Anda di halaman 1dari 2

Sabar Dan Shalat Sebagai Penolong

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-
Baqarah: 45-46)
Ibnu Katsir menjelaskan satu prinsip dan kaidah dalam memahami Al-Qur’an
berdasarkan ayat ini bahwa meskipun ayat ini bersifat khusus ditujukan kepada
Bani Israel karena konteks ayat sebelum dan sesudahnya ditujukan kepada mereka, namun
secara esensi bersifat umum ditujukan untuk mereka dan selain mereka. Bahkan setiap ayat Al-
Qur’an, langsung atau tidak langsung sesungguhnya lebih diarahkan kepada orang-orang yang
beriman, karena hanya mereka yang mau dan siap menerima pelajaran dan petunjuk apapun
dari Kitabullah. Maka peristiwa yang diceritakan Allah Taala tentang Bani Israel, terkandung di
dalamnya perintah agar orang-orang yang beriman mengambil pelajaran dari peristiwa yang
dialami mereka. Begitulah kaidah dalam setiap ayat Al-Qur’an sehingga kita bisa mengambil
bagian dari setiap ayat Allah swt. “Al-Ibratu Bi’umumil Lafzhi La Bikhusus sabab” (Yang harus
dijadikan dasar pedoman dalam memahami Al-Qur’an adalah umumnya lafazh, bukan
khususnya sebab atau peristiwa yang melatarbelakanginya”.
Perintah dalam ayat di atas sekaligus merupakan solusi agar umat secara kolektif bisa
mengatasi dengan baik segala kesulitan dan problematika yang datang silih berganti. Sehingga
melalui ayat ini, Allah memerintahkan agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan
senantiasa mengedepankan sikap sabar dan menjaga shalat dengan istiqamah. Kedua hal ini
merupakan sarana meminta tolong yang terbaik ketika menghadapi berbagai kesulitan.
Rasulullah saw selaku uswah hasanah, telah memberi contoh yang konkrit dalam mengamalkan
ayat ini. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan bahwa,
“Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menghadapi suatu persoalan, beliau segera
mengerjakan shalat“.
Huzaifah bin Yaman menuturkan, “Pada malam berlangsungnya perang Ahzab, saya
menemui Rasulullah saw, sementara beliau sedang shalat seraya menutup tubuhnya dengan
jubah. Bila beliau menghadapi persoalan, maka beliau akan mengerjakan shalat“. Bahkan Ali bin
Abi Thalib menuturkan keadaan Rasulullah saw pada perang Badar, “Pada malam
berlangsungnya perang Badar, semua kami tertidur kecuali Rasulullah, beliau shalat dan
berdo’a sampai pagi“.
Dalam riwayat Ibnu Jarir dijelaskan bagaimana pemahaman sekaligus pengamalan
sahabat Rasulullah saw terhadap ayat ini. Diriwayatkan bahwa ketika Ibnu Abbas melakukan
perjalanan, kemudian sampailah berita tentang kematian saudaranya Qatsum, ia langsung
menghentikan kendaraanya dan segera mengerjakan shalat dua raka’at dengan melamakan
duduk. Kemudian ia bangkit dan menuju kendaraannya sambil membaca, “Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi
orang-orang yang khusyu’“.
Secara khusus untuk orang-orang yang beriman, perintah menjadikan sabar dan shalat
sebagai penolong ditempatkan dalam rangkaian perintah dzikir dan syukur. “Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepadaKu dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah swt senantiasa bersama dengan orang-orang
yang sabar“. (Al-Baqarah: 152-153). Dalam kaitan dengan dzikir, menjadikan sabar dan shalat
sebagai penolong adalah dzikir. Siapa yang berdzikir atau mengingat Allah dengan sabar, maka
Allah akan mengingatnya dengan rahmat.

Masih dalam konteks orang yang beriman, sikap sabar yang harus selalu diwujudkan
adalah dalam rangka menjalankan perintah-perintah Allah Taala, karena beban berat yang
ditanggungnya akan terasa ringan jika diiringi dengan sabar dan shalat. Ibnul Qayyim
mengkategorikan sabar dalam rangka menjalankan perintah Allah Taala termasuk sabar yang
paling tinggi nilainya dibandingkan dengan sabar dalam menghadapi musibah dan persoalan
hidup.
Syekh Sa’id Hawa menjelaskan dalam tafsirnya, Asas fit Tafasir kenapa sabar dan shalat
sangat tepat untuk dijadikan sarana meminta pertolongan kepada Allah Taala. Beliau
mengungkapkan bahwa sabar dapat mendatangkan berbagai kebaikan, sedangkan shalat dapat
mencegah dari berbagai perilaku keji dan munkar, disamping juga shalat dapat memberi
ketenangan dan kedamaian hati. Keduanya (sabar dan shalat) digandengkan dalam kedua ayat
tersebut dan tidak dipisahkan, karena sabar tidak sempurna tanpa shalat, demikian juga shalat
tidak sempurna tanpa diiringi dengan kesabaran. Mengerjakan shalat dengan sempurna
menuntut kesabaran dan kesabaran dapat terlihat dalam shalat seseorang.
Lebih rinci, syekh Sa’id Hawa menjelaskan sarana lain yang terkait dengan sabar dan
shalat yang bisa dijadikan penolong. Puasa termasuk ke dalam perintah meminta tolong dengan
kesabaran karena puasa adalah separuh dari kesabaran. Sedangkan membaca Al-Fatihah dan
doa termasuk ke dalam perintah untuk meminta tolong dengan shalat karena Al-Fatihah itu
merupakan bagian dari shalat, begitu juga dengan do’a. Memohon pertolongan hanya kepada
Allah merupakan ikrar yang selalu kita lafadzkan dalam setiap shalat kita, “Hanya kepada-Mu-
lah kami menyembah dan hanya kepadaMulah kami mohon pertolongan“. Agar permohonan
kita diterima oleh Allah, tentu harus mengikuti tuntunan dan petunjuk-Nya. Salah satu dari
petunjuk-Nya dalam memohon pertolongan adalah dengan sentiasa bersikap sabar dan
memperkuat hubungan yang baik dengan-Nya dengan menjaga shalat yang berkualitas.
Disinilah shalat merupakan cerminan dari penghambaan kita yang tulus kepada Allah.
Esensi sabar menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dapat dilihat dari dua hal: Pertama,
sabar karena Allah atas apa yang disenangi-Nya, meskipun terasa berat bagi jiwa dan
raga. Kedua, sabar karena Allah atas apa yang dibenci-Nya, walaupun hal itu bertentangan
keinginan hawa nafsu. Siapa yang bersikap seperti ini, maka ia termasuk orang yang sabar yang
Insya Allah akan mendapat tempat terhormat.
Betapa kita sangat membutuhkan limpahan pertolongan Allah dalam setiap aktivitas dan
persoalan kehidupan kita. Adalah sangat tepat jika secara bersama-sama kita bisa
mengamalkan petunjuk Allah dalam ayat di atas agar permohonan kita untuk mendapatkan
pertolongan-Nya segera terealisir. Amin

Anda mungkin juga menyukai