Anda di halaman 1dari 5

KELAS MANDIRI NAMA KELOMPOK :

K
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH 1. Eka Safitri Sabir

KELAS : VA 2. Patma Juliana

KELOMPOK : 2 3. Intan Megawati

WAKTU : 4. Fatimah Ayu N.

KAJIAN PENGOLAHAN SAMPAH PADAT DI INDONESIA DAN REGULASI PEMERINTAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sampah merupakan konsekuensi kehidupan yang sering menimbulkan masalah dan jumlahnya
akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan beragam aktivitasnya.
Peningkatan jumlah penduduk berarti peningkatan jumlah timbulan sampah, dan semakin beragam
aktivitas berarti semakin beragam jenis sampah yang dihasilkan. Karenanya, sampah harus mulai
dipandang sebagai sumber daya. Ini berarti kebiasaan membuang harus diubah menjadi mengolah. Di
Indonesia, data Bank Dunia menyebutkan, produksi sampah padat secara nasional mencapai 151.921
ton per hari. Hal ini berarti, setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per
hari. Data yang sama juga menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara nasional, hanya
80% yang berhasil dikumpulkan. Sisanya terbuang mencemari lingkungan. Sampah selalu menjadi
masalah bagi pemerintah, bahkan diperkirakan sampah setiap harinya di Indonesia ini mencapai 200
ribu ton. Sayangnya tingginya volume sampah itu belum tertangani secara baik oleh pemerintah
karena berbagai keterbatasan.

BAB II

PEMBAHASAN

Landasan hukum utama dalam pengelolaan sampah adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah (UUPS). Pembentukan Undang-Undang tersebut terutama diperlukan dalam
rangka kepastian hukum bagi rakyat untuk mendapatkan pelayanan pengelolaan sampah yang baik dan
berwawasan lingkungan (Penjelasan UUPS). Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 3, menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan asas “tanggung jawab” dalam Pengelolaan Sampah adalah, bahwa Pemerintah dan
pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab pengelolaan sampah dalam mewujudkan hak masyarakat
terhadap lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PENGATURAN ATAU KETENTUAN HUKUM PENGELOLAAN SAMPAH

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.


2. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce,Reuse,dan Recycle melalui Bank Sampah.
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pedoman Materi
Muatan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah.
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 tentang Sampah.

2.1 Kategori sampah padat


Sampah padat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain:
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya.
- Organik, misal sisa makanan, daun, sayur dan buah
- Anorganik, misal logam, pecah belah, abu dan lain-lain
2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar
- Mudah terbakar, misal kertas plastik, daun kering, kayu
- Tidak mudah terbakar, misal kaleng, besi, gelas, dan lain-lain
3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk
- Mudahnya membusuk, misal sisa makanan, potongan daging dan sebagainya
- Sulit membusuk, misal plastik, karet, kaleng, dan sebaginya
4. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah
a. Garbage, terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk dengan cepat, dan dapat terurai khususnya
jika cuaca panas.
b. Rubbish
- Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik,misal kertas, kayu, karet, daun kering dan
sebagainya.
- Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik misal kaca, kaleng, dan sebagainya.
c. Ashes, semua sisa pembakaran dari indrustri
d. Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.
e. Dead animal,bangkai binatang
f. Household refuse, sampah campuran yang berasal dari perumahan
g. Abandoned vehicle, berasal dari bangkai kendaraan
h. Demolision waste, berasal dari sisa–sisa pembangunan gedung
Contruction waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung seperti, tanah, batu, kayu
i. Sampah indrustri, berasal dari pertanian,perkebunan, dan indrustri
j. Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik, pada
pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.
k. Sampah khusus, sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.

2.2 Pengelolaan Sampah Padat


1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan 2 metode:
- Sistem duet: tempat sampah kering dan tempat sampah basah
- Sistem trio: smpah basah, kering dan tidak mudah terbakar
2. Tahap pengangkutan, sampah diangkut ke tempat pembangan akhir atau pemusnahan sampah
dengan mempergunakan truk pengangkutan sampah yang disediakan oleh dinas kebersihan kota.
3. Tahap pemusnahan
Sanitary landfill yaitu dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan dengan tanah
yang dilakukan selapis demi selapis. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyaratan berikut.
- Tersedia tempat yang luas
- Tersedia tanah untuk menimbunnya
- Tersedia alat-alat besar
Incenerator
Suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secar besar-besaran dengan
menggunakan fasilitas pabrik.
- Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya
- Tidak memerlukan ruang yang luas
- Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap
- Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan
Kerugian:
- Biaya besar
- Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk
Composting
Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman
pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk.
Hot feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak. Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus
diolah lebih dahulu untuk mencegah penularan penyakit cacing dan tricionosis hewan ternak.
Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air limbah. Metode ini dapat
efektif asalkan sistem pembuangan akhir air limbah memang baik.
Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang, atau tempat sampah
Dumping in water
Sampah yang dibuang melalui air sungai atau laut.
Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perseorangan
Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur ulang
Reduction
Menghancurkan sampah (biasanya bentuk garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian
diolah untuk menghasilkan lemak
Salvaging
Pemanfaatan sampah kembali

BAB III
PENUTUP

Sampah adalah suatu masalah yang masih belum bisa teratasi terutama di Indonesia, sampah
memiliki berbagai dampak yang sangat berpengaruh dalam berbagai aspek khususnya lingkungan dan
makhluk hidup di sekitarnya. Namun jika sampah dapat dimanfaatkan dengan baik maka akan
mengurangi efek sampah bagi lingkungan dan makhluk hidup. Dalam beberapa referensi didapat
bahwa sampah dibedakan menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki karakteristik dan
klasifikasi yang berbeda. Dan tentunya sampah dibutuhkan pengelolaan sampah yang baik dan tepat
agar dapat meminimalisir masalah sampah. Adapun beberapa tahap dalam pengelolaan sampah
dimulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan.
Penanya 1 Nama :

Pertanyaan : Adapun beberapa tahap dalam pengelolaan sampah dimulai dari pengumpulan,
pengangkutan, dan pemusnahan, ada kah proses yang cara memusnahkan sampah denga proses
dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman utuk meghasilkan produk ?

Penjawab 1 Nama :

Jawaban : ada, dengan cara Composting yang pemusnahan sampahnya dengan cara memanfaatkan
proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Kemudian
prosesnya menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk.

Penanya 2 Nama :

Pertanyaan : Dalam beberapa referensi didapat bahwa sampah dibedakan menjadi beberapa jenis
yang masing-masing memiliki karakteristik dan klasifikasi yang berbeda, Sebutkan beberapa
karakteristik sampah?

Penjawab 2 Nama :

Jawaban : Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah adalah Garbage, terdiri dari zat-zat yang
mudah membusuk dengan cepat, dan dapat terurai khususnya jika cuaca panas, Rubbish mudah
terbakar terdiri atas zat-zat organik,misal kertas, kayu, karet, daun kering dan sebagainya.
Kemudian Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik misal kaca, kaleng, dan
sebagainya. Dan Ashes, semua sisa pembakaran dari indrustri, selanjutnya Street sweeping, sampah
dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia, dll

Anda mungkin juga menyukai