Anda di halaman 1dari 10

Sistem Penglihatan pada Manusia

Penyusun:

Kelompok C5

1. Nur Umira Mohd Yatim (102016263)


2. Calvin Augurius (102016074)
3. Harfi Sefriyanti Rahman (102016019)
4. Alexandra Giacintya Bulan Bo (102016186)
5. Msy iftitah Assaqdiah Utami Putri (102016069)
6. Nindy Octaviani (102016145)
7. Sarah Claudia Yosephine Simanjuntak (102016204)
8. Timothy Johanis Warpur (102016181)
9. Harli Trisakti Tandilintin (102013331)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat koresponden: Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510


Abstrak

Mata merupakan salah satu dari kelima alat indera yang dianugerahi oleh yang maha kuasa
yang berfungsi untuk penglihatan. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sangat
berpengaruh terhadap mata. Dalam kaitannya dengan berbagai kelainan mata dapat dikaji
dengan neurologi mata. Pada cabang ilmu neurologi mata, hal-hal utama yang dapat dibahas
dapat mengenai struktur mata secara makroskopis yang meliputi anatomi maupun secara
mikroskopis yang meliputi histologi serta bagaimana mekanisme mata yang normal, kelainan
pada refraksi mata. Miopia merupakan salah satu kelainan pada mata yang mengakibatkan
bayangan objek yang dilihat tidak jatuh tepat pada retina, yang pada akhirnya menyebabkan
seseorang tidak dapat melihat dengan jarak yang terlalu jauh. Kelainan seperti ini dapat dikaji
dengan neurologi mata yang dapat membantu masyarakat memahami hal-hal mengenai mata.

Kata kunci: neurologi mata, makroskopis, mikroskopis, kelainan refraksi mata, miopia.

Abstract

The eye is one of the five sense devices endowed by the almighty, its function is for vision or
see objects. In everyday life without us realize it is very influential on the eyes. In relation to
various eye disorders can be studied with eye neurology. In the branch of neurology of the eye,
the main things that can be discussed can be about the macroscopic eye structure that includes
anatomical or microscopic covering histology and how the normal eye mechanism,
abnormalities in refraction of the eye. Miopia is one of the abnormalities in the eye that results
in the shadow of the object being seen not falling directly on the retina, which in turn causes
one can not see too far. Such disorders can be studied with eye neurology that can help people
understand things about the eye.

Keywords: eye neurology, macroscopic, microscopic, refractive eye disorder, myopia.

Pendahuluan

Sistem penglihatan pada manusia meliputi mata serta alat adneksa. Kita sehari-hari melakukan
kegiatan yang mempengaruhi mata sehingga tidak jarang kita memnemukan berbagai kelainan
pada mata. miopi merupakan kelainan yang banyak terjadi di masyarakat karena aktivitas yang
sering dilakukan masyarakat, aktivitas seperti menonton televisi, membaca buku, bermain
gadget yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Aktivitas seperti ini tanpa disadari akan
mempengaruhi mata jika dilakukan terus-menerus. Miopi atau yang dikenal dengan rabun jauh
merupakan kerusakan refraktif mata dimana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika
akomodasi dalam keadaan santai miopi disebabkan oleh bola mata yang terlalu panjang atau
karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan
secara baik dan objek jauh tampak buram. Dalam pembuatan makalah ini, poin-poin penting
neurologi mata yang akan dibahas adalah struktur mata secara makroskopis yang meliputi
anatomi serta nervus yang berkaitan dengan mata berikut dengan jalur sarafnya, mikroskopis
yang meliputi histologi mata, mekanisme penglihatan, serta kelainan refraksi pada mata.
Tujuan daripada pembuatan makalah ini adalah agar menambah wawasan para pembaca serta
diharapkan agar para pembaca dapat memahami fungsi mata, dan merawat mata mereka dalam
aktivitas-aktivitas yang dilakukan sehari-hari sehingga dapat mengurangi resiko kelainan pada
mata.

Sruktur Mata secara Makroskopis

Struktur mata pada manusia terbagi atas 2, yaitu: bola mata dan alat adneksa (alat yang
mendampingi dan melengkapi mata). Bentuk mata pada manusia berbentuk bulat yang kurang
lebih berukuran 2.5 cm. Sementara alat adneksa pada mata terdiri dari kelopak mata, kelenjar
lakrimal, muskuli, jaringat ikat disekitarnya, dan konjungtiva. Bola mata terdiri dari dinding
mata yang mengandung bagian-bagian penting, yaitu: kornea, sklera, selaput khoroid, korpus
siliaris, iris, dan pupil. Kemudian medium tempat cahaya lewat, terdiri dari kornea, aqueous
humor, lensa, vitreous humor, serta jaringan nervosa, terdiri dari sel-sel saraf pada retina dan
serat saraf yang menjalar. Pupil berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Dalam
keadaan terang bukaan pupil akan kecil (untuk mengurangi silau/cahaya masuk), sedangkan
dalam keadaan gelap bukaan pupil akan melebar (menambah cahanya yang masuk). Diameter
bukaan pupil berkisar antara 2-8 mm. Selaput khoroid adalah lapisan berpigmen diantara sklera
dan iris. Fungsinya adalah untuk terjadinya akomodasi (kemampuan mata untuk mencembungkan
atau memipihkan lensa mata), proses muskulus siliaris harus berkontraksi. Lensa mata menerima
cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus
cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh
(cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat
(cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal. Lensa terletak diantara iris dan kornea,
terpisah oleh aquerus humour. Aquerus humour adalah suatu cairan yang komposisinya serupa
dengan cairan serebrospinal (seperti cairan otak). Demikian pula antara lensa mata dan bagian
belakang mata terisi semacam cairan kental (vitreous humour). Vitreous humour adalah suatu
cairan kental yang mengandung air dan inukopolisakarida. Cairan ini bekerja bersama-sama
lensa mata untuk membiaskan cahaya sehingga tepat jatuh pada fovea atau dekat fovea (agar
dapat terlihat)1 Secara anatomis, terdapat beberapa saraf atau nervus yang berperan dan
berhubungan dengan mata. Nervus-nervus yang berhubungan merupakan nevus pada bagian
kranial. Nervus tersebut terdiri dari nervus II (opticus), nervus III (oculomotorius), nervus IV
(trochlearis), dan nervus VI (abducens).

Nervus II (opticus) merupakan nervus yang membawa serabut-serabu aferen somatik yang
berfungsi untuk penglihatan. Serabut-serabut ini mengembalikan informasi ke encephalon dari
fotoreseptor pada retina. Nervus ini memasuki cavitas cranii melalui canalis opticus.2 Berikut
merupakan gambar mengenai nervus yang terkait pada mata.

Gambar 1 dan 2: nervus II, nervus III, nervus IV, dan nervus VI.3

Nervus III (oculomotorius) merupakan nervus yang membawa dua tipe serabut, yaitu general
somatic efferent (GSE) dan general visceral efferent (GVE). GSE mempersarafi sebagian besar
musculus extraoculare yang terdiri dari musculi levator palpebrae superioris, rectus superior,
rectus inferior, rectus medialis, dan obliquus inferior. Sementara GVE merupakan bagian dari
pars parasympathica divisi autonomika sistem saraf tepi. GVE mempersarafi musculus sfingter
pupillae (konstriksi pupil), musculus siliaris (akomodasi lensa untuk penglihatan dekat).
Nervus ini berasal dari pons dan mesensefalon, sementara nukleusnya terdapat di midbrain
yang berjumlah dua buah.
Nervus IV (trochlearis) merupakan nervus cranialis yang membawa serabut-serabut GSE untuk
mempersarafi musculus obliquus superior. Nervus ini berawal dari mesensefalon dan keluar
dari permukaan posterior truncus encephali, setelah membelok di sekitar mesensefalon, nervus
ini memasuki permukaan inferior tepi bebas tentorium cerebelli, berlanjut ke anterior pada
dinding lateral sinus cavernosus, dan memasuki fissura orbitalis superior.

Nervus VI (abducens) merupakan nervus yang membawa serabut-serabut GSE untuk


mempersarafi musculus rectus lateralis pada orbita. Nervus ini keluar dari truncus encephali di
antara pons dan medulla, melewati arah ke anterior, menembus dura yang menutupi clivus.
Saat berlanjut ke atas dalam canalis duralis, nervus ini melintasi margo superior partis petrosae
tulang temporale, masuk dan melintasi sinus cavernosus tepat di inferolateral dari arteri carotis
interna, dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior.

Secara anatomis, bagian-bagian otak juga berpengaruh terhadap mata. Bagian tersebut
terutama terdapat pada lobus occipitalis pada otak besar (cerebrum) yang merupakan
pengihatan primer. Pada otak besar, terdapat area-area yang berhubungan dengan mata. Area
tersebut adalah area motorik pada korteks motorik primer (khususnya korteks premotorik), dan
area sensorik. Berikut penjelasan mengenai area-area pada otak besar:

 Area sensorik yang berhubungan dengan mata ada dua, yaitu area visual primer dan
area asosiasi visual. Area visual primer merupakan lokasi area brodmann 17 yang
berfungsi menerima informasi penglihatan yang ditangkap di retina. Sementara area
asosiasi visual merupakan lokasi dari brodmann 18 dan 19 yang merupakan kelanjutan
informasi visual yang diterima area visual primer, proses visual kompleks diteruskan
ke lobus temporal dan parietal. Kedua area visual ini memiliki 2 jaras, yaitu jaras
ventral dan jaras dorsal. Jaras ventral ke bagian inferior lobus temporal, berguna untuk
mengenai benda, kata-kata, dan wajah. Sementara jaras dorsal ke gyrus postcentralis
yang berguna untuk mengenali perspektif ruangan.
 Area motorik yang berhubungan dengan mata yaitu area mata frontal yang terletak pada
anterior korteks premotorik (area brodmann 8). Area ini berfungsi untuk mengontrol
gerakan mata yang disadari (otot lurik) terutama mengikuti objek bergerak.2,3
Struktur Mata secara Histologis

Struktur mata secara histologis meliputi jaringan atau lapisan apa saja yang terdapat pada mata
manusia. Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang
memungkinkan analisis cermat dari bentuk intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan
objek. Mata terletak pada struktur bertualang yang protektif di kepala tengkorak, yaitu rongga
orbita. Setiap mata terdiri dari 3 lapisan konsentris, yaitu: lapisan luar yang terdiri atas sklera
dan kornea; lapisan tengah atau lapisan vaskular yang terdiri dari koroid, badan siliar, dan iris;
dan lapisan dalam atau jaringan saraf yang terdiri dari retina pigmen luar dan retina yang
sebenarnya yang berada lebih dalam. Retina yang fotosensiif ini berhubungan dengan cerebrum
melalui nervus optikus dan melebar ke depan sampai ke bagian ora serrata. Berikut merupakan
gambaran secara umum mengenai mata.2,4

Gambar 3: Struktur mata.1

Lapisan luar mata merupakan lapisan yang terdiri dari tunika fibrosa. Tunika fibrosa memiliki
3 bagian di dalamnya, yang terdiri dari kornea yang meliputi 1/6 bagian depan, limbus kornea
yang sangat tipis, dan sklera yang meliputi 5/6 bagian belakang. Berikut penjelasan yang lebih
spesifik terkait lapisan luar mata:

 Kornea merupakan lapisan jernih pada 1/6 di anterior bola mata lapisan luar. Kornea
berperan paling besar dalam kemampuan refraksi mata. Pada kornea mata terbagi lagi
ataas 5 lapisan yaitu epitel kornea yang terdiri dari lapisan epitel berlapis gepeng,
membrana bowmani yang terbuat dari fibril kolagen yang halus, stroma yang terdiri
dari sel-sel fibroblas dan serat kolagen yang tersusun rapi, membrana descementi yang
terdiri dari serat kolagen seperti jala, dan endotel kornea yang terbuat dari epitel selapis
gepeng.
 Limbus kornea merupakan lapisan yang sangat tipis yang terdiri dari 5 bagian, yaitu:
epitel konjungtiva bulbi, jaringan ikat konjuntiva bulbi, stroma limbus, saluran
schlemm, dan jaringan trabekular.
 Sklera merupakan lapisan luar mata yang kuat. Sklera berperan sebagai jalan keluarnya
nervus optikus dan pembuluh darah.2,4

Lapisan tengah atau lapisan vaskular pada mata merupakan lapisan yang diisi oleh darah.
Lapisan yang terdiri atas iris, korpus siliaris, dan koroidea. Berikut penjealsan secara spesifik
mengenai lapisan tengah mata:

 Iris merupakan cincin otot yang berpigmen dan terlihat di dalam cairan aqueous. Fungsi
dari iris adalah mengubah ukuran pupil dengan kontraksi bervariasi serta berperan
dalam warna mata. Iris terdiri dari beberapa lapisan, yaitu: endotel, jaringan ikat jarang
(stroma tipis), muskulus sfingter pupil dan muskulus dilatator pupilae, serta pars iridika
retina yang terdiri dari 2 lapis kubis berpigmen.
 Korpus siliaris yang terletak di turunan khusus anterior lapisan koroid, membentuk
cincin melingkari tepi luar lensa. Fungsi korpus siliaris adalah menghasilkan cairan
aqueous dan mengandung otot siliaris
 Koroidea merupakan bagian yang mengandung pigmen untuk mencegah pembuyaran
berkas sinar di mata, mengandung pembuluh darah yang memberi makan di retina.
Koroid terdiri dari beberapa lapisan, yaitu: lapisan suprakoroidea, lapisan vaskulosa,
lapisan koriokapilaris, dan lapisan elastika brusch

Lapisan dalam mata meliputi jaringan saraf. Lapisan ini terbagi atas dua bagian, yaitu pars seka
retina dan pars optika retina. Perakihan antara kedua pars ini disebut oraserata. Pada pars seka
retina terbagi lagi atas dua bagian, yaitu: pars iridika retina, dan pars siliaris retina. Sedangkan
pada pars optika retina terbagi atas sepuluh bagian, yaitu: lapisan limitans dalam, lapisan serat
saraf, lapisan ganglion, lapisan plexiform dalam, lapisan granular dalam, lapisan plexiform
luar, lapisan granular luar, lapisan limitans luar, lapisan batang dan kerucut, dan lapisan epitel
pigmen.2 Berikut merupakan gambar dari lapisan dalam mata pada pars optika retina.
Gambar 4: Lapisan dalam pada pars optika retina.2

Diantara sepuluh lapisan ini terdapat lapisan yang sangat berperan terhadap mata, yaitu lapisan
batang dan kerucut. Lapisan ini terdiri dari sel batang yang berfungsi pada penglihatan disaat
gelap atau pada malam hari. Sedangkan lapisan kerucut terdapat sel kerucut yang berfungsi
pada penglihatan disaat terang atau pada siang hari.

Mekanisme Penglihatan

Mekanisme penglihatan merupakan bagaimana kita sebagai manusia dapat melihat objek yang
dapat dilihat oleh mata kita. Mekanisme penglihatan dapat terjadi karena diawali dengan
adanya sumber cahaya yang masuk ke mata melalui kornea, lalu melewati pupil yang lebar
atau intensitas cahayanya diatur oleh iris, setelah itu dibiaskan oleh lensa mata dan terbetuklah
bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Di dalam mata, terdapat sel
batang dan sel kerucut yang meneruskan sinyal cahaya melalui nervus optikus, kemudian di
otak, bayangan pada retina dibalik oleh otak agar kita melihat objek sesuai dengan aslinya.
Berikut gambar mekanisme penglihatan.5

Gambar 5: mekanisme penglihatan.5


Adapun hal-hal yang mempengaruhi mekanisme penglihatan pada mata manusia. Faktor yang
mempengaruhi hal tersebut adalah lensa dan akomodasi. Lensa dapat mempengaruhi mata
karena dapat memperjelas fokus agar dapat melihat objek lebih jelas atau dapat memperburuk
penglihatan tergantung lensa apa yang dipakai. Ada tiga jenis lensa yaitu cembung, cekung dan
silindris. Pada lensa cekung, lensa ini dapat mengoreksi miopia agar bayangan jatuh tepat di
retina, pada lensa cembung, lensa ini digunakan untuk hipermetropia yang tadinya bola mata
pendek atau lensa mata terlalu lemah, dapat dikoreksi dan melihat dengan normal. Faktor
akomodasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi mata jika objek didekatkan ke mata,
akomodasi dapat memperjelas gambaran suatu objek karena adanya peningkatan sejumlah
dioptri sehingga objek yang terlihat lebih jelas.5

Kelainan Refraksi Mata

Kelainan pada refraksi mata merupakan kelainan pada mata yang dapat menyebabkan
penglihatan terhadap objek menjadi tidak fokus, buram, karena faktor usia, dan lain-lain.
Kelainan refraksi yang akan dibahas meliputi miopi, hipermiopi, presbiopi, serta astigmatisma.

Miopia adalah kelainan pada mata yang terjadi karena bola mata terlalu panjang sehingga
bayangan jatuh di depan retina dan tidak dapat melihat objek dari jarak yang jauh. Mata pada
orang miopia dapat diperbaiki dengan lensa cekung atau konkaf (sferis negatif).6

Hipermetropia adalah kelainan pada mata yang terjadi karna bola mata terlalu pendek sehingga
bayangan pada objek jatuh di belakang retina. Pada kelainan mata ini, orang tidak dapat melihat
objek dari jarak dekat. Mata pada orang hipermetropia dapat diperbaiki dengan lensa cembung
atau konveks (sferis positif).7

Presbiopia merupakan kelainan pada mata yang terjadi karena menurunnya akomodasi. Hal ini
terjadi pada orang yang sudah tua, lensa mata akan semakin membesar dan menebal serta
menjadi kurang elastis. Hal ini disebabkan karena denaturasi progresif protein lensa.6

Astigmatisma merupakan kelainan refraksi mata yang menyebabkan bayangan penglihatan


pada satu bidang difokuskan pada jarak yang berbeda dari bidang yang tegak lurus terhadap
bidang tersebut. Astigmatisma dapat dikoreksi dengan lensa silindris, biasanya dilakukan
secara “trial and error” untuk menemukan lensa sferis yang cocok untuk mengoreksi fokus
pada salah satu bidang lensa astigmatisma.5
Kesimpulan

Sistem penglihatan pada mata dimulai dari datangnya cahaya lalu ditangkap oleh
kornea,diteruskan ke retina, dipersepsikan di otak sehingga kita melihat objek dengan bentuk
yang sesungguhnya. Kelainan refraksi mata seperti miopi disebabkan karena bayangan objek
jatuh tidak tepat di retina yang menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan jarak yang
terlalu jauh.

Daftar Pustaka

1. Haeny N. Sistem penglihatan pada manusia. Diunduh dari:


http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/01ea47f0778c3774e5f6613aa366998eeb
5ec744.pdf, pada: 21 April 2017.
2. Kasim YI, Salim D, Winata H, Sumadikarya IK, Satraibudi MI, William et al.
Neuroscience. Jakarta: 2017: h. 17, 20-1, 120-2.
3. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Edisi ke-1. Singapura:
Elsevier Inc; 2014: h. 448-51.
4. Lauralee S. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-8. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; h. 288.
5. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-12. Singapura: Elsevier Inc; 2016:
h. 598-601.
6. Jannah R. Gangguan dan kesehatan mata. Jakarta: Guepedia; 2010: h. 52-7.
7. Gruendemann B, Fernsebner B. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioratif. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai