Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEKNIK LINGKUNGAN

PENCEMARAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN (B3)

Disusun oleh :

NADILA AMAMI

4615130004

JURUSAN DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA


2017ABSTRAK

Karya tulis ini berjudul “PENCEMARAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN


BERACUN”. Manusia merupakan bagian dari komponen lingkungan hidup dan
mempunyai peranan yang sangat besar dalam penggunakan seluruh komponen di
bumi, termasuk bahan berbahaya dan beracun atau B3. Banyak terjadi kerusakan alam
yang terjadi tanpa memperhatikan sebab yang menimbulkan kerusakan tersebut. Hal ini
dapat menyebabkan kualitas seluruh makhluk hidup termasuk manusia itu sendiri di
masa depan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, rumusan permasalahan dalam penulisan


makalah ini adalah 1) apa itu limbah B3? 2) apa saja penggunaan B3? 3) apa dampak
dari penggunaan b3? 4) seberapa berbahaya limbah B3? 5) bagaimana penanganan
terhadap limbah tersebut?

Tujuan penulisan makalah ini adalah 1) untuk menambah pengetahuan dan


wawasan tentang B3 2) untuk pendeskripsian terjadinya pencemaran terhadap limbah
B3.

Penngertian pencemaran sendiri berdasarkan UU No. 4 Tahun 1982 adalah


masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dna atau komponen lain
kedalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualitas lingkungan menjadi menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi sesuai peruntukkannya.

Tercemarnya lingkungan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh


makhluk hidup. Untuk itu kita harus menjaga lingkungan agar tak terjadi pencemaran
yang lebih buruk.

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang maupun
bentuk dan isinya yang sangat sederhana ini. semoga makalah dapat digunakan
sebagai acuan, petunjuk, dan pedoman dalam mata kuliah Teknik Lingkungan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki baik bentuk maupun isi dari makalah
tersebut sehingga kedepannya akan lebih baik lagi.

Saya akui dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dikarenakan terbatasnya referensi dan waktu dalam penulisan. Oleh karena itu saya
harapkan kepada para pembaca agar memberi masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 2 Januari 2018

Nadila Amami

2
DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

1.4 Manfaat....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun....................................................3

2.2 Sumber Limbah.......................................................................................................4

2.3 Gejala Umum Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri............................5

2.4 Dampak Pencemaran Limbah B3 Industri..............................................................6

2.5 Upaya Pencegahan Pencemaran Limbah Industri.................................................11

2.6 Penanggulangan Pencemaran Limbah B3 Industri................................................12

2.7 Upaya yang Perlu Dilakukan Untuk Selamatkan Lingkungan Hidup......................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................15

3.2 Saran.......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

ii1
ii2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan industri merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang
pembangunan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Akan tetapi kegiatan industri
selain berdampak positif juga dapat berdampak negatif. Dampak positifnya
menghasilkan barang dan jasa, meningkatkan lapangan kerja sedangkan
dampak negatifnya menghasilkan limbah dan pencemaran lingkunan serta dapat
merusak sumber daya alam dan menurunkan kualitas hidup karena lingkungan
menjadi kotor dan tercemar. Untuk itu dalam melakukan pembangunan industri
arus sudah diperhitungkan dampak negatifnya.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan dampak
negatif industri antara lain dengan menganjurkan teknologi bersih, memasang
alat pencegah pencemaran, melakukan proses daur ulang, dan menetapkan
wajib pengelolahan limbah bagi industri-industri. Sayangnya upaya-upaya
tersebut belum dapat berjalan secara optimal karena alasan kurang biaya
terutama untuk industri-industri kelas menengah kebawah (modal kecil)
ataukarea ketidak tahuan dari pemilik industri.
Berbagai jenis limbah Baha Berbahaya dan Beracun (B3) yang dibuang
langsung ke lingkungan merupakan sumber pencemaran dan perusakan
lingkungan. Untuk menghindari terjadinya limbah B3 diperlukan suatu sistem
pengelolaan yang terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya pengelolaan
limbah B3 tersebut merupakan salah satu usaha dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Agar usaha tersebut dapat berjalan dengan baik perlu dibuat dan
diterapkan suatu sistem manajemen pengelolaan, terutama pada sector industri.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan memberlakukan peraturan perundang-
undangan lingkungan hidup sebagai dasar dalam pelaksanaannya. Dengan
diberlakukannya peraturan tersebut maka hak, kewajiban dan kesewenangan
1
dalam pengelolaan limbah B3 oleh setiap orang/badan usaha maupun organisasi
kemasyarakatandijaga dan dilindungi oleh hokum. Untuk menunjang
pelaksanaan program-program tersebut, diperlukan sumber daya manusia
(SDM) yang menguasai manajemen pengelolaan limbah B3, hak dan kewajiban
instansi/badan usaha yang dipimpin dan kesadaran untuk melindungi lingkungan
dari bahaya pencemaran dan perusakan.
Oleh karena masalah-masalah diatas, penulis tertarik untuk membahas
tentang pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) oleh industri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
didapatkan adalah :
a. Apa definisi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun industri
b. Bagaimana pencegahan dan penanggulangannya

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),
dampak pencemaran B3 industri terhadap lingkungan, serta pencegahan dan
penanggulangannya.

1.4 Manfaat
a. Dapat mengetahui definisi limbah Bahan berbahaya dan Beracun
(B3)
b. Dampak pencemaran B3 terhadap lingkungan
c. Mengetahui pencegahan dan penanggulangannya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat, konsetrasi, dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan merusak lingkungan hidup, dan dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan
debu,cair, dan padat. Diantara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat
beracun atau berbahay yang dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3).
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) adalah setiap bahan
sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammability,reactivity, dan
corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan
kesehatan manusia.
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusak lingkungan
hidup atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain.
Menurut RCRA (Resource Conservation and recovery Act) Limbah (solid)
atau gabungan berbagai limbah yang karena jumlah dan konsentrasinya, atau
karena karakteristik fisik-kimia infeksiusnya bersifat :
 Dapat mengakibatkan timbulnya atau menyebabkan semakin
parahnya penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau penyakit yang
melumpuhkan
3
 Menyebabkan timbulnya gangguan terhadap kesehatan manusia
atau lingkungan apabila tidak diolah, disimpan, diangkut, dibuang, dan
dikelola dengan baik

2.2 Sumber Limbah B3


1. Limbah B3 menurut sumbernya ( PP.05/1999) :
a. Sumber tidak spesifik
Limbah yang berasal bukan dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi,
pelarutan kerak, pengemasan, dll.
b. Sumber spesifik
Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan tertentu.
c. Bahan kimia kadaluarsa; tumpahan; sisa kemasan; buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi

Gambar 1 Identifikasi Limbah B3

2. Berdasarkan Karakteristik limbah B3


Karakteristik limbah B3 menurut PP No.18 tahun 1999 yang hanya
mencantumkan 6 kriteria, yaitu :
a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar
c. Bersifat reaktif
d. Beracun
e. Menyebabkan infeksi
f. Bersifat korosif

2.3 Gejala Umum Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri


1. Jangka Pendek
Air sungai atau air sumur sekitar lokasi industri pencemaran, yang
semula berwarna jernih, berubah menjadi keruh berbuih dan berbau
4
busuk, sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga masyarakat
sekitar untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku air minum.
Ditinjau dari segi kesehatan. Kesehatan warga masyarakat sekitar
dapat timbul penyakit dari yang ringan seperti gatal-gatal pada kulit
sampai yang berat berupa cacat genetik pada generasi berikutnya.
Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-
daerah industri.
Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya pada saat musim
kemarau, sedangkan pada musim penghujan cenderung terjadi banjir
yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi
ekosistemnya yang telah rusak.
Temperature udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah,
bahkan temperatur tertinggi di beberapa kota seperti Jakarta sudah
mencapai 37°C.
Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO,
NO2r S02, dan debu.

2. Jangka Panjang
Penyakit akibat pencemaran ada yang baru muncul sekian tahun
kemudian setelah cukup lama bahan pencemar terkontamnasi dalam
bahan pencemaran terkontaminasi dalam bahan makanan menurut daur
ulang ekologik, seperti penyakit minaimata sekitar 1956 di Jepang.
Terdapat lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena
mengkonsumsi ikan yang berasal dari teluk Minamata. Teluk ini tercemar
merkuri masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan,
dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-
anak dapat menyebabkan Pink disease/acrodynia, alergi kulit dan
Kawasaki disease/mucocutaneous lymph node syndrome.

2.4 Dampak Pencemaran Limbah B3 Industri

1. Limbah Industri Pangan

5
Gambar 2 Limbah Industri Pangan

Sektor industry/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan

antara lain : tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut).

Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam

penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein,

lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan

dalam pengolahan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri tahu,

tempe, tapioka, industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat

menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila

pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.


Air buangan (effluent) atau limbah buangan dari pengolahan

pangan dengan Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi mengandung

polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila

effluent dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya mengganggu

seluruh keseimbangan ekologi dan bahkan dapat menyebabkan kematian

ikan dan biota perairan lainnya.

2. Limbah Industri Kimia dan Bahan Bangunan

6
Gambar 3 Limbah Industri Kimia

dan Bahan Bangunan

Industri kimia seperti alkohol, parfum dan minyak pelumas (oli)

dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar,

mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan ke lingkungan

sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya

terkandung zat kimia berbahaya, senyawa organik dan anorganik baik

terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk

selama proses fermentasi berlangsung.

Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya

juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil

perasan, endapan CaSO4, gas berupa uap alkohol. Kategori limbah

industri ini adalah limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang mencemari

air dan udara.

Gangguan yang ditimbulkan akibat efek bahan kimia toksik :

a. Keracunan yang

akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu

kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan

akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan

H2S, Co dalam dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan

7
kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut

dan sebagainya.
b. Keracunan

kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam

tubuh dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan

berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa

dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen,

raksa, asbes, dan sebagainya.

Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan

pekerja apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak

sesuai dengan Threshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari

industri juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar.


Kegiatan lain sektor ini yang mencemari lingkungan adalah

industri yang menggunakan bahan baku dari barang galian seperti batako

putih, genteng, batu kapur, dan kerajinan batu bata. Pencemaran timbul

sebagai akibat dari penggalian yang dilakukan terus menerus sehingga

meninggalkan kubah-kubah yang sudah tidak mengandung hara sehingga

apabila tidak direklamasi tidak dapat ditanami untuk lading pertanian.

3. Limbah Industri

Sandang Kulit dan Aneka


Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing,

penyamakan kulit dpat mengakibatkan resiko tinggi terhadap lingkungann

karena dalam kegiatannya proses pencucian terhadap bahan-bahan

bakunya memerlukan air sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar.

Proses ini menimbulkan air buangan (bekas proses) yang besar pula,

8
dimana air buangan mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar

minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi).

4. Limbah Industri

Logam dan Elektronika

Gambar 4 Limbah Industri Logam dan Elektronika

Bahan buangan yang dihasilkan dari industri besi baja seperti


mesin bubut, cor logam dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap, dan gas yang
mengotori udara sekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan
buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam)
mengganggu ketenangan sekitarnya. Kadar bahan pencemar yang tinggi
dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan
manusia baik yang bekerja di pabrik maupun masyarakat sekitar.
Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihasilkan dari
proses dalam industri besi-baja atau logam terhadap kesehatan yaitu :
a. Debu, dapat
menyebabkan iritasi, sesak napas
b. Kebisingan,
mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah,
ketegangan otot, menurunnya kewaspadaan, konsentrasi
pemikiran dan efisiensi kerja
c. Karbon
monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius,
yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat,
pusing, dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila
keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa
diikuti dengan kematian
9
d. Karbon dioksida
(CO2), dapat mengakibatkan sesak napas, kemudian sakit
kepala, pusing, napas pendek, otot lemah, mengantuk, dan
telingan berdenging
e. Belerang
dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat
menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan,
peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm),
pembengkakan paru-paru atau celah suara
f. Minyak pelumas,
buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dan
sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan ke sungai,
kolam, atau sawahdan sebagainya
g. Asap, dapat
mengganggu pernapasan, menghalangi pandangan, dan bila
tercamput dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan
pengaruh yang memebahayakan

2.5 Upaya
Pencegahan Pencemaran Limbah B3 Industri
Upaya-upaya pencegahan yang harus dilakukan dalam mengatasi
pencemaran limbah B3 industri adalah sebagai berikut :
1. Menempatkan industri atau pabrik terpisah atau jauh dari
pemukiman penduduk
2. Melakukan pengawasan atau penggunaan beberapa jenis
pestisida, insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi
penyebab pencemaran
3. Melakukan pengijauan
4. Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku
yang mencemari lingkungan
5. Pengaturan pembuangan limbah dengan IPAL (Instalasi
Pembuangan Air Limbah) agar tidak mencemari lingkungan

2.6 Penanggulangan Pencemaran Limbah B3 Industri

10
1. Jenis-jenis proses pengolahan limbah secara fisik dan kimia antara
lain :
a. Proses pengolahan secara kimia
 Reduksi-Oksidasi
 Elektrolisasi
 Netralisasi
 Presipitasi/Pengedapan
 Solidifikasi/Stabilisasi
 Absorpsi
 Penukaran ion
 Pirolisa

b. Proses pengolahan secara fisik


 Pembersihan gas ; Elektrostatik presipitator, Penyaringan
partikel, Wet scrubbing, Adsorpsi dengan karbon akitf
 Pemisahan cairan dengan padatan : Sentrifugasi, Klarifikasi,
Flokulasi, Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening
 Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : Adsorpsi,
Kristalisasi, Dialisasi, Elektrodialisasi, E leaching, Reverse
osomosis, Solvent extractor, dan Stripping

2. Penerapan sistem pengolahan limbah B3


Penerapan sistem pengolahan limbah harus disesuaikan dengan
jenis dan karakterisasi dari limbah yang akan diolah dengan
memperhatikan 5 hal sebagai berikut :
a. Biaya pengelolaan murah
b. Pengoperasian dan perawatan alat mudah
c. Harga alat murah dan tersedia suku cadang
d. Keperluan lahan relatif kecil
e. Bisa mengatasi permasalahan limbah tanpa
menimbulkan efek samping terhadap lingkungan
3. Teknologi pengolahan
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga
metode yang paling populer diantaranya adalah :
a. Chemical Conditioning
Terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut :
1) Concentration Thickening
2) Treatment, Stabilization, and Conditioning
3) De-watering and Drying
4) Disposal
b. Solidification/Stabilization
Terdiri dari 6 tahapan, yaitu :
11
1) Macroencapsulation
2) Microencapsulation
3) Adsorpsi
4) Absorbs
5) Detoxification
c. Incineration

2.7 Upaya yang Perlu Dilakukan Untuk Selamatkan Lingkungan Hidup


Wajib bagi kita semua untuk mengetahui pengetahuan tentang hubungan
antara jenis lingkungan. Hal ini sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas. Para aparat penegak
hokum juga perlu diberi pengetahuan sebesar-besarnya tentang permasalahan
pencemaran lingkungan ini.
Oleh karena itu, pemerintah harus mengawasi kegiatan industri dan
pembuangan limbahnya. Pelaku industri harus melakukan cara-cara pencegahan
pencemara lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat
pencegahan pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang terpenting
harus melakukan pengolahan limbah industri guna menghilangkan bahan
pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan pencemaran hingga batas
yang diperbolehkan. Disamping itu perlu dilakukan penelitian atau kajian-kajian
lebih banyak lagi mengenai dampak limbah industri yang spesifik (sesuai jenis
industrinya) terhadap lingkungan serta mencari metode tepat guna untuk
pencegahan masalahnya.
Selain pemerintah dan pelaku industri, masyarakat juga harus jeli
menanggapi masalah lingkungan yang disebabkan oleh sisa kegiatan industri.
Masyarakat tidak bisa menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada pemerintah
dan pelaku industri. Hal ini mutlak perlu, terutama bagi masyarakat yang
bertempat tinggal disekitar area industri. Dampak dari buangan industri
sangatlah kompleks. Pada dasarnya limbah industri akan mencemari lingkungan
udara, air, dan tanah. Udara yang kotor dan tercemar akan merusak penciuman
dan paru-pari. Pencemaran air akan merusak biota air dan pastinya akan
mengganggu keberadaan dan ketersediaan sumber air bersih. Pencemaran
tanah, selain mengganggu kesuburan tanah itu sendiri dan apapun yang hidup

12
dan tumbuh diatasnya pada akhirnya juga akan mengganggu dan mencemari air
tanah.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Limbah B3 industri dapat menghasilkan bahan toksik yang
berbahaya bagi lingkungan
2. Limbah industri yang mengandung bahan pencemar akan
berpengaruh terhadap lingkungan baik jangka pendek maupun jangka
panjang
3. Limbah industri berdampak pada lingkungan dan kesehatan
manusia
4. Pencegahan pencemaran limbah B3 industri dapat dilaukan
dengan mengatur sistem pembuangan industri sehingga tidak mencemari
lingkungan, yaitu :
 Menempatkan industri atau pabrik terpisah atau jauh dari
pemukiman penduduk
 Melakukan pengawasan atau penggunaan beberoa jenis
pestisida, insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi
penyebab pencemaran
 Melakukan penghijauan
 Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap
pelaku yang mencemari lingkungan
 Pengaturan pembuangan limbah dengan IPAL (Instalasi
Pembuangan Air Limbah) agar tidak mencemari lingkungan
5. Penanggulangannya dapat dilakukan dengan pengolahan limbah
selain itu dalam mengatasi pencemaran sangat diperlukannya peran
pemerintah dan kesadaran masyarakat.

3.2. Saran
1. Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah.

14
Perlu diberikan sanksi yang tegas bagi industri-industri yang membuang limbahnya ke
sungai, laut, yang dapat menimbulkan pencemaran dan dampak buruk bagi
lingkungan.DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.(2017, 2 November). Limbah. Diperoleh 1 Januari 2018, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah

IAESTE Swizerland (2007, 17 Desember). Industrial Sight Leibstadt. Diperoleh 1


Januari 2018, dari http://www.iaeste.ch/Trainees/Events/2007/IndustrialSightLeibstadt/

GC3 Specialty Chemical Inc. (2015, 5 November). Chemical Technology. Diperoleh 1


Januari 2018, dari http://www.gc3.com/techdb/manual/cooltext.htm

Ilmu Geografi (2016, 26 Desember). Pencemaran Limbah B3 di Indonesia. Diperoleh 1


Januari 2018, dari http://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pencemaran-limbah

15

Anda mungkin juga menyukai