Namun, alat ini masih memiliki kelemahan. Selain karena boros daya (karena menggunakan
baterai), alat ini juga kurang efektif digunakan. Hal itu karena kita harus memegangnya dengan
salah satu tangan, sedang tangan yang lainnya digunakan untuk memegang gabus yang hendak
dipotong. Iya kalau yang dipotong kecil atau sedikit, lah kalau banyak dan lebar? Tentu akan
menyulitkan sekali.
Karena itulah dibutuhkan alat pemotong yang berbentuk seperti papan, sehingga kita bebas
memotong dan mengatur pergerakan gabus menggunakan kedua tangan kita. Nah, berbekal
"petuah" dari seorang teman dan referensi dari buku yang telah saya beli sekitar 6-7 tahun yang
lalu, mulailah saya mencoba membuat alat pemotong gabus ini.
Papan kayu yang digunakan hendaknya papan yang rata. Karena harga hardboard yang bagus
cukup "lumayan" (mau bilang mahal kok sungkan), ditambah lagi saya tidak memiliki alat bor,
maka saya berpikir untuk menggunakan kayu bekas pakai yang sudah 2 bulanan ini menganggur
di halaman belakang rumah. Kayu itu saya potong-potong dan dipaku secara sejajar, sehingga
ada celah (sebagai ganti lubang) untuk jalur lewatnya kawat pemotong.
Sebenarnya, papan yang dipakai terserah mau selebar atau setebal berapapun, namun harus
diingat bahwa papan tersebut memiliki ketiga unsur berikut:
1. Papan tersebut memiliki kaki-kaki. Gunanya adalah sebagai tempat untuk menambatkan
ujung kawat bagian bawah. Dalam percobaan saya, kaki-kaki papan ini saya gunakan
sebagai tempat meletakkan saklar dan "menyembunyikan" trafo.
2. Papan tersebut juga harus memiliki lubang (atau celah) untuk jalur lewat kawat ke atas.
3. Papan tersebut memiliki tiang untuk menambatkan ujung kawat yang atas.
Trafo yang digunakan adalah yang 500 mA, sedang kawat nikelin pakai yang diameternya 0.5
mm. Kedua barang ini bisa didapatkan di toko alat-alat teknik, yang biasa menjual dinamo,
electro motor, dsb.
Dari kiri ke kanan: Kawat nikelin, trafo, steker, saklar jepit, saklar tempel, kabel
Jangan seperti saya yang keliru menganggap kawat nikelin adalah alat listrik. Sehingga setiap
toko alat listrik yang berada di sepanjang arah ke kantor saya datangi. Hasilnya tentu saja nihil.
Jangankan keberadaan kawatnya, nama barangnya saja tidak ada penjualnya yang tahu. Akhirnya
saya mendapatkannya di toko yang sebut di atas. Sekedar info, harganya 18 ribu per meter, tapi
ketika saya bilang cuma butuh setengah meter, kata penjualnya, "Kalau setengah meter harganya
10 ribu, mas." Haiyyya... Emang penjual paling bisa, deh!
Alat-alat ini baru bisa didapatkan di toko alat-alat listrik. Harganya pun cukup terjangkau.
Setelah alat-alat di atas sudah siap, sekarang waktunya merangkai alat pemotong gabus kita.
Untuk lebih mudahnya, silahkan perhatikan gambar berikut:
Untuk kabel II, hubungkan antara trafo dan masing-masing dari ujung kawat nikelin yang
sebelumnya sudah dipasang secara vertikal pada papan (mungkin butuh bantuan paku untuk
menambatkan kawat tersebut). Pada kabel yang terhubung dengan trafo sambungkan salah satu
ujung kabel ke kutub 0 V dan yang lainnya ke kutub 12 V. Yang disebut terakhir ini bersifat
optional, artinya kita bisa memilih angka yang lebih kecil untuk menghasilkan efek panas yang
lebih rendah.
Setelah ini saya akan mencoba membuat sebuah kaligrafi dari huruf/tulisan latin. Kira-kira
seperti apa, ya?