Artinya: “183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Segala puja dan puji marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang Allah SWT berikan kepada kita. Allah yang Maha Pengasih yang kasihnya tak pilih kasih, Allah yang Maha Penyanyang yang sayangnya pun tak terbilang. Yang Maha mencurahkan rahmat dan kasih sayangnya sekalian kepada kita selaku hamba-hambanya. Alhamdulillah, bersyukur pada malam yang berbahagia ini bertepatan dengan malam nuzulul qur’an pada Ramadhan kali ini, kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan, kalau bulan Ramadhan lalu ibarat kawah candra dimuka, dimana kita dilatih, digembleng. Maka seorang petinju masuk latihan, keluar latihan tentu saja tinjunya makin hebat. Seorang petenis masuk latihan, keluar latihan tenisnya makin hebat. Itu atlit, kalau latihan tiap hari tapi main kalah terus, orang kan akan menilai buat apa latihan bung kalau mainnya kalah terus. Maka sabda nabi: “orang baik itu bukan orang yang tak pernah berbuat salah, tapi orang baik adalah orang yang ketika ia berbuat salah, dijadikannya sebagai pelajaran untuk tidak diulanginya kembali”. Selanjutnya Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah, nabi besar Muhammad SAW, sosok manusia yang paling mulia, serta menjadi suri tauladan bagi ummatnya hingga akhir zaman nanti.
Ma’asyiral Musliminin Rahimakumullah
Tengah berjalan di tengah kota basyrah, datang seseorang bertanya pada beliau ya Aba Ishaq, wahai Abu Ishaq, (panggilan buat Imam Hasan Al-Bisri). Katanya dalam al-Qur’an itu, ud’uni astajiblakum (berdoalah kepadaku aku akan jawab doamu) begitu janji Allah dalam Al-Qur’an. Lah kami ini kata si orang tadi, sudah lama berdoa kepada Allah, sudah banyak kali kami memohon kepadanya, tapi kok doa kami sampai sekarang engak di jawab/engak dikabulkan. Ini sebenarnya bagaimana? Imam Hasan Al Basri, senyum lalu menjawab Ya Ahlal Basyra (wahai penduduk basyrah) hatimu mati, dari hati yang mati bagaimana mungkin doa akan terjawab, tidak ada getaran yg dapat sampai kepada Allah, hatimu mati maka doa mu tidak dikabulkan. Saudaraku yang mulia, kita renungkan jawaban ini, sederhana doa tidak di dengarkan Allah. Permohonan tidak dikabulkan olehnya, tapi kalau kita ingin merenung lebih dalam dan jauh, kemalangan apa yang lebih besar selain dari pada kalau Allah sudah berpaling dari kita dalam hidup ini. Permohonan tidak dikabulkan, doa tidak di dengar, maka kemana lagi langit tempat kita bernaung kemana lagi bumi tempat kita berpijak. Kalau Allah sudah berpaling dari hidup kita, itulah kemalangan yang paling besar dalam hidup kita ini. Nah, apa yang menyebabkan hati itu menjadi mati, sehingga tidak ada getaran yang menyambung ke arsy yang mengakibatkan Allah berpaling dari kita. Imam Hasan Al-Bisri menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan hati menjadi mati: Pertama, ARAFTUMULLAH WA KHALAQTUHU HAMQAH (kita kenal Allah tapi haknya untuk disembah dan kewajiban kita untuk menyembah tidak pernah kita laksanakan) bagaimana hati tidak menjadi mati. Artinya, kita kenal bahwa Allah SWT sebagai pencipta alam semesta dan pengatur segala-galanya, Tetapi tidak sholat, kita mengenal Allah tapi haknya untuk disembah dan kewajiban kita untuk menyebah nyaris tidak kita lakukan. Bukankah sederhana, al- fatihah saja mengajarkan kita iyyakana’budu waiyyakanasta’in (hanya pada mu kami menyembah dan hanya kepada mu kami mohon pertolongan). Tartibul kalimat, na’budu dulu baru nasta’in artinya apa kalau na’budu terlaksana nasta’in akan lancar. Kalau ibadah beres pertolongan pasti akan datang. Makanya didalam keagungan bulan Ramadhan itu ditandai dengan 3 hal: Pertama, Ramadhan dipilih oleh Allah menjadi bulan, dimana pertama kali Al-Qur’an diturunkan. Lalu kenapa Al-Qur’an harus kita jadikan sebagai imam kita, karena: ia berisikan Aqidah yang tujuannya menyelamatkan manusia dari ketergantungan kepada benda, menyelamatkan manusia dari kemusyrikan, baik syirik jaly maupun khofi. Syirik jaly itu terang-terangan, nyata-nyata nyembah berhala, nyata-nyata memohon pertolongan selain kepada Allah. Tapi ada syirik khofi yakni syirik yang tersembunyi yang menjadikan selain Allah sebagai tujuan akhir dari tujuan hidup. lalu syariat untuk mengatur kehidupan sesame manusia. Kedua, Perintah melaksanakan ibadah puasa. Para ulama menyebut ibadah puasa itu sebagai ibadah syirriyah, ibadah rahasia, abstrak, unsur sugesti. Orang sholat kita lihat, sedekah orang tau, kita pergi haji 1 kampung orang ngikut ngantarin, kita puasa Cuma kita sama Allah yang tau. Karena puasa megajarkan kita keikhlasan. (Ar-rayyan, pintu surga khusus untuk orang berpuasa). Ketiga, didalam bulan Ramadhan ada 1 malan yang lebih baik dari seribu bulan yang disebut malam lailatul qadar (1000 bln = 83 tahun). yang terjadi di sepertiga ramadhan/ 10 hari menjelang akhir ramadhan. menurut imam al-Ghazali terjadi pada malam ganjil (21, 23, 25, 27, 29). Kedua, yang menyebabkan hati menjadi mati QARA’TUMUL QUR’AN WALAMTA’MALU BIH (kita baca Al-Qur’an, kita dengungkan alquran, kita sanjung al-qur’an walamta’malubih) tapi isinnya, ajarannya tidak pernah kita laksanakan. Bukankah kita hidup disuatu zaman dimana tuntunan sudah menjadi tontonan, dan tontonan sering dianggap sebagai tuntunan. Maka dalam Al-Qur’an Allah menggambarkan tiga golongan manusia dalam menyikapi Al-Qur’an (Al-Fathir:32):
NOTE: Yang dimaksud dengan dzalimul linafsi ialah orang yang Menganiaya dirinya sendiri, orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan muqtasid pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud sabiqun bil khairat ialah orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan, orang-orang yang kebaikannya Amat banyak dan Amat jarang berbuat kesalahan.
Ketiga, AKALTU NI’MATA RABBIKUM WALAMTAYSKURUNA,
kita makan nikmat Allah tapi tak pernah kita syukuri apa yang diberikan allah. Tidak pernah sesaatpun dalam hidup ini nikmat Allah pernah berheti mulai bangun tidur, sampai dengan tidur kembali bahkan tidur itu sendiri merupakan nikmat dari Allah SWT. Dari sekian banyak nya nikmat-nikmat yang Allah berikan yang tak mampu untuk kita menghitungnya Allah hanya mita syukuri Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat- Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Makanya sabda nabi orang yang bahagia itu cirinya empat: 1. Orang yang dalam urusan materi pandangannya diarahkan kebawah. Sehingga timbul syukurnya, luas hatinya, kalau luas hati rumah yang kecil luas rasanya, kalau sempit hati, rumah yg besar keci; jadinya. Orang bahagia orang yang hatinya luas bisa mensyukuri nikmat, tapi orang yang hatinya sempit akan susah mensyukuri nikmat dan celakanya tidak senang melihat orang mendapat nikmat. Alhamdulillah kita sudah punya motor, tetangga sebelah baru punya kereta, Alhamdulillah ya kita punya Honda tetangga seblah hanya punya sepeda, Alhamdulillah ya kita punya sepeda, tetangga seblah kemana-mana harus jalan kaki, Alhamdulillah ya kita punya kaki, tetangga sebelah struk engak bisa jalan, Alhamdulillah walau struk kita masih hidup tentangga seblah kamrin pergi tak balik lagi.
2. Dalam urusan akhirat di lihatnya ke atas, melihat orang beribadah
menjadi motivasi bagi kita. 3. Apabila kita berbuat baik selalu kita ikhlaskan, tidak di ingat-ingat dirinya berusaha melupakan jika telah berbuat baik. Lawannya orang celaka, orang yang selalu sibuk mengingat kebaikannya, menepuk dada, menghitung jasa. 4. Orang yang selalu ingat kesalahan atau perbuatan buruk yang ia lakukan terhadap orang lain. Keempat, Kultum Analmauta Haqqun Walatasta’iulah. Kita yakin, kita percaya kita tahu betul, hidup akan berakhir dengan kematian, namun kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk itu. Baik persiapan untuk kematian atau setelahnya, karena kematian bukanlah akhir dari kehidupan sesungguhnya. Karena hidup terus berlanjut ke alam barzah, lalu ke alam mahsyar dan seterusnya. Sepertihalnya kita kalau ingin berangkat keluar kota yang jauh, tentu kita harus menyiapkan bekal. Semakin jauh perjalanan semakin banyak bekal yang harus kita bawa, kalau kita akan berangkat jauh lalu tidak bawa bekal itu namanya nekat, sampai ke titik tujuan belum tentu, sengsara di jalan sudah pasti. Begitulah kita sebagai hamba Allah perjalanan panjang. Belum siap bekal, belum cukul amal ibadah kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: :سهّ َمَ ص َّم هللا َعهَ ْي ِه َوَ سو ُل هللا ُ س ِم ْعتُ َرَ َعه َع ْب ِد هللا ب ِْه أ ِبي بَ ْك ٍر قَا َل ُاحدٌ يَتْبَعُهُ أ َ ْههُهُ َو َمانُهُ َو َع َمهُه ِ ت ثَالَ ثَةً فَيَ ْر ِج ُع اِثْن ِ َان َويَ ْبقَي َو َ ّيَتْبَ ُع ْان َم ِي ُفَيَ ْر ِج ُع أ َ ْههُهُ َو َمانُهُ َويَ ْبقَي َع َمهُه Artinya: “Dari Abdullah bin Abu Bakar, ia berkata: Aku mendengar Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda: mayit diikuti oleh tiga hal, yang dua kembali dan yang satu menetap. Ia diikuti keluarga, harta, dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali sedangkan amalnya menetap bersamanya. (Shahih Muslim 2960)”.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Sebagai penutup, kami ingin menyampaikan sebuah kisah yang diabadikan dalam kitab durratun nasikhin bab taubat. (ada sebuah kisah seorang preman yang telah membunuh 99 orang…………) Akhirnya, mudah-mudahan apa yang disampaikan ada manfaatnya bagi diri kami pribadi dan kaum muslimin sekalian.