Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma
atau tenaga fisik. Kekuatan, sudut, tenaga, keadaan tulang, dan jaringan lunak di
sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut lengkat atau
tidak lengkap. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di tandai oleh
rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan
krepitasi. Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami
kepatahan, kita harus mengetahui kondisi fisik tulang dan keadaan trauma yang
dapat menyebabkan tulang patah. Tulang kortikal mempunyai struktur yang dapat
menahan kompresi dan tekanan memuntir (shearing). Kebanyakan fraktur terjadi
karena kegagalan tulang menahan tekanan membengkok, memutar dan tarikan.1

Insiden fraktur secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1000 per tahun. Insiden
fraktur pada laki-laki adalah 11,67 dalam 1000 per tahun, sedangkan pada
perempuan 10,65 dalam 1000 per tahun. Insiden di beberapa belahan dunia akan
berbeda. Hal ini mungkin disebabkan salah satunya karena adanya perbedaan
status sosioekonomi dan metodologi yang digunakan area penelitian.1

Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di
bagian tulang yang patah, deformitas, nyeri tekan, krepitasi, gangguan fungsi
musculoskeletal akibat nyeri, putusnya kontinuitas dan gangguan neurovaskular.
Apabila gejala klasik tersebut ada, secara klinis diagnosis fraktur dapat
ditegakkan walaupun jenis konfigurasi frakturnya belum dapat ditentukan 2

Anda mungkin juga menyukai