TERM OF REFERENCE
SISTEM INFORMASI MANAJEMENT ADMISI RS X
OLEH
PUTU OCTAVIANTY
NPM : 1606858200
Sesuai dengan peraturan dan prosedur yang ditetapkan rumah sakit maka
keputusan admisi pasien di tentukan oleh dokter , sehingga peranan
dokter sangatlah dominan. Kebutuhan pelayanan medis hanya dapat
ditentukan secara obyektif dari data hasil pemeriksaan dokter
pemeriksa. Data obyektif tersebut sekaligus dapat dijadikan pengendali
bagi peningkatan kebutuhan pelayanan medis yang di tentukan oleh
pasien yang kadang-kadang sebetulnya tidak di butuhkan.
Kriteria AEP terdiri dari kriteria intensitas penyakit dan kriteria intensitas
pelayanan. Kriteria intensitas penyakit meliputi: (1) kehilangan kesadaran
atau disorientasi mendadak, diukur dengan menggunakan skala
pengukuran Glasgow Coma Scale (GCS) yang terdiri dari 3 komponen,
yaitu komponen pembukaan mata (E = Eye), komponen motorik (M =
Motoric), dan komponen lisan (V = Verbal); (2) denyut nadi rata-rata
kurang dari 50 kali atau lebih dari 140 kali per menit; (3) tekanan darah
sistolik kurang dari 90 atau lebih dari 200 mmHg dan tekanan diastolik
kurang dari 60 atau lebih dari 120 mHg; (4) kehilangan pendengaran atau
penglihatan mendadak; (5) kelumpuhan mendadak; (6) demam menetap
lebih dari 38,0 (aksila), 38,8oC (rektal/ aurikuler) selama lebih dari 5 hari
berturut-turut; (7) perdarahan aktif; (8) gangguan elektrolit/gas darah yang
berat; (9) gambaran iskemik akut pada elektrokardiogram (EKG); dan (10)
eviserasi atau dehisense luka.
Pasien rawat inap di RS ‘X” masuk melalui dua pintu utama yaitu poli
rawat jalan dan unit gawat darurat ( UGD ). Pasien akan diperiksa oleh
dokter baik pemeriksaan fisik, laboratoris dan atau pemeriksaan
penunjang sebagai dasar penegakkan diagnosis serta perencanaan awal
pengelolaan pasien. Pasien yang akan diputuskan untuk di rawat ( admisi
) melalui UGD maka proses admisi akan di mulai di tempat pendaftaran
pasien rawat inap ( TPPRI ). Setelah mendapatkan konfirmasi ruangan ,
maka pasien masuk ke dalam bangsal perawatan sesuai dengan
penyakit dan kemampuan pasien dalam memilih kelas perawatan.
12000
10000
8000
Series 1
6000
Column1
4000
Column2
2000
0
2014 2015 2016
MELATI
1 140 22 126
ANGGREK
2 55 166 330
MARORE
3 354 416 580
SUBI
4 318 396 461
SELAYAR
5 475 642 734
BINTAN
6 596 120 -
PAGAI
7 121 - -
BUNYU
8 517 717 787
LAUT
9 710 593 708
TAREMPA
10 316 970 1,223
11 BENGKALIS 59 91 97
2. TUJUAN
Adapun tujuan dari pengelolaan dan pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Admisi ( Rawat Inap ) di RS X adalah untuk mendukung proses
pelayanan admisi yang memenuhi prasyarat kecepatan, keakuratan dan
ketepatan pemberian layanan ranap bagi semua pasien di RS X guna
mendukung peningkatan efisiensi kerja.
3. TATA PENYELENGGARAAN
3.1. METODE PELAKSANAAN
Tim IT RS akan membangun suatu aplikasi manajemen informasi
admisi pasien di RS X, selanjutnya akan di bangun server yang
dibangun di ruang administasi yang akan terkoneksi dengan ruangan
IGD, poliklinik rawat jalan, laboratorium, ruangan radiologi, resep dan
ruangan perawat serta kasir yang akan dibangun koneksi jaringannya
oleh teknisi informasi mengikti alur bisnis proses yang ada di RS X.
Pengadaan unit computer di masing-masing ruangan mulai dari IGD,
poliklinik, laboratorium , radiologi, farmasi, dan ruangan perawatan .
4. LINGKUP KEGIATAN
4.1. URAIAN KEGIATAN
NAMA KEGIATAN : PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN ADMISI RS X
TEMPAT KEGIATAN : RUANG ADMINISTRASI RS X
URAIAN SINGKAT KEGIATAN
1. Pembentukan tim informasi teknologi manajemen admisi yang
terdiri atastim administrasi dan tim IT
2. Focus group discussion anatara tim manajemen informasi RS yang
terdiri atas kepala rumah sakit, manager keuangan, tim IT RS,
kepala unit administrasi, staf administrasi, dokter , kepala ruangan
3. Penyusunan rencana pengadaan hardware computer, rencana
framework aplikasi manajemen admisi , dan pembangunan jaringan
terintegrasi mulai dari sistem front office sampai dengan back
office sesuai dengan alur proses bisnis rumah sakit
4. Analisa keuangan rumah sakit terhadap program pembangunan
sistem informasi manajemen admisi RS
5. Pengadaan hardware, soft ware secara bertahap dan
pembangunan jaringan nirkabel yang terintegrasi. Adapun tahap
pengembangan bertahap tersebut terdiri atas:
Tahap I : ruang administrasi dan keuangan
Tahap II : UGD dan Poli klinik
Tahap III : Lab, radiologi dan farmasi
Tahap IV : Ruangan perawatan
6. Sosialisasi dan pelatihan sistem aplikasi kepada users
7. Monitoring dan evaluasi
8. Pemeliharaan
Tim
2 Diskusi
3 Penetapan
rancangan
4 Analisa
kemampuan
keuangan RS
5 Pengadaan
hardware dan
soft ware
6 pembangunan
Sistem
aplikasi
Administasi
7 sistem
manajemen
keuangan
8 pembangunan
sistem
informasi
UGD
9 Sistem
Informasi
POliklinik
10 sistem
Informasi
Laboatorium
11 Sistem
Informasi
Radiologi
12 Sistem
Informasi
Farmasi
13 Sosialisasi
dan pelatiihan
14 monitoring
dan evaluasi
8. PENUTUP
Demikianlah panduan Term of Reference ( TOR ) ini disusun untuk dipedomani
dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya .