TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan tulang pipa dan terbesar di dalam tulang kerangka pada bagian
pangkal yang berhubungan dengan asetabulum membentuk kepala sendi yang
disebut kaput femoris, disebelah atas dan bawah dari kolumna femoris terdapat
taju yang disebut trokanter mayor dan trokanter minor. Dibagian ujung
membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut kondilus
lateralis dan medialis. Diantara dua kondilus ini terdapat lakukan tempat letaknya
tulang tempurung lutut (patella) yang di sebut dengan fosa kondilus 1
2
2.2 FRAKTUR
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan.
Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan
trauma tidak langsung. Dimana trauma langsung menyebabkan tekanan langsung
pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan.Trauma tidak langsung
3
apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur,
misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada clavicula,
pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.6
4
a. Mekanisme trauma
Fraktur terjadi karena suatu trauma hebat dan lokalisasi yang
paling sering 1/3 tengah diafisis femur
b. Klasifikasi
Subtrokanterik
Adduksi
Abduksi
Klasik
Posisi fraktur terjadi karena tarikan lokalisasi. Pada fraktur femur
1/3 proximal, fragmen proximal tertarik dalam posisi fleksi karena
tarikan muskulus iliopsoas, abduksi oleh muskulus gluteus medius
dan minimus serta rotasi eksterna oleh otot rotator pendek dan
gluteus maksimus. Fraktur dapat bersifat oblik, transversal dan
jarang bersifat komunitif
c. Gambaran Klinis
Pendeita biasanya datang dengan gejala trauma hebat disertai
pembengkakan pada daerah tungkai atas dan tidak dapat
menggerakan tungkai. Terdapat deformitas , pemendekan anggota
gerak dan krepitasi. Pemeriksaan harus dilakukan secara hati-hati
agar tidak menambah perdarahan
d. Pengobatan
Konservatif
Anak umur 0-2 tahun = Traksi kulit
Anak umur 2 tahun keatas = Traksi kulit
Anak yang lebih besar dapat dilakukan traksi tulang
melalui kondilus femur
Spika panggul = Reposisi dan imobilisasi
Operatif
5
Menggunakan K-nail atau plate yang kecil terutama pada
anak yang lebih besar dengan indikasi tertentu
e. Komplikasi
Tungkai tidak sama panjang setelah sembuh
Malrotasi atau deformitas anguler
Pebentukan spur yang menonjol pada otot
Kontraktur kuadrisep
PERBEDAAN BIOMEKANIK
Biomekanik tulang
Tulang anak-anak sangat porous¸korteks berlubang-lubang dan
sangat mudah dipotong oleh kanalis Haversian menduduki sebagian
besar tulang. Faktor ini menyebabkan tulang anak-anak dapat
menerima toleransi yang besar terhadap deformitas tulang
dibandingkan orang dewasa. Tulang orang dewasa sangat kompak
dan mudah mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak dapat
menahan kompresi.
Biomekanik lempeng pertumbuhan
Lempeng pertumbuhan merupakan tulang rawan yang melekat erat
pada metafisis yang bagian luarnya diliputi oleh periosteum sedang
bagian dalamnya oleh prosesus mamilaris. Untuk memisahkan
6
metafisis dan epifisis mempunyai konsistensi diperlukan kekuatan
yang besar
Biomekanik periosteum
Periosteum pada anak-anak sangat kuat dan tebal dan tidak mudah
mengalami robekan dibandingkan orang dewasa.
PERBEDAAN FISIOLOGIS
Pada anak-anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodeling yang
lebih besar dibandingkan orang dewasa3
Pertumbuhan berlebihan
Pertumbuhan diafisis tulang panjang akan memberikan stimulasi
pada pertumbuhan panjang, karena tulang rawan lempeng epifisis
mengalami hiperemi pada waktu penyembuhan tulang.
Deformitas yang progresif
Kerusakan permanen lempeng epifisis menyebabkan kependekan
atau deformitas anguler epifisis
Fraktur total
Pada anak-anak fraktur total jarang bersifat komunitif karena
tulangnya sangat fleksibel dibandingkan orang dewasa
7
memulai penyembuhan. Produksi atau pelepasan dari faktor pertumbuhan
spesifik, Sitokin, dapat membuat kondisi mikro yang sesuai untuk :
(1) Menstimulasi pembentukan periosteal osteoblast dan osifikasi intra
membran pada tempat fraktur, (2) Menstimulasi pembelahan sel dan migrasi
menuju tempat fraktur, dan (3) Menstimulasi kondrosit untuk berdiferensiasi
pada kalus lunak dengan osifikasi endokondral yang mengiringinya. (Kaiser
1996). Berkumpulnya darah pada fase hematom awalnya diduga akibat
robekan pembuluh darah lokal yang terfokus pada suatu tempat tertentu.
Namun pada perkembangan selanjutnya hematom bukan hanya disebabkan
oleh robekan pembuluh darah tetapi juga berperan faktorfaktor inflamasi yang
menimbulkan kondisi pembengkakan lokal. Waktu terjadinya proses ini
dimulai saat fraktur terjadi sampai 2 – 3 minggu 4
8
atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan. Sebenarnya tulang
rawan ini masih dibagi lagi menjadi tulang lamellar dan wovenbone.
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai
sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkanuntuk menghubungkan efek secara
langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu
waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang
rawan atau jaringan fibrous. Secara klinis fragmen tulang tidak bisa lagi
digerakkan. Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur
dimediasi oleh ekspresi dari faktor-faktor pertumbuhan. Salah satu faktor
yang paling dominan dari sekian banyak faktor pertumbuhan adalah
Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-B1) yang menunjukkan
keterlibatannya dalam pengaturan differensiasi dari osteoblast dan produksi
matriks ekstra seluler. Faktor lain yaitu: Vascular Endothelial Growth Factor
(VEGF) yang berperan penting pada proses angiogenesis selama
penyembuhan fraktur. (chen,et,al,2004). Pusat dari kalus lunak adalah
kartilogenous yang kemudian bersama osteoblast akan berdiferensiasi
membentuk suatu jaringan rantai osteosit, hal ini menandakan adanya sel
tulang serta kemampuan mengantisipasi tekanan mekanis. (Rubin,E,1999)
Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang kemudian berlanjut sampai
fase remodelling adalah masa kritis untuk keberhasilan penyembuhan fraktur.
(Ford,J.L,et al,2003).
Jenis-jenis Kalus Dikenal beberapa jenis kalus sesuai dengan letak kalus
tersebut berada terbentuk kalus primer sebagai akibat adanya fraktur terjadi
dalam waktu 2 minggu Bridging (soft) callus terjadi bila tepi-tepi tulang yang
fraktur tidak bersambung. Medullary (hard) Callus akan melengkapi bridging
callus secara perlahan-lahan. Kalus eksternal berada paling luar daerah fraktur
di bawah periosteum periosteal callus terbentuk di antara periosteum dan
9
tulang yang fraktur. Interfragmentary callus merupakan kalus yang terbentuk
dan mengisi celah fraktur di antara tulang yang fraktur. Medullary callus
terbentuk di dalam medulla tulang di sekitar daerah fraktur
5. Fase remodeling
Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang kuat dengan
bentuk yang berbeda dengan tulang normal. Dalam waktu berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun terjadi proses pembentukan dan penyerapan tulang
yang terus menerus lamella yang tebal akan terbentuk pada sisi dengan
tekanan yang tinggi. Rongga medulla akan terbentuk kembali dan diameter
tulang kembali pada ukuran semula. Akhirnya tulang akan kembali mendekati
bentuk semulanya, terutama pada anak-anak. Pada keadaan ini tulang telah
sembuh secara klinis dan radiologi
10
DELAYED UNION
Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 35
bulan ( tiga bulan untuk anggota gerak atas dan lima bulan untuk anggota ferak
bawah )
NONUNION
Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8 bulan dan
tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu)
11
Bandingkan dengan bagian yang sehat.
Perhatikan posisi anggota gerak.
Keadaan umum pasien secara keseluruhan.
Ekspresi wajah karena nyeri.
Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan.
Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan
fraktur tertutup atau terbuka.
Lakukan survey pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-
organ lain.
Perhatikan kondisi mental pasien.
- Palpasi (feel).
Temperatur setempat.
Nyeri tekan, yang bersifat superficial biasanya disebabkan oleh
kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang.
Krepitasi, diketahui dengan-perabaan dan harus berhati-hati.
Pemeriksaan vascular pada daerah distal trauma berupa palpasi.
- Pergerakan (move).
Dengan mengajak pasien untuk menggerakkan secara aktif dan pasif
sendi proksimal dan distal dari daerah yang trauma.
12
Gambar 14.
Gambar 15.
13
Gambar 16.
Gambar 17.
14
Gambar 18.
Gambar 19.
15
Tahanan termasuk pada interposisi jaringan lunak dan hematom yang
mungkin terjadi karena tekanan jaringan sekitarnya.
16
Rush, pin Steinmann, pin Trephine (pin Smith Peterson), plate dan screw
Smoth Peterson, pin plate teleskopik, pin Jewett dan protesis.
17