Anda di halaman 1dari 4

KELAS MANDIRI NAMA KELOMPOK :

K 1. Angga Pradipta
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH
2. Anggun Pamuntjak
KELAS : VA
3. Celine Olivia Muliangto
KELOMPOK : 6
4. M. Nopal
WAKTU : Senin, 25 September 2017

LIMBAH DOMESTIK KAWASAN PERUMAHAN


1.1. Pendahuluan
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat dan diiringi dengan semakin merebaknya
permukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah cair yang ditimbulkan oleh aktifitas
dalam rumah tangga. Sumber utama air limbah rumah tangga adalah berasal dari perumahan dan daerah
perdagangan, perkantoran atau lembaga serta fasilitas rekreasi. Air limbah rumah tangga juga termasuk
di dalamnya limbah dari industri rumah tangga (home industri) seperti industri tahu, tempe, rumah makan,
dan lain – lain perlu dikelola. Kondisi perairan di kota-kota besar mempunyai kondisi yang sangat
memprihatinkan. Pencemaran air sungai yang meningkat khususnya pada sungai-sungai yang melintasi
perkotaan dan permukiman yang padat, Hal itu disebabkan karena sampai saat ini sistem pengolahan dan
pembuangan limbah rumah tangga di kota-kota besar masih menggunakan cara tradisional yaitu
mengalirkan secara langsung melalui saluran pembuangan menuju ke riol utama kota dan berakhir
di pantai atau laut sebagai saluran pembuangan akhir. Akibat yang dapat ditimbulkan yaitu terjadinya
kerusakan lingkungan pada tempat-tempat pembuangan limbah rumah tangga seperti sungai, rawa-rawa
dan perairan pantai. Sebagai contoh, mari kita lihat kota Banjarmasin. Banjarmasin merupakan salah satu
kota yang memiliki banyak penduduk dan terkenal dengan sebutan Kota Seribu Sungai, sering kita jumpai
kebanyakan masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan,
seperti: sampah, tinja, air bekas cucian, air bekas mandi dan sebagainya. Apabila kondisi seperti ini tidak
menjadi perhatian serius maka lingkungan serta sungai akan semakin tercemar, oleh karena itu Pemerintah
Kota Banjarmasin mendirikan PD PAL (Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah) sebagai salah satu
solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekitar, begitu pula pada Kelurahan Kelayan Luar
sangat dibutuhkan Pengolahan Air Limbah untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekitar.
1.2. Permasalahan Limbah Domestik Kawasan Perumahan sesuai dengan Baku Mutu Permen Lh
Pencemaran sungai di Indonesia saat ini telah beragam diambang kritis. Laporan yang dikeluarkan
oleh direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK), di tahun 2015 sebanyak 67,94% atau mayoritas air sungai di Indonesia
dalam status tercemar berat.
Dari sekian banyak sungai yang ada di Indonesia, hanya sekitar 2% yang memenuhi baku mutu air.
Selain itu, hasil perhitungan daya tampung beban pencemaran (DTBP) di beberapa sungai di Indonesia
umumnya menunjukkan bahwa beban pencemar yang masuk setiap harinya sudah jauh melebihi daya
tampung sungai. Kelebihan beban pencemaran dinilai yang berdampak besar terhadap mutu air sungai
1.3. Parameter Baku Mutu Limbah Domestik Kawasan Perumahan
Peraturan menteri lingkungan hidup republik indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang baku mutu air
limbah adalah sebagai berikut

Peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan Republik Indonesia NOMOR


P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku mutu air limbah domestik adalah sebagai berikut

1.4. Mekanisme pengolahan air limbah


a. Pengolahan Awal/Pendahuluan (PreliminaryTreatment)
Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi
pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau pemisahan air dari
pertikel-partikel yang dapat merusak alatalat pengolahan air limbah, seperti pasir, kayu, sampah,
plastik dan lain-lain.
b. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikelpartikel padat
organik dan non organik, sehingga partikel padat akan mengendap (disebut Sludge), sedangkan
partikel lemak dan minyak akan berada di atas/permukaan (disebut Grease).
c. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau
menghilangkan material organik yang masih ada pada air Limbah
d. Pengolahan Akhir (Final Treatment)
Pada tahap ini fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme
penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin
ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet.
e. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)
Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang
dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun ammonia dari air limbah.

Diagram alir proses pengolahan limbah di kota Banjarmasin


1.5. Studi Kasus
Kualitas air permukaan di kota Banjarmasin sangat bervariasi. Keadaan demikian tergantung dimana
sungai tersebut berada serta fungsi / pemanfaatan sungai tersebut. sebagian besar air sungai terutama sungai
yang membentang di Kota Banjarmasin, atau yang disebut dengan sungai Martapuran keadaanya masih
belum mengkhawatirkan, walaupun fungsinya tidak bisa secara langsung digunakan seperti untuk
keperluan minum (Kelas I), namun setelah melalui proses pengolahan oleh PDAM air tersebut layak untuk
diminum. Pada daerah tertentu air sungai Martapura yang jauh dari industri masih digunakan oleh PDAM
untuk keperluan air bersih masyarakat, seperti di daerah sungai sungai bilu atau Banua Anyar.
Sebagaimana diketahui bahwa beberapa air sungai / permukaan di Kota Banjarmasin masih belum
ditentukan kelas peruntukannya, hal ini karena masih dalam proses pemantauan dan proses pengkategorian
berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, namun sebagian besar sungai-sungai di Kota Banjarmasin masih
digunakan untuk keperluan sehari-hari terutama sungai yang ukurannya cukup lebar dan dalam serta airnya
mengalir seperti sungai Martapura, Sungai Barito, Sungai Andai, Sungai Pekapuran, Sungai Kelayan dan
beberapa sungai lain yang ada di Kota Banjarmasin.
Salah satu contoh hasil pemeriksaan kualitas air sungai di Kota Banjarmasin pada Triwulan terakhir
tahun 2006 :
Sebagai salah satu contoh air sungai / air permukaan yang masih banyak digunakan oleh masyarakat
maupun PDAM sebagai bahan baku adalah air sungai Martapura tidak bisa dikatakan sangat tercemar,
karena dari hasil analisis pemeriksaan baik secara fisik maupun kimia sebagian besar cukup baik dan
memenuhi standar baku mutu air yang ditentukan, terutama untuk golongan II, III, dan IV

PENUTUP
Harapan dengan adanya karya tulis ini bisa menjadi referensi bagi masyarakat Indonesia pentingnya
pengolahan limbah khususnya limbah domestik dari kawasan perumahan dengan landasan bakumutu yang
telah dikeluarkan pemerintah dan dapat melakukan pengolahan dengan mekanisme pengolahan yamg telah
penulis paparkan.
A. Pertanyaan
1. Apa saja yang menjadi parmeter bakumutu limbah domestik dari kawasan perumahan ?
2. Bagaimana mekanisme pengolahan limbah dari kawasan perumahan sesuai dengan parameter
bakumutu ?
B. Jawaban
1. Menurut Permen No. 5 Th 2014 pH 6-9, BOD 100 mg/L, TSS 100 mg/L, minyak dan lemak 10
ppm. Sedangkan pada Permen No. P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 BOD 30 ppm, COD 100
ppm, TSS 30 ppm, minyak dan lemak 5 ppm, amoniak 10 ppm, coliform 3000 jumlah/100 ml,
debit 100 L/orang/hari.
2. Pengolahan Awal/Pendahuluan (PreliminaryTreatment), Pengolahan Primer (Primary Treatment),
Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment), Pengolahan Akhir, dan Pengolahan Lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai