78
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI
Abstrak
Penurunan nilai moral pada generasi bangsa yang disebabkan oleh modernisasi, harus segera ditangani
melalui pendidikan di sekolah untuk menumbuhkan budi pekerti dan nilai karakter bangsa Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pembiasaan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
untuk menumbuhkan nilai karakter dan budi pekerti siswa di SD 1 Jepang Kudus. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data observasi, wawancara dan
studi dokumentasi. Hasil penelitian pembiasaan budaya 5S adalah penumbuhan nilai karakter disiplin
dengan skor 87%, nilai karakter bersahabat dengan skor 85,5%, nilai karakter cinta damai dengan skor
84% dan nilai budi pekerti dengan skor 84,5%.
Abstract
The decline in moral values in the young generation caused by modernization, should be addressed
through education in schools to cultivate character and the character value of the Indonesian nation.
This study aims to conduct cultural habituation 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) to foster
values and moral character of students in SD 1 Jepang Kudus. The method used is descriptive
qualitative data collection techniques of observation, interviews and documentation study. Results of
research habituation 5S culture is the cultivation of the character values of discipline with a score of
87%, the value of a friendly character with a score of 85.5%, the value of peace-loving character with
a score of 84% and the value of manners with a score of 84.5%.
Permendikbud No.23 tahun 2015 bahwa orang yang lebih tua termasuk kepada
penumbuhan budi pekerti adalah kegiatan gurunya.
pembiasaan sikap dan perilaku positif di Berdasarkan pada permasalahan
sekolah yang dimulai sejak dari pertama tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
masuk sekolah untuk sekolah dasar dan dengan menumbuhkan pendidikan karakter
masa orientasi peserta didik baru untuk dan budi pekerti melalui pembiasaan 5S
jenjang SMP, SMA/SMK sampai dengan (senyum, sapa, salam, sopan, santun). Nilai
kelulusan sekolah. karakter yang dapat diterapkan melalui
Dasar pelaksanaan penumbuhan budi budaya 5S yaitu: disiplin, bersahabat, dan
pekerti disadarkan pada pertimbangan cinta damai. Budi pekerti yang dapat
bahwa masih terabaikannya implementasi ditumbuhkan melalui budaya 5S adalah
nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar tata krama kepada sesama teman, teman
dari pancasila yang masih terbatas dari yang lebih tua (kakak kelas), serta hormat
pemahaman nilai dalam tataran konseptual, kepada guru.
belum sampai terwujud menjadi nilai Penelitian ini bertujuan untuk
aktual dengan cara yang menyenangkan di melakukan pembiasaan budaya 5S
lingkungan sekolah, keluarga dan (senyum, sapa, salam, sopan, santun) untuk
masyarakat (Dirjendikdasmen: 2016). menumbuhkan nilai karakter dan budi
Budaya 5S (senyum, sapa, salam, pekerti siswa di SD 1 Jepang Kudus.
sopan santun) merupakan suatu anjuran
yang dilakukan oleh seseorang ketika
sedang berkomunikasi dan bersosialisasi METODE PENELITIAN
kepada orang lain. Negara Indonesia Berdasarkan pada permasalahan dan
terkenal dengan bangsa yang ramah tujuan diatas maka metode yang digunakan
masyarakatnya. Pernyataan tersebut pada penelitian ini adalah jenis penelitian
terkenal sejak masa penjajahan Jepang deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di
karena keramahan tersebut dilihat ketika lakukan di SD 1 Jepang Kecamatan
masyarakat Indonesia saling bertemu Mejobo, Kabupaten Kudus. Populasi di SD
saling senyum, tegur sapa dan sedikit 1 Jepang sejumlah 140 siswa, dengan
menundukkan badan atau kepala. Hal sampel secara random perwakilan kelas 1
tersebut menunjukkan perilaku sopan sampai kelas 6 masing-masing kelas
kepada orang di sekitar atau kepada yang sejumlah 5 siswa. Guna memperoleh data,
lebih tua. maka teknik pengumpulan data yang
Budaya 5S seiring dengan dilakukan menggunakan observasi,
perkembangan jaman dan modernisasi, wawancara dan studi dokumentasi.
maka orang mulai acuh dan meninggalkan Berdasarkan jenis penelitian dan
budaya ketimuran tersebut. Melihat metode pengumpulan data yang
kenyataan tersebut, didapatkan beberapa dipergunakan, maka teknik analisis data
siswa yang telah menjadi dampaknya pada penelitian adalah analisis kualitatif
modernisasi tersebut. Mereka sudah mulai menurut Miles and Huberman (Sugiyono,
tampak individu (memikirkan diri sendiri) 2013: 91-99) meliputi: reduksi data,
sehingga kurangn peduli kepada orang penyajian data dan penarikan simpulan.
lain. Etika, sopan santun mulai hilang
dimana anak-anak sekarang kurang bisa Guna mendapatkan data data yang
menempatkan diri kepada siapa mereka valid dan reliabel dalam penelitian
bergaul dan bagaimana sikapnya kepada kualitatif yang diuji adalah dengan
3 Menggunakan kata-kata yang tidak 20% dini di sekolah dasar, sebab terbentuknya
mengundang amarah teman kepribadian seseorang tergantung pada
4 menjaga keamanan barang-barang 22,5%
di kelas
bagaimana pembiasaan ketika berada
Jumlah 84% bangku sekolah dasar. Guru SD merupakan
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai orang yang paling utama dan perperan
karakter cinta damai pada masing-masing penting dalam pembentukan karakter
indikator yaitu: 1) mengucap salam ketika seorang anak.
bertemu guru dan teman untuk pertama SD 1 Jepang sudah melaksanakan
kali pada hari itu sejumlah 23%, 2) tidak pendidikan berkarakter sejak beberapa
menggunakan kekuatan fisik dalam tahun lalu dalam kegiatan akademik
berselisih dengan teman sejumlah 18,5%, mapun non akademik melalui pembiasaan
3) Menggunakan kata-kata yang tidak 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun).
mengundang amarah teman sejumlah Setiap pagi pukul 06.30 secara bergantian
20%, 4) menjaga keamanan barang-barang guru berdiri di gerbang sekolah untuk
di kelas sejumlah 22,5%. Total nilai menyambut dan bersalaman dengan siswa
karakter cinta damai adalah 84%. yang datang ke sekolah, hal ini bermasud
Hasil rekapitulasi nilai budi pekerti untuk menumbuhkan kedisiplinan siswa
disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut. dan guru. Pada pukul 06.50 bel berbunyi
semua siswa bersama guru masuk kelas di
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Budi Pekerti awali dengan baris. Sebelum masuk pada
No Indikator Hasil materi pelajaran siswa bersama guru
1 menghargai teman dan kakak kelas 20% berdoa dan membaca asmaul husna atau
2 berkata tidak menyinggung 19,5%
sholawat nabi. Selama kegiatan
perasaan teman dan kakak kelas
3 hormat kepada guru dan kepala 23% pembelajaran berlangsung guru
sekolah menciptakan suasana pembelajaran yang
4 berperilaku sopan kepada guru dan 22% menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
kepala sekolah Sikap humanis harus selalu diterapkan oleh
Jumlah 84,5% guru untuk mendidik siswa sehingga ada
Berdasarkan hasil rekapitulasi di sikap keterbukaan dan peduli dari siswa
atas, maka nilai budi pekerti pada siswa kepada guru begitu pula guru kepada siswa
SD 1 Jepang adalah: 1) menghargai teman serta perilaku sesama siswa. Pada proses
dan kakak kelas sejumlah 20%, 2) berkata pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk
tidak menyinggung perasaan teman dan menumbuhkan budi pekerti dan nilai
kakak kelas 19,5%, 3) hormat kepada guru karakter hormat dan cinta damai.
dan kepala sekolah 23%, 4) berperilaku
sopan kepada guru dan kepala sekolah Pada waktu istirahat merupakan
22%. Total nilai budi pekerti adalah waktu bagi siswa untuk lepas dari tekanan
84,5%. danperintah guru, mereka diberi waktu
untuk makan, bermain, bergaul bersama
Berdasarkan hasil wawancara kepada temannya. Namu tidak lepas dari pantauan
kepala sekolah dan guru di SD 1 Jepang guru, yang mangamati perilaku siswanya
didapatkan hasil bahwa penerapan ketika bermain. Tidak jarang didapati
pendidikan karakter dan penumbuhan budi siswa yang berselisih, namun selalu ada
pekerti telah dilaksanakan secara temannya yang mampu melerai
teritegrasi dengan kegiatan pembelajaran. perselisihan tersebut. Hal tersebut
Penumbuhan nilai karakter dan budi dikarenakan guru selalu berpesan dan
pekerti memang penting diterapkan sejak menasehati siswanya sebelum keluar kelas
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang. 2010. Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa . Jakarta: Puskur
Dirjen Dikdasmen. 2016. Gerakan
Penumbuhan Budi Pekerti.
Kemendikbud: Jakarta
Endarswara, Suwardi. 2003. Budi Pekerti
dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:
Hanindata Graha Widya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001.
Yogyakarta: MLPTS
Mulder, Neils. 1980. Pribadi dan
Masyarakat Jawa. Jakarta: Sinar
Harapan
Nashir, Haedar. 2013. Pendidikan
Karakter Berbasis Agama dan
Budaya. Yogyakarta: Multi Presindo
SNP. 2015. Permendikbud No.23 tahun
2015. Jakarta: Kemendikbud
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung : Alfabeta
Wibowo dan Gunawan. 2015. Pendidikan
Karakter Berbasis Keunggulan
Lokal di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar