Anda di halaman 1dari 6

SRS Airbag,

Sistem Keamanan Pasif pada Kendaraan

Oleh : M. Husni, S.Pd, MT. (Widyaiswara Muda PPPPTK BOE Malang)

ABSTRAK

SRS Airbag adalah sistem keamanan penumpang yang terpasang pada kendaraan, saat
terjadi tabrakan atau benturanSRS Airbag akan mengembang membuat kantong udara,
yang berfungsi meminimalkan cidera serius akibat benturan. Sistem ini merupakan
pengembangan dari sistem sabuk keselamatan penumpang yang sudah diterapkan
terlebih dahulu. Sistem penunjang ini dapat berdiri sendiri, boleh dibilang sistem tersebut
merupakan sistem yang dapat ditambahkan sebagai salah satu sistem pada kendaraan.
Di negara maju SRS Airbag sudah lama diterapkan dan merupakan sistem yang wajib
ada pada kendaraan, sedang di Indonesia mulai tahun 2003 secara bertahap mewajibkan
sistem sabuk keselamatan terpasang pada kendaraan. Dengan tingkat keseriusan cidera
akibat kecelakaan yang tinggi, membuat produsen kendaraan berlomba menawarkan
sistem keselamatan penumpang dengan keunggulan sistem SRS Airbagyang terpasang
pada kendaraannya.
KATA KUNCI : SRS Airbag, Safety Belt, Kemanan Pasif

1. Pengertian SRS Airbag


Dalam sistem kendaraan dikenal dengan dua sistem keamanan, sistem keamanan
aktif dan sistem keamanan pasif. Sistem keamanan aktif adalah sistem keamanan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan (cara preventif), sistem ini berfungsi menstabilkan laju
kendaraan dalam berbagai kondisi bahkan pada saat kondisi kendaraan kritis. Sistem
tersebut merupakan pengembangan sistem rem yang dikontrol secara elektronik, contoh
sistem tersebut diantaranya : Sistem rem ABS, TCS dan ESP. Sistem keamanan pasif
adalah satu sistem untuk melindungi penumpang saat terjadi tabrakan atau benturan.
Sistem penunjang ini dapat berdiri sendiri, artinya bahwa sistem tersebut tidak melekat
pada sistem yang harus terpasang pada kendaraan atau boleh dibilang sistem tersebut
merupakan sistem yang dapat ditambahkan sebagai salah satu sistem pada kendaraan.
Gambar 1. Area deformasi dan keamanan

Pada struktur kendaraan dikontruksi dalam 2 area, area yang mudah terjadi
deformasi berfungsi menyerap dan menghilangkan kekuatan akibat benturan melalui
deformasi pada bagian depan dan atau bagian belakang saat terjadi tabrakan. Area
berikutnya merupakan area yang sulit terjadi deformasi dinamakan Area Keamanan/
Keselamatan, dalam area ini diperlukan kabin yang kuat guna meminimalkan deformasi
kabin, sehingga penumpang dalam kondisi aman. Untuk menghindari benturan antara
penumpang dan kabin atau interior kendaraan sistem SRS Airbag mempunyai peranan
penting dalam area ini.
(Supplemental Restrain System Airbag) dikembangkan sebagai teknologi
keselamatan pasif yang melengkapi sabuk pengaman. Alat ini sebagai sistem penahan
tambahan pada saat terjadi benturan dengan sabuk pengaman sebagai alat utama yang
membantu melindungi penumpang saat terjadi kecelakaan.

2. Komponen SRS Airbag


Komponen ini dikembangkan dan diadopsi dengan berbagai jenis yaitu, Airbag
depan (Front Airbag), Airbag Samping (Side Airbag), dan Airbag Tirai.
Airbag depan terdiri dari driver Airbag dan Passenger Airbag, berfungsi melindungi
pengemudi dan penumpang depan saat terjadi benturan/tabrakan dari arah
depan. Driver Airbag dipasang di tengah bantalan roda kemudi dan Passenger
Airbag dipasang pada dasbor di depan tempat duduk penumpang depan.

Gambar 2. Komponen Airbag Depan


Keterangan :
1, 2 = Crash sensor
3 = ACU
4 = Driver AirBag (DAB)
5 = Passenger AirBag (PAB)

Airbag samping (Side Airbag) berada pada samping pengemudi dan penumpang
baik depan dan belakang berfungsi untuk membantu mengurangi resiko cedera
akibat benturan antara orang di dalam dengan pintu kendaraan apabila terjadi tabrakan dari
samping kendaraan. Airbag Tirai berfungsi saat kendaraan terguling (rolling), dapat
mengurangi resiko cidera saat terjadi benturan akibat kendaraan terguloing. Dengan peletakan
pada tirai kendaraan (samping atas penumpang).
Pastilah tidak semua mobil/kendaraan mempunyai sistem airbag ini, ada yang terpasang
sebagian dan ada yang komplit. Ada kendaraan tertentu yang semua variannya terdapat system
ini (merupakan system yang wajib ada), ada pula yang hanya varian tertentu yang terdapat
system ini, yang mana semuanya disesuaikan dengan kondisi dan situasi dimana kendaraan
tersebut di dijual (digunakan).

Gambar 3. Airbag Samping dan Tirai

Keterangan :
1. ACU Kombinasi
2. Sensor Accelerator (samping)
3. Airbag Tirai
4. Airbag samping

3. Prinsip Kerja
Saat terjadi kecelakaan, besarnya energi benturan akan diterima oleh sensor
depan airbag (crash sensor) yang diletakkan di depan mobil dan diteruskan ke ACU
(Airbag Control Unit), ACU akan mengkalkulasi dan membandingkan dengan safing
sensor yang terletak di dalam ACU, bila hasil perbandingan crash
sensor dan safing sensor menyatakan airbag harus dikembangkan. Maka ACU akan
mengaktifkan Inflator yang didalamnya terdapat initiator yang akan membakar Propellant
Grain sehingga menghasilkan gas dan mengembangkan airbag, kemudian airbag akan
mengempis. Peristiwa tersebut memakan waktu kira-kira 0,2 detik.

Gambar 4. Urutan Pengembangan SRS Airbag

SRS Airbag mempunyai syarat mengembang bila tingkat benturan di atas ambang
yang telah ditentukan dengan kecepatan mobil minimal 25 km/jam dan saat menabrak
secara frontal terhadap penghalang permanen yang statis atau objek yang dapat
bergerak saat tertabrak (misal mobil yang sedang parkir). SRS Airbag juga akan
mengembang bila terjadi benturan serius pada bagian bawah kendaraan.
Airbag depan tidak akan mengembang apabila terjadi benturan atau kondisi seperti
benturan dari arah samping, kendaraan terguling, menabrak objek yang lebih tinggi atau
tidak mengenai sensor depan, menabrak tiang tepat di tengah (kondisi tertentu), benturan
dari belakang, dan benturan menyudut.
Alat ini dapat memberikan efek samping pada saat SRS Airbagmengembang
dengan cepat (kecepatan mengembang di atas 100 km/jam), efek samping itu adalah
penumpang akan mengalami memar, luka lecet, cedera. Untuk menghindari hal tersebut
penumpang harus pada duduk yang normal dan menggunakan sabuk pengaman.
Perhatikan pada saat membawa balita atau anak-anak ketika mengendarai mobil yang
dilengkapi SRS Airbag, alangkah baiknya ditempatkan di kursi belakang. Jadi jangan
menempatkan balita atau anak-anak di tempat duduk depan karena dapat
membahayakan mereka pada saat SRS Airbag mengembang.

4. Diagnosa Sistem
SRS Airbag dilengkapi dengan sistem yang dapat mendeteksi kerusakan yang
terjadi didalam sistem SRS Airbag. Jika lampu peringatan SRS Airbag yang terdapat
pada dashboard menyala saat mesin dinyalakan, menandakan terjadi kerusakan dalam
sistem dan SRS Airbag tidak akan aktif bila terjadi benturan (tabrakan).
Gambar 5. Lampu SRS Airbag pada dasboard

Kerusakan yang terjadi dalam sistem akan tersimpan didalam memori kontol
unit SRS Airbag, kerusakan yang terdeteksi merupakan kerusakan yang terjadi
pada sistem elektroniknya bisa berupa sensor, kabel penghubung, dan aktuator.
Sambungan putus atau hubung singkat juga bisa terdeteksi kerusakan, terakhir
kerusakan juga bisa terjadi pada kontrol unitnya sendiri.

Gambar 6. Diagnosa kerusakan dengan scantool.

Informasi kerusakan sistem SRS Airbag dapat di ketahui dengan 2 cara : pertama
dengan menggunakan scantool (alat bantu diagnosa kendaraan) cara ini selain
mengetahui kerusakan juga dapat mengetahui sistem kira-kira bisa bekerja dengan
baik atau tidak dengan melihat menu current data. Kedua dengan menghitung kedipan
pada lampu SRS Airbag, prosedur menampilkan kedipan dengan cara menghubungkan
(jumper) terminal pada DLC, kode kerusakan (kedipan) dapat diketahui pada buku
manual service kendaraan.

Gambar 7. Posisi jumper pada DLC Toyota.


Kode kedipan dinyatakan dalam angka dengan nyala lampu (lama tanda puluhan
dan pendek tanda satuan), bila ada kerusakan lebih dari satu maka akan dimunculkan
secara beriringan mulai dari kode kerusakan yang kecil. Contoh pada gambar 9 terhitung
kode no 31, dalam buku manual perbaikan toyota terbaca : Center airbag sensor
assemblyyang artinya sensor airbag bagian tengah rusak. Untuk lebih lengkapnya bisa
melihat pada buku manual perbaikan.

Gambar 8. Cara membaca kode kedipan.

5. Kesimpulan
SRS Airbag merupakan sistem keamanan pasif yang berfungsi sebagai pelengkap
dari sistem sabuk keselamatan. Saat terjadi tabrakan tubuh akan ditahan oleh sistem
sabuk keselamatan, dan airbag akan mengurangi benturan antara kepala dengan kabin
kendaraan. Sistem airbag bekerja saat menabrak secara frontal dengan kecepatan
minimal kendaraan 25 km/jam. Dalam sistem SRS Airbag dilengkapi suatu sistem yang
dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi pada sistem tersebut. Untuk mengetahui
kerusakan yang terjadi dapat dideteksi dengan scantool atau dengan kode kedipan.
Dewasa ini produsen kendaraan menawarkan sistem SRS airbag sebagai teknologi
keselamatan penumpang yang teritegrasi dalam sistem kendaraan, diharapkan dengan
keunggulan teknologinya membuat pruduksinya banyak diminati.

Referensi:
1. ………,. Automotive Handbook, Robert Bosch Gmbh, Stuttgart. 2000
2. ................, Toyota Material Training, Toyota Motor Sales, U.S.A. 2000.
3. Tecnical Service Training Center, SRS (Supplemental Restrain System), Hyundai
Motors Corp, Korea. 2003.
4. ................., Modul SRS Airbag Ototronik, VEDC Malang, Malang. 2011.

Anda mungkin juga menyukai