Anda di halaman 1dari 145

DAFTAR ISI

Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab 1 Pengenalan Gambar Teknik 1

1.1. Fungsi dan Sifat Gambar 1

1.1.1. Gambar Sebagai "Bahasa Teknik" 1

1.1.2. Fungsi Gambar Teknik 3

1.1.3. Sifat­sifat Gambar 4

1.1.4. Standarisasi Gambar 4

1.2. Alat­alat Gambar dan Penggunaannya 5
1.2.1. Alat­alat Gambar 5

1.2.1.1. Papan Gambar dan Meja Gambar 5

1.2.1.2. Kertas Gambar 6

1.2.1.3. Pensil Gambar 9

1.2.1.4. Jangka 10

1.2.1.5. Mistar 11

1.2.1.6. Penggaris 11

1.2.1.7. Busur Derajat 12

1.2.1.8. Penghapus dan Pelindung Penghapus 13

1.2.1.9. Pita Gambar dan Selotip 13

1.2.1.10. Alas Gambar 13

1.2.1.11. Mesin Gambar 13

1.2.2. Cara Menggunakan Peralatan Gambar 14

1.2.2.1.  Menempatkan Kertas Gambar 14
1.2.2.2.  Memindahkan Ukuran 14

1.2.2.3.  Menggambar Garis Lurus 15

1.2.2.4.  Menggambar Lingkaran 16

1.3. Garis, Angka dan Huruf dalam Gambar 18

1.3.1.  Garis 18

1.3.1.1.  Jenis­jenis Garis 18

iii
1.3.1.2.  Penggunaan Garis 19

1.3.1.3.  Garis­garis yang Berhimpit 21

1.3.2.  Angka dan Huruf 21

1.3.2.1.  Bentuk Angka dan Huruf 21

1.3.2.2.  Ukuran Angka dan Huruf 22

1.4. Etiket Gambar 24

Bab 2 Menggambar Teknik 25

2.1. Kontruksi Geometris 25

2.1.1. Membuat Garis Tegak Pada Garis Lurus 26

2.1.2. Membuat Garis Lurus Menjadi Dua Sama Panjang 27

2.1.3. Membagi Garis Sama Panjang 27

2.1.4. Memindahkan Sudut 27

2.1.5. Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besar 28

2.1.6. Membagi Sudut Siku­siku Menjadi Tiga Sama Besar 28
2.1.7. Menggambar Segitiga 29

2.1.8. Menggambar Bujur Sangkar 31

2.1.9. Menggambar Lingkaran 31

2.1.10. Membagi Keliling Lingkaran Sama Besar 32

2.1.11. Menggambar Garis Singgung Lingkaran 32

2.1.12. Menggambar Segi Lima Beraturan 33

2.1.13. Menggambar Segi Enam Beraturan 34

2.1.14. Mengambar Segi Tujuh Beraturan 34

2.1.15. Menggambar Segi Delapan Beraturan 35

2.1.16. Menggambar Segi Sembilan Beraturan 35

2.1.17. Menggambar Segi Sepuluh Beraturan 36

2.1.18. Menggambar Ellips 36

2.1.19. Menggambar Bulat Telur 37

2.1.20. Menggambar Parabola 37
2.1.21. Menggambar Hiperbola 38

2.2. Penyajian Gambar Tiga Dimensi 39

2.2.1. Gambar Proyeksi 39

2.2.2. Proyeksi Piktorial 39

2.2.2.1. Proyeksi Isometri 39

iv
2.2.2.2. Proyeksi Dimetri 41

2.2.2.3. Proyeksi Miring 42

2.2.2.4. Proyeksi Perspektif 43

2.2.3. Proyeksi Ortogonal 44

2.2.4. Proyeksi Pandangan 45

2.2.4.1. Proyeksi Eopa 45

2.2.4.2. Proyeksi Amerika 45

2.3. Aturan­aturan Dasar Untuk Penyajian Gambar Kerja 48

2.3.1. Penentuan Pandangan 48

2.3.2. Pandangan Sebagian 49

2.3.3. Pandangan Setempat 49

2.3.4. Pandangan Detail 50

2.3.5. Penggambaran Khusus 50

2.4. Potongan 53
2.4.1. Penyajian Potongan, Letak Potongan dan Garis Potong 53

2.4.2. Potongan dalam Satu Bidang 55

2.4.3. Potongan dalam Lebih dari Satu Bidang 55

2.4.4. Potongan Separuh 56

2.4.5. Potongan yang Diputar di Tempat atau Dipindahkan 56

2.4.6. Susunan Potongan­potongan Berurutan 57

2.4.7. Penampang­penampang Tipis 57

2.4.8. Bagian yang Tidak Boleh Dipotong 57

2.4.9. Arsir 58

2.5. Penulisan Angka Ukuran 60

2.5.1. Klasifikasi Pencatuman Ukuran 60

2.5.2. Pencatuman Simbol­simbol Ukuran 63

2.5.3. Pengukuran Ketebalan 64

2.5.4. Jenis­jenis Penulisan Ukuran 65
2.6. Toleransi 70

2.6.1. Penulisan Toleransi 71

2.6.2. Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi 72

2.6.3. Penandaan Kualitas Permukaan 73

v
2.7. Suaian 74

2.7.1. Jenis­jenis Suaian 74

Bab 3 Simbol Kelistrikan 77

3.1. Simbol Kelistrikan 77

3.2. Simbol Elektronika 78

3.3. Berbagai Simbol Kelistrikan dan Elektronika Otomotif 78

Bab 4 Wiring Diagram 101

Bab 5 Menginterprestasikan Gambar Teknik dan Rangkaian 109

5.1. Menginterpretasikan Gambar Teknik 109

5.2. Menginterpretasikan Diagram Rangkaian 110

Daftar Pustaka 111
vi
1
BAB I

PENGENALAN GAMBAR TEKNIK

Tujuan

Setelah mempelajari bab pertama ini, diharapkan anda bisa:

Memahami gambar sebagai “Bahasa Teknik”. 

Menyebutkan fungsi gambar teknik. 

Menjelaskan sifat­sifat gambar. 

Memahami tentang skala gambar serta dapat mengaplikasikan fungsi skala pada proses 
menggambar benda dari ukuran sebenarnya ke dalam kertas gambar. 

Mengetahui serta menggunakan alat­alat gambar. 

Mengaplikasikan penggunaan garis berdasarkan jenisnya. 

Memahami bentuk serta ukuran angka dan huruf. 

Fungsi dan Sifat Gambar 

1.1.1. Gambar Sebagai "Bahasa Teknik"
Apabila akan dibuat suatu benda kerja di dalam industri permesinan atau mendesain sebuah
kendaraan mobil atau bermotor didunia otomotif, maka pemesan atau perencana cukup 
memberikan gambar kerja pada pelaksana atau teknisi, tidak perlu membawa contoh benda 
aslinya yang akan dibuat. Hal seperti ini dapat terjadi mengingat gambar dalam teknik 
dipakai sebagai sarana untuk mengemukakan gagasan tentang konstruksi pekerjaan jadi. 
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa gambar berfungsi sebagai bahasa 
di industri permesinan.

Untuk dapat melakukan fungsinya sebagai bahasa di industri, maka gambar teknik mesin 
harus menjadi alat komunikasi utama di antara orang­orang di dalam membuat desain dan 
komponen industri, bangunan dan peralatan konstruksi, dan pelaksana proyek penghasil 
permesinan dengan manajemen atau staf ahli permesinan.

Agar dapat melakukan fungsinya sebagai bahasa teknik, maka perlu penguasaan didalam:

Penggunaan peralatan gambar 

Membuat gambar sendiri 

Memahami atau membaca gambar yang dibuat oleh orang lain 

Dari tujuan­tujuan tersebut, maka kemampuan dalam gambar teknik mesin dapat dilihat 
dari bagaimana is memahami atau membaca gambar yang dibuat oleh orang lain

1
dan bagaimana kinerjanya dalam membuat gambar agar dapat dipahami oleh orang lain, 
sedangkan kemampuan penggunaan peralatan gambar sudah termasuk dalam kemampuan 
membuat gambar, sebab bagaimanapun hasil gambar yang standar pasti diperoleh dari 
seseorang yang sudah mempunyai keterampilan dalam penggunaan peralatan gambar.

Gambar teknik mesin harus cukup memberikan informasi untuk meneruskan maksud apa 
yang diinginkan oleh perencana kepada pelaksana, demikian juga pelaksana harus mampu 
mengimajinasikan apa yang terdapat dalam gambar kerja untuk dibuat menjadi benda kerja
yang sebenarnya sesuai dengan keinginan perencana atau pemesan. Untuk itu standar­
standar, sebagai tata bahasa teknik, diperlukan untuk menyediakan "ketentuan­ketelatuan 
yang cukup". Dengan adanya standar­standar yang telah baku ini akan lebih memudahkan 
suatu pekerjaan untuk dikerjakan di industri pada daerah atau negara lain yang kemudian 
hasil akhirnva akan dirakit pada industri di daerah atau negara yang berbeda hanya dengan 
menggunakan gambar kerja.

Agar dapat menggunakan standar­standar gambar yang ada sebagai bahasa, maka gambar 
teknik yang dibuat harus dapat memberikan pandangan pada bidang yang cukup dan 
aturan­aturan yang benar, sehingga menunjukkan gambar yang lebih jelas. Selain itu untuk 
dapat menggunakan gambar sebagai bahasa, orang perlu mempunyai kemampuan: 
memahami gambar teknik membuat sketsa­sketsa yang digambar secara bebas atau 
diagram­diagram detail, penguasaan seluruh lingkup teknik menggambar yang khas bagi 
gambar kerja dalam lapangan kejuruan yang relevan, dan membuat gambar rancangan 
(design) lengkap.

Gambar Teknik secara harfiah berasal dari kata Gambar (Suatu alat “komunikasi visual“)


dan Teknik atau Metode (cara kerja bersistem, atau cara sistematis dalam mengerjakan 
sesuatu). Jadi Gambar Teknik adalah metode komunikasi secara visual dalam 
menyampaikan informasi hasil rancangan suatu produk secara :

Komunikatif ( mudah dimengerti ) 

Normatif ( sesuai aturan ) 

Akurat ( presisi­tepat teknisnya) 

Terukur ( memiliki skala ) 
Efektif ( tepat guna ) 

Sebagai bahasa, gambar harus mempunyai aturan­ aturan yang obyektif yang dapat 
dipahami oleh orang­orang yang ahli. Aturan­aturan gambar ini dibuat secara internasional 
yang disebut dengan standart ISO.

2
Kegiatan Perancangan Gambar   Penyampain Informasi
Proses Pembuatan

Gambar 1. Ilustrasi Proses Gambar Teknik

1.1.2. Fungsi Gambar Teknik

Dalam dunia teknik gambar memiliki beberapa fungsi antara lain:
1.
Menyampaikan Informasi

Saat ini antara perancang dan pembuat tidak lagi merupakan satu orang yang sama, tetapi 
menjadi dua pihak yang berbeda, sehingga antara keduanya perlu alat informasi, disini 
peranan gambar tekniks sebagai penyampai informasi.
Sebagai Pengawetan, Penyimpanan dan Penggunaan Keterangan 

Fungsi gambar dimana gambar sebagai data terhadap produk yang telah dihasilkan/dibuat. 
Penyimpaan gambar tersebut beragam, mulai dari hasil print out yang disimpan dengan 
baik maupun terhadap media komputer yaitu berupa media penyimpan dalam memori. 
Bagaimanapun gambar yang disimpan tersebut digunakan lagi sebagai bahan 
penyempurnaan terhadap produk tersebut ataup sebagai bahan pengembangan untuk 
kedepan sebagai acuan terhadap model barunya nanti.

Menuangkan Gagasan untuk Pengembangan 

Gagasan seorang perancang untuk membuat benda­benda teknik mula­mula berupa 

konsep dalam pikirannya. Konsep abstrak itu kemudian dituangkan dalam bentuk gambar.

Cara­cara Pemikiran dalam Penyiapan Informasi 

Cara­cara penyampaian merupakan rencana sebagai kemampuan untuk menggabungkan 
ide­ide, prinsip ilmu pengetahuan, sumber daya dan sering kali produk yang ada menjadi 
pemecahan untuk suatu permasalahan. Kemampuan memecahkan permasalahan dalam 
pembuatan rencana adalah hasil dari pendekatan yang terorganisir dan teratur kepada 
permasalahan dikenal sebagai proses pembuatan rencana.

Penyiapan informasi tersebut mengikuti beberapa tahap :

Pengenalan permasalahan 

Konsep­konsep dan ide­ide 

3
Pemecahan yang disetujui bersama 

Model atau prototype 

Produksi atau gambar­gambar kerja 

1.1.3. Sifat Sifat Gambar

Adapun  yang  dapat  digolongkan  sebagai  sifat­sifat  gambar  dan  tujuan­tujuan

gambar antara lain:

Internasionalisasi gambar 

Artinya  peraturan­peraturan  yang  ada  dalam  gambar  teknik  dimulai  dengan 

persetujuan bersama dan kemudian dibuatkan suatu standar perusahaan.

Mempopulerkan Gambar 

Mempopulerkan gambar berarti bahwa gambar perlu diketahui kejelasan, peraturan­
peraturan dan standarnya. Hal ini dikarenakan golongan yang harus membaca dan 
mempergunakan gambar meningkat jumlahnya.

Perumusan Gambar 

Bidang­bidang industri yang bermacam­macam misalnya permesinan, struktur, perkapalan,
perumahan atau arsitektur dan teknik sipil, semuanya menggunakan gambar sebagai 
bahasa teknik. Akan tetapi dari beberapa bidang tersebut, terdapat hubungan yang erat 
sebab masing­ masing bidang tidak mungkin dapat menyelesaikan suatu proyek tanpa 
menggunakan bidang lain. Untuk itu masing­masing bidang mencoba untuk 
mempersatukan dan mengidentifisir standar­standar gambar.

Sistematika Gambar 

Isi gambar sangat mementingkan susunan dan konsolidasi sistem standar gambar. 

Penyederhanaan Gambar 

Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya untuk 
mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu 
penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga dalam 
menggambar.

Modernisasi Gambar 

Dengan kemajuan teknologi, standar gambar telah dipaksa untuk mengikutinya. Misalnya 
saja menggambar menggunakan komputer.

1.1.4. Standarisasi Gambar

Pengertian standarisasi gambar adalah aturan­aturan yang disepakati bersama antar orang­
orang, antar organisasi perusahaan. Untuk lingkup negara disebut Standar Nasional

4
dan untuk lingkup antar negara disebut Standard Internasional. Fungsi standarisasi 
gambar :

Memberikan kepastian 

Menyeragamkan penafsiran 

Memudahkan komunikasi teknik 

Memudahkan kerja sama antar perusahaan 

Memperlancar produksi dan pemasaran 

Macam­macam standarisasi tiap­tiap negara cenderung untuk membuat standard sendiri :

JIS (Japanese Industrial Standard), Jepang 

NNI ( Nederland Normalisatie Institut), Belanda 

DIN ( Deutsche Industrie Normen), Jerman 

ANSI ( American National Standard Institute ), Amerika 

SNI ( Standar Nasional Indonesia ), Indonesia 

Secara internasional adalah Standard ISO (International Standarization for Organization)
Meskipun perkembangan teknologi komputer berkembang pesat, sehingga penggambaran 
yang dilakukan dalam teknik mesin saat sekarang sudah tidak menggunakan pensil, pena 
gambar (rapido), jangka dan sebagainya, melainkan menggunakan aplikasi program 
gambar seperti penggunaan AutoCad, Solid Work, Pro Engineering, Catia, Inventor dan 
program­program yang lain, namun aturan yang digunakan dalam penggunaan program­
program tersebut tetap harus mengacu pada aturan gambar teknik mesin. Jadi dalam 
penggunaan garis, huruf, proyeksi dan sebagainya tetap berdasarkan aturan gambar teknik 
mesin.

1.2. Alat­alat Gambar dan Penggunaannya

1.2.1. Alat­alat Gambar

Untuk mendapatkan gambar teknik yang baik, tidak hanya menguasai teknik menggambar 
yang baik tetapi juga perlu didukung dengan alat­alat gambar yang tepat penggunaannya.

1.2.1.1. Papan Gambar dan Meja Gambar

Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja 
tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras misalnya kayu pinus. Sambungan 
papannya rapat, tidak berongga, bila permukaannya diraba, tidak terasa ada

5
sambungan atau tonjolan. Meja gambar sebaiknya dibuat miring den gan bagian sebelah 
atas lebih tinggi supaya tidak melelahkan waktu menggambar. Meja gambar yang dapat 
diatur kemiringannya seca ra manual atau hidrolik. Manual pergerakan kemiringan dan 
naik turunnya dengan sist em mekanik, sedangkan meja gambar hidrolik kemiringan dan 
naik turunnya meja gamba r menggunakan sistem hidrolik.

Gambar 2. Gambar meja

Ukuran  papan  ga mbar  didasarkan  atas  ukuran  kertas  gam bar, sesuai dengan

standar yang telah ditentuk an. Tetapi dapat juga disesuaikan dengan ke butuhan, umumnya
ukuran papan gambar:

(a)  Lebar :  90 cm
(b)  Panjang : 100 cm

(c)  Tebal :   3 cm

1.2.1.2. Kertas Gambar

Sesuai dengan tuju an gambar, bermacam­macam kertas gamb ar dipakai, seperti misalnya 
kertas gambar putih, kertas kalkir dsb. Untuk gambar tata letak (perencanaan awal), 
biasanya dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar dan 
menggunakan pensil. Sedang untuk gambar kerja yang biasanya dibutuhkan lebih dari satu 
(untuk diperbanyak un tuk disebarkan ke bengkel, arsip dsb) biasa nya dipakai kertas 
kalkir. Sebab gambar dia tas kertas kalkir ini dapat diperbanyak de ngar cara cetak biru 
(blue print) atau dengan copy biasa. Jadi gambar yang dipakai diben gkel adalah gambar 
cetak birunya, sedang gam bar asli (kalkir) disimpan sebagai arsip. Untuk gambar diatas 
kalkir ini biasanya diguna kan tinta untuk mendapatkan hasil cetak birru (foto copy) yang 
baik.

Berdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar yang dapat digunakan untuk menggambar 
teknik antara lain:

6
Kertas padalarang 

Kertas manila 

Kertas strimin 

Kertas roti 

Kertas kalkir 

Ukuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standar. Ukuran pokok kertas gambar 
adalah A0. Untuk mengetahui ukuran gambar kertas gambar dapat dilihat pada tabel 1.

Standar
Lebar
Panjang
Tepi kiri
Tepi lain
Posisi

Gambar
A0
841
1189
20
10
Mendatar

A 1
594
841
20
10
Mendatar
A2
420
594
20
10
Mendatar

A3
297
420
20
10
Mendatar
A4
210
297
20
5
Tegak
A5
148
210
20
5
Tegak

A6
105
148
20
5
Tegak

Tabel 1. Kertas gambar berdasarkan ukuran
Gambar 3. Pembagian Ukuran Kertas Gambar

7
Dalam penggunaan kertas gambar untuk membuat gambar kerja tidak bisa dilakukan 
secara sembaran gan, harus dibuat sesuai dengan aturan yan g telah ditetapkan, untuk 
ukuran kertas gambar A3, A2, Al, dan A0, kedudukan kertasn ya adalah mendatar (lebar 
pada arah tegak, dan panjang pada arah datar) seperti terlihat pad a gambar 4.

Gambar 4. K edudukan kertas untuk ukuran A3 dan di atasnya

Sedangkan untuk uk uran kertas A4, A5, dan A6 kedudukan ker tasnya adalah tegak (lebar 
pada arah datar, dan panjang pada arah tegak) seperti terlihat pad a gambar 5.
Gambar 5. Ke dudukan kertas untuk ukuran A4 dan di bawahnya

Ada kalanya karena sesuatu hal, pada penggambaran teknik, t idak bisa digambar sesuai 
dengan ukuran yan g sebenarnya, karena misalnya benda yang digambar terlalu kecil, 
sehingga bila diga mbar sesuai dengan kenyataan yang seben arnya tukang yang 
mengerjakan tidak bisa , m elihat dengan jelas, dikhawatirkan rusak, ata u sebaliknya 
benda yang digambar terlalu be sar, sehingga akan terlalu banyak memakan kertas dan 
tidak efisien. Maka tukang gam bar dapat memperbesar atau memperkecil gambar yang 
akan dibuat dengan menggunaka n skala.

Besar kecilnya skal a mempengaruhi efisiensi kerja dan faktor ekonomis. Semakin besar 
skala akan rnenyeb abkan kertas untuk menggambar menjadi banyak, sehingga diperlukan 
biaya yang lebih mahal untuk membeli kertas, tinta, dan pengkopiannya,

8
sebaliknya bila skala terlalu kecil dikhawatirkan tidak efisien kerja dan lama dalam 
penggambaran dan pengerjaan nantinya.

Ada tiga macam skala gambar (X adalah faktor pengali), yaitu:

Skala Penuh 

Digunakan apabila gambar dibuat dengan ukuran yang sama dengan benda sebenarnya. 
Penulisan skala penuh adalah dengan ditulis 1 : 1.

Skala Pembesaran 

Digunakan bila gambarnya dibuat lebih besar dari benda sebenarnya.  Penulisan 

skala pembesaran ditulis X : 1.

Skala Pengecilan 

Digunakan bila gambarnya dibuat lebih kecil dari ukuran benda yang sebenarnya.

Penulisan skala pengecilan ditulis 1 : X.

Adapun  skala  untuk  pengecilan  dan  pembesaran  yang  dinormalisasikan,  artinya

telah diakui secara internasional untuk gambar teknik mesin adalah sebagai berikut:

(a) Untuk pengecilan
1:2
1:5
1:10
1:20
1:50
1:100
1 : 200
1 : 500
1:1000
(b) Untuk pembesaran

2 : 1
5 : 1
10 : 1

1.2.1.3. Pensil Gambar

Pensil adalah alat gambar yang paling banyak dipakai untuk latihan mengambar atau 
menggambar gambar teknik dasar. Pensil gambar terdiri dari batang pensil dan isi pensil.

1.2.1.3.1. Pensil Gambar Berdasarkan Bentuk

Pensil Batang 

Pada pensil ini, antara isi dan batangnya menyatu. Untuk menggunakan  pensil  ini 

harus diraut terlebih dahulu. Habisnya isi pensil bersamaan dengan habisnya batang pensil. 
Gambar pensil batang dapat dilihat pada pada gambar 6.

Gambar 6. Pensil batang
9
2.
Pensil Mekanik

Pensil  mekanik,  antara  batang  dan
isi  pensil  terpisah.  Jika Isi
pensil
habis
dapat  diisi  ulang.  Batang  pensil  tetap
tidak  bisa habis.  Pensil
mekanik
memiliki
ukuran berdasarkan  diameter mata pensil,
misalnya  0.3  mm,  0.5
mm
dan
1.0
mm.

Gambar  pensil mekanik dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Pensil mekanik

1.2.1.3.1. Pensil Gambar Berdasarkan Kekerasan
Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing­masing dibagi lagi dalam tingkat 
kekerasan. Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan lunak (B). Golongan keras 
dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B sampai
dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih belum di standarkan 
sepenuhnya, karena itu dianjurkan untuk menggunakan satu merk pensil saja agar lebih 
tepat derajat kekerasannya.

Keras
Sedang
Lunak
4H
3H
2B
5H
2H
3B
6H
H
4B
7H
F
5B
8H
HB
6B
9H
B
7B

Tabel 2. Standar Kekerasan Pensil

1.2.1.4. Jangka

Jangka digunakan untuk membuat lingkaran, membagi garis atau sudut dan sebagainya. 
Jangka yang baik memiliki bagian­bagian yang dapat diatur atau setting sesuai dengan 
keperluan penggambaran dan juga dengan jarum penusuk yang kecil dan runcing.
Gambar 8. Bagian­bagian Jangka

10
1.2.1.5. Mistar

Mistar ada dua yaitu Mistar Ukur dan Mistar Skala

Mistar ukur mempunyai garis pembagi dalam mm dan inchi, dibuat dari bahan yang tidak 
mudah rusak. Untuk memindahkan ukuran dengan baik dan tepat, ukuran pada mistar ukur 
harus sedekat mungkin dengan permukaan kertas.

Jika menggambar benda menjadi lebih besar atau lebih kecil dari benda sesungguhnya, 
maka ukurannya diskala. Agar setiap kali mengukur tidak perlu menghitung (mengalikan 
atau membagi), maka cukup dengan mengunakan mistar skala. Ada mistar skala yang 
mempunyai penampang segitiga dan tiap ujung segitiga ada 2 skala, sehingga total 
keseluruhannya ada 6 skala pada satu mistar skala .
Gambar 9. Mistar Skala

1.2.1.6. Penggaris

Untuk menggambar diperlukan bermacam­macam penggaris, antara lain penggaris T, 
segitiga, mal lengkungan, mal/sablon bentuk.

Penggaris Segitiga 

Terdiri dari segitiga siku sama kaki dan sebuah segitiga siku 60° dan diginakan untuk 
membuat garis­garis sejajar, sudut­sudut istimewa dan garis yang saling tegak lurus.

Gambar 10. Penggaris Segitiga dan T

11
Penggaris T 

Terdiri dari sebuah kepala dan sebuah daun. 

Mal Lengkungan 

Dipakai untuk membuat garis­garis lengkung yang tidak dapat dibuat menggunakan 

jangka.

Gambar 11. Mal Lengkungan

Mal Bentuk 

Untuk membuat gambar secara cepat dipergunakan mal­mal bentuk. Mal bentuk memiliki 
bentuk bermacam­macam, seperti misalnya untuk menggambar lambang­lambang dalam 
bidang elektronik, gambar mur, dan lain sebagainya.
Gambar 12. Mal Bentuk

1.2.1.7. Busur Derajat

Busur derajat, terbuat dari logam (aluminium) atau plastik, mempunyai garis pembagi dari 
0°­180°. Berfungsi untuk mengukur sudut atau membagi sudut.
Gambar 13. Busur Derajat

12
1.2.1.8. Penghapus dan Pelindung Penghapus

Penghapus terbuat dari karet atau plastik dan digunakan untuk membuang atau menghapus 
garis yang salah. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan garis­garis yang tidak 
diinginkan dan tidak merusak kertasnya.

Pelindung penghapus ini dipakai bila kita ingin menghilangkan garis salah, dimana garis 
ini berdekatan dengan garis­garis lain yang diperlukan. Dengan alat ini garis­garis yang 
perlu dapat terlindung dari penghapusan.

Gambar 14. Pelndung Penghapus

1.2.1.9. Pita Gambar dan Selotip
Pita gambar/ selotip dipakai untuk menempelkan kertas gambar di atas papan gambar. Pita 
gambar mempunyai daya lekat yang cukup untuk menempelkan kertas gambar dan tidak 
merusak kertas pada saat dilepas.

1.2.1.10. Alas Gambar

Alas kertas gambar digunakan untuk menghindari adanya bekas­bekas garis dan tusukan 
jarum dari jangka. Alas kertas gambar terbuat dari plastik lunak, karet magnetik, atau pita 
tipis dari baja tahan karat.

1.2.1.10. Mesin Gambar

Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat­alat gambar lainnya seperti 
busur derajat, penggaris T, segitiga dan ukuran.

Gambar 15. Mesin Gambar

13
1.2.2. Cara Menggunakan Alat Gambar

Dalam proses penggambaran dan ketersediaan alat, terdapat beberapa hal penting yaitu 
cara kita menggunakan alat­alat gambar tersebut.

1.2.2.1. Menempatkan Kertas Gambar

Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menempatkan kertas gambar 
adalah sebagai berikut.

1. Kertas putih diletakkan dengan permukaan yang halus menghadap ke atas.

Ukuran kertas disesuaikan dengan benda yang akan digambar. 

Kertas gambar yang diletakkan di meja gambar disesuaikan dengan jenis mejayang 
digunakan. 

Kertas gambar diletakkan dekat pada sisi , penempatan Kertas Gambar kiri dan sisi bawah 
papan gambar (tidak berlaku bila memakai mesin gambar). 

Usahakan agar tepi kertas gambar sejajar dengan penggaris. 

6. Kertas gambar diletakkan  pada papan  gambar dengan bantuan paku payung atau

pita perekat.

Usahakan agar kertas gambar betul­betul rata di atas papan gambar 
Gambar 16. Penempatan Kertas Gambar

1.2.2.2. Memindahkan Ukuran

Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara memindahkan ukuran adalah 
sebagai berikut.

1. Mistar diletakkan sejajar mungkin pada garis di mana akan diletakkan ukuran yang 
dikehendaki.

14
2. Dengan menggunakan pensil yang ujungnya tajam,  buatlah  goresan  kecil  tepat

di hadapan  tanda  bagi  yang  diinginkan  dan tegak lurus.

Jika diinginkan ketelitian yang lebih tinggi, tanda dapat dibuat dengan tusukan jarum atau 
dengan sebuah kaki dari jangka pembagi. 

Jangan sekali­kali memindahkan ukuran langsung dari mistar ukur dengan jangka pembagi
karena akan merusak mistar ukurnya. 

Gambar 17. Cara Memindahkan Ukuran

1.2.2.3. Menggambar Garis Lurus

Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menggambar garis lurus adalah 
sebagai berikut.

Garis lurus mendatar (horizontal) ditarik dari kiri ke kanan. 

Garis lurus vertikal ditarik dari bawah ke atas. 
Garis sembarang ditarik dari kiri ke kanan. 

Garis lurus dapat ditarik/ digambar dengan menggunakan penggaris T atau menggunakan 
segitiga. 

Tidak hanya garis mendatar dan tegak lurus saja, tetapi dapat juga digambar garis miring 
sembarang. 

Garis­garis sejajar miring dapat digambar dengan menggunakan sepasang segitiga. 

Pekerjaan­pekerjaan  di  atas  dapat dipermudah oleh mesin gambar. 

Gambar 18. Menggambar Garis Lurus
15
Gambar 19. Penggunaan Segita

1.2.2.4. Menggambar Lingkaran

Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menggambar lingkaran adalah 
sebagai berikut.

Lingkaran­lingkaran kecil digambar sekaligus (satu tahap) dengan menggunakan jangka 
kecil. 

Lingkaran­lingkaran besar digambar dalam dua tahap. 

3
Pada saat menggunakan jangka, kedua kaki jangka berdiri tegak lurus pada kertas
gambar.

4.
Tekanlah   jangka
dengan
tekanan
konstan   untuk menghasilkan tebal garis
yang sama.
5.
Gunakanlah  mal
lingkaran
untuk
menggambar lingkaran  kecil. Penggunaan

mal  lingkaran selain mempermudah juga mempercepat waktu menggambar.

Garis­garis lengkung digambar menggunakan mal lengkung. 

Bagian mal lengkung luar maupun dalam dapat dipergunakan. 

Sebuah garis lengkung tidak dapat diselesaikan dengan satu tarikan. 

16
Bagilah garis lengkung tersebut dalam bagian­bagian yang cocok dengan mal lengkung. 

Bagian­bagian tersebut satu dengan yang lain harus menyambung, sehingga diperoleh 
garis lengkung yang licin (smooth). 

Gambar 20 . Arah Penggambaran Lingkaran
Gambar 21 . Cara Menggambar Lingkaran

Gambar 22 . Cara Menggambar Lingkaran Besar dengan Jangka dan Batang Penyambung
17
Gambar 23 . Sablon Lingkaran. Tanda­ tanda Harus Berimpit dengan Garis Sumbu
Gambar 24 . Penggunaan Mal Lenkung

1.3. Garis, Angka dan Huruf dalam Gambar

Dalam gambar dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing­masing memiliki arti dan 
penggunaannya sendiri. Penggunaan garis harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. 
Selain garis, dalam gambar juga dipergunakan angka, huruf atau lambang­lambang untuk 
memberi ukuran­ukuran, catatan­catatan, judul dsb. Penggunaan tersebut juga harus 
mengacu pada ketentuan tertentu.

1.3.1. Garis

1.3.1.1. Jenis­jenis Garis

Ada empat jenis garis yang dipakai dalam gambar mesin, seperti sebagai berikut:
1.
Garis nyata
garis kontinu.
2.
Garis gores
garis  pendek­pendek  dengan

jarak antara.

3.
Garis bergores
garis
gores
panjang
dengan

gores pendek/titik di antaranya.
4.
Garis bergores ganda
garis
dengan
gores
panjang

dengan dua gores/titik pendek

diantaranya.

18
Jenis garis menurut tebalnya ada dua macam, yaitu garis tebal dan garis tipis. Kedua jenis 
garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,5. Tebal garis dipilih berdasarkan besar kecilnya 
gambar. Ketebalan garis dipilih dari deretan berikut:

0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4 dan 2 mm

Pada mumumnya garis tipis dipakai 0,25 atau 0,35 mm. Sementara garis tebal adalah 0,5 
atau 0,7 mm.

a : Tebal garis

b : Jarak antara garis dianjurkan nilai min = 3a c : Ruang antara garis min 0,7 mm

Gambar 25. Jarak Antar Garis

1.3.1.2. Penggunaan Garis

Dalam gambar mesin digunakan beberapa garis dengan bentuk sesuai dengan 
penggunaannya. Macam­macam garis beserta penggunaannya sebagai berikut:
19
Tabel 3. Macam­macam Garis dan Penggunaannya
Gambar 26. Penggunaan Maca­macam Jenis Garis

20
1.3.1.3. Garis­garis yang Berhimpit

Jika dua   buah   garis   atau   lebih   yang   berbeda   jenisnya   berimpit,   maka

penyambungannya harus dilaksanakan sesuai urutan prioritas berikut:

Garis gambar (garis tebal kontinu, Jenis A). 

Garis tidak tampak (garis gores tipis, Jenis E). 

Garis potong (garis gores yang dipertebal pada ujungnya pada tempat­tempat perubahan 
arah, Jenis H). 

Garis­garis sumbu (garis gores, Jenis C). 

Garis bantu, garis ukur, dan garis arsir (garis tipis kontinu, Jenis B). 

1.3.2. Angka dan Huruf 

1.3.2.1. Bentuk Angka dan Huruf

Huruf dan angka dipergunakan untuk memperjelas maksud informasi yang disajikan 
gambar. Penggunaan huruf dan angka dalam gambar biasanya untuk menunjukkan 
besarnya, ukuran, keterangan bagian gambar dan catatan kolom etiket gambar. Untuk itu 
semua ukuran, keterangan dan catatan hendaknya ditulis tangan dengan gaya yang terang, 
dapat dibaca dan dapat dibuat dengan cepat.
Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan dalam penulisan huruf dan angka pada gambar 
teknik agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu:

Jelas 

Seragam 

Dapat dibuat microfilm atau direproduksi 

Oleh karena itu angka dan huruf harus digambar dengan cermat dan jelas, hal ini 
dimaksudkan agar tidak menimbulkan salah baca dari pembaca gambar yang lain.

Penulisan huruf dan angka juga dapat memakai sablon atau mal. Berikut contoh bentuk 
huruf dan angka.

Gambar 27. Bentuk Huruf­huruf JIS

21
1.3.2.2. Ukuran Angka dan Huruf

Ukuran huruf dan angka dalam menggambar teknik harus mempunyai karateristik: mudah 
dibaca dan tingginya tidak kurang dari 2,5 mm. Maksud dari tinggi huruf dan angka tidak 
boleh terlalu kecil, sebab akan menyebabkan sukar dibaca di dalam ruangan.

Selain tidak boleh terlalu kecil, huruf yang digunakan dalam gambar teknik mesin juga 
perbandingan tinggi, tebal, jarak diantara huruf dan angka serta kata yang ada harus 
proportional. Tabel 4 rnemperlihatkan keterangan tinggi huruf/angka besar (h), tinggi huruf
kecil (c), jarak huruf (a), jarak garis (b), jarak kata (e), dan tebal huruf (d).

Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf yang 
dipakai adalah sebagai berikut:

2,5; 3,5; 5; 7; 10; 14 dan 20 mm
Tabel 4. Perbandingan Huruf yang Dianjurkan

22
Bentuk huruf dan angka yang dipergunakan dalam gambar teknik sudah standar, ada yang 
tegak dan juga ada y ang miring (15°). Adapun bentuk dari huruf dan angka adalah seperti 
terlihat pada Gambar 28 untuk huruf dan angka tegak, sedangkan untuk huruf dan angka 
miring adalah seperti terlihat pada gambar 29.
Gambar 28. Bentuk Huruf dan Angka Tega k
G ambar 29. Bentuk Huruf dan Angka Miring

23
1.4. Etiket Gambar

Untuk  menjelaskan  apa  yang  digambar,  di  dalam  gambar  te knik  dibuat  etiket

gambar yang letaknya dissebelah bawah atau bawah bagian kanan. Bentuk dari etiket 
gambar ini bermacam­mac am, namun bentuk yang umum digunakan adalah model vsm 
(verein schweizerischer m aschinen = sekolah teknik mesin) dan m odel penunjukkan 
proyeksi.

Bentuk standar etiket gambar model vsm (sekolah teknik) ad alah seperti terlihat pada 
Gambar 30. Ukuran dan tebal garis serta bentuk tulisan dari etiket ini seperti terlihat pada 
Gambar 30 tersebut. Untuk gambar lengkap yang berupa susunan , etiket model vsm 
seperti terlihat pada Gam bar 31. Pada etiket model vsm susunan ini selain keterangan 
seperti pada etiket stand ar juga ditambahi keterangan­keterangan yang berhubungan

dengan  bagian­bagian  (detailnya).  Bentuk
etiket  yarig  lain  adalah  model  penunjukkan
proyeksi  seperti  terlihat  p ada  Gambar  32.
Ukuran  dan  garis­garisn ya  serta  tulisannya
seperti terlihat pada gambar tersebut.

3­3­2013 Deny P.
TSM SMK NUSMA

Gambar 30. Etiket Gambar Standar Model VSM (Sekolah Teknik)

3­3­2013  Deny P.

TSM  SMK NUSMA

Gambar 31. Eti ket Gambar Susunan Model VSM (Sekolah T eknik)
Deny Priyanto

3­3­2013

TSM SMK NUS MA

Gambar 32. E tiket Gambar Standar Model Penunjukan Pr oyeksi
25
BAB II

MENGGAMBAR TEKNIK

Tujuan

Setelah mempelajari bab pertama ini, diharapkan anda bisa:

Memahami fungsi gambar kontruksi geometris. 

Menggambar macam­macam kontruksi geometris. 

Memahami macam­macam proyeksi. 

Menggambar bentuk proyeksi. 

Mengetahui aturan­aturan dasar untuk penyajian gambar kerja. 

Memahami penggunaan potongan dan toleransi. 

Kontruksi Geometris 

Dalam menggambar teknik, desainer sering menggunakan kontruksi geometris untuk 
membantu dalam menyelesaikannya. Kontruksi geometris yang sering digunakan seperti 
garis, sudut, lingkaran, busur, segi banyak dan lain lain.
Penggunaan kontruksi geometris dalam gambar teknik dengan maksud agar hasil gambar 
yang didapat lebih baik. Pembuatan elips yang dibuat dengan bantuan lingkaran hasilnya 
akan lebih akurat dan pantas dari pada yang dibuat dengan perkiraan aja. Untuk itulah 
desainer harus menguasai cara pembuatan kontruksi geometris ini.

Membuat Garis Tegak Pada Garis Lurus 

Buat garis lurus AB. 

Dari titik C buat busur DE. 

Dari titik D lingkarkan jari­jari sembarang ke atas. 

Dari titik E lingkarkan jari­jari sembarang ke atas sehingga memotong di titik F. 

Hubungkan titik F dan C. Jadi garis FC tegak lurus dengan AB. 

B
D E
Gambar 1. Garis Tegak Pada Garis Lurus

26
2.1.2. Membagi Ga ris 2 Bagian

a. Buat dua busur lingkara n dengan A dan B sebagai pusat, jari­jari  R sembarang.

Kedua busur saling berpo tongan di a dan b. 

Tarik garis ab yang mem otong AB di C. 

Maka AC = CB. 

Gambar 2. Membagi Garis 2 Bagian
Membagi Ga ris Sama Panjang a. Tarik garis sembarang dari A ke B. 

b. Ukuran pada garis a­h bagian yang sama panjang dengan memakai jangka Aa = ab = bc 
= cd = de = ef = fg= gh.

Hubungkan titik h denga n B 

Tariklah dari titik­titik : g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan garis hB garis­garis ini akan 
memotong AB di titik­ titik yang membaginya dalam 8 bagian yang sama panjang. 

Gambar 3. Membagi Garis Sama Panjang

Memindahk an Sudut 

Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari­jari sembarang R yang 
memotong kaki­kaki sudut AB dan AC di n dan m. 

Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari­jari R1 (R=R1) yang memotong kaki sudut 
A1 C1 di m1. 
Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari­jari r = nm. 

27
d. Buat pula busur lingkar an dengan jari­jari r1 = r dari titik di m1 b usur ini memotong 
busur yang pertama ( jari­jari R1) di titik n.

e. Tarik garis A1 n1 yang m erupakan kaki sudut A1 B1. Maka sudut B1  A1 C1 = sudut BAC

Gambar 4. Memindahkan Sudut

Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besar 

a. Lingkaran sebuah busur l ingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari­jari 
sembarang R yang memotong kaki sudut AB dan AC dititik­titik P dan O. 

b. Buat dengan P dan O sebagai pusat busur lingkaran dengan jari­j ari sebarang R2 dan R3
(R2 = R3) yang sama be sar. Kedua busur lingkaran tersebut berpoton gan di T

c. Tarik garis AT maka sud ut BAT = sudut TAC.
Gambar 5. Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besa r

Membagi Sudut Siku­siku Menjadi Tiga Sama Besar 

Lingkaran sebuah busur l ingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari­jari sembarang 
R:busur, lingkaran ini memotong kaki sudut AB di P dan kaki sudut AC di O. 

Buat dengan jari­jari R dan busur lingkaran dengan titik pusat P dan O kedua busur 
lingkaran ini memotong bussur yang pertama di titik­titik R dan S. 

Tarik garis AR dan AS, maka sudut BAR = sudut RAS = sudut SAC. 
28
Gambar 6. Membagi Sudut Siku­siku Menjadi Tiga Sama Besar

2.1.7. Menggambar Segitiga

Untuk dapat menggambar segitiga maka minimal harus ditentukan 3 buah untuk agar 
segitiga dapat dibuat sesu ai yang dikehendaki. Adapun unsur unsur yang dapat dipakai 
sebagai pedomana dalam menggambar segitiga bila ditentukan:

Sisi sudut sisi 

a. Buat  garis AB, dengan  mengukur garis pengukuran 1 dengan jangka.
b. Pindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan 2, 3, 4 terus 5 pada titik A. 
c. Ukurkan panjang garis u kuran 6 ke garis sudut yang telah dibentuk pada titik C.

d. Segitiga ABC sudah tergambar.

Gam bar 7. Menggambar Segitiga Sisi Sudut Sisi
29
Sudut sisi sudut 

a. Buat  garis AB, dengan mengukur garis pengukuran 1 dengan jangk a.

Pindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan 2, 3 pada titik A dan urutan 4,
5 pada titik B. 

Pertemuan garis pembentuk kedua sudut memotong titik C. 

Segitiga ABC sudah tergambar. 
Gambar 8. Menggambar Segitiga Sudut Sisi Sudut

Sisi sisi sisi 

Segitiga ini merupakan s egitiga sama sisi karena ketiga sisinya sama paanjang. 

Tentukan atau ukur salah satu sisinya misalnya Ab. 

Ukurlah urutan 1 dari titi k A sepanjang garis AB. 

Kemudian ukurkan kemb ali urutan 2 dari titik B sepanjang AB. 

Segitiga ABC sama kaki tergambar. 
Gam bar 9. Menggambar Segitiga Sisi Sisi Sisi

30
Menggambar Bujur Sangkar 

Tentukan lingkaran deng an titik pusat M. 

Tarik garis tengahnya me motong titik A dan B. 

Lingkarkan jari­jari dari titik A dan B sama panjang. 

Hubungkan perpotongan lingkaran dari titik A dan B, sehingga memotong lingkaran yang 
ditentukan pada titik C dan D. 

Titik A, B, C dan D dihu bungkan membentuk segi empat beraturan atau bujur sangkar. 
G ambar 10. Menggambar Bujur Sangkar

Menggambar Lingkaran 

Tentukan panjang jari­jari lingkaran. 

Buat garis AB sesuai de ngan jari­jari lingkaran yang ditentukan. 

Buat lingkaran dari titik A sepanjang AB dengan jangka, maka ling karan sudah dibuat 
denganjari­jari AB. 
Gambar 11. Menggambar Lingkaran

31
2.1.10. Membagi K eliling Lingkaran Sama Besar

Untuk membagi keliling lingkaran sama saja dengan membagi busur lingkarannya. Untuk 
menentukan panjang lingkaran sama besar kita gunakan rumus yaitu 360 º : jumlah 
pembagian keliling yang diinginkan. Contoh kita menginginkan 8 bagian dari busur 
lingkaran, maka 360 º : 8 = 45 º. Berati kita harus membuat sudut lua r sebesar 45 º atau 
membagi lingkaran menjad i 8 bagian atau dapat dikatakan membuat segi 8 beraturan 
terlebih dahulu. Ingat buatlah sud ut yang dapat dibuat dengan bantuan jang ka. Contoh 
keliling lingkaran yang dibagi menj adi delapan sama besar.

Tentukan lingkarannya p usat M. 

Tarik garis tengah lingkaran memotong titk A dan B. 

Buat busur dari titik A dan titik B sama panjang. 

d. Tarik perpotongan kedua busur hingga memotong lingkaran diditik C dan D.

Buat busur dari titik A d an C sama panjang dan juga busur dari titk B dan titik C sama 
panjang. 

Perpotongan kedua busu r dihubungkan ke titik M memotong lingka ran di titik E dan G. 

Kemudian diteruskan hingga memotong lingkaran berikut di titik F dab H. 

Keliling lingkaran sudah dibagi 8 sama besar. Yaitu AE, EC, CG, G B, BF, FD, DH dan 
HA. 
Gambar 12. Membagi Keliling Lingkaran Sama Besar

Menggambar Garis Singgung Lingkaran a. Ditentukan titik P dan lin gkaran yang berpusat 
di titik M. 

b. Tarik dari titik M ke P dan tentukan titik N ditengah­ tenga h antara garis MP. Caranya 
buat busur yang sama dari titik M dan dari titik P hingga perpotongan busur kalau ditarik 
garis akan memotong garis MP di titik N.

Buat lingkaran titik N sebagai pusat dengan jari­jari NP atau NM. 

Lingkaran tersebut memotong lingkaran pertama di titik R1 dan R2. 

32
e. Garis PR1 dan PR2 meru pakan garis singgung lingkaran.

Gambar 13. Menggambar Garis Singgung Lingkaran

Menggambar Segi Lima Beraturan 

Ditentukan lingkaran dengan pusat M. 

Tarik garis tengah melalu i titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B. 
c. Buat busur yang sama dari titik A dan titik  B, perpotongan busur t ersebut ditarik garis

memotong lingkaran di titik C dan D serta melalui titik M.

Kemudian buat busur yang sama pada titik M dan titik B, perpoto ngan busur tersebut 
ditarik garis hingga memotoong di titik E. 

Hubungkan garis dari titi k E dan titik D. 

Lingkarkan dari titk E sep anjang ED kearah MA hingga memotong di titik F. 

Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan. 

Dan seterusnya lingkarka n sisi tersebut pada keliling lingkaran akan m embentuk segi lima
beraturan. 
Gambar 14. Menggambar Segi Lima Beraturan

33
Menggambar Segi Enam Beraturan 

Ditentukan lingkaran dengan pusat M. 

Tarik garis tengah melalu i titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B. 

Buat busur yang sama dari titik A dan titik B sepanjang AM = BM memotong lingkaran. 

Hubungkan titk potong y ang terdapat pada lingkaran tersebut, sehingg a tergambarlah segi
enam beraturan. 

Gam bar 15. Menggambar Segi Enam Beraturan
Mengambar Segi Tujuh Beraturan 

Ditentukan lingkaran dengan pusat M. 

Tarik garis tengah melalu i titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B. 

c. Buat busur yang sama dari titik  B sepanjang BM memotong lingkaran dititik C dan D.

Hubungkan titk potong c dan D memotong BM dititik E, maka CE merupakan sisi dari segi
tujuh beraturan. 

Lingkarkan sisi CE pada keliling lingkaran sehingga tergambarlah segi tujuh beraturan. 
Gam bar 16. Menggambar Segi Tujuh Beraturan

34
Menggambar Segi Delapan Beraturan 

Ditentukan lingkaran denngan pusat M. 

Tarik garis tengah melal ui titk M memotong lingkaran di titik A dan t itik B. 

c. Buat busur yang sama dari titik A dan titik B dan tarisk perpotongan busur sehingga 
memotong lingkaran di titik C dan D dan melalui titik M.

Bagilah busur AD dan BD sama besar, kemudian tarik garis hingga memotong lingkaran. 

Hubungkan ke 8 titik potong pada lingkaran tersebut, sehingga tergambarlah segi delapan 
beraturan. 
Gamba r 17. Menggambar Segi Delapan  Beraturan

Menggambar Segi Sembilan Beraturan 

Buat lingkaran. 

Tarik garis tengah AB dan bagilah AB menjadi 9 bagian sama panjang. 

Tarik garis CD tegak luru s garis AB ditengah­tengah AB. 

Perpanjang garis AB dan CD berturut­turut denagn BE dan DF = 1/9 A B. 

Hubungkan DF hingga m emotong lingkaran, maka garis dari titik potong lingkaran ke titik
3 merupakan sisi segi 9 ber aturan dan ukuranlan pada keliling lingkaran. 
Gambar 18. Menggambar Segi Sembilan  Beraturan

35
Menggambar Segi Sepuluh Beraturan 

Ditentukan lingkaran dengan pusat M. 

Tarik garis tengah mela lui titk M arah mendatar sehingga memoto ng lingkaran. 

Buat garis tengah melalui titik M arah tegak sehingga memotong lingk aran. 

Buat busur yang sama dari titik M dan titik Q, perpotongan busur tersebut ditarik 
memotong garis MQ di titik L dan D. 

Lingkarkan dari titk L se panjang LD kearah MP hingga memotong di titik F. 

Garis DF merupakan sis i dari segi lima beraturan, sedangkan MF merupakan sisi segi 
sepuluh 

Dan seterusnya lingkarka n sisi tersebut pada keliling lingkaran akan m embentuk segi lima
beraturan dan juga segi sep uluh beraturan. 
Gambaar 19. Menggambar Segi Sepuluh  Beraturan

Menggambar Ellips 

Lebar ditentukan. 

Buatlah CD tegak lurus g aris AB dan buatlah lingkaran ditengah AB. 

Buatlah garis melalui CB dan DB 

Buatlah busur lingkaran jari­jari Cd = AB dari titik C dan D hingga memotong di titik E 
dan F . Seterusnya buat bu sur lingkaran dari titik B jari­jari BE = BF, maka tergambarlah 
bulat telur 
36
Gambar 20. Menggambar Elips

Menggambar Bulat Telur 

Lebar ditentukan. 

Buatlah CD tegak lurus g aris AB dan buatlah lingkaran ditengah AB. 

Buatlah garis melalui CB dan DB. 
Buatlah busur lingkaran jari­jari Cd = AB dari titik C dan D hingga memotong di titik E 
dan F . Seterusnya buat bu sur lingkaran dari titik B jari­jari BE = BF, maka tergambarlah 
bulat telur. 

Gambar 21. Menggambar Bulat Telur

Menggambar Parabola 

Buatlah garis bantu sejaja r arah tegak 10 bagian dengan jarak yang sam a. 

Buat juga garis bantu sej ajar arah mendatar 5 bagian sama panjang. 

Jarak garis mendatar lebi h lebar dari pada jarak arah tegak. 

d. Hubungkan dari titik 0 te pi ke titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tengah atau juga hubungkan garis 
dari titik 5 tengah ke titik 1, 2, 3, 4 tepi.
e. Hasil tarikan garis terseb ut akan dipotongkan dengan garis tegak yaitu 01, 51 dengan 
garis tegak A, garis 02, 52 dengaan garis tegak B, garis 03, 53 dengan garis tegak C dan 
garis 04, 54 dengan garis D serta sebagai puncaknya garis E5.

37
f. Perpotongan  garis­garis tersebut merupakan titik penghubung dala m  pembuatan  garis

parabola.
Gambar 22. Menggambar Parabola

.Menggambar Hiperbola 

Buatlah sumbu X dan Y. 

Buatlah lingkaran pusat  C dan bujur sangkar. 

Tarik garis menyilang me lalui sudut diagonal dari bujur sangkar. 

Pada sumbu X berpotong an di V dan V1. 

Tentukan pusat putaran hiperbola F dan F1 dengan jarak dari V dan V1 setengah jarak jari­
jari lingkaran sehingga FV = F1V1. 

Tentukan titik A, A1, A2, A3 dan A4 pada sumbu X. 

Jarak AA1 = A1A2 = A2A3 = A3A4. 

Buatlah busur dari titik F dengan jarak AV dipotongan busur dari titik F1 dengan jarak 
AV1, kemudian dibalik dar i titik F` dengan jarak AV dipotongan busur dari titik F dengan 
jarak AV1. 

Dan seterusnya jarak bus ur A1V dan A1V1, A2V dan A2V1, A3V d an A3V1 dan yang 
terakhir A4V dan A4V1, pu sat putarannya bergantian dari titik F dan F1. 
Hasil perpotongan dihubu ngkan membentuk gambar hiperbola. 

38
Gambar 23. Menggambar Hiperbola

2.2. Penyajian Gambar Tiga Dimensi

2.2.1. Gambar Proyeksi
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun 
pandangan su atu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial/pandangan tungg
al adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. 
Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya 
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektorny a.

2.2.2. Proyeksi Pik torial

Untuk menampilka n gambar­gambar tiga dimensi pada sebuah b idang dua dimensi, dapat 
dilakukan dengan be berapa macam cara proyeksi sesuai dengan a turan menggambar. 
Beberapa macam cara proy eksi antara lain:

2.2.2.1. Pro yeksi Isometri

Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang sebenarnya pada 
umumnya dibuat gambar isometri, dimetri dan trimetri, dari proyeksi aksonometrinya. Pada
proyeksi aksonometri tida k terdapat panjang sisi yang sebenarnya dari benda yang 
bersangkutan. Oleh karena itu, penggambarannya memakan waktu. Di pihak lain gambar 
isometri, dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang benar. Pada
gambar isometri panjang garis pada sumbu­sumbu isometri menggambarkan panjang yang 
sebenarnya. Karena itu peenggambarannya sangat sederhana, dan ban yak dipakai untuk 
membuat gambar satu pan dangan. Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat 
dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain.

39
Ciri pada sumbu

Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar. 

Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°. 

Ciri pada ukurannya

­ Panjang gambar pada masing­masing sumbu sama dengan panjang digambarnya.
Gambar 24. Proyeksi Isometri

a. Penyajian Proyeksi Isometri

Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi 
(kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.

1) Proyeksi isometri dengan posisi normal Contoh :
Gambar 25. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Normal

40
2) Proyeksi isometri dengan posisi terbalik Contoh :

Gambar 25. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Terbalik 3) Proyeksi isometri dengan posisi 
horisontal
Contoh :

Gambar 26. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Horisontal

2.2.2.2. Proyeksi Dimetri

Proyeksi pada gambar dimana skala perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis 
horizontal sama, disebut proyeksi dimetri. Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan
ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain:
41
Ciri pada sumbu 

Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40°.

Ketentuan ukuran 

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, 
sedangkan pada sumbu z = 1 : 1

Contoh :
Gambar 27. Proyeksi Dimetri

Keterangan :

Ukuran pada sumbu x 40 mm 

Ukuran pada sumbu y digambar ½ nya, yaitu 20 mm 

Ukuran pada sumbu z 40 mm 

2.2.2.3. Proyeksi Miring

Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar dan sumbu y 
mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan 
skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, 
sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.
Gambar 28. Proyeksi Miring

42
2.2.2.4. Proyeksi Perspektif

Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang 
gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda tadi. Bayangan 
ini disebut gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan 
gambar benda yang dilihat dengan mata biasa dan banyak dipergunakan dalam bidang 
arsitektur. Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara 
penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara­cara gambar yang lain. Untuk 
gambar teknik dengan bagian­bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan, oleh 
karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin.

Dalam gambar perspektif garis­garis sejajar pada benda bertemu di satu sisi dalam ruang, 
yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu 
titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut) dan perspektif tiga titik 
(perspektif miring).

Gambar 29. Perspektif Satu Titik
Gambar 30. Perspektif Dua Titik (Perspektif Sudut)

43
Gambar 31. Perspektif Tiga Titik (Perspektif Miring)

2.2.3. Proyeksi Ortogonal

Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut 
tegak lurus terhadap proyektornya. Garis­garis yang memproyeksikan benda terhadap 
bidang proyeksi disebut proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang 
proyeksinya juga proyektor­proyektor tersebut sejajar satu sama lain. Contoh­contoh 
proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Proyeksi ortogonal dari sebuah titik 
Gambar 32. Proyeksi Ortogonal Dari Sebuah Titik

Proyeksi ortogonal dari sebuah garis 

Gambar 32. Proyeksi Ortogonal Dari Sebuah Garis
44
Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang 

Gambar 33. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

Proyeksi ortogonal dari sebuah benda 
Gambar 34. Proyeksi Ortogonal Dari Sebuah Benda

2.2.4. Proyeksi Pandangan

Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan untuk memproyeksikan 
pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi.

2.2.4.1. Proyeksi Eopa

Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang menyebutkan proyeksi 
kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing pengarang buku yang menjadi 
refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak 
bidangnya terbalik dengan arah pandangannya.

2.2.4.2. Proyeksi Amerika

Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang menyebutkan 
proyeksi kuadran III. Proyeksi Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama 
dengan arah pandangannya.
45
Keterangan :

P.A = Pandangan Atas

P.Ki = Pandangan Kiri

P.Ka = Pandangan Kanan

P.Ba = Pandangan Bawah

P.Be = Pandangan Belakang
Gambar 35. Proyeksi Eropa

46
Keterangan :

P.A = Pandangan Atas

P.Ki = Pandangan Kiri P.

Ka = Pandangan Kanan

P.Ba = Pandangan Bawah

P.Be = Pandangan Belakang
Gambar 36. Proyeksi Amerika

47

Anda mungkin juga menyukai