Anda di halaman 1dari 6

Bila Doa Tak Dijawab

Oleh:
Ari Saputra, S.Sos

        

     


Artinya: “183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Segala puja dan puji marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat


Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang Allah SWT berikan
kepada kita. Allah yang Maha Pengasih yang kasihnya tak pilih kasih,
Allah yang Maha Penyanyang yang sayangnya pun tak terbilang. Yang
Maha mencurahkan rahmat dan kasih sayangnya sekalian kepada kita
selaku hamba-hambanya.
Alhamdulillah, bersyukur pada malam yang berbahagia ini
bertepatan dengan malam nuzulul qur’an pada Ramadhan kali ini, kita
masih diberikan kesehatan dan kesempatan, kalau bulan Ramadhan lalu
ibarat kawah candra dimuka, dimana kita dilatih, digembleng. Maka
seorang petinju masuk latihan, keluar latihan tentu saja tinjunya makin
hebat. Seorang petenis masuk latihan, keluar latihan tenisnya makin
hebat. Itu atlit, kalau latihan tiap hari tapi main kalah terus, orang kan
akan menilai buat apa latihan bung kalau mainnya kalah terus. Maka
sabda nabi: “orang baik itu bukan orang yang tak pernah berbuat salah,
tapi orang baik adalah orang yang ketika ia berbuat salah, dijadikannya
sebagai pelajaran untuk tidak diulanginya kembali”.
Selanjutnya Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
kekasih Allah, nabi besar Muhammad SAW, sosok manusia yang paling
mulia, serta menjadi suri tauladan bagi ummatnya hingga akhir zaman
nanti.

Ma’asyiral Musliminin Rahimakumullah


Tengah berjalan di tengah kota basyrah, datang seseorang bertanya
pada beliau ya Aba Ishaq, wahai Abu Ishaq, (panggilan buat Imam
Hasan Al-Bisri). Katanya dalam al-Qur’an itu, ud’uni astajiblakum
(berdoalah kepadaku aku akan jawab doamu) begitu janji Allah dalam
Al-Qur’an. Lah kami ini kata si orang tadi, sudah lama berdoa kepada
Allah, sudah banyak kali kami memohon kepadanya, tapi kok doa kami
sampai sekarang engak di jawab/engak dikabulkan. Ini sebenarnya
bagaimana?
Imam Hasan Al Basri, senyum lalu menjawab Ya Ahlal Basyra
(wahai penduduk basyrah) hatimu mati, dari hati yang mati bagaimana
mungkin doa akan terjawab, tidak ada getaran yg dapat sampai kepada
Allah, hatimu mati maka doa mu tidak dikabulkan.
Saudaraku yang mulia, kita renungkan jawaban ini, sederhana doa
tidak di dengarkan Allah. Permohonan tidak dikabulkan olehnya, tapi
kalau kita ingin merenung lebih dalam dan jauh, kemalangan apa yang
lebih besar selain dari pada kalau Allah sudah berpaling dari kita dalam
hidup ini. Permohonan tidak dikabulkan, doa tidak di dengar, maka
kemana lagi langit tempat kita bernaung kemana lagi bumi tempat kita
berpijak. Kalau Allah sudah berpaling dari hidup kita, itulah kemalangan
yang paling besar dalam hidup kita ini.
Nah, apa yang menyebabkan hati itu menjadi mati, sehingga tidak
ada getaran yang menyambung ke arsy yang mengakibatkan Allah
berpaling dari kita. Imam Hasan Al-Bisri menjelaskan beberapa faktor
yang menyebabkan hati menjadi mati:
Pertama, ARAFTUMULLAH WA KHALAQTUHU
HAMQAH (kita kenal Allah tapi haknya untuk disembah dan kewajiban
kita untuk menyembah tidak pernah kita laksanakan) bagaimana hati
tidak menjadi mati. Artinya, kita kenal bahwa Allah SWT sebagai
pencipta alam semesta dan pengatur segala-galanya, Tetapi tidak sholat,
kita mengenal Allah tapi haknya untuk disembah dan kewajiban kita
untuk menyebah nyaris tidak kita lakukan. Bukankah sederhana, al-
fatihah saja mengajarkan kita iyyakana’budu waiyyakanasta’in (hanya
pada mu kami menyembah dan hanya kepada mu kami mohon
pertolongan). Tartibul kalimat, na’budu dulu baru nasta’in artinya apa
kalau na’budu terlaksana nasta’in akan lancar. Kalau ibadah beres
pertolongan pasti akan datang.
Makanya didalam keagungan bulan Ramadhan itu ditandai dengan
3 hal: Pertama, Ramadhan dipilih oleh Allah menjadi bulan, dimana
pertama kali Al-Qur’an diturunkan. Lalu kenapa Al-Qur’an harus kita
jadikan sebagai imam kita, karena: ia berisikan Aqidah yang tujuannya
menyelamatkan manusia dari ketergantungan kepada benda,
menyelamatkan manusia dari kemusyrikan, baik syirik jaly maupun
khofi. Syirik jaly itu terang-terangan, nyata-nyata nyembah berhala,
nyata-nyata memohon pertolongan selain kepada Allah. Tapi ada syirik
khofi yakni syirik yang tersembunyi yang menjadikan selain Allah
sebagai tujuan akhir dari tujuan hidup. lalu syariat untuk mengatur
kehidupan sesame manusia.
Kedua, Perintah melaksanakan ibadah puasa. Para ulama
menyebut ibadah puasa itu sebagai ibadah syirriyah, ibadah rahasia,
abstrak, unsur sugesti. Orang sholat kita lihat, sedekah orang tau, kita
pergi haji 1 kampung orang ngikut ngantarin, kita puasa Cuma kita sama
Allah yang tau. Karena puasa megajarkan kita keikhlasan. (Ar-rayyan,
pintu surga khusus untuk orang berpuasa).
Ketiga, didalam bulan Ramadhan ada 1 malan yang lebih baik dari
seribu bulan yang disebut malam lailatul qadar (1000 bln = 83 tahun).
yang terjadi di sepertiga ramadhan/ 10 hari menjelang akhir ramadhan.
menurut imam al-Ghazali terjadi pada malam ganjil (21, 23, 25, 27, 29).
Kedua, yang menyebabkan hati menjadi mati QARA’TUMUL
QUR’AN WALAMTA’MALU BIH (kita baca Al-Qur’an, kita
dengungkan alquran, kita sanjung al-qur’an walamta’malubih) tapi
isinnya, ajarannya tidak pernah kita laksanakan. Bukankah kita hidup
disuatu zaman dimana tuntunan sudah menjadi tontonan, dan tontonan
sering dianggap sebagai tuntunan.
Maka dalam Al-Qur’an Allah menggambarkan tiga golongan
manusia dalam menyikapi Al-Qur’an (Al-Fathir:32):

         

        

    


NOTE: Yang dimaksud dengan dzalimul linafsi ialah orang yang
Menganiaya dirinya sendiri, orang yang lebih banyak kesalahannya
daripada kebaikannya, dan muqtasid pertengahan ialah orang-orang
yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang
dimaksud sabiqun bil khairat ialah orang-orang yang lebih dahulu
dalam berbuat kebaikan, orang-orang yang kebaikannya Amat banyak
dan Amat jarang berbuat kesalahan.

Ketiga, AKALTU NI’MATA RABBIKUM WALAMTAYSKURUNA,


kita makan nikmat Allah tapi tak pernah kita syukuri apa yang diberikan
allah. Tidak pernah sesaatpun dalam hidup ini nikmat Allah pernah
berheti mulai bangun tidur, sampai dengan tidur kembali bahkan tidur
itu sendiri merupakan nikmat dari Allah SWT. Dari sekian banyak nya
nikmat-nikmat yang Allah berikan yang tak mampu untuk kita
menghitungnya Allah hanya mita syukuri
        
Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-
Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Makanya sabda nabi orang yang bahagia itu cirinya empat:
1. Orang yang dalam urusan materi pandangannya diarahkan
kebawah. Sehingga timbul syukurnya, luas hatinya, kalau luas hati
rumah yang kecil luas rasanya, kalau sempit hati, rumah yg besar
keci; jadinya. Orang bahagia orang yang hatinya luas bisa mensyukuri
nikmat, tapi orang yang hatinya sempit akan susah mensyukuri
nikmat dan celakanya tidak senang melihat orang mendapat nikmat.
Alhamdulillah kita sudah punya motor, tetangga sebelah baru
punya kereta, Alhamdulillah ya kita punya Honda tetangga seblah
hanya punya sepeda, Alhamdulillah ya kita punya sepeda, tetangga
seblah kemana-mana harus jalan kaki, Alhamdulillah ya kita punya
kaki, tetangga sebelah struk engak bisa jalan, Alhamdulillah walau
struk kita masih hidup tentangga seblah kamrin pergi tak balik lagi.

2. Dalam urusan akhirat di lihatnya ke atas, melihat orang beribadah


menjadi motivasi bagi kita.
3. Apabila kita berbuat baik selalu kita ikhlaskan, tidak di ingat-ingat
dirinya berusaha melupakan jika telah berbuat baik. Lawannya orang
celaka, orang yang selalu sibuk mengingat kebaikannya, menepuk
dada, menghitung jasa.
4. Orang yang selalu ingat kesalahan atau perbuatan buruk yang ia
lakukan terhadap orang lain.
Keempat, Kultum Analmauta Haqqun Walatasta’iulah. Kita
yakin, kita percaya kita tahu betul, hidup akan berakhir dengan
kematian, namun kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk itu. Baik
persiapan untuk kematian atau setelahnya, karena kematian bukanlah
akhir dari kehidupan sesungguhnya. Karena hidup terus berlanjut ke
alam barzah, lalu ke alam mahsyar dan seterusnya. Sepertihalnya kita
kalau ingin berangkat keluar kota yang jauh, tentu kita harus
menyiapkan bekal. Semakin jauh perjalanan semakin banyak bekal yang
harus kita bawa, kalau kita akan berangkat jauh lalu tidak bawa bekal itu
namanya nekat, sampai ke titik tujuan belum tentu, sengsara di jalan
sudah pasti. Begitulah kita sebagai hamba Allah perjalanan panjang.
Belum siap bekal, belum cukul amal ibadah kita. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW:
:‫سهّ َم‬َ ‫ص َّم هللا َعهَ ْي ِه َو‬َ ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬َ ‫َعه َع ْب ِد هللا ب ِْه أ ِبي بَ ْك ٍر قَا َل‬
ُ‫احدٌ يَتْبَعُهُ أ َ ْههُهُ َو َمانُهُ َو َع َمهُه‬ ِ ‫ت ثَالَ ثَةً فَيَ ْر ِج ُع اِثْن‬
ِ ‫َان َويَ ْبقَي َو‬ َ ّ‫يَتْبَ ُع ْان َم ِي‬
ُ‫فَيَ ْر ِج ُع أ َ ْههُهُ َو َمانُهُ َويَ ْبقَي َع َمهُه‬
Artinya: “Dari Abdullah bin Abu Bakar, ia berkata: Aku
mendengar Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda: mayit
diikuti oleh tiga hal, yang dua kembali dan yang satu menetap. Ia diikuti
keluarga, harta, dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali
sedangkan amalnya menetap bersamanya. (Shahih Muslim 2960)”.

Kaum Muslimin rahimakumullah


Sebagai penutup, kami ingin menyampaikan sebuah kisah yang
diabadikan dalam kitab durratun nasikhin bab taubat. (ada sebuah kisah
seorang preman yang telah membunuh 99 orang…………)
Akhirnya, mudah-mudahan apa yang disampaikan ada manfaatnya
bagi diri kami pribadi dan kaum muslimin sekalian.

Anda mungkin juga menyukai