Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata -
mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk
dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang
mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang
permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir
dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen
(tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.
Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga
sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat
di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan –
pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi lahan bisnis yang luar
biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat
keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ
seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas
agar dapat berkembang terus.
Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna
membantu para pembaca yang ingin menekuni dunia drama. Selain tentang
pengertian dan unsur – unsur drama, makalah ini juga memuat catatan tentang
manfaat drama serta dilengkapi juga dengan panduan bagaimana akting yang
baik.
Demikian gambaran isi makalah ini dari penulis. Akhir kata, kami
ucapkan terima kasih.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami pecahkan adalah:
1. Bagaimana sejarah perkembangan drama modern?
2. Apa sajakah cerita yang sering dimainkan dalam drama modern?
3. Apa sajakah kostum yang digunakan pada drama modern?
4. Bagaimana tata panggung drama modern ?
5. Apa sajakah unsur drama modern ?
6. Apa sajakah unsur intrinsik drama modern ?
7. Apa sajakah jenis-jenis drama modern?
8. Apa sajakah tujuan pementasan drama modern?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan modern.
2. Untuk mengetahui cerita yang sering dimainkan pada drama modern.
3. Untuk mengetahui kostum yang digunakan pada drama modern.
4. Untuk mengetahui tata panggung drama modern.
5. Untuk mengetahui unsur drama modern.
6. Untuk mengetahui unsur intrinsik drama modern.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis drama modern.
8. Untuk mengetahui tujuan pementasan drama modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN DRAMA MODERN


Pada Periode Drama Sesudah Kemerdekaan naskah-naskah drama yang
dihasilkan sudah lebih baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
sudah meninggalkan gaya Pujangga Baru. Pada saat itu penulis drama yang
produktif dan berkualitas baik adalah Utuy Tatang Sontani, Motinggo Boesye
dan Rendra. Pada Periode Mutakhir peran TIM dan DKJ menjadi sangat
menonjol. Terjadi pembaruan dalam struktur drama. Pada umumnya tidak
memiliki cerita, antiplot, nonlinear, tokoh-tokohnya tidak jelas identitasnya,
dan bersifat nontematis. Penulis-penulis dramanya yang terkenal antara lain
Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan Riantiarno.
Kini kita berpaling ke drama-drama modern yang menggunakan naskah.
Kiranya sukses drama tradisional dalam kemandiriannya tidak dapat diwarisi
oleh grup-grup drama modern. Walaupun begitu kehadiran mereka dalam
khasanah sastra Indonesia merupakan fenomena yang tidak dapat dilupakan.
Kita kenal nama-nama besar seperti Bengkel Teater, Teater Populer, Teater
Starka, Teater Alam, dan sebagainya. Profesionalisme dalam berkesenian
belum cukup untuk menjawab tantangan jaman. Dibutuhkan pengelola
keuangan dan organisator yang mampu memanjangkan nafas hidup group-
group teater modern. Paling tidak teater modern membutuhkan impresario
atau tokoh semacam itu.
Di berbagai kota, banyak dramawan-dramawan muda yang masih
memiliki idealisme tinggi meneruskan kegiatan berteater meskipun secara
finansial tidak menjajikan perbaikan nasib. Di Surakarta, kehidupan Taman
Budaya Surakarta (TBS) dimotori oleh dramawan-dramawan muda, seperti
Hanindrawan, Sosiawan Leak, dan dramawan-dramawan muda dari 9 fakultas
di UNS, serta dari perguruan tinggi lain di Surakarta.

B. CERITA YANG SERING DIMAINKAN


1. Tema Sekolah (Kehidupan di sekolah)
Ciri-cirinya:

3
• Tokoh-tokohnya biasanya sebagian besar berperan menjadi orang-orang
yang berada pada lingkup sekolah {siswa,guru,tukang kebun,kepala
sekolah,dll.)
• Konflik yang terjadi juga masih pada lingkup sekolah (pembullyan,dll)
dan lingkup pendidikan (Demo tentang kurikulum,dll)
• Lebih banyak mengambil latar di sekolah
• Bisa digabungkan dengan tema persahabatan dan tema cita-cita
2. Tema Cita-cita
Ciri-ciri:
• Tokohnya biasanya adalah golongan bawah atau orang yang kesusahan
( Anak pemulung, anak yatim piatu,dll)
• Konflik yang dialami oleh tokoh-tokoh yang berperan sebagian besar
adalah tentang mimpi yang sangat sulit kemungkinan untuk dicapai tapi sang
tokoh akan kekeuh berjuang untuk menggapai mimpinya itu
• Amanatnya lebih banyak tentang motivasi-motivasi untuk menggapai
mimpi
3. Tema kehidupan
Ciri-ciri :
• Tokohnya bisa siapa saja
• Konflik yang terjadi bisa dimulai dari kehidupan sehari-hari,keluarga,
pekerjaan,dll.
• Amanat yang dikandung tentang moral-moral kehidupan
4. Adaptasi dari sejarah
Ciri-ciri:
• Tokohnya sesuai dengan orang-orang yang ada pada saat sejarah terjadi
• Cerita dan konflik mirip dengan sejarah yang ada, dan biasanya lebih
ditekankan pada saat-saat tertentu (perang,demo,dll). Terkadang konflik juga
sedikit diubah bisa dibuat lebih rumit ataupun sebaliknya.
• Latar biasanya sesuai dengan sejarah asli
• Kostum yang dipakai biasanya sesuai dengan era sejarah itu terjadi
5. Adaptasi dari dongeng
Ciri-cirinya :
• Tokohnya sesuai denngan cerita yang diadaptasi, jika ada penambahan,
hanya sedikit tokoh yang ditambahkan
• Cerita dan konflik mirip dengan cerita asli, hanya saja biasanya diubah
menjadi bergenre komedi,tragedi,melodrama dll.
• Latar bisa sesuai dengan cerita asli ataupun dibuat lebih moderen (pasar
diubah menjadi mall).

C. KOSTUM

4
Kostum modern yaitu bentuk busana pentas yang digunakan tak
berbeda dengan pakaian yang digunakan sehari-hari dimasyarakat.
Secara garis besar kostum dapat dibedakan atau digolongkan
menjadi lima kelompok yaitu : Busana dasar, busana kaki, busana tubuh,
busana kepala dan perlengkapan-perlengkapan atau accessories.
a. Busana dasar yaitu bagian dari busana yang entah kelihatan
maupun yang tidak terlihat, gunanya untuk membuat indah pakaian
yang terlihat. Busana ini juga untuk membuat efek yang diperlukan
dalam sebuah pertunjukan. Busana ini bisa berbentuk korset,
stagen, rok simpai atau busana untuk membuat perut gendut,
pinggul yang besar atau untuk membuat pemeran tampak gemuk.
Contoh yang paling sederhana yaitu pakaian badut.
b. Busana kaki yaitu busana yang digunakan untuk menghias kaki
pemeran. Busana ini bisa terdiri dari kaos kaki, sepatu ( olah raga,
periodisasi, klasik, modern, kesatuan atau seragam dan lain-lain),
sandal (modern, tradisional, klasik, rakyat atau keratin) sepatu atau
sandal dari suku atau Negara tertentu yang mempunyai ciri khas
tersendiri.
c. Busana tubuh atau body yaitu busana yang dipakai tubuh dan
kelihatan oleh penonton. Busana ini meliputi blus, rok, kemeja,
celana, jaket, rompi, jas, sarung dan lain-lain. Busana ini bisa
pakaian tradisional dari suatu daerah, busana kenegaraan, busana
modern atau busana fantasi yang diciptakan untuk tujuan
pementasan dengan lakon tertentu.
d. Busana kepala yaitu pakaian yang dikenakan di kepala pemeran,
termasuk juga penataan rambut. Corak pakaian kepala tentu saja
tergantung dari corak busana yang akan dikenakan. Pakaian kepala
dapat dimanfaatkan sebagai tanda atau pencitraan seorang pemain
di atas pentas. Misalnya seorang raja ditandai dengan pemakaian
mahkota, orang jawa dengan blangkonnya atau cowboy dengan
topi laken. Gaya rambut juga kadang-kadang dimasukkan kedalam
pakaian kepala meskipun ini termasuk bagian dari tata rias. Busana
dan tata rias sangat erat kaitannya dengan melukiskan peranan
hingga kedua hal tersebut perlu diperhatikan bersama.
5
e. Perlengkapan-perlengkapan/accessories. Accessories yaitu pakaian
yang melengkapi bagian-bagian busana yang bukan pakaian dasar
atau yang belum termasuk dalam busana dasar, busana tubuh,
busana kaki dan busana kepala. Pakaian ini ditambahkan demi efek
dekoratif, demi karakter atau tujuan-tujuan lain. Misalnya kaos
tangan, perhiasan, dompet, ikat pinggang, kipas dan sebagainya.

D. TATA PANGGUNG
Panggung adalah tempat para aktor memeragakan lakon drama. Sebagai
area pertunjukan, biasanya panggung dibuat sedikit lebih tinggi daripada
lantai. Sering pula lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton
yang paling jauh masih dapat melihat dan menyaksikan pertunjukkan drama
tersebut dengan jelas.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan untuk permainan
drama. Petugas yang menata panggung disebut penata panggung. Penata
panggung biasanya terdiri dari beberapa orang (tim) supaya dapat mengubah
keadaan panggung dengan cepat.
Panggung menggambarkan tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu
peristiwa. Peristiwa yang terjadi dalam suatu abak berbeda dalam tempat,
waktu, dan suasana yang berbeda dengan peristiwa dalam babak yang lain.
Untuk itu, penataan panggung harus diubah-ubah.

E. PEMENTASAN
Pementasan drama modern adalah kesenian yang sangat kompleks, karena
mempunyai unsur-unsur yang saling terkait di dalamnya, bukan hanya
melibatkan seniman. Tetapi membutuhkan unsur-unsur lainnya seperti naskah,
pemain, sutradara, tata rias, tata busana, tata lampu, tata panggung, tata suara
dan penonton yang wajib diperhatikan
a. Naskah Drama
Naskah drama adalah sebuah karangan yang isinya terdapat cerita atau
lakon. Dalam naskah juga termuat nama-nama tokoh dalam cerita,
peran tokoh, dialog yang diucapkan, dan keadaan panggung yang
diperlukan. Bentuk dan susunan naskah drama mempunyai perbedaan
dengan naskah dari cerpen atau novel.
6
Naskah drama tidak mengisahkan cerita secara lugas dan langsung,
karna lebih mementingkan ucapan-ucapan atau bisa dibilang penuturan
ceritanya diganti dengan dialog. Sedangkan naskah cerpen atau novel
berisi cerita lengkap dan peristiwa yang terjadi.
Permainan drama terbagi dalam babak demi babak. Setiap babak
mempunyai peristiwa tertentu dalam waktu dan susunan tertentu pula.
Dengan pembagian seperti ini, para penonton mendapatkan gaambaran
atau alur yang jelas bahwa setiap peristiwa itu dapat berlangsung di
tempat, waktu dan suasa yang berbeda.
Biasanya untuk mempermudah para seniman yang bermain drama,
naskah drama ditulis selengkap-lengkapnya disertai keterangan dan
petunjuk seperti gerakan-gerak yang di lakukan pemain, tempat
terjadinya peristiwa, perlengkapan logistik yang dibutuhkan setiap
babak dan keadaan panggung disetiap babak.
b. Pemain
Pemain merupakan orang yang memeragakan peran di dalam cerita,
atau disebut juga aktor/aktris. Beberapa pemain dibututhkan dalam
drama berdasarkan banyaknya tokoh yang ada di dalam naskah. Agar
berhasil memerankan tokoh dalam pementasan, pemain dipilih secara
tepat sesuai dengan peran yang dibutuhkan.
Dalam menentukan pemain di dalam drama, lebih mudah memilih
pemain campuran daripada tidak campuran. Maksud pemain campuran
yaitu pemain yang terdiri dari pemain laki-laki, perempuan, anak-anak,
remaja dan orang tua.
Berikut ini upaya yang tepat dalam memilih pemain drama :
A. Naskah drama harus dikuasai dan dipahami oleh pemain, mulai
dari dialog dan watak-watak tiap tokoh dalam naskah drama
itu.
B. Pemain harus mampu memerankan masing-masing tokoh
sesuai watak yang dibutuhkan
C. Perbandingan usia dan perawakan tubuh pemain dinilai sesuai
dengan kriteria yang dibutuhkan
D. Pemain memiliki skill dalam berlatih untuk memerankan tokoh
yang dikehendaki naskah
c. Sutradara

7
Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai
pemimpin yang mempunyai tanggung jawab dalam kesuksesan
pementasan drama, sutradara harus membuat perencanaan yang
matang. Tugas seorang sutradara sangat banyak dan cukup berat,
seperti memilih naskah, menentukan pokok penafsiran naskah,
memilih pemain, melatih pemain, bekerja dengan staf dan
mengkoordinasikan setiap bagian.
Semua tugas yang dilakukan sutradara harus dengan cermat, karna
sukses tidaknya suatu pementasan berdasarkan sutradaranya. Tugas
awal seorang sutradara adalah memilih naskah. Naskah yang terpilih
kemudian dibaca berulang-ulang, untuk menentukan watak tokoh-
tokoh, tata rias, pengaturan panggung dan seterusnya.
Meskipun sebagai pemimpin, sutradara harus mendengarkan usul dari
berbagai pihak dan mempertimbangkannya. Untuk para pemain,
sutradara juga berkewajiban untuk melatih, membimbing dan
mengarahakn para pemain agar sesuai dengan peran di dalam tokoh
cerita. Selain itu, sutradara juga berhak menegur, mencela atau
menyalahkan pemain yang memang salah dalam berakting atau
berdialog.
Tugas sutradara sangatlah banyak dan beban tanggung jawab yang
cukup berat. oleh karena itu, sutradara sebaiknya mampu :
1) Memilih naskah yang tepat
2) Pandai menafsirkan watak para tokoh cerita
3) Pandai memilih pemain yang sesuai naskah
4) Sanggup melatih dan membimbing pemain
5) Bisa bekerja tim dengan crew yang lain
6) Cekatan dalam memimpin semua tim
a.
b.
c.
d. Tata Rias
Tata rias merupakan bagian yang bertugas dalam mendandani atau
make up para pemain. Orang yang mengerjakan tata rias disebut
dengan penata rias. Penata rias ada pria dan wanita, dilihat dari
keahliannya dalam bidang tata rias. Alat-alat rias seperti bedak, lipstik,
pensil alis, kumis palsu, bulu mata dan masih banyak lagi.

8
Seorang penata rias harus memiliki teknik seni dalam merias seperti
teknik shading hidung, meniruskan pipi, menebalkan mata,
membentuk alis dan teknik lainnya. Selain itu penata rias juga harus
terampil dan cekatan, agar penata rias mampu mengatur waktu
sehingga pemainnya bisa siap untuk naik ke atas panggung dengan
riasan yang baik.
e. Tata Busana
Tata busana merupakan bagian yang mengatur pakaian pemain, seperti
bahan, model dan cara mengenakannya. Tata busana memiliki
hubungan yang erat dengan tata rias, oleh karena itu banyak juga tugas
tata busana dirangkap langsung oleh penata rias. Meskipun demikian
tugas penata rias dan penata busana memiliki tanggung jawab yang
berbeda, namun harus bekerja sama saling menyesuaikan dan saling
membantu agar hasilnya maksimal.
Penata rias dan penata busana harus mampu menafir dan memantaskan
riasan dan pakaian yang akan dikenakan. Seperti pakaian pesta
dilengkapi dengan riasan yang full cover, pakaian santai dilengkapi
dengan riasan yang natural. Semua bagian saling membantu untuk
menunjang penampilan pemain.

f. Tata Panggung
Panggung adalah tempat para pemain memeragakan lakon dramanya.
Sebagai seni pertunjukan, biasanya panggung akan di desaign lebih
tinggi daripada lantai, lebih tinggi dari tempat duduk penonton agar
penonton yang duduk dibelakang masih mampu menyaksikan
pertunjukan dengan jelas.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan dalam
memainkan pementasan. Petugas yang menata panggung disebut
penata panggung yang terdiri dari tim, supaya dapat merubah keadaan
panggung dengan cepat. Panggung mendeskripsikan tempat, waktu
dan suasana yang terjadi. Setiap peristiwa yang memiliki babak
berbeda tempat, waktu dan suasana membuat penataan panggung harus
lebih cekatan untuk merubahnya.
Tugas penantaan panggung hanya menuruti apa yang dikehendaki
naskah, namun juga boleh menambahkan, mengurangi atau mengubah
9
letak perlatan asal perubahan itu menambah estetika keadaan
panggung. Sebaiknya yang dipilih untuk menata panggung adalah
orang-orang yang mengerti keindahan dan komposisi seni yang baik.
g. Tata Lampu
Tata lampu adalah bagian yang bertugas dalam pengaturan cahaya di
panggung. Bagian ini berhubungan erat denga tata panggung.
Pengaturan cahaya di panggung harus disesuaikan dengan keadaan
panggung yang dibutuhkan. Seperti penataan lampu di rumah orang
miskin dan di rumah orang kaya, memerlukan cahaya lampu yang
berbeda dan disesuaikan dengan waktu terjadi.
Penata lampu biasanya menggunakan spot light, semacam kotak besar
yang memiliki lensa besar berisi lampu ratusan watt. Karena tata
lampu berhubungan dengan listrik, sebaiknya penata lampu adalah
orang yang mengerti teknik kelistrikan.
h. Tata Suara
Tata suara yang biasa kita kenal adalah bagian yang mengatur pengeras
suara (sound system) dan musik pengiring. Alat musik yang digunakan
tentu berbeda sesuai dengan suasana yang dibutuhkan, seperti suasana
sedih mungkin hanya diiringi dengan musik mendayu-dayu menyayat
hati, suasana pertengkaran diiringi dengan musik yang berirama cepat
dan keras.
Iringan musik tidak dijelaskan secara mendalam di naskah,
penjelasannya hanya secara umum seperti musik pelan, sendu atau
sedih. Musik pengiring juga sebaiknya berada dibalik layar, agar tidak
mengganggu para pemain drama dan kekerasan yang diatur sesuai
dengan kadarnya.
i. Penonton
Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Semua unsur
drama yang disiapkan, tentu dibuat untuk penonton. Kesuksesan
sebuah drama dapat diukur dari respon para penonton yang
menyaksikannya. Penonton drama terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan, ekonomi maupun kemampuan mengapresiasi atau
motivasi.
Ada tiga macam ragam penonton, dilihat dari segi motivasinya :
a. Penonton Peminat : yaitu penonton intelektual atau penonton
yang mampu mengapresiasi seni.
10
b. Penonton Iseng : yaitu penonton yang tidak punya ketertarikan
khusus pada seni, hanya menikmati untuk hiburan.
c. Penonton Penasaran : yaitu penonton yang menonton karena
penasaran ingin tahu bagaimana lakon , pemain dan cerita
dramanya.
Fungsi penonton yang meminati seni tentu sangat dibutuhkan disetiap
pementasan drama, agar drama terasa hidup dengan apresiasi yang
penonton berikan.

F. UNSUR-UNSUR DRAMA MODERN


 UNSUR INTRINSIK :
1. Tema
Setiap karya sastra memiliki tema, Tema adalah gambaran drama yang
telah diciptakan. Tema juga bisa menjadi masalah utama yang menjadi
sumber ceritanya.
2. Alur
Alur atau plot adalah urutan kejadian yang dilakukan oleh karakter utama
dari babak pertama sampai babak terakhir.
Perkenalan masalah, yaitu terjadinya pertama masalah yang
dilakukan oleh tokoh.
Masalah atau konflik, adalah fenomena yang mencakup isu-isu yang
sering dihadapi oleh tokoh dalam cerita.
Puncak konflik, adalah masalah kesulitan satu sama lain dalam cerita,
yaitu cerita yang menceritakan tentang karakter di akhir cerita
drama.
3. Percakapan
a. Menurut pasangan, percakapan itu terbagi menjadi dua. Dengan
tempat (prolog dan epilog) dan dengan jumlah alat tokoh (monolog
dan dialog)
Menurut Tempat :
Prolog : di depan drama (sebelum berbicara)
Epilog : di akhir atau penutup drama.
Tindakan:
Dialog : Percakapan antara yang lain dan yang lainnya.
Monolog: Percakapan dibuat hanya oleh satu tokoh dan tokoh lainnya.
4. Tokoh dan Penokohan
a. Tokoh dalam drama sebagai:
 Tokoh utama : tokoh yang menjadi sumber ceritanya
 Tokoh pembantu : Orang tua yang berdialog tapi bukan pusat
cerita.
 Ekstra : tokoh ini diadakan untuk membuatnya sama
nyatanya

11
seperti itu, tapi tidak berdialog dan hanya
lewat.
 Tokoh Antagonis : tokoh yang memiliki karakter buruk, jadi tidak
disukaipenonton.
 Tokoh protagonis : tokoh yang memiliki karakter yang baik.
 Tritagonis : tokoh yang bisa menjadi tokoh protagonis
atau
antagonis (mediator).
5. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang disampaikan penulis/tokoh kepada
penonton penonton
6. Latar atau Setting
Latar atau setting dibagi menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat,
dan latar suasana.
Latar waktu : waktu yang ditunjukkan saat drama berlangsung di
atas
panggung.
latar tempa : tempat terjadinya kejadian pada setiap babak
latar suasana :
Alam : peristiwa di sekitar lokasi kejadian, misalnya:
gerimis, suara
kriket,
Suasana hati : apapun yang terjadi pada tokoh, misalnya: marah,
marah,
menyenangkan

 UNSUR EKSTRINSIK
Merupakan unsur yang datang dari luar namun mempengaruhi sebuah
cerita yang disajikan. Artinya, unsur-unsur ekstrinsik tidak terlibat pada
jalannya certa, namun keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi
perkembangan sebuah cerita. Oleh karena itu, dapat dijumpai kasus sebuah
drama yang terbengkalai dikarenakan oleh faktor ini. Yang termasuk unsur
ekstrinsik sebuah drama yaitu:

- Faktor ekonomi,
- Faktor politik
- Faktor sosial- budaya
- Faktor pendidikan
- Faktor kesehatan
- Faktor psikologis pemain dan kru
- Kebijakan pemerintah

G. JENIS-JENIS DRAMA MODERN

12
Jenis drama modern yaitu sebuah jenis drama yang menggunakan naskah
dimana drama ini bertolak dari hasil sastra yang tersusun untuk pementasan.
Beberapa macamnya adalah :
 Konvensional atau sandiwara ialah sebuah drama yang bertolak dari
para pelaku atau tokoh drama yang disajikan secara konvensional
 Kontemporer atau teater mutakhir ialah sebuah drama yang mendobrak
kovensi lama & penuh dengan pembaharuan, penyajian baru, gagasan
baru, ide-ide yang baru, juga penggabungan konsep barat & timur.

H. TUJUAN PEMENTASAN DRAMA MODERN


1. Memberikan pesan moral yang terselip di dalam drama
2. Memperoleh pengetahuan, kesenangan, dan pengalaman akan seni teater
3. Menambah wawasan akan budaya di suatu wilayah
4. Sebagai hiburan
5. Memupuk kerja sama yang baik dalam pergaulan sosial
6. Mengembangkan emosi dan kreativitas seseorang
7. Menumbuhkan rasa percaya diri ketika memerankan sebuah tokoh
8. Sebagai media pembelajaran untuk mengapresiasi sesuatu

I. PERBEDAAN DRAMA MODERN DAN TRADISIONAL

Drama Tradisional
Drama tradisional merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para
pesertanya berasal dari daerah setempat dengan cerita yang bersumber dari
kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar dan dirasakan sebagai milik sendiri
oleh setiap masyarakat yang hidup di lingkungan tersebut, misalnya mitos atau
legenda dari daerah itu.
Dalam teater tradisional, segala sesuatunya disesuaikan dengan kondisi
adat istiadat, diolah sesuai dengan keadaan sosial masyarakat, serta struktur
geografis masing-masing daerah. Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri yang
spesifik kedaerahan dan menggambarkan kebudayaan lingkungannya.
Teater tradisional memiliki ciri-ciri khusus sesuai dengan gambaran
kebudayaan daerahnya, seperti berikut ini:
1) Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah setempat, yang tentu lebih
akrab di telinga masyarakat sekitar.
2) Seringkali terdapat unsur nyanyian serta tari-tarian di dalamnya.
3) Diiringi oleh alat musik tradisional, biasanya berupa alat tetabuhan yang
identik dengan daerah tersebut.
4) 4. Dilakonkan dengan banyak improvisasi di dalamnya.
5) 5. Terjadi banyak interaksi antara pemain dengan penonton.
13
6) Pementasan kebanyakan dilakukan diluar ruangan, seperti lapangan
ataukah halaman rumah.
7) Pementasan panggung cukup sederhana dengan suasana yang santai.

Drama Modern
Drama modern, adalah jenis teater yang tumbuh dan berkembang di
tengah keramaian kota dengan adanya pengaruh dari teori Barat. Cerita yang
dipentaskan bersumber dari sebuah karya sastra atau peristiwa sehari-hari.
Naskahnya terdiri dari peranan central, pembentukan watak dan karakter
tokoh, serta alur cerita. Para pemain harus meminimalisir improvisasi dengan
maksud agar bangun ceritanya standar, sehingga meskipun dilakukan
pementasan berulang-ulang kali, cerita tetap sama.
Peran sutradara sangatlah penting dalam teater modern, karena merupakan
tokoh central yg memiliki hak tunggal dalam hal menginterpretasikan naskah
cerita yang ingin ditampilkan dan dipersembahkan kepada penonton.
Beberapa contoh dari teater modern ini antara lain:
 Drama
 Teater
 Sinetron
 Film
Ciri-ciri dari teater modern yaitu:
a. Panggung tertata rapi dengan jenis peralatan yang lebih
kompleks dibandingkan dengan teater tradisional.
b. Umumnya pementasan teater modern dilaksanakn di sebuah
gedung tertutup.
c. Terdapat pengaturan akan jalur cerita yang dipentaskan.
d. Jumlah peserta lebih banyak dibandingkan teater tradisional.
e. Tidak banyak interaksi yang dilakukan antara penonton
dengan pemain.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat
percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog
itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action.
Sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan
pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival
drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal
4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal.
- Unsur – unsur Drama
- Tema
- Alur
- Tokoh
- Latar
- Amanat
Manfaat drama/teater :
 Menyalurkan hobi
 Berkelompok (Bersosialisasi)
 Pembentukan Postur Tubuh
 Apresiasi dramatik.
 Pengembangan ujar
 Mempertajam kepekaan emosi
 Meningkatkan pemahaman

15
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Mujiyanto, Yant. 2007. Panduan Pembelajaran Bahasa Indonesia XI. Surakarta:
Mediatama.
Efendi, Joko Santoso Anwar. 2005. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra
Indonesia SMA XI. Surabaya: SIC
Wiyanto, Asul. 2011. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.

16

Anda mungkin juga menyukai