Sumber : http://www.nejm.org/search?q=pneumonia&asug=pne
Sumber : PATOLOGI
2. Mengapa pada pemeriksaan didapatkan lobus kanan dan kiri terdapat redup dan ronkhi
basah?
redup atau gangguan resonansi di akibatkan oleh setiap keadaan yang menganggu
getaran resonan normal dalam paru-paru atau keadaan yang menggangu
pengahtaran dari getaran tersebut dari luar. Oleh karen itu konsilidasi parenkim paru
paru mengakibatkan suara perkusis resup contoh penyakit seperti penumonia,
neoplasma, atelektasis, fibrosis pleura, efusi pleura. Suara resonansi skodaik bagian
bawah paru mengalami kompresi oleh setiap efusi pleuritik dan volume bagian
atasnya berkurang , suara bagian atas toraks akan bersifat timpani (pneumonia
lobaris) di atas daerah konsolidasi.
Sumber: DELF, Mohlan. H. 1996. Major Diagnosis Fisik. Ed 9. Jakarta :EGC
karena adanya akumulasi cairan pada parenkim paru, sehingga dapat menimbulkan
aliran turbulen.
Sumber : Dr. R. Darmanto Djojodibroto, Sp.P, FCCP. 2001. Repirologi (respiratory
medicine). Jakarta : EGC
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello & Gelfand,
2005). Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Derajat suhu yang dapat dikatakan
demam adalah rectal temperature ≥38,0°C atau oral temperature ≥37,5°C atau axillary
temperature ≥37,2°C (Kaneshiro & Zieve, 2010).
Patogenesis
Pada saat kuman masuk ke tubuh dan membuat kita sakit, mereka seringkali menyebabkan
beberapa zat kimiawi tertentu beredar dalam darah kita dan mencapai hipotalamus. Pada
saat hipotalamus tahu bahwa ada kuman, maka secara otomatis akan mengeset thermostat
tubuh kita lebih tinggi. Misalnya suhu tubuh kita harusnya 37 derajat C, thermostat akan
berkata bahwa karena ada kuman maka suhu tubuh kita harusnya 38,9 derajat C.
Kenapa hipotalamus memberitahu tubuh kita untuk mengubah ke suhu tubuh yang lebih
tinggi? Ternyata dengan suhu tubuh yang lebih tinggi adalah cara tubuh kita berperang
melawan kuman dan membuat tubuh kita menjadi tempat yang tidak nyaman bagi kuman.
Setelah hipotalamus mengeset suhu baru untuk tubuh kita, maka tubuh kita akan bereaksi
dan mulai melakukan pemanasan. Jadi setelah hipotalamus mengeset pada suhu 38,9
derajat C misalnya, maka suhu tubuh kita yang tadinya 37 derajat C, oleh tubuh kita akan
dinaikkan menjadi 38,9 derajat C. Pada saat tubuh menuju ke suhu baru kita akan merasa
menggigil. Kita dapat pula merasa sangat dingin meskipun ruangan tidak dingin dan bahkan
meskipun kita sudah memakai baju tebal dan selimut. Jika tubuh sudah mencapai suhu
barunya, katakanlah 38,9 derajat C maka kita tidak akan merasa dingin lagi.
Setelah penyebab yang menimbulkan demam lenyap, maka hipotalamus akan mengeset
semuanya kembali seperti sediakala. Pada saat obat untuk radang tenggorokan kita sudah
mulai bekerja misalnya, maka suhu tubuh kita akan mulai turun dan kembali ke normal. Kita
akan merasa hangat dan perlu melepaskan panas yang berlebihan yang masih ada di tubuh.
Kita akan berkeringat dan ingin memakai pakairan yang lebih tipis.
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus,
jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat
luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit
banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan
oleh bakteri anaerob. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan
bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti
adalah bakteri Gram negatif.
PEDOMAN DIAGNOSIS& PENATALAKSANAAN DI INDONESIA Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia 2003
Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru. Keadaan ini
disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara
daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit.
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai
dan merusak permukaan epitel saluran napas. Ada beberapa cara mikroorganisme
mencapai permukaan:
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi. Secara inhalasi
terjadi pada infeksi virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur. Kebanyakan
bakteri dengan ukuran 0,5 -2,0 m melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau
alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas
(hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi
mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru.
Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 %)
juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse).
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10/ml, sehingga aspirasi
dari sebagian kecil sekret (0,001 - 1,1 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang
tinggi dan terjadi pneumonia. Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara
inhalasi atau aspirasi. Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas
sama dengan di saluran napas bagian bawah, akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di
temukan jenis mikroorganisme yang sama.
Patogenesis
www.rmh.mh.org.au
http://medind.nic.in/iae/t10/i1/iaet10i1p9.pdf
12. Klasifikasi dari pneumonia?
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya. Bila
keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah. Juga diperhatikan
ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan risiko infeksi dengan
mikroorganisme pathogen yang spesifik misalnya S. pneumoniae . yang resisten penisilin.
Yang termasuk dalam factor modifikasis adalah: (ATS 2001)
a. Pneumokokus resisten terhadap penisilin
• Umur lebih dari 65 tahun
• Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
• Pecandu alkohol
• Penyakit gangguan kekebalan
• Penyakit penyerta yang multipel
b. Bakteri enterik Gram negatif
• Penghuni rumah jompo
• Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
• Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
• Riwayat pengobatan antibiotik
c. Pseudomonas aeruginosa
• Bronkiektasis
• Pengobatan kortikosteroid > 10 mg/hari
• Pengobatan antibiotik spektrum luas > 7 hari pada bulan terakhir
• Gizi kurang