Cooler
udara
filter meltor
Absorber Oxidizer
cairan sulfur
recycle
38
2.7 ACID TREATMENT
39
H2S + H2SO4 → S + SO2 + 2H2O
Mercraptans bereaksi dengan asam sulfat untuk
membentuk disulfida dan sulfur dioksida:
2RSH + H2SO4 → RSSR + SO2 + 2H2O
Reaksi dengan logam (isi Abu):
Misalnya H2SO4 + Fe → Fe2 (SO4) 3 (aq) + H2 (g)
H2SO4 + Ca → CaSO4 (aq) + H2 (g)
H2SO4 + Mg → Mg SO4 (aq) + H2 (g)
H2SO4 + 2Na → NaSO4 (aq) + H2 (g)
H2SO4 + Si → Si (SO4) 2 (aq) + H2 (g)
2.8 DEWAXING
Normal Parafin dengan berat molekul tinggi serta material
parafin pada umumnya dapat menyebabkan pengkristalan jika
didinginkan. Parafin dengan berat molekul tinggi, isoparafin
dan sikloparafin disebut juga wax. Proses penghilangan wax
40
yang dilakukan pada produk minyak pelumas disebut sebagai
dewaxing. Sistem ekstraksi yang perlu diperhatikan dalam
dewaxing adalah sebagai berikut:
41
b. Propane Dewaxing
Selain menggunakan MEK/Benzena, dewaxing dapat
dilakukan dengan pelarut propana, dibandingkan dengan
campuran benzena, propena memiliki beberapa kelebihan
antara lain tidak memerlukan proses pemisahan
menggunakan refrigenerator, dapat dengan mudah
dipisahkan dengan air, proses sederhana. Kelemahan
menggunakan teknik ini adalah propana sangan selektif
untuk jenis molekul dengtan berat molekul yang lebih
rendah sehingga jika terdapat wax dengan berat molekul
tinggi sangat mungkin tidak terikut pada proses ekstraksi .
Karena propana bersifat volatil, proses ekstraksidapat
dilangsungkan pada kondisi tekanan rendah. Rasio volume
pelarut minyak yang digunakan adalah 6:1.
42
d. Urea dewaxing
Urea dan beberapa senyawa organik rantai lurus mampu
membentuk kompleks dengan wax dan disebut adduct,
bersifat kristalin pada temperatur ruang. Dengan
menaikkan temperatur atau melarutkannya denganpelarut
yang sesuai , wax dapat dihilangkan dari minyak.Proses ini
banyak digunakan untuk produksi n-parafin dari minyak
gas dan produksi distilat tengahan.
2.9 Deasphalting
a. Deasphalting
Bertujuan memisahkan komponen pelumas dan asphalt
yang terkandung dlm short residu, proses dilakukan di unit
Propane Deasphalting Unit, yg prinsipnya adl proses
ekstraksi dan pengambilan pelarut
43
3. Proses Ekstraksi
44
3.1 Proses Pengambilan Propana
45
sebagai bahan baku adalah minyak bumi Arabian light yang
di impor dari Timur Tengah.
Di dalam upaya untuk mengatasi terhadap ketergantungan
minyak bumi impor tersebut maka telah diperoleh dari hasil
penelitian awal suatu campuran jenis minyak bumi Sumatera
Parafinik-Naftenik dengan perbandingan prosentase volume
85 : 15.
Terhadap campuran kedua minyak bumi tersebut dilakukan
proses distilasi, yaitu distilasi atmosferik dan distilasi
vacum, dimana dari proses distilasi vacum tersebut akan
menghasilkan residu vacum yang merupakan bahan baku
aspal, untuk memisahkan komponen aspal dari residu
vacum, dilakukan proses Propan Deasphalting, dan
selanjutnya untuk membebaskan aspal dari propan maka
dilakukan proses peniupan dengan udara. Akan tetapi aspal
yang diperoleh dari proses tersebut belum tentu dapat
langsung memenuhi spesifikasi persyaratan. sehingga masih
diperlukan usaha untuk peningkatan mutu aspal terutama
yang menyangkul sifat-sifat utama aspal seperti : Penetration
: Softeing point dan Ductility.
46
- aspal dengan residu dengan perbandingan prosemase
volume tertentu
- aspal dengan ekstrak pelarut furifural dengan perbandingan
prosentase volume tertentu
47
BAB III
48
(sendiri-sendiri maupun yang terikut dengan
merkaptan) akan menyebabkan korosi.
49
BAB IV
RANGKUMAN
Minyak bumi adalah minyak dari dalam bumi yang berasal dari fosil
hewan purba yang telah punah diikuti pembusukan yang dibantu
oleh mikroorganisme untuk dapat menguraikannya menjadi minyak
melalui proses yang sangat lama, minyak bumi digunakan untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakar bermotor dan mesin lainnya.
Minyak bumi sebelum digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan
bakar, yaitu melalui proses Treating adalah proses pemurnian fraksi
minyak bumi melalui eliminasi bahan-bahan pengotor yang terikut
dalam proses pengolahan atau yang berasal dari bahan baku minyak
mentah. Bahan-bahan pengotor yang dihilangkan dalam proses
treating tersebut antara lain seperti menghilangkan bau sulfur,
menghilangkan lumpur dan warna melalui acid treatment, parafin
melalui solvent dewaxing, aspal melalui deasphalting, dan belerang
dengan desulfurizing. Tujuan dari pemurnian ini adalah agar hasil
dari minyak bumi memperoleh grade yang baik.
50
Daftar Pustaka
Minyak bumi,
(http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/06/minyak-
bumi-artikel-lengkap.html, diakses 18 mei 2017)
Pemurnian minyak
(http://infotambang.com/proses-pemurnian-minyak-
p498-164.htm , diakses 16 mei 2017)
51