Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

DISUSUN OLEH :
MAMAN ARDIANSYAH (4615130003)
NADILA AMAMI (4615130004)
WINDA RACHMAWATI (4615130007)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum ini, yang
maupun bentuk dan isinya yang sangat sederhana ini. semoga laporan praktikumcini dapat
digunakan sebagai acuan, petunjuk, dan pedoman dalam bidang Mekatronika.

Harapan kami semoga laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki baik bentuk maupun isi dari laporan
praktikum tersebut sehingga kedepannya akan lebih baik lagi.

Kami akui dalam penyusunan laporan praktikum ini masih terdapat banyak
kekurangan dikarenakan terbatasnya referensi dan waktu dalam penyusunan. Oleh karena
itu kami harapkan kepada para pembaca agar memberi masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan praktikum ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2.Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Angin .................................................................. 3
2.2 Komponen dalam Pembangkit Listrik Tenaga Angin ...................................................... 3
2.3 Proses Pembangkit Listrik Tenaga Angin......................................................................... 7
2.4 Kondisi Angin terhadap Pembangkitan Listrik................................................................. 7
2.5 Dampak Lingkungan ......................................................................................................... 9
BAB III PERTANYAAN JAWABAN
3.1.Pertanyaan ......................................................................................................................... 13
3.2.Jawaban ............................................................................................................................. 13
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan ....................................................................................................................... 15

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini kebutuhan sistem listrik di Indonesia semakin meningkat. Krisis listrik ini
sudah sejak lama menjadi persoalan dan telah dipredikasi oleh banyak ahli sistem di
Indonesia sejak sepuluh tahun yang lalu. Kebutuhan sistem ini dapat meningkat secara
eksponensial, baik ditinjau dari kapasitasnya, kualitasnya maupun ditinjau dari tuntutan
distribusinya.
Konsumsi listrik di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan
peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik ini dikemudian
hari yang diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5 persen per tahun hingga 2020.
Komsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan menjadi masalah bila dalam
penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Kebutuhan pasokan sistem listrik yang
terus-menerus dan berkualitas menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh sistem.
Untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan listrik di atas, maka diperlukan sebuah
sumber sistem baru yang mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional yang semakin besar.
Angin, sebagai sumber yang tersedia di alam dapat dimanfaatkan sebagai slah satu sumber
sistem listrik. Angin merupakan sumber sistem yang sistem habisnya sehingga
pemanfaatan sistem konversi sistem akan berdampak positif terhadap lingkungan.
Oleh karena hal di atas, dirasa sangat perlu untuk mengetahui lebih dalam mengenai
sistem dan pembangkit listrik tenaga sistem ini. Selain itu juga perlu diketahui proses
pembangkitan listrik tenaga sistem ini sehingga dapat dianalisa keelebihan dan
kekurangannya dibandingkan dengan sistem pembangkit listrik lain.

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembahasan makalah ini antara lain :

1
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian daripada Pembangkit Listrik Tenaga
Angin.
b. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen dari Pembangkit Listrik
Tenaga Angin.
c. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan daripada penggunaan
Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
d. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga
Angin di Indonesia maupun dunia.
e. Mahasiswa dapat mengetahui proses dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan
angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin
atau kincir angin. Sistem pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi
merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan
salah satu energi yang tidak terbatas di alam.
Tenaga angin merupakan pengumpulan energi yang berguna dari angin. Pada 2005,
kapasitas generator tenaga-angin adalah 58.982 MW, hasil tersebut kurang dari 1%
penggunaan listrik dunia. Meskipun masih berupa sumber energi listrik minor di
kebanyakan negara, penghasilan tenaga angin lebih dari empat kali lipat antara 1999 dan
2005.
Kebanyakan tenaga angin modern dihasilkan dalam bentuk listrik dengan
mengubah rotasi dari pisau turbin menjadi arus listrik dengan menggunakan generator
listrik. Pada kincir angin energi angin digunakan untuk memutar peralatan mekanik untuk
melakukan kerja fisik, seperti menggiling "grain" atau memompa air.
Tenaga angin digunakan dalam ladang angin skala besar untuk penghasilan listrik
nasional dan juga dalam turbin individu kecil untuk menyediakan listrik di lokasi yang
terisolir.
Tenaga angin banyak jumlahnya, tidak terbatas, tersebar luas, bersih, dan
mengurangi efek rumah kaca.

2.2 Komponen pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin

3
a. Turbin Angin

Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk


membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin terbagi dalam dua kelompok yaitu
turbin sumbu horisontal, turbin angin sumbu horisontal biasanya baik memiliki
dua atau tiga modul. Jenis lain yaitu turbin sumbu vertikal. Turbin ini berbilah
tiga dioperasikan melawan angin, dengan modul menghadap ke angin. Turbin
skala utility memiliki berbagai ukuran, dari 100 kilowatt sampa dengan
beberapa megawatt. Turbin besar dikelompokkan bersama-sama ke arah
angin,yang memberikan kekuatan massal ke jaringan listrik. turbin kecil
tunggal, di bawah 100 kilowatt dan digunakan pada rumah, telekomunikasi,
atau pemompaan air. Turbin kecil kadang-kadang digunakan dalam kaitannya

4
dengan generator diesel, baterai dan sistem fotovoltaik. Sistem ini disebut
sistem angin hibrid dan sering digunakan di lokasi terpencil di luar jaringan, di
mana tidak tersedia koneksi ke jaringan utilitas.
Komponen dalam turbin angin :
1. Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan
angin ke pengontrol.
2. Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di
atas menyebabkan pisau pisau untuk mengangkat dan berputar.
3. Brake
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox
agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat
ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman
dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan
energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang
telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan
menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator,
sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak
generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih
diantaranya overheat, rotor breakdown, kawat pada generator
putus karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.
4. Controller
Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16
mil per jam (mph) dan menutup mesin turbin sekitar 55 mph.
tidak beroperasi pada kecepatan angin sekitar 55 mph di atas,
karena dapat rusak karena angin yang kencang.
5. Gear Box
Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros
kecepatan rendah dan meningkatkan kecepatan sekitar 30-60
rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm, kecepatan rotasi

5
yang diperlukan oleh sebagian besar generator untuk
menghasilkan listrik. gearbox adalah bagian mahal (dan berat)
dari turbin angin dan insinyur generator mengeksplorasi direct-
drive yang beroperasi pada kecepatan rotasi yang lebih rendah
dan tidak perlu kotak gigi.
6. Generator
Biasanya standar induksi generator yang menghasilkan listrik
dari 60 siklus listrik AC.
7. High-Speed Shaft
Driver generator.
8. Low-Speed Shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per
menit.
9. Nacelle
Nacelle berada di atas menara dan berisi gear box, poros
kecepatan rendah dan tinggi, generator, kontrol, dan rem.
10. Pitch
Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol
kecepatan rotor dan menjaga rotor berputar dalam angin yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk menghasilkan listrik.
11. Rotor
Pisau yang terhubung.
12. Tower
Menara yang terbuat dari baja tabung (yang ditampilkan di sini),
beton atau kisi baja. Karena kecepatan angin meningkat dengan
tinggi, menara tinggi memungkinkan turbin untuk menangkap
lebih banyak energy dan menghasilkan listrik lebih banyak.
13. Wind Direction
14. Wind Vane
15. Yaw Drive

6
Yaw drive yang digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke
arah angin sebagai perubahan arah angin.
16. Yaw Motor
Kekuatan dari Yaw drive.
b. Battery
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin
akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena
itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi
listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika
kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan
akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan
sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin
angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun.

2.3 Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Angin

Energi kinetik angin mendorong baling-baling untuk berputar. Putaran baling-baling


menghasilkan gerak mekanik pada poros baling-baling. gerak mekanis poros baling-baling
ditransmisikan keporos generator. generator mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Energi listrik dari generator dimasukan ke baterai/aki yang mengubah sekaligus
menyimpan energi listrik tesebut menjadi energi potensial listrik. Jika energi potensial
listrik tersebut hendak digunakan beban dihubungkan dengan kedua kutub aki. Beban akan
mengubah energi potensial listrik dari aki sesuai dengan fungsi beban tersebut.
Sudu baling-baling memindahkan geseran angin kepusat hub yang menghasilkan putaran
pada poros utama. Gear-Box transmisi mengubah kecepatan putaran berkecepatan lambat

7
dari poros utama menjadi putaran berkecepatan tinggi. Putaran tinggi tersebut dihubungkan
langsung keporos generator yang menyerap dan mengubah putaran tersebut menjadi energi
listrik.

2.4 Kondisi Angin terhadap Pembangkitan Listrik

Kombinasi dari penggunaan listrik tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga micro
hidro mampu mengatasi krisis energi dan mengurangi pencemaran lingkungan. Untuk
tenaga angin selama kincir berputar maka suplai listrik terus terpenuhi walau hari sudah
gelap. Ingatlah bahwa matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi ke bumi setiap
jam. Jadi bumi menerima 1,74 x 1.017 watt daya. Kelemahan listrik tenaga angin pada
bunyi bising kincir dan resiko tersambar petir serta tidak cocok untuk daerah jalur
penerbangan. Apalagi kalau banyak yang bermain layang-layang atau banyak burung
terbang jadi mudah tersangkut.

Kali ini akan dibahas mini pembangkit listrik tenaga angin atau mini wind energy
terutama aplikasinya untuk kalangan nelayan yang akibat kondisi ekonomi dan iklim tak
kondusif membuat kehidupan mereka kian terjepit. Pesisir pantai Indonesia kaya akan
hembusan angin. Sayangnya potensi energi terbarukan ini tidak dioptimalkan dan justru
dianggap musibah. Saat musim angin kencang bertiup mengakibatkan himbauan dan
larangan untuk tidak melaut. Karena tidak bisa bekerja mencari ikan efeknya jelas para
nelayan kecil tak punya uang dan semakin terjerat lintah darat.

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum
energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Lebih daripada
kelas 8 adalah angin yang bukan dapat dimanfaatkan, tetapi membawa bencana.

Sekarang pemerintah tengah menggalakan program PnPM yang tujuannya


membantu masyarakat terutama di pedesaan untuk memberdayakan diri sesuai potensi
SDM dan SDA yang ada agar kesejahteraan mereka meningkat. Kaitannya dengan hal ini
setidaknya penduduk pesisir pantai yang kebanyakan nelayan miskin tidak ada salahnya
meniru para saudaranya di pegunungan telah berhasil memberdayakan alamnya yaitu
sungai menjadi PLTMH atau micro hydro energy yang menghasilkan listrik baik untuk
konsumsi warga juga bisa dijual ke PLN. Karena pantai kaya akan angin jadi usulkan saja

8
pembuatan pembangkit listrik tenaga angin atau wind energy. Saat para nelayan tak melaut
setidaknya tetap punya penghasilan dari penjualan listrik. Bisa juga dana hasil penjualan
listrik dikelola oleh koperasi nelayan untuk mengurangi ketergantungan pada lintah darat.
Manfaat lain karena ada listrik gratis bisa dimanfaatkan untuk mendukung usaha
pengolahan ikan menjadi lebih kompentitif dan ekonomis. Sebelumnya mari kita pelajari
dahulu soal pemeliharaan alat agar tidak dibodohi dan alat terjaga kinerjanya.

Kembali ke teknis pembangkit listrik tenaga angin. Ada dua alternatif yaitu beli
yang sudah jadi atau dibuat sendiri listrik tenaga angin. Beli sudah jadi tentunya lebih
praktis dan sudah diuji serta bisa memilih sesuai kebutuhan. Jika bikin sendiri memang
repot tapi jelas bisa menekan pengeluaran. Cara-cara membuat sendiri listrik tenaga angin
mutlak dipahami agar hasil optimal. Kalau beli jadi biasanya buatan RRC atau rekayasa
lokal dengan paket daya 350 watt, 500 watt, 1000 watt, 2000 watt hingga puluhan kilowatt.
Secara harga memang belum ekonomis karena masih mahal. Paket jadi listrik tenaga angin
untuk 350 watt buatan China harganya mulai Rp. 6 jutaan, untuk 500 watt hampir Rp. 15
juta, sedangkan yang 2000 watt sekitar Rp. 30 juta.

2.5 Dampak Lingkungan


Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara
prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi
sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya
penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam
ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang
ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau
polusi yang berarti ke lingkungan. Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk
pengadaan ladang angin merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek
energi angin. Hal ini dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang
besar yang membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas.
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses
manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan
pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik, secara
praktis pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika

9
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida
pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja. Di samping karbon
dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida,
polutan atmosfir yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan
menggunakan batubara ataupun gas. Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini
tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat
penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak
visual, derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan
ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan
tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih
dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi
penduduk setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan
pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan
pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan
menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah membuat
pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang
tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang
masuk ke rumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari
yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah.
Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada
suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox
serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik. Derau
mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada dalam
nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin
dapat juga menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal
televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data
turbulensi angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari banyak
faktor seperti desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin, turbulensi aliran masuk.

10
Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan perputaran
rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa penggunaan
skala besar dari pembangkit listrik tenaga angin dapat merubah iklim lokal maupun global
karena menggunakan energi kinetik angin dan mengubah turbulensi udara pada daerah
atmosfir.
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah
terhadap populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan
mati akibat terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun dampak ini masih
lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran
transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar
fosil. Dalam beberapa studi yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin
ini dapat mengganggu migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit
angin pada lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di
daerah tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu
pelaut dan kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin
dapat mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas
pantai adalah terganggunya kehidupan bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di
Irlandia, dimana terjadinya polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di
daerah pemasangan turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa ladang
pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menambah 80 110 dB kepada noise
frekuensi rendah yang dapat mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan
distribusi predator laut. Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi
tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah
sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan
berlebih di laut.
Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan
kecelakaan. Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah
menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada beberapa
penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing
berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di daerah

11
padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat
sulit untuk dipadamkan akibat tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga
terbakar habis. Hal ini dapat menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan
kebakaran berantai yang membakar habis ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah
terjadi pada Taman Nasional Australia dimana 800 km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak
pelumas juga dapat teradi dan dapat menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat,
dalam beberapa kasus dapat mengkontaminasi air minum.
Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil,
dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin dalam kelistrikan
telah turut serta dalam mengurangi emisi gas buang.
Penggunaan inovasi dalam teknologi, bagaimanapun selalu memunculkan
permasalahan baru yang memerlukan pemecahan dengan terknologi baru lagi. Oleh karena
itu kita sebagai orang-orang yang bergerak di bidang science dan teknologi haruslah dapat
terus mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan yang memiliki efek negatif
sekecil mungkin.

12
BAB III
PERTANYAAN JAWABAN

3.1. Pertanyaan

1. Berapa kecepatan angina untuk menggerakkan kincir pada Pembangkit Listrik


Tenaga Angin?
2. Berapa banyak Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang ada di Indonesia?
3. Apakah boleh membangun pemukiman di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Angin?

3.2. Jawaban

1. Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk menggerakan pembangkit listrik
tenaga angin. Untuk itu berikut dijelaskan klasifikasi angin yang dapat
menghasilkan energy listrik :

13
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum
energi angin yang dapat menghasilkan energy listrik.
2. Jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang ada di Indonesia sebanyak 8 buah
yang tersebar di daerah pesisir pulau Sumatera, Bali, dan Sulawesi. Bahkan
pemeritah berencana untuk membangun 2 pembangkit lagi di daerah Samas dan
Sukabumi.
3. Sebaiknya daerah disekitar pembangkit tidak dibangun pemukiman penduduk
karena bisingnya suara yang dihasilkan oleh baling-baling kincir angin.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat berdasarkan pembahasan di atas adalah:
a. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang
menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.
b. Komponen utama dari pembangkit listrik tenaga angin yaitu turbinangin (wind
turbine) yang di dalamnya terdapat komponen-komponen seperti anemometer,
blades, brake, controller, gear box, generator, high-speed shaft, low-speed shaft,
nacelle, pitch, rotor, tower, wind direction, wind vane, yaw drive, yaw motor,
dan penyimpan energi (battery)
c. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin
memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas.
Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar
rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator inilah yang
akan menghasilkan energi listrik.
d. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga adalah sifatnya
yang terbarukan. Namun selain kelebihan yang ada, pembangkit ini juga
memiliki kekurangan, antara lain membuat lebih buruk dampak visual,
menyebabkan derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
e. Pada akhir 2007 di Indonesia sudah mulai dikembangkan pembangkit listrik
tenaga angin. Sehingga pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB)
ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
4.2.Saran
Saran yang dapat diberikan terhadap pembahsan ini adalah agar sumber energi
angin dapat lebih dimanfaatkan lagi sehingga kris energi listrik dapat dikurangi di
Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai