Anda di halaman 1dari 7

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH

78
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

PEMBIASAAN BUDAYA 5S (SENYUM, SAPA, SALAM, SOPAN,


SANTUN) UNTUK MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER DAN BUDI
PEKERTI SISWA

Ika Ari Pratiwi, M.Pd.


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Muria Kudus
Gondang Manis PO.BOX 53 Bae Kudus, Jawa Tengah, Indonesia
Telepon +62291438229, Fax +62291437198
Email: ika.ari@umk.ac.id

Abstrak

Penurunan nilai moral pada generasi bangsa yang disebabkan oleh modernisasi, harus segera ditangani
melalui pendidikan di sekolah untuk menumbuhkan budi pekerti dan nilai karakter bangsa Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pembiasaan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
untuk menumbuhkan nilai karakter dan budi pekerti siswa di SD 1 Jepang Kudus. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data observasi, wawancara dan
studi dokumentasi. Hasil penelitian pembiasaan budaya 5S adalah penumbuhan nilai karakter disiplin
dengan skor 87%, nilai karakter bersahabat dengan skor 85,5%, nilai karakter cinta damai dengan skor
84% dan nilai budi pekerti dengan skor 84,5%.

Kata Kunci: Budaya 5S, Nilai Karakter, dan Budi Pekerti

Abstract

The decline in moral values in the young generation caused by modernization, should be addressed
through education in schools to cultivate character and the character value of the Indonesian nation.
This study aims to conduct cultural habituation 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) to foster
values and moral character of students in SD 1 Jepang Kudus. The method used is descriptive
qualitative data collection techniques of observation, interviews and documentation study. Results of
research habituation 5S culture is the cultivation of the character values of discipline with a score of
87%, the value of a friendly character with a score of 85.5%, the value of peace-loving character with
a score of 84% and the value of manners with a score of 84.5%.

Keywords: 5S culture, cultivate character and the character value

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
79
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

PENDAHULUAN perilaku yang baik oleh seseorang yang


Sekolah adalah suatu tempat tumbuh merupakan perwujudan darikesadaran
dan berkembang seorang anak untuk menjalankan peran, fungsi dan tugasnya
mengubah perilaku menjadi insan yang mengemban amanah dan tanggungjawab
berakhlak dan berbudi pekerti. sebagai individu. Karakter menurut Kamus
Perkembangan moral generasi penerus Bahasa Indonesia (2001) ialah sifat-sifat
bangsa pada era globaliasi mulai dirasakan kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
semakin luntur, siswa usia sekolah dasar membedakan seseorang dengan orang lain.
mulai terlihat banyak yang tergerus oleh Thomas Lickona menjelaskan
modernisasi teknologi informasi. Jika tidak karakter itu mengacu pada serangkaian
diantisipasi dan dibendung sejak dini cognitives, attitudes, motivations, behaiour
mengenai dampak negatifnya modernisasi dan skills (Wibowo dan Gunawan: 2015).
era globalisasi maka dapat melunturkan Berdasarkan pengertian karakter tersebut
moral dan kepribadian bangsa Indonesia. maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya
Wujud refleksi dan antisipasi terhadap pendidikan karakter itu sangat
modernisasi tersebut, maka pemerintah berhubungan dengan penumbuhan budi
telah mencanangkan penerapan pendidikan pekerti di sekolah.
karakter dan gerakan penumbuhan budi Budi pekerti berasal dari kata budi
pekerti yang teritegrasi pada kegiatan dan pekerti. Budi berarti sadar atau
pembelajaran di sekolah. menyadarkan, pekerti berarti kelakuan.
Implementasi pendidikan karakter Secara etimologis Jawa budi berarti nalar
dan budi pekerti seyogyanya diterapkan atau pikiran, pekerti berarti penggawean,
pada setiap anak sejak dini di sekolah. watak, tabiat (Endarswara: 2003). Menurut
Sejak tahun 2010 sudah gencar setiap Kamus Besar (2001) Bahasa Indonesia
sekolah untuk menerapkan pendidikan budi pekerti adalah ingkah laku, perangai,
karakter dan budi yang teritergrasi pada akhlak. Budi pekerti mengandung arti
kegiatan pembelajaran mulai dari sekolah perilaku yang baik, bijaksana serta
dasar sampai menengah atas. Pentingnya manusiawi. Dapat disimpulkan bahwa budi
pendidikan karakter dan budi pekerti di mencerminkan sifat, watak seseorang
sekolah adalah supaya siswa tumbuh dan dalam kehidupan sehari-hari.
berkembang memiliki kecerdasan bukan Budi pekerti dalam proses kehidupan
hanya akademik saja tetapi juga disebut dengan moral. Pada perilaku
kecerdasan emosional. Diharapkan siswa kehidupan sehari-hari budi pekerti
memiliki kepribadian yang berakhlak dan berkenaan meliputi perilaku, etika, tata
berbudi pekerti, bisa menempatkan diri krama dan sopan santun kepada sesama
kepada siapa dan dimana mereka berada, maupun orang yang lebih tua. Budi pekerti
serta mampu menghargai dan berperilaku akan melekat pada setiap pribadi seseorang
sesuai dengan budaya Indonesia. yang kemudian akan menjadi ciri khas
Pendidikan karakter sebenarnya pribadinya. Oleh karena itu budi pekerti
melekat dengan hakikat pendidikan, secara sangat penting ditumbuhkan sejak dini oleh
spesifik pernah dicerminkan dan orang tua dan guru melalui pendidikan di
diwujudkakn dalam mata pelajaran budi sekolah agar menjadi generasi yang
pekerti yang sangat populer dan berakhlak dan berkarakter bangsa.
berpengaruh dalam dunia pendidikan juga Pentingnya penumbuhan budi pekerti
pembangunan bangsa (Nashir: 2013). bagi siswa di sekolah merujuk pada
Menurut Nashir (2013) karakter artinya

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
80
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

Permendikbud No.23 tahun 2015 bahwa orang yang lebih tua termasuk kepada
penumbuhan budi pekerti adalah kegiatan gurunya.
pembiasaan sikap dan perilaku positif di Berdasarkan pada permasalahan
sekolah yang dimulai sejak dari pertama tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
masuk sekolah untuk sekolah dasar dan dengan menumbuhkan pendidikan karakter
masa orientasi peserta didik baru untuk dan budi pekerti melalui pembiasaan 5S
jenjang SMP, SMA/SMK sampai dengan (senyum, sapa, salam, sopan, santun). Nilai
kelulusan sekolah. karakter yang dapat diterapkan melalui
Dasar pelaksanaan penumbuhan budi budaya 5S yaitu: disiplin, bersahabat, dan
pekerti disadarkan pada pertimbangan cinta damai. Budi pekerti yang dapat
bahwa masih terabaikannya implementasi ditumbuhkan melalui budaya 5S adalah
nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar tata krama kepada sesama teman, teman
dari pancasila yang masih terbatas dari yang lebih tua (kakak kelas), serta hormat
pemahaman nilai dalam tataran konseptual, kepada guru.
belum sampai terwujud menjadi nilai Penelitian ini bertujuan untuk
aktual dengan cara yang menyenangkan di melakukan pembiasaan budaya 5S
lingkungan sekolah, keluarga dan (senyum, sapa, salam, sopan, santun) untuk
masyarakat (Dirjendikdasmen: 2016). menumbuhkan nilai karakter dan budi
Budaya 5S (senyum, sapa, salam, pekerti siswa di SD 1 Jepang Kudus.
sopan santun) merupakan suatu anjuran
yang dilakukan oleh seseorang ketika
sedang berkomunikasi dan bersosialisasi METODE PENELITIAN
kepada orang lain. Negara Indonesia Berdasarkan pada permasalahan dan
terkenal dengan bangsa yang ramah tujuan diatas maka metode yang digunakan
masyarakatnya. Pernyataan tersebut pada penelitian ini adalah jenis penelitian
terkenal sejak masa penjajahan Jepang deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di
karena keramahan tersebut dilihat ketika lakukan di SD 1 Jepang Kecamatan
masyarakat Indonesia saling bertemu Mejobo, Kabupaten Kudus. Populasi di SD
saling senyum, tegur sapa dan sedikit 1 Jepang sejumlah 140 siswa, dengan
menundukkan badan atau kepala. Hal sampel secara random perwakilan kelas 1
tersebut menunjukkan perilaku sopan sampai kelas 6 masing-masing kelas
kepada orang di sekitar atau kepada yang sejumlah 5 siswa. Guna memperoleh data,
lebih tua. maka teknik pengumpulan data yang
Budaya 5S seiring dengan dilakukan menggunakan observasi,
perkembangan jaman dan modernisasi, wawancara dan studi dokumentasi.
maka orang mulai acuh dan meninggalkan Berdasarkan jenis penelitian dan
budaya ketimuran tersebut. Melihat metode pengumpulan data yang
kenyataan tersebut, didapatkan beberapa dipergunakan, maka teknik analisis data
siswa yang telah menjadi dampaknya pada penelitian adalah analisis kualitatif
modernisasi tersebut. Mereka sudah mulai menurut Miles and Huberman (Sugiyono,
tampak individu (memikirkan diri sendiri) 2013: 91-99) meliputi: reduksi data,
sehingga kurangn peduli kepada orang penyajian data dan penarikan simpulan.
lain. Etika, sopan santun mulai hilang
dimana anak-anak sekarang kurang bisa Guna mendapatkan data data yang
menempatkan diri kepada siapa mereka valid dan reliabel dalam penelitian
bergaul dan bagaimana sikapnya kepada kualitatif yang diuji adalah dengan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
81
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

menggunakan teknik trianggulasi. Teknik 2 melaksanakan tugas yang menjadi 20,5%


tersebut dilakukan dengan menyilangkan tanggung jawabnya
3 Berpakaian sopan dan rapi 21,5%
atau membandingkan hasil wawancara 4 mematuhi tata tertib dan aturan 22%
dengan dokumen pelaksanaan penelitian di kelas maupun sekolah
lapangan. Jumlah 87%
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai
SD 1 Jepang merupakan salah satu karakter disiplin pada masing-masing
sekolah di Kudus yang berada di pinggiran, indikator yaitu: 1) datang dan masuk
tepatnya di Kecamatan Mejobo. sekolah tepat waktu ada 23%, 2)
Berdasarkan pada latar belakang sosial dan melaksanakan tugas yang menjadi
ekonomi yang berbeda-beda, maka tanggungjawabnya ada 20,5%, 3)
perilaku yang dimiliki oleh setiap siswapun Berpakaian sopan dan rapi ada 21,5%, 4)
berbeda. Tugas pihak sekolah adalah mematuhi tata tertib dan aturan kelas
mampu mendidik dan mengubah perilaku maupun sekolah ada 22%. Total nilai
anak menjadi lebih baik. Berdasarkan karakter disiplin adalah 87%.
anjuran pemerintah tentang pendidikan Hasil rekapitulasi nilai karakter
karakter, maka SD 1 Jepang berupaya bersahabat disajikan pada Tabel 2 berikut.
mengamplikasikannya dalam kegiatan
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Karakter
pembelajaran di sekolah dan Bersahabat
menuangkannya pada visi misi sekolah.
No Indikator Hasil
Penerapan pendidikan karakter dan 1 bekerjasama dalam kelompok 23%
penumbuhan budi pekerti di SD 1 Jepang 2 bergaul dengan teman sekelas dan 22%
salah satunya adalah dengan membiasakan lain kelas
3 aktif dalam kegiatan sosial dan 19,5%
budaya 5S (senyum, sapa, sapa, salam,
budaya kelas
sopan, santun) bagi para siswa dan guru di 4 Berbicara dengan guru dan teman 21%
sekolah tersebut. Pembiasaan tersebut Jumlah 85,5%
dianalisis oleh peneliti guna mengetahui Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas
seberapa besar hasil penumbuhan nilai maka di dapatkan nilai karakter bersahabat
karakter dan budi pekerti pada siswa pada indikator bekerjasama sejumlah 23%,
tersebut. bergaul dengan teman sekelas dan lain
Hasil penelitian di SD 1 Jepang kelas sejumlah 22%, aktif dalam kegiatan
mengenai pembiasaan budaya 5S untuk sosial dan budaya kelas sejumlah 19,5%
menumbuhkan nilai karakter bangsa dan serta berbicara dengan guru dan teman
budi pekert ditunjukkan pada rekapitulasi sejumlah 21%. Total keseluruhan nilai
hasil observasi berdasarkan indikator pada karakter bersahabat adalah 85,5%.
masing-masing nilai karakter disiplin, Hasil rekapitulasi nilai karakter cinta
bersahabat, dan cinta damai dijelaskan oleh damai disajikan pada Tabel 3 sebagai
data di bawah ini. berikut.
Adapun hasil rekapitulasi nilai Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Karakter Cinta
karakter disiplin disajikan pada Tabel 1 Damai
sebagai berikut. No Indikator Hasil
Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Karakter Disiplin 1 mengucap salam ketika bertemu 23%
No Indikator Hasil guru dan teman untuk pertama kali
1 datang dan masuk sekolah tepat 23% pada hari itu
waktu 2 tidak menggunakan kekuatan fisik 18,5%
dalam berselisih dengan teman

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
82
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

3 Menggunakan kata-kata yang tidak 20% dini di sekolah dasar, sebab terbentuknya
mengundang amarah teman kepribadian seseorang tergantung pada
4 menjaga keamanan barang-barang 22,5%
di kelas
bagaimana pembiasaan ketika berada
Jumlah 84% bangku sekolah dasar. Guru SD merupakan
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai orang yang paling utama dan perperan
karakter cinta damai pada masing-masing penting dalam pembentukan karakter
indikator yaitu: 1) mengucap salam ketika seorang anak.
bertemu guru dan teman untuk pertama SD 1 Jepang sudah melaksanakan
kali pada hari itu sejumlah 23%, 2) tidak pendidikan berkarakter sejak beberapa
menggunakan kekuatan fisik dalam tahun lalu dalam kegiatan akademik
berselisih dengan teman sejumlah 18,5%, mapun non akademik melalui pembiasaan
3) Menggunakan kata-kata yang tidak 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun).
mengundang amarah teman sejumlah Setiap pagi pukul 06.30 secara bergantian
20%, 4) menjaga keamanan barang-barang guru berdiri di gerbang sekolah untuk
di kelas sejumlah 22,5%. Total nilai menyambut dan bersalaman dengan siswa
karakter cinta damai adalah 84%. yang datang ke sekolah, hal ini bermasud
Hasil rekapitulasi nilai budi pekerti untuk menumbuhkan kedisiplinan siswa
disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut. dan guru. Pada pukul 06.50 bel berbunyi
semua siswa bersama guru masuk kelas di
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Budi Pekerti awali dengan baris. Sebelum masuk pada
No Indikator Hasil materi pelajaran siswa bersama guru
1 menghargai teman dan kakak kelas 20% berdoa dan membaca asmaul husna atau
2 berkata tidak menyinggung 19,5%
sholawat nabi. Selama kegiatan
perasaan teman dan kakak kelas
3 hormat kepada guru dan kepala 23% pembelajaran berlangsung guru
sekolah menciptakan suasana pembelajaran yang
4 berperilaku sopan kepada guru dan 22% menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
kepala sekolah Sikap humanis harus selalu diterapkan oleh
Jumlah 84,5% guru untuk mendidik siswa sehingga ada
Berdasarkan hasil rekapitulasi di sikap keterbukaan dan peduli dari siswa
atas, maka nilai budi pekerti pada siswa kepada guru begitu pula guru kepada siswa
SD 1 Jepang adalah: 1) menghargai teman serta perilaku sesama siswa. Pada proses
dan kakak kelas sejumlah 20%, 2) berkata pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk
tidak menyinggung perasaan teman dan menumbuhkan budi pekerti dan nilai
kakak kelas 19,5%, 3) hormat kepada guru karakter hormat dan cinta damai.
dan kepala sekolah 23%, 4) berperilaku
sopan kepada guru dan kepala sekolah Pada waktu istirahat merupakan
22%. Total nilai budi pekerti adalah waktu bagi siswa untuk lepas dari tekanan
84,5%. danperintah guru, mereka diberi waktu
untuk makan, bermain, bergaul bersama
Berdasarkan hasil wawancara kepada temannya. Namu tidak lepas dari pantauan
kepala sekolah dan guru di SD 1 Jepang guru, yang mangamati perilaku siswanya
didapatkan hasil bahwa penerapan ketika bermain. Tidak jarang didapati
pendidikan karakter dan penumbuhan budi siswa yang berselisih, namun selalu ada
pekerti telah dilaksanakan secara temannya yang mampu melerai
teritegrasi dengan kegiatan pembelajaran. perselisihan tersebut. Hal tersebut
Penumbuhan nilai karakter dan budi dikarenakan guru selalu berpesan dan
pekerti memang penting diterapkan sejak menasehati siswanya sebelum keluar kelas

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
83
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

untuk istirahat supaya bergaul yang baik SIMPULAN DAN SARAN


bersama teman, hal tesebut untuk Berdasarkan penelitian yang telah
menumbuhkan perilaku bersahabat dan dilakukan didapatkan hasil bahwa
cinta damai kepada siswa. pembiasaan budaya 5S (senyum, sapa,
Siswa SD 1 Jepang harus dibiasakan salam, sopan, santun) dapat menumbuhkan
perilaku disiplin sejak dini di sekolah, baik nilai karakter dan budi pekerti pada siswa
pada kegiatan akademik maupun non SD 1 Jepang. Adapun hasil penelitian pada
akademik. Contohnya adalah selalu nilai karakter disiplin pada masing-masing
melaksanakan upacara bendera pada hari indikator yaitu: datang dan masuk sekolah
senin dan pada hari-hari besar nasional tepat waktu ada 23%, melaksanakan tugas
lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk yang menjadi tanggungjawabnya ada
melatih kedisiplinan siswa dan untuk 20,5%, berpakaian sopan dan rapi ada
menghargai perjuangan pahlawan 21,5%, dan mematuhi tata tertib dan aturan
Indonesia. kelas maupun sekolah ada 22%. Total nilai
Penelitian tidak hanya dilakukan karakter disiplin adalah 87%.
pada kegiatan pembelajaran pada jam Hasil nilai karakter bersahabat pada
efektif saja, namun juga pada masing-masing indikator yaitu:
ekstrakurikuler Pramuka di SD 1 Jepang. bekerjasama sejumlah 23%, bergaul
Kegiatan Pramuka merupakan suatu dengan teman sekelas dan lain kelas
wahana di sekolah untuk menumbuhkan sejumlah 22%, aktif dalam kegiatan sosial
budi pekerti nilai karakter bangsa bagi dan budaya kelas sejumlah 19,5% serta
siswa. Pada kegiatan pramuka tesebut berbicara dengan guru dan teman sejumlah
siswa diajak melakukan permainan 21%. Total keseluruhan nilai karakter
edukatif, bernyanyi secara bersama-sama bersahabat adalah 85,5%.
sehingga trecipta suasana riang untuk Hasil nilai karakter cinta damai
menumbuhkan nilai karakter bersahabat pada masing-masing indikator yaitu:
dan cinta damai. Siswa dibiasakan saling mengucap salam ketika bertemu guru dan
menyapa dan memberi salam pramuka teman untuk pertama kali pada hari itu
kepada guru, sesama teman dan kakak sejumlah 23%, tidak menggunakan
kelas maka dengan ini melatih siswa untuk kekuatan fisik dalam berselisih dengan
bisa menghargai orang lain dan teman sejumlah 18,5%, Menggunakan
menanamkan nilai hormat. Selain itu baris kata-kata yang tidak mengundang amarah
berbaris pada kegiatan pramuka bertujuan teman sejumlah 20%, menjaga keamanan
untuk melatih kedisiplinan siswa. barang-barang di kelas sejumlah 22,5%.
Berdasarkan pada hasil dan Total nilai karakter cinta damai adalah
pembahasan diatas diketahui bahwa 84%.
budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, Hasil nilai budi pekerti pada
santun) dapat menumbuhkan nilai karakter masing-masing indikator adalah:
dan budi pekerti pada siswa SD 1 Jepang menghargai teman dan kakak kelas
melalui kegiatan akademik dan non sejumlah 20%, berkata tidak menyinggung
akademik di sekolah. perasaan teman dan kakak kelas 19,5%,
hormat kepada guru dan kepala sekolah
23%, berperilaku sopan kepada guru dan
kepala sekolah 22%. Total nilai budi
pekerti adalah 84,5%.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
84
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

DAFTAR PUSTAKA
Balitbang. 2010. Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa . Jakarta: Puskur
Dirjen Dikdasmen. 2016. Gerakan
Penumbuhan Budi Pekerti.
Kemendikbud: Jakarta
Endarswara, Suwardi. 2003. Budi Pekerti
dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:
Hanindata Graha Widya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001.
Yogyakarta: MLPTS
Mulder, Neils. 1980. Pribadi dan
Masyarakat Jawa. Jakarta: Sinar
Harapan
Nashir, Haedar. 2013. Pendidikan
Karakter Berbasis Agama dan
Budaya. Yogyakarta: Multi Presindo
SNP. 2015. Permendikbud No.23 tahun
2015. Jakarta: Kemendikbud
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung : Alfabeta
Wibowo dan Gunawan. 2015. Pendidikan
Karakter Berbasis Keunggulan
Lokal di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

Anda mungkin juga menyukai