Anda di halaman 1dari 2

Kedudukan Shalat Dalam Islam

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua
terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan melakukan semua kewajiban dan
meninggalkan seluruh yang diharamkan.

Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi akhir zaman, suri tauladan kita, Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada khutbah Jumat kali ini, pentingnya kiranya kami membahas perkara shalat. Karena kenyataan
Sebagian kita, kadang memperhatikan ibadah lain, tetapi melupakan shalat lima waktu.

Bahkan ada yang menyatakan, “Yang penting saya sudah berbuat baik, sering bantu orang.”
Padahal keimanan apalagi derajat TAQWA tidak dapat diraih hanya terbatas pada berbuat baik
kepada sesame, tetapi meremehkan kewajiban seorang hamba kepada Rabnya.

Dalam kesempatan kali ini kita akan Bersama-sama menelaah kedudukan shalat dalam Islam agar
kita semakin sadar akan pentingnya shalat sehingga bisa terus menjaganya.

rasul'amrl'iislaamu waamuduhus salaat


Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad.” (HR. At-
Tirmiżī no. 2616, hasan).

Yang namanya tiang suatu bangunan jika ambruk, maka ambruk pula bangunan tersebut. Sama
halnya pula dengan bangunan Islam

Assalatu 'imaduddin faman aqomaha waqod aqomaddin faman tarokaha waqod hadamaddin.

AMAL YANG PERTAMA DIHISAB/DIHITUNG

Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan.
Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat
wajibnya, Allah Tabaraka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut
terdapat amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat
wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”

Dalam riwayat lain, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan
lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, no. 864; Ahmad, 2:425; Hakim,
1:262; Al-Baihaqi, 2:386. Al-Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

saking pentingnya shalat, keluarga pun diajak untuk shalat.

Allah Ta’ala berfirman,

Wa kāna ya`muru ahlahụ biṣ-ṣalāti waz-zakāti wa kāna 'inda rabbihī marḍiyyā

Dan ISMAIL ia menyuruh ahlinya untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat) MARYAM 55

Terdapat pendapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ahlinya di sini adalah umatnya.
Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah kerabat, istri, dan anak-anaknya.
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh
tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur sepuluh tahun.
Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud, no. 495, sahih)

Fa khalafa mim ba'dihim khalfun aḍā'uṣ-ṣalāta wattaba'usy-syahawāti fa saufa yalqauna


gayyā
Artinya: Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,

pada ayat ini Allah menerangkan balasan bagi orang yang sesat dan ganjaran bagi orang yang
bertobat. Kemudian datanglah setelah mereka pengganti mereka, yaitu generasi baru yang
berperangai buruk. Mereka termasuk golongan yang mengabaikan salat, baik dengan
meninggalkannya atau melaksanakannya secara menyimpang dari ajaran para nabi dan rasul,

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ‘ghayya’ dalam ayat tersebut adalah
sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menceritakan tentang shalat pada suatu hari, di mana beliau bersabda,

“Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan
pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya,
petunjuk, dan keselamatan kelak. Nanti di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun,
Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, hasan)

SHOLAT SEBAGAI SARANA MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH SWT


‫( َو اْسَتِع يُنوا ِبالَّصْبِر‬Jadikanlah sabar (sebagai penolongmu))
Yakni dengan menahan syahwat dan mengarahkannya kepada ketaatan.

‫( َو الَّص اَل ِة‬dan shalat sebagai penolongmu)


Yakni dengan menjalankan dengan penuh rasa cinta kepada Allah agar dapat membantumu dalam
iman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

‫( َوِإَّنَها َلَك ِبيَر ٌة‬Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat)
Yakni sholat itu berat bagi orang yang tidak beriman kepada Allah dan menyombongkan diri dalam
menjalankan ketaatan-Nya.

‫( ِإاَّل َع َلى اْلَخاِش ِع ين‬kecuali bagi orang-orang yang khusyu’)


Yakni orang-orang yang merasa diri mereka kecil dihadapan kebesaran Allah dan merasa tentram
dalam keadaan itu.

TERAKHIR SHOLAT ADALAH DZIKIR/IBADAH YANG PALING AGUNG AL ANKABUT

Anda mungkin juga menyukai