PENDAHULUAN
Sebuah studi menjelaskan bahwa kelainan ini berkembang pada 68% bayi
prematur yang lahir di Amerika Serikat dengan berat lahir kurang dari 1251
gram; Di antara bayi dengan kelainan yang timbul saat lahir, retinopati
berkembang hampir 37% dari semua kejadian penyakit tersebut. Insiden
kelahiran prematur meningkat di seluruh dunia, dan dengan itu, retinopati pada
prematuritas sekarang muncul di negara-negara dengan teknologi yang sangat
baik untuk menyelamatkan bayi prematur. Dengan demikian, penyakit tersebut
telah menjadi penyebab utama kebutaan masa kecil di seluruh dunia.[3]
1
Pengelolaan retinopati pada prematuritas dengan cepat berkembang. Mulai
dari dilakukannya Screening dan intervensi perawatan meliputi pemeriksaan
retina pada bayi prematur berisiko tinggi, perawatan laser retina pada mata
dengan berbagai tingkat keparahan retinopati pada prematuritas serta rehabilitasi
visual dari pasien. Berdasarkan atas uraian diatas, maka dianggap perlu untuk
membahas lebih lanjut mengenai Retinopathy of Prematurity secara lebih
mendalam. Referat ini akan membahas secara rinci mulai dari definisi hingga
tatalaksana yang akan menunjang keberhasilan terapi penyakit tersebut serta
kegunaannya dalam proses pendidikan kedokteran.[3]
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
3
Insiden retinopati pada prematuritas ditemukan semakin meningkat di
negara berkembang, karena perbaikan perawatan neonatus, penurunan angka
kematian bayi prematur serta peningkatan kewaspadaan untuk melakukan
diagnosis dini retinopati pada prematuritas melalui skrining.[1]
4
rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh jaras-
jaras penglihatan ke korteks penglihatan oksipital.[4]
1. Lapisan Sensorik
5
Retina melapisi bagian dalam bola mata kira-kira dua pertiga bagian
posterior sebelah dalam bola mata. Tebal retina di ora serata kira-kira 0,1 mm
dan di sentral tebal retina kira-kira 0,23 mm. retina paling tipis di daerah
fovea.[9]
Sepertiga retina bagian luar mulai dari lapisan epitel pigmen sampai
lapisan pleksiform luar, mendapat nutrisi aliran darah dari koriokapiler dan
dua pertiga retina bagian dalam mendapat aliran darah dari cabang sentral.
Fovea hanya mendapat aliran darah dari koriokapiler (avascular zone).[9]
6
2.4 Faktor Resiko
7
darah perifer retina yang belum matur tersebut akan mengalami penutupan
permanen.[10]
8
3. Defisiensi Vitamin E
9
4. Paparan Cahaya
5. Septikemia
10
2.5 Patogenesis dan Diagnosis
11
dapat menyebabkan tarikan pada retina sampai terlepasnya retina dari
tempelannya atau ablasio retina.[12]
2.4 Klasifikasi
12
Classification of Retinopathy of Prematurity yang dicanangkan pada
tahun 1984. Terdapat empat parameter klasifikasi retinopati yang dijelaskan
pada prematuritas, yaitu.[12]:
13
4. Plus disease. Kita harus memperhatikan apakah Retinopati pada
Prematuritas disertai dengan plus disease atau tidak yaitu dengan adanya
pembuluh darah yang berotasi dan berkelok-kelok plus disease dapat
muncul pada stadium manapun. Plus disease menunjukkan tingkat yang
signifikan dari dilatasi vaskuler dan urtuosity yang ada dipembuluh darah
retina belakang. Adanya plus disease menggambarkan adanya peningkatan
aliran darah yang melewati retina.[12]
14
Skrining terhadap ROP telah dianjurkan di banyak negara. American
Academy of Pediatrics (AAP), American Association for Pediatric
Opthalmology and Strabismus serta American Academy of Opthalmology
telah memberikan rekomendasi bersama untuk pemeriksaan ROP pada
neonatus.[1]
Skrining ROP dilakukan pada semua bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 1500 gram atau usia kehamilan kurang dari 32 minggu, serta pada
bayi-bayi tertentu dengan berat badan lahir antara 1500-2000 gram atau usia
kehamilan lebih dari 32 minggu dengan klinis yang tidak stabil, diantaranya
bayi yang membutuhkan bantuan kardiorespirasi, dan dinilai oleh dokter
neonatologi sebagai risiko tinggi.[1]
2.6 Penatalaksanaan
15
Terapi retinopati pada prematuritas didasarkan pada klasifikasi dan
stadium klinis dari penyakit. Perlu dicatat bahwa sejumlah pasien retinopati
pada prematuritas mengalami regresi spontan. Kelainan-kelainan di retina
perifer pada retinopati yang sudah regresi yaitu retina avaskular, lipatan-
lipatan perifer, dan robekan retina; kelainan-kelainan penyerta di kutub
posterior, antara lain melurusnya pembuluh-pembuluh darah temporal,
meregangnya makula ke temporal, dan jaringan retina yang tampak seperti
ditarik menutupi diskus.[4]
16
Agar dapat melakukan terapi sedini mungkin untuk retinopati pada
prematuritas ini perlu deteksi dini dan skrining pad bayi dengan resiko tinggi
terkena retinopati pada prematuritas. Terapi yang dilakukkan disaat
pernyakitnya belum terlalu parah merusak retina, akan mempunyai tingkat
keberhasilan yang tinggi dan menyelamatkan bayi dari kebutaan permanen.[12]
17
BAB III
KESIMPULAN
18