Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA MENGAMALKAN ARTI RABBIGHFIRLI, WARHAMNI, WAJBURNI,WARFA’NI,

WARZUQNI, WAHDINI, WA’AFINI, WA’FUANI


(By : ERSA ERNAWATI)

Dahsyat-Nya doa saat duduk diantara dua sujud,mungkin kita tidak menyadari bahwa bacaan ketika duduk diantara dua sujud
mengandung doa yang bagus sekali.doa ini biasanya sering dibaca seorang muslim sebanyak minimal 17 kali setiap hari dalam sehari
5 sholat wajib ada 17 raka’at dan setiap raka’at kita baca satu kali ketika duduk diantara dua sujud.isinya doa tersebut sangatlah luar
biasa mempunyai arti yang sangat dalam agar kita selalu ingat bahwa hidup kita harus seimbang antara dunia dan akhirat.
Jika kita mengalami kesusahan, keresahan, kesedihan, dan sebagainya coba kita amalkan doa-doa tersebut, karena didalam doa
tersebut mengandung arti yang sangat indah.
1. Rabbighfirrli
Wahai tuhan ampunilah dosaku. Dosa adalah beban, yang menyebabkan kita berat melangkah menuju keridho Allah. Dosa
adalah kotoran hati yang membuat hati kelam, sehingga hati kita merasa berat sekali untuk melakukan kebaikan.
2. Warhamni
Sayangilah aku. Kalua kita disayang hidup akan terasa nyaman, karena dengan kasih sayang-Nya akan dapat dicapai
semuacita-cita. Dengan kasih sayang nafsu kita akan terbimbing.
3. Wajburni
Tutupilah aib-aibku.
4. Warfa’ni
Tinggikanlah derajatku. Kalua Allah meninggikan derajat kita, maka pasti tidak ada manusia yang bias menghinakan kita.
5. Warzuqnii
Berikanlah aku rezeki. Sebagai hamba kita membutuhkan rejeki, dan Allah mampu mendatangkan rezeki dari Allah yang tak
terduga dan tanpa perhitungan.
6. Wahdini
Berikanlah aku petunjuk. Kita tidak hanya minta petunjuk atau hidayah yang berkaitan dengan agama. Tetapi kita juga minta
petunjuk dalam meniti kehidupan ini.
7. Wa’aafini
Berikanlah aku ‘afiyah (kesehatan,penjagaan,perlindungan).
8. Wa’fuanii
Ya Allah maafkan aku.
Allah SWT memperintahkan kita untuk membaca doa itu, Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita karena isi doa saat duduk
diantara 2 sujud adalah kebutuhan untuk hidup kita didunia dan akhirat. Yang menjadi persoalan adalah dimana hati dan pikiran kita ,
ketika kita membaca doa itu dan kita tidak tahu artinya dan meresapi maknanya? Maka tuma’ninahlah saat duduk diantara 2 sujud.
Cara Duduk di Antara 2 Sujud Sesuai Sunnah Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: " Tidak
sempurna sholat seseorang hingga dia sujud sampai ruas tulang belakangnya lurus, kemudian mengucapkan 'Allahu Akbar' kemudian
mengangkat kepalanya (bangkit dari sujud) hingga duduk dengan tegak." (HR Abu Dawud No. 857). Bahkan, Rasullullah juga
mengajarkan cara duduk di antara 2 sujud dengan membentangkan kaki kirinya, lalu duduk di telapak kaki kirinya itu. Setelah itu
beliau akan menegakkan telapak kaki kanannya dan menghadapkan jari-jari kaki kanannya ke arah kiblat. Begitu telitinya Rasulullah
ketika melaksanakan rukun duduk di antara 2 sujud, dan bagi semua umat Islam tentunya akan afdal jika meneladani sunnah ini.
Diriwayatkan Abu Daud dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan diantara dua sujudnya
“ALLAHUMMA GHFIR LI WARHAMNI WA’AFINI WAHDINI WARZUQNI” (ya Allah anugerahkanlah untukku ampunan,
rahmat, kesejahteraan, petunjuk dan rezeki).”
Kita boleh juga membaca doa sangat pendek: Robbighfirli, sekali atau tiga kali. Rasullullah sangat khusuk dalam beribadah dan
berdoa...
Ada yang tidak biasa pada suatu sore di Madinah. Saat itu, Rasulullah SAW dan para sahabat usai melaksanakan shalat Ashar
berjamaah. Setelah mengucapkan salam dalam shalatnya, tiba-tiba Rasulullah SAW bangkit melewati barisan para sahabat dengan
tergesa-gesa. Beliau menuju kamar salah seorang istrinya. Semua sahabat tidak mengetahui apa yang terjadi dengan Rasulullah SAW.
Sikap Rasulullah SAW yang tergesa-gesa itu membuat para sahabat terkejut dan diliputi rasa takut. Biasanya, bila Rasulullah SAW
berjalan usai shalat menuju rumah kamar seorang istrinya, Nabi SAW berjalan pelan-pelan sambil menunduk. Namun, kali ini
Rasulullah SAW berjalan dengan tergesa-gesa. Setelah keluar dan melihat para sahabatnya itu terkejut, Rasulullah SAW pun
menenangkan para sahabat. Beliau memberitahukan hal ihwal yang membuatnya tergesa-gesa seraya bersabda, “Aku ingat sepotong
emas dan aku tidak ingin hal itu menahanku (menggangguku dan membuyarkan konsentrasiku dalam tawajuh/menghadap kepada
Allah SWT) maka aku menyuruh untuk membagi-bagikannya."
Sepenggal kisah di atas memberikan pelajaran yang sangat penting kepada kita berkaitan dengan cara membuat diri kita
khusyuk ketika ber-tawajuh (menghadap) Allah. Yakni, dengan cara membebaskan diri dari semua kesibukan hati yang membuat diri
kita lupa kepada Allah SWT.

1
Makna Khusyuk
Khusyuk adalah kosongnya hati dari hal-hal yang melalaikan dari ingat kepada Allah SWT. Tegasnya, hati dan pikiran kita terfokus
hanya kepada Allah SWT, tidak kepada selain-Nya.
Kekhusyukkan merupakan bagian penting yang harus kita raih dalam hidup ini dan kita realisasikan ketika kita menghadap kepada
Allah, terutama saat kita shalat dan berzikir.
Kekhusyukkan merupakan manifestasi tertinggi dari sehatnya hati dan landasan utama tegaknya shalat dan zikir. Ketika seseorang
memiliki kekhusyukan maka ia akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar, sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam
Alquran surah al-Ahzab (33) ayat 35.
Artinya, “Sesungguhnya, laki-laki dan perempuan yang Muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan
yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar."
Untuk itu, sebelum kita menghadap (tawajuh) kepada Allah SWT, selesaikan terlebih dahulu urusan-urusan yang kiranya dapat
mengganggu konsentrasi kita. Buang hal-hal yang dapat membuyarkan konsentrasi kita ketika akan bertawajuh (menghadap) kepada
Allah SWT. Selain itu, senantiasa berdoa kepada Allah agar kita terhindar dari hati yang tidak khusyuk dan bisa meraih kekhusukan
sebagaimana doa yang telah diajarkan Rasulullah SAW kepada kita, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu
yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR
Muslim). Kultum yang disampaikan Kepala KUA Kec. Sambaliung H. Nasir, M.Pd di lingkungan ASN Kemenag Berau-Berau
(Humas) – Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Sambaliung H. Nasir, M. Pd., memberikan Kultum di bulan Ramadhan di
lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau yang dilakukan secara bergantian selama WFH, Senin (11/05).
Tema yang dibawakan H. Nasir, M. Pd. I., adalah makna bacaan ketika duduk diantara dua sujud yang menjadi salah satu
rangkaian dalam salat. "Duduk diantara dua sujud adalah gerakan yang dilakukan setelah sujud pertama yakni merupakan rukun
salat,” ucapnya. “Salat dijadikan sebagai suatu ritual ibadah bagi umat Islam, sehingga setiap bacaan dan gerakannya memiliki makna
tersendiri. Dalam pelaksanaan salat, terkadang kita mengabaikan makna ini. Dan ketika kita menyadari makna tersebut, maka kita
akan rasakan salat yang terburu-buru, sekedar menggugurkan kewajiban, dan tidak membuat kita terhindar dari perbuatan yang keji
dan munkar,” H. Nasir menjelaskan.
“Delapan permohonan yang kita ajukan kepada Allah apabila ditelusuri satu per satu, maka kita akan merasa rendah di
hadapan Sang Pencipta. Kedelapan permohonan itu adalah : Robbighfirlii (ya Allah ampunilah aku), Warhamnii (dan kasihilah aku),
Wajburnii (dan cukupilah aku), Warfa’nii (dan tinggikanlah derajatku), Warzuqnii (dan berilah aku rizki) Wahdinii (dan tunjukilah
aku), Wa’aafinii (dan sehatkanlah aku), Wa’fu’annii (dan maafkanlah aku),” jelasnya kembali.
“Tidak ada yang bisa memenuhi 8 permohonan ini kecuali Allah. Jika kita berfikir amalan kita cukup untuk memasukkan kita
ke syurga Allah, maka sesungguhnya ampunan dan rahmat Allah lah penyebabnya,” tambah H. Nasir.
fardhu adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh umat muslim. Sedangkan sholat sunnah sangat dianjurkan untuk dikerjakan
sebagai tambahan amalan yang mendatangkan pahala. Sholat fardhu adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh umat muslim.
Sedangkan sholat sunnah sangat dianjurkan untuk dikerjakan sebagai tambahan amalan yang mendatangkan pahala. [16.17,
24/12/2021] Eva Cahaya Rumah: Salah satu rangkaian gerakan dalam sholat adalah duduk di antara dua sujud. Sama seperti gerakan
lainnya, terdapat bacaan duduk di antara dua sujud yang perlu diketahui umat muslim karena harus selalu dibaca ketika sholat.
Dalam HR. Al-Bukhari dan Abu Daud dijelaskan bahwa, “Kemudian beliau mengangkat kepalanya, dan menyilangkan kaki
kirinya dan duduk di atasnya. Dan beliau membuka jari-jari kakinya sewaktu sujud, kemudian beliau sujud.”
Duduk di antara dua sujud merupakan rukun sholat yang tidak boleh ditinggalkan karena hukumnya wajib. Jadi, sudah sepantasnya
seluruh umat muslim mengetahui bacaan dalam gerakan ini.
Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud dalam Sholat
Berikut adalah bacaan duduk di antara dua sujud dalam sholat yang dikutip dari Buku Panduan Shalat Doa & Dzikir karya Ust. A
Solihin As Suhaili (2019:116).
‫ َوا ْه ِدنِي‬، ‫ َوارْ ُز ْقنِي‬، ‫ َوارْ فَ ْعنِي‬، ‫ َواجْ بُرْ نِي‬، ‫ َوارْ َح ْمنِي‬، ‫َربِّ ا ْغفِرْ لِي‬
Rabbighfirlii warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii
Artinya, “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk
untukku.”
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam HR. Abu Daud, “Apabila kamu sujud, sujudlah dengan meletakkan seluruh anggota
sujud. Dan jika kamu bangkit dari duduk, maka duduklah dengan bertumpu pada kaki kirimu.”
Allah SWT memerintahkan kepada setiap umat muslim untuk membaca doa tersebut ketika duduk di antara dua sujud saat sedang
melakukan sholat. Selain itu, akan lebih baik jika doa duduk di antara dua sujud dibacakan dengan penuh kekhusyu’an dan pikiran
yang tenang.

2
Bacaan tersebut memiliki makna filosofis yang sangat dalam dan dapat memberi dampak yang luar biasa kepada kita. Oleh
karena itulah, kita perlu melakukan dengan baik dan meresapi setiap bacaan yang kita lafalkan. Dengan begitu, niscaya Allah SWT
akan memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya kepada kita semua. (AS)
Ketika sedang duduk iftirasy kita membaca bacaan tertentu yang sudah diajarkan Rasulullah. Dan ternyata, bacaan itu adalah
sebuah doa yang singkat namun lengkap. Duduk iftirasy adalah adalah momentum kita berdoa kepada Allah SWT. Setelah kita sujud
sambil menyucikan Asma Allah (dengan membaca, misalnya, Subhana Robbial A’la = Mahasuci Tuhanku [Allah] Yang Mahatinggi),
kita memohon banyak hal kepada-Nya, lalu sujud kembali untuk memuliakan-Nya dan merendahkan diri kita sebagai hamba-Nya.
Di antara bacaan doa populer saat duduk di antara dua sujud dalam shalat adalah

‫َربِّ ا ْغفِرْ لِ ْي َوارْ َح ْمنِ ْي َواجْ بُرْ نِ ْي َوارفَ ْعنِ ْي َوارْ ُز ْقنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َوعَافِنِ ْي َواعْفُ َعنِّ ْي‬
“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aaifinii wa’fuanii”
(Ya Allah ampunilah aku, sayangii aku, tutuplah aib-aibku, angkatlah derajatku berilah aku rezeki, Berilah aku petunjuk, jadikanlah
aku sehat, maafkanlah aku). Agar kita lebih khusyu’, mari kita pahami makna doa tersebut satu per satu:
Rabbighfirlii = Ya Tuhanku ampunilah aku
Warhamnii = dan sayangi aku
Wajburnii = dan tutuplah aib-aibku
Warfa’nii = dan angkatlah derajatku
Warzuqnii = dan berilah aku rezeki
Wahdinii = dan berilah aku petunjuk
Wa’aaifinii = dan sehatkanlah aku
Wa’fuanii = dan maafkanlah aku
Macam-Macam Doa Duduk Antara Dua Sujud
Doa duduk antara dua sujud tersebut terdapat dalam dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Asy-Syaikh Abu Laits As-
Samaraqandi.
Ada juga doa pendeknya:
“Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, wahdinii, warzuqnii”
Ya Allah, ampunilah hamba, kasihanilah hamba, cukupilah hamba, tunjukilah hamba, dan berilah hamba rizki) Dalam hadits Ibnu
‘Abbas disebutkan, do’a duduk antara dua sujud yang dibaca oleh Rasulullah Saw adalah sebagai berikut:
‫ َوا ْه ِدنِي‬، ‫ َوارْ ُز ْقنِي‬، ‫ َوارْ فَ ْعنِي‬، ‫ َواجْ بُرْ نِي‬، ‫ َوارْ َح ْمنِي‬، ‫ َربِّ ا ْغفِرْ لِي‬.
“Robbighfirlii warahmnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii (artinya: Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah
aku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku).” (HR. Ahmad).
Terdapat beberapa macam bacaan disaat duduk diantara dua sujud yang disebutkan didalam sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa wallam, diantaranya :
‫َربِّ ا ْغفِرْ لِي َربِّ ا ْغفِرْ لِي‬
Diriwayatkan Imam an Nasai dari Hudzaifah bahwa ia pernah shalat bersama Nabi ketika berada diantara dua sujud beliau membaca,
” ROBBIGHFIRLI, ROBBIGHFIRLI (Wahai Rabbku ampunilah aku, wahai Rabbku ampunilah aku).”
Atau bisa juga ia membaca :
‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوعَافِنِي َوا ْه ِدنِي َوارْ ُز ْقنِي‬
Diriwayatkan Abu Daud dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan diantara dua sujudnya
“ALLAHUMMA GHFIR LI WARHAMNI WA’AFINI WAHDINI WARZUQNI” (ya Allah anugerahkanlah untukku ampunan,
rahmat, kesejahteraan, petunjuk dan rezeki).”
Kita boleh juga membaca doa sangat pendek: Robbighfirli, sekali atau tiga kali. Kisah Abu Qilabah ini merupakan salah satu kisah
sahabat yang mengharukan. Dari kisah Abu Qilabah ini kita bisa belajar bagaimana mensyukuri apa pun yang kita miliki dan tetap
bersabar dengan apa yang menimpa kita.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab ats-Tsiqat, kisah ini diriwayatkan dari Abdullah bin Muhammad, ia mengatakan
Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari
kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang
pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya.
Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan
dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari
lisannya orang itu mengucapkan,
“Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat
muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.”
Kuatnya Rasa Syukur dan Iman Abu Qilabah
Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu,

3
“Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?”
Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab,
“Wahai saudara, diamlah. Demi Allah, seandainya Allah datangkan lautan, niscaya laut tersebut akan menenggelamkanku atau
gunung api yang pasti aku akan terbakar atau dijatuhkan langit kepadaku yang pasti akan meremukkanku. Aku tidak akan mengatakan
apapun kecuali rasa syukur.”
Aku kembali bertanya,
“Bersyukur atas apa?”
Laki-laki pemilik kemah itu menjawab lagi,
“Tidakkah engkau melihat Dia telah menganugerahkan aku lisan yang senantiasa berdzikir dan bersyukur. Di samping itu, aku juga
memiliki anak yang waktu sholat ia selalu menuntunku untuk ke masjid dan ia pula yang menyuapiku. Namun sejak tiga hari ini dia
tidak pulang kemari. Bisakah engkau tolong carikan dia?”
Aku pun menyanggupinya dan pergi untuk mencari anaknya. Setelah beberapa saat mencari, aku mendapati jenazah yang sedang
dikelilingi oleh singa. Ternyata anaknya laki-laki itu sudah dimakan oleh singa.
Aku pun bingung bagaimana caraku untuk mengatakannya kepada laki-laki pemilik kemah itu. Aku pun kembali dan berkata
kepadanya,
“Wahai saudaraku, sudahkah engkau mendengar kisah tentang Nabi Ayub?”
Laki-laki itu menjawab, “Iya, aku tahu kisahnya.”
Kemudian aku bertanya lagi, “Sesungguhnya Allah telah memberinya cobaan dalam urusan hartanya. Bagaimana keadaannya dalam
menghadapi musibah itu?”
Ia menjawab, “Ia menghadapinya dengan sabar.”
Aku kembali bertanya, “Wahai saudaraku, Allah telah menguji Ayub dengan kefakiran. Bagaimana keadaanya?”
Ia menjawab, “Ia bersabar.”
Aku kembali bertanya, “Ia pun diuji dengan tewasnya semua anak-anaknya, bagaimana keadaannya?”
Ia menjawab, “Ia tetap bersabar.”
Aku kembali bertanya, “Ia juga diuji dengan penyakit di badannya, bagaimana keadaannya?”
Ia menjawab dan bailk bertanya, “Ia tetap bersabar. Sekarang katakan padaku di mana anakku?”
Kemudian aku berkata,
“Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas,
semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau” Kemudian Laki-laki pemiliki kemah ini mengatakan,
“Alhamdulillah, yang Dia tidak meninggalkan keturunan bagiku yang bermaksiat kepada Allah sehingga ia diazab di neraka.”
Kemudian ia menarik napas panjang lalu meninggal dunia. Aku pun membaringkannya di tangannya dan berpikir apa yang harus aku
perbuat. Aku sendirian dan bagaiman aku mengurus jenazah ini. Kemudian aku tutupi dengan jubahku dan beberapa saat kemudian
lewat empat orang laki-laki mengendarai kuda.
Mereka berkata, “Wahai saudara, apa yang terjadi padamu?”
Kemudian aku pun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku alami dan aku meminta bantuan kepada mereka untuk mengurus
jenazah laki-laki ini. Mereka bertanya, “Siapa dia?”
Lalu aku menjawab, “aku juga tidak mengenalnya, dia dalam keadaan sakit dan memprihatinkan,”
Kemudian keempat laki-laki ini meminta untuk membuka penutup wajahnya, karena mungkin salah satu dari mereka mengenalnya.
Ketika aku membuka penutup wajahnya, tiba-tiba mereka tersentak, lalu mencium dan menangisinya, dan berkata, “Subhanallah,
wajah yang senantiasa bersujud kepada Allah. Mata yang selalu menunduk atas apa yang diharamkan Allah. Tubuhnya selalu sujud
tatkala orang-orang dalam keadaan tidur”.
Aku pun bertanya, “Kalian kenal dengan laki-laki ini?”
Mereka menjawab, “Engkau tidak mengenalnya?”
Aku menjawab bahwa aku tidak tau siapa laki-laki ini. Kemudian mereka berkata,
“Ini adalah Abu Qilabah, sahabat dari Ibnu Abbas. Laki-laki ini, pernah dimintai oleh khalifah untuk menjadi seorang hakim. Namun,
ia menolak jabatan tersebut.”
Perlu diketahui bahwa jabatan hakim atau qadhi ini adalah suatu jabatan khusus, di mana mereka akan mengatur hukum dan
menentukan hukum di antara manusia. Ini merupakan jabatan yang mulia pada saat itu. Namun, Abu Qilabah menolaknya dan pergi
ke wilayah Mesir hingga wafat dalam keadaan seperti ini.
Kemudian Abdullah bin Muhammad bersama empat laki-laki tadi pun memandikan, mengkafani, dan menyholatkannya, sebelum
akhirnya memamkamkan beliau. Dikatakan dalam kisah lain bahwa Abu Qilabah ini adalah sahabat Rasulullah terakhir pada masa itu,
sehingga khalifah ingin menjadikannya seorang hakim. Cerita – cerita para Nabi memiliki banyak sekali pelajaran yang bisa diambil
oleh umat Islam saat ini. Termasuk juga kisah Nabi Adam alaihissalam, manusia pertama yang ada di muka bumi. Dengan

4
mempelajari kisah para Nabi, maka kita akan lebih bisa memahami berbagai pertanyaan yang biasa muncul dalam kehidupan. Lalu
bagaimana dengan kisah Nabi Adam alaihissalam?

Berikut ini adalah beberapa pelajaran dan hikmah yang bisa direnungkan dari kisah Nabi Adam alaihissalam.
1. Hendaknya manusia selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah SWT
Pelajaran terpenting dalam kisah Nabi Adam adalah bahwa Allah SWT pada dasarnya memberikan kebebasan kepada manusia
sebagai makhluknya dalam berbagai hal. Namun, kebebasan ini juga diiringi dengan batasan berupa larangan – larangan yang
ditetapkan oleh Allah SWT.
Pada Nabi Adam alaihissalam, larangan tersebut adalah larangan untuk mendekati sebuah pohon tertentu. Selain pohon tersebut, maka
Nabi Adam dan juga Hawa, isterinya, dibebaskan untuk memakan buah – buahan apa saja yang ada di surga.
2. Waspada terhadap hambatan dari Iblis dan para pengikutnya
Dalam surat Al-A’raf ayat 19, Allah menjelaskan mengenai perintah untuk tinggal di surga dan larangan yang ada. Kemudian di surat
Thahaa ayat 117, Allah menjelaskan mengenai hambatan yang akan dihadapi oleh Nabi Adam dan isterinya, yaitu permusuhan dan
godaan dari Iblis.
Dalam menggoda manusia, Iblis tidak hanya bekerja sendirian, dia memiliki banyak pembantu. Termasuk juga dari bangsa manusia.
Adanya Iblis ini akan membuat manusia lupa diri dan terpedaya mengikuti jejak Iblis yang membangkang dari perintah Allah. Akan
tetapi, godaan tersebut tidak akan berpengaruh kepada orang yang memegang teguh agama Allah.
3. Mengambil sikap yang tepat saat terjerumus ke dalam kemaksiatan
Kisah Nabi Adam dan Hawa pada dasarnya menjadi contoh bagi semua manusia, khususnya orang – orang yang beriman. Bahwa
melakukan kesalahan dan berdosa adalah sesuatu yang pasti terjadi dan manusiawi. Namun, apa yang dilakukan setelah itu lah yang
menjadi penting.
Ketika Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan, maka mereka langsung bergegas kembali dan
mengakui kesalahan mereka serta memohon ampunan dari Allah SWT. Berbeda dengan Iblis yang justru meneruskan perbuatannya
yang salah, bahkan mendebat Allah SWT serta menolak perintah-Nya.
4. Menyadari kalau pertolongan Allah selalu menaungi hamba-hambaNya
Pada dasarnya, Allah tidak pernah meninggalkan para hamba-Nya sekalipun. Penjagaan dan kasih sayang Allah senantiasa menaungi
hamba – hamba-Nya, terkhusus kepada hamba yang beriman. Yaitu yang menjalankan perintah Allah, dan berjalan di atas ajaran-Nya.
Kepada orang – orang ini, Allah akan senantian memberikan berkah dan rahmat.
Akan tetapi, jika orang tersebut menjauh dari kitabullah dan wahyu, serta hilang ketaatan serta ketaqwaan dalam diri orang tersebut,
maka hilang juga keamanan dari Allah. Bahkan orang tersebut bisa jadi akan mendapatkan kesulitan, kelaparan, dan juga ketakutan.
5. Nabi Adam alaihissalam telah disiapkan menjadi penduduk bumi sejak awal penciptaannya
Terakhir, perlu disadari bahwa diturunkannya Nabi Adam dan Hawa ke bumi bukanlah disebabkan karena kesalahan Nabi Adam dan
Hawa pada masa itu. Namun, memang sejak awal Nabi Adam dan isterinya sudah Allah persiapkan untuk tinggal di bumi dan menjadi
khalifah di muka bumi. Hal ini tertulis dalam surat Al-baqarah ayat 30.
Keberadaan Nabi Adam dan Hawa di surga adalah sesuatu yang sifatnya sementara. Sekaligus sebagai bekal sebelum Nabi Adam dan
isterinya turun ke bumi dan menjadi khalifah. Turunnya Nabi Adam dan Hawa ke bumi bukanlah suatu bentuk hukuman dari Allah
atau kehinaan dan pengusiran dari surga. Sebaliknya, Allah menurunkan Nabi Adam dan isterinya ke bumi dengan disertai rahmat dan
pertolongan Allah kepada mereka.
Syeikh Ahmad Al-Mishri , ulama dari Mesir yang bermukim di Jakarta mengulas kisah Nabi Yusuf 'Alaihis Salam (AS) dalam kajian
malam Jumat di Srengseng, Jakarta Barat.

Kisah Nabi Yusuf AS ini merupakan kisah terindah yang diabadikan dalam Kitab Suci Al-Quran. Nabi Yusuf disebut 27 kali di dalam
Al-Qur'an. Satu-Satunya Nabi yang dikisahkan di dalam satu surat, yaitu Surah Yusuf, surah ke-12 terdiri dari 111 ayat.

Nabi Yusuf merupakan putra Nabi Ya'qub yang nasabnya tersambung ke Nabi Ibrahim hingga Adam AS . Yaitu Yusuf bin Ya'qub bin
Ishaq bin Ibrahim 'Alaihi Salla bin Tarakah bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Sam bin
Nuh 'Alaihis Salam bin Lamak bin Matusyalih bin Idris 'Alaihis Salam bin Yarid bin Mihlail bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam
'Alaihis Salam.

ِ َّ‫َأ ْك َر ُم الن‬v َ‫ال « ف‬v


‫اس‬ َ vَ‫ ق‬. ‫ك‬َ ُ‫ْس ع َْن هَ َذا نَ ْسَأل‬ َ ‫ قَالُوا لَي‬. » ‫اس َأ ْك َر ُم قَا َل « َأ ْك َر ُمهُ ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَاهُ ْم‬
ِ َّ‫ال ُسِئ َل َرسُو ُل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – َأىُّ الن‬ َ َ‫ع َْن َأبِى ه َُر ْي َرةَ – رضى هللا عنه – ق‬
‫ا ُر ُك ْم فِى‬vvَ‫ا ُر ُك ْم فِى ْال َجا ِهلِيَّ ِة ِخي‬vvَ‫ا َل « فَ ِخي‬vvَ‫ ق‬. ‫الُوا نَ َع ْم‬vvَ‫ ق‬. » ‫َألُونِى‬v‫ب ت َْس‬ ِ ‫ َر‬v‫ا ِد ِن ْال َع‬vv‫ا َل « فَ َع ْن َم َع‬vvَ‫ ق‬. َ‫ْس ع َْن هَ َذا نَ ْسَألُك‬
َ ‫ قَالُوا لَي‬. » ِ ‫يل هَّللا‬
ِ ِ‫يُو ُسفُ نَبِ ُّى هَّللا ِ ابْنُ نَبِ ِّى هَّللا ِ ا ْب ِن نَبِ ِّى هَّللا ِ اب ِْن خَ ل‬
‫» اِإل ْسالَ ِم ِإ َذا فَقِهُوا‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu (RA), Rasulullah SAW ditanya, "Siapakah orang yang paling mulia?" "Yang paling mulia di
sisi Allaah adalah yang paling bertakwa di antara mereka", jawab Rasulullah. Orang tersebut berkata, "Bukan itu yang kami

5
tanyakan". "Manusia yang paling mulia adalah Yusuf, Nabi Allah, anak dari Nabi Allah, anak dari Nabi Allah, Anak dari kKekasih-
Nya", jawab Beliau. Orang tersebut berkata lagi, "Bukan itu yang kami tanyakan". "Apa dari keturunan Arab?", tanya Beliau. Mereka
menjawab, "Iya Betul". Beliau bersabda, "Yang terbaik di antara kalian di masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika dia itu
fakih (paham agama)." (HR. Bukhari No. 4689)
Arti nama Yusuf itu adalah orang yang tampan. Beliau lahir di Syam. Ibunya Namanya Rahil, istri kedua dari Nabi Ya'qub AS. Beliau
orang yang bijaksana, tampan, bisa menafsirkan mimpi. Beliau orang yang sabar, dan santun. Siasatnya. sunguh luar biasa. Dikisahkan
dalam Al-Quran , Nabi Yusuf bermimpi 11 bintang sujud kepada beliau. Mimpi Nabi Yusuf terjadi ketika masih kecil sebelum beliau
baligh, berarti sebelum usia 10 tahun. Bulan, matahari sujud kepada Nabi Yusuf. Beliau menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya.
Lalu bagaimana respons ayahnya? Wahai Anakku yang aku cinta, jangan sekali-kali bercerita mimpimu kepada saudaramu.
َّ ‫دًا ۗاِ َّن‬v‫كَ َك ْي‬vvَ‫ ُدوْ ا ل‬v‫ي اَل تَ ْقصُصْ ُر ْءيَاكَ ع َٰلٓى اِ ْخ َوتِكَ فَيَ ِك ْي‬
‫ د ٌُّو‬v‫ا ِن َع‬v‫ي ْٰطنَ لِاْل ِ ْن َس‬v‫الش‬ َ َ‫) ق‬4( َ‫س َو ْالقَ َم َر َراَ ْيتُهُ ْم لِ ْي ٰس ِج ِد ْين‬
َّ َ‫ال ٰيبُن‬ َ ‫ْت اَ َح َد َع َش َر َكوْ َكبًا وَّال َّش ْم‬ ِ َ‫اِ ْذ قَا َل يُوْ ُسفُ اِل َبِ ْي ِه ٰيٓاَب‬
ُ ‫ت اِنِّ ْي َراَي‬
)5( ‫ُّمبِي ٌْن‬
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, 'Wahai Ayahku! sungguh, aku (bermimpi) melihat 11 bintang, matahari dan bulan,
kulihat semuanya sujud kepadaku." Dia (Ayahnya) berkata, "Wahai Anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-
saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia." (QS.
Yusuf: 4-5)
Kemudian Nabi Ya'qub memiliki anak yang banyak, namun kecenderungan hatinya tampak kepada Nabi Yusuf sehinngga
menyebabkan kecemburuan bagi anak-anaknya yang lain.
"Hikmahnya kalau kita jadi orang tua jangan membeda-bedakan anak. Anak Nabi Ya'qub yang lain akhirnya membuat rencana jahat
untuk menjauhkan Nabi Yusuf dari ayahnya Nabi Ya'qub," kata Syeikh Ahmad didampingi Syeikh Abdul Azis Al-Areqi (Hafiz dari
Yaman) dan Ustaz Miftah El-Banjari (alumnus Mesir) yang hadir dalam kajian tersebut.
Kemudian dikisahkan lagi dalam Al-Qur'an ketika saudara-saudaranya berkata: "Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat
agar perhatian Ayah tertumpah padamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik. Seorang di antara mereka berkata, janganlah
kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian Musafir, jika kamu hendak
berbuat." (QS. Yusuf: 9-10)
"Mereka mengatakan kita jauhkan lalu nanti kita bertaubat. Ada usulan yang pertama untuk membunuhnya, kemudian yang kedua
mengatakan buang saja di sumur, ini mudharat paling ringan. Lalu anak Nabi Ya'qub yang lain berusaha mengajak Nabi Yusuf
bermain agar bisa dijauhkan. Akhirnya Nabi Ya'qub tidak kuasa menolaknya," terang Syeikh Ahmad. Dia (Ya'qub) berkata,
sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf) sangat menyedihkanku dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu
lengah darinya. Sesungguhnya mereka berkata, "Jika dia dimakan Serigala, padahal kami golongan (yang kuat), kalau demikian tentu
kami orang-orang yang Rugi."
(QS Yusuf: 11-14)
Kemudian Nabi Yusuf dibawa dengan syarat harus dijaga karena ketika itu usia Nabi Yusuf masih muda. Kemudian mereka
kembali membawa gamisnya Nabi Yusuf yang berlumuran darah, mereka berpura-pura menangis.
Nabi Ya'qub menaruh curiga karena gamisnya tidak robek. Maka Nabi Ya'qub tahu kalau anaknya yang lain memiliki rencana jahat
kepada Nabi Yusuf.
Kemudian Nabi Yusuf dibuang dan ditemukan oleh pedagang lalu menjualnya di pasar Mesir dengan harga murah. Ternyata
yang membeli Yusuf dikatakan adalah serang pejabat Mesir. Kemudian Nabi Yusuf tinggal di Istana Raja Mesir.
Salah satu malaikat yang bertawasul kepada Azazil adalah Malaikat Israfil ketika menjumpai seorang hamba beribadah 80 ribu
tahun namun ditolak oleh Allah.
Dia kemudian bertawasul kepada Azazil agar Allah tidak murka kepada hamba tersebut.
" Hai Azazil, tolong doakan hamba itu agar tidak dimurkai Allah," kata Israfil.
Azazil kemudian berdoa, " Ya Allah, jangan murkai mereka."
Azazil adalah sosok yang sangat rajin ibadah. Tetapi, dia tidak pernah sekalipun berdoa untuk dirinya sendiri.
Cara ibadah Azazil adalah dengan sujud sekali. Berbeda dengan manusia yang diperintahkan sujud dua kali hingga
berkesempatan berdoa untuk diri sendiri ketika duduk di antara dua sujud.Bisa dikatakan, Azazil sangat yakin ibadahnya diterima
Allah. Sehingga dia merasa tidak perlu berdoa untuk dirinya sendiri.
Suatu saat, Allah menciptakan Adam. Azazil yang merasa makhluk paling sholeh dan cerdas tidak mau tersaingi oleh Adam.
Ketika diperintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam, kecongkakan Azazil muncul. Dia pun menolak perintah tersebut
hingga akhirnya diusir dari surga.
Sujud merupakan satu bentuk kepasrahan dan penghambaan diri kepada Allah SWT. Hanya kepada Allah SWT sajalah
manusia itu boleh bersujud. Adapun kepada sesama manusia kita diperintahkan untuk saling menghormati saja. Sujud sudah sangat
lazim dilakukan di dalam shalat, jika dihitung setiap satu rokaat dalam shalat fardu ada dua sujud. Dengan demikian jika dalam sehari
semalam kita salat sebanyak 17 rokaat, maka dalam sehari semalam kita telah melakukan sujud sebanyak 34 kali. Yang akan dibahas
dalam uraian di bawah ini adalah sujud-sujud yang dilakukan di luar rukun shalat, yang meliputi sujud sahwi, sujud, tilawah, dan
sujud syukur. Adapun hikmah sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah sebagai berikut : 1. Hikmah Sujud Syukur. Hikmah yang

6
dapat diambil dari pelaksanaan sujud syukur ini adalah, sebagai hamba Allah Swt kita akan senantiasa mensyukuri nikmat Allah Swt.
Dan apabila kita mensyukurinya maka Allah Swt akan menambah nikmat itu, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Quran surat Ibrahim
ayat 7 :
Artinya :“Apabila manusia membaca ayat sajdah kemudian ia sujud, menghindarlah syetan dan ia menangis seraya berkata,
“Celaka ! Anak cucu Adam disuruh bersujud, lantas bersujud, bagi mereka adalah syurga. Dan saya disuruh sujud juga, tapi saya
menolak, maka bagi saya neraka.” (HR. Muslim) b. Lebih menghayati bacaan dan makna Al Quran yang sedang dibaca c.
Mendekatkan diri kepada Allah Swt. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang hikmah sujud syukur, sujud sahwi dan sujud
tilawah. Semoga kita dapat mengambil hikamh dan pengetahuan yang bermanfaat serta bernilai ibadah agar kita semua dapat
menghiasi hati kita dengan keindahan iman dan kemuliaan akhlak didunia sampai akhirat. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai