Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Menentukan pola aliran setiap pengaduk
2. Menentukan waktu homogenitas
3. Menentukan power input setiap jenis pengaduk
1.2 DASAR TEORI
1.2.1 Pengertian Pengadukan dan pencampuran zat cair
Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran
untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan, dengan
alat mekanis yang terpasang pada alat di atas. Sedangkan pencampuran
(mixing) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana
bahan yang satu menyebar kedalam bahan yang laindan sebaliknya, sedang
bahan-bahan itu sebelumya terpisah dalam dua fase atau lebih.
1.2.2 Tangki Berpengaduk
Tangki pengaduk adalah bejana pengaduk tertutup yang berbentuk
silinder, bagian atas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk digunakan
untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada
tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan proses lainnya
misalnya untuk pencampuran, pelarutan, peguapan, ekstraksi, dan
kristalisasi. Untuk pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan
mantel ganda yang dilas atau disamping dengan flens atau dilengkapai
dengan kumparan yang berbentuk belahan pipa yang dilas. Untuk mencegah
kerugian panas yang tidak dikehendaki tangki dapat diisolasi.
Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain:
1. Bentuk : pada umumnya digunakan untuk silinder dan bagian bawahnya
cekung.
2. Ukuran : diameter dan tinggi tangki
3. Kelengkapannya, seperti:
a. Ada tidaknya buffle yang berpengaruh pada pola aliran di dalam
tangki
b. Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebegai
pengendali suhu
c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu
d. Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk
pengukuran suhu
e. Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki
pengaduk.

Skema lengkap dari sebuah tangki berpengaduk sederhana


ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 1. Tangki Pengaduk

Keterangan:

Dt = diameter tabung J = tebal baffle

D = diameter pengaduk C = tinggi pengaduk dari dasar tangki

H = tinggi cairan W = tinggi blade pengaduk

Keuntungan pemakaian tangki berpengaduk, yaitu :


1. Pada tangki berpengaduk suhu dan komposisi campuran dalam tangki
selalu serba sama. Hal ini memungkinkan mengadakan suatu proses
isothermal dalam tangki berpengaduk untuk reaksi yang panas
reaksinya sangat besar.
2. Pada tangki berpengaduk dimana volume tangki relative besar, maka
waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama beraksi
didalam tangki.
Kerugian pemakaian tangki berpengaduk yaitu:
1. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja dengan
efesiensi untuk reaksi-reaksi dalam fase gas, karena adanya persoalan
pengaduk.
2. Untuk reaksi yang memerlukan tekanan tinggi.
3. Kecepatan perpindahan panas per satuan massa pada tangki pengaduk
lebih rendah.
4. Kecepatan reaksi pada tangki berpengaduk adalah kecepatan reaksi
yang ditunjukkan oleh komposisi waktu aliran keluar dari tangki.

1.2.3 Jenis Pengaduk


Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan
secara umum, yaitu pengaduk baling-baling (propeller), pengaduk dayung
(paddle), dan pengaduk turbin.
1. Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400
hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan
dengan viskositas rendah serta tidak bergantung pada ukuran serta
bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitif
terhadap beban head.
Pengaduk propeller terutama menimbulkan aliran arah aksial, arus
aliran meninggalkan pengaduk secara kontinyu melewati fluida ke satu
arah tertentu sampai dibelokkan oleh dinding atau dasar tangki.
Gambar 2. Pengaduk Jenis Baling-Baling

2. Pengaduk Dayung (Paddle)


Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses
pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum
2 sudut, horizontal atau vertikal, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle
digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle.
Pengaduk paddle menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan
hampir tanpa gerak vertikal sama sekali. Arus yang bergerak kearah
horizontal setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau ke
bawah. Bila digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja
tanpa terjadi agitasi.
Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada
kecepatan rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun
dua atau empat biasa digunakan dalama sebuah proses pengadukan.
Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60-80% dari diameter
tangki dan lebar daunnya 1/6 – 1/10 dari panjangnya.
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan,
karena aliran radial biasa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal
menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada
gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan
mengeruk dinding tangki dan kadang- kadang bagian bawah tangki.
Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding
dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas
dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran
yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses
pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.

Gambar 3. Pengaduk Jenis Paddle

3. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak
daun pengaduk dan berukuran lebih pendak, digunakan pada kecepatan
tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas.
Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 – 50% dari diameter
tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk.
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini
juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari
bagian bawah pengaduk dan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu
terpotong – potong menjadi gelembung gas.

Gambar 4. Pengaduk Jenis Turbin

1.2.4 Pola Aliran


Pada tangki berpengaduk, pola aliran yang dihasilkan bergantung pada
beberapa faktor antara lain geometri tangki, sifat fisik fluida itu sendiri.
Pengaduk jenis turbine akan cenderung membentuk pola aliran radial
sedangkan propeller cenderung membentuk aliran aksial. Pengaduk jenis
helical screw dapat membentuk aliran aksial dibawah tangki menuju keatas
permukaan cairan. Pola aliran yang dihasilkan oleh tiap-tiap pengaduk
tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.

Keterangan :
(a) Flat – blade turbine
(b) Marine plopeller
(c) Helical screw

Pada dasarnya terdapat 3 komponen yang hadir dalam tangki berpengaduk,


yaitu :

a. Komponen radial pada arah tegak lurus terhadap tangki pengaduk


b. Komponen aksial pada rah sejajar (paralel) terhadap tangki pengaduk
c. Komponen tangensial atau rotasional pada arah melingkar mengikuti
putaran sekitar tangkai pengaduk
Pengadukan pada kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola
aliran melingkar disekitar pengaduk. Gerakan melingkar tersebut
dinamakan vorteks. Vorteks dapat terbentuk disekitar pangaduk ataupun
dipusat tangki yang tidak menggunakan baffle.
1.2.5 Waktu Homogenitas
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang serba sama untuk menghasilkan campuan atau
produk dengan kualitas yang telah di tentukan. Sedangkan laju
pencampuran (rate of mixing) adalah laju dimana proses pencampuran
berlangsung hingga menvapai kondisi akhir. Pada operasi pencampuran
dengan tangki pengaduk , waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh
beberapa hal :
1. Yang berkaitan dengan alat :
a) Ada tidaknya baffle atau cruciform baffle
b) Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeller, paddle)
c) Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d) Laju putaran pengaduk
e) Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :
 Jarak terhadap dasar tangki
 Pola pemasangannya :
- Cener, vertikal
- Off center, vertikal
- Miring (inciclined)
- Horizontal
f) Jumlah daun pengaduk
g) Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk
a) Perbandingan kerapatan / densitas cairan yang diaduk
b) Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
c) Jumlah kedua cairan yang diaduk
d) Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan laju
pencampuran antara lain :

1. Menambahkan pewarna dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk


mencapai keseragaman warna
2. Menambahkan larutan garam dan mengukur konduktivitas elektrik saa
komposisi seragam
3. Menambahkan asam atau basa serta mendeteksi perubahan warna indicator
ketika proses netralisasi sudah selesai
4. Metode distribusi waktu tinggal (residence time distribution) yang diukur
dengan memantau konsentrasi output
5. Mengukur temperatur serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseragaman
1.2.6 Kebutuhan daya dalam tangki berpengaduk
Dalam merancang sebuah tagki berpngadu, kebutuhan daya untuk
memutar pengaduk, merupaka hal penting yang harus dipertimbangkan.
Untuk memperkirakan daya yang diperlukan ketika pengaduk berputar pada
kecepatan tertentu maka diperlukan suatu korelasi empirik mengenai angka
Angka daya tersebut diperoleh dari grafik hubungan Np vc Nre, bilangan
Reynold atau Reynold Number (NRe) menjelaskan pengaruh dari vikositas
larutan, Rumus dari Reynold Number yaitu :
𝜌 𝑁 𝐷2
NRe = ........................................................................... (persamaan 1)
𝜇

Keterangan :
D = Diameter pengaduk (m)
N = Kecepatan putaran pengaduk (rps)
𝝆 = Densitas fluida (kg/m3)
𝞵 = Viskositas fluida (kg/ms)
Sedangkan Power Number (Np) atau angka daya dirumuskan sebagai
berikut :
Np.𝑁 3 .𝐷5 . ρ
P= 𝑔𝑐

Keterangan :

Np = power number (kg m2 / s2)

P = power (watt)

gc = Konstanta grafitasi ( kg m/ N s2)

N = kecepatan pengadukan (rps)

𝝆 = Densitas fluida (kg / m3)

D = Dimeter pengaduk (m)


Sehingga dari rumus angka daya tersebut dapat diperoleh nilai power yang
dibutuhkan untuk mendorong pengaduk. Persamaan-persamaan diatas berlaku bagi
tangki bersekat maupun tidak bersekat.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan bahan


2.1.1. Alat yang digunakan :
1. Tangki pengaduk yang berbentuk silinder
2. Pengaduk jenis propeller berdaun tiga
3. Pengaduk turbin berdaun empat
4. Motor pengaduk
5. Kunci penguat
6. Stopwatch
7. Neraca / timbangan digital
8. Spatula

2.1.2. Bahan yang digunakan :


1. Air keran
2. Indikator EBT
3. Kacang hijau

2.2. Prosedur kerja


2.2.1. Menentukan pola aliran tiap jenis pengaduk
1. Memasukkan air kran kedalam tangki sampai tanda batas kurang
lebih 9 liter
2. Memasukan kacang hijau sebanyak 100g
3. Memasang pengaduk propeller berdaun tiga pada alat pengukur
kecepatan putaran diatas tangka
4. Mengatur kecepatan putaran pengaduk yang diinginkan pada alat
pengukur kecepatan dengan variasi kecepatan putaran pengaduk 50
rpm, 100 rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm
5. Mengamati pola aliran yang terbentuk terhadap variasi kecepatan
putaran pengaduk
6. Mengganti jenis pengaduk dan mengulangi percobaan ini sama
seperti diatas
2.2.2. Menentukan waktu homogenitas
1. Memasukkan air kran kedalam tangki sampai tanda batas kurang
lebih 9 liter
2. Memasasang pengaduk propeller berdaun tiga pada alat pengukur
kecepatan putaran diatas tangki
3. Mengatur kecepatan putar pengaduk yang diinginkan pada alat
pengukur kecepatan dengan variasi kecepatan pengaduk 50 rpm, 100
rpm, 150 rpm, 200 rpm, 250 rpm dan masing-masing di dalam
tangka di teteskan indikator EBT
4. Setelah homogen (bercampur sempurna dengan air) maka waktu
pencampuran harus dicatat untuk semua kecepatan putarnya
5. Mengganti air bila sudah terlihat keruh atau tidak dapat lagi diamati
air tersebut dalam tangki
6. Melakukan hal yang sama seperti diatas untuk tiap jenis pengadukan
yang berbeda
7. Menentukan power input untuk tiap jenis pengaduk yang berbeda
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

Kecepatan Waktu
Jenis P(Watt)
putaran Homogenitas NRe Np
Pengaduk
(detik)
rpm rps

50 3000 47.19
81.675.000

100 6000 33.50


163.350.000

150 9000 27.52


245.025.000

Paddle 200 12000 20.23


326.700.000

250 15000 7.55


408.375.000

50 3000 60
67.500.000

100 6000 39.25


135.000.000

150 9000 28.65


202.500.000

Propeller 200 12000 21.53


270.000.000

250 15000 8.50


337.500.000

D Tangki = 24 cm
Tinggi Cairan = 30.5 cm
Baffle yang digunakan =1
D Buffle = 23.5 cm
L Buffle = 2 cm
Tinggi Buffle = 30.2 cm
Jenis Pengaduk = 1. Propeller ( D = 15 cm, w = 4 cm)
2. Paddle ( D = 16.5 cm, w = 7 cm)

3.2 Pembahasan
Dalam percobaan ini memiliki tujuan yaitu menentukan pola aliran setiap
jenis pengaduk dengan mengamati gerak dari kacang hijau yang telah
dimasukkan kedalam tangki pengaduk. Dalam percobaan ini hal yang
divariasikan adalah berdasarkan jenis pengaduk yaitu Pengaduk jenis
baling-baling (propeller) dan pengaduk jenis dayung (paddle) dengan 200
rpm. Dengan menggunakan buffle pada jenis pengaduk propeller pola
aliran yang terlihat yaitu kacang hijau menyebar keatas dan turun lagi
kebawah, arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui fluida
menurut arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana,
pola aliran ini aksial disebabkan karena propeller mempunyai tiga sisi
yang kemiringannya 30o. Variasi selanjutnya yaitu dengan buffle pada
jenis pengaduk paddle pola aliran yang terjadi ketika mengamati kacang
hijau dibagian dasar tangki arus yang bergerak horizontal setelah
mencapai dinding tanki akan dibelokkan keatas dan kebawah, pola aliran
arah radial dan tangensial dan hampir tanpa gerak vertical. Sedangkan
pola aliran tanpa buffle untuk kedua jenis pengaduk sama, terjadi pola
aliran vortex membentuk aliran tangensial.

Anda mungkin juga menyukai