PENDAHULUAN
1
2
meningkatkan kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terdiri dari
lima tatanan, yaitu institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja, tempat–
tempat umum, dan rumah tangga.2,3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tersebut harus dimulai dari tatanan rumah tangga karena rumah tangga yang sehat
merupakan aset modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga,
ditingkatkan, dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga
mempunyai masa rawan terkena penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu
untuk mencegahnya anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk
melaksanakan PHBS.3
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma
sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat,
bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik
fisik, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga PHBS bertujuan untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok,
keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, sehingga masyarakat sadar, mau
dan mampu mempraktikkan PHBS melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina
suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowermet). Dengan
demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama
pada tatanannya masing-masing.3
PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk
menggerakkan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk
hidup bersih dan sehat. Setiap rumah tangga juga digerakkan untuk berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber masyarakat.4
Pemberdayaan keluarga atau anggota rumah tangga untuk melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat tidak terlepas dari peran orangtua khususnya ibu,
karena orangtua akan menjadi panutan dan teladan bagi anggota keluarga lainnya
sehingga pemberian informasi kesehatan akan lebih efektif apabila disampaikan
oleh orangtua pada anggota keluarga yang lain. Orangtua juga memiliki fungsi
afektif untuk memberikan pengetahuan dasar kepada anggota keluarga yang lain
3
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 rumah tangga
di Indonesia yang mempraktikkan PHBS baru mencapai 38,7 %. Rencana
strategis tahun 2012 Kementrian Kesehatan menetapkan target pada tahun 2014
rumah tangga yang mempraktikkan PHBS adalah 70 %. Dalam hal ini sudah
terlihat jelas menuntut untuk meningkatkan kinerja yang luar biasa dalam
pembinaan PHBS.6
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang angka PHBS
Kabupaten Karawang hanya 54,7 % dari target yang telah ditentukan, yaitu
sebesar 70 % pada tahun 2016. Dari 50 Puskesmas yang ada di Kabupaten
Karawang yang melaksanakan sosialisasi PHBS, salah satunya yaitu Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan memiliki PHBS rendah yaitu sebesar 49,2
% dari target yang ditentukan yaitu 70 % pada tahun 2016.7
Mengingat data tentang PHBS di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya
Wetan masih rendah dan mengingat penelitian mengenai PHBS di tatanan rumah
tangga belum pernah dilakukan di Puskesmas Cilamaya, maka peneliti tertarik
untuk meneliti hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam rumah tangga ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam memberi
contoh, teladan dan pendidikan di suatu keluarga daripada ayah. Ibu juga lebih
mendominasi dalam hal pengaturan menu makanan dan menjaga kebersihan
rumah, termasuk di dalam memberikan pendidikan kesehatan di keluarga, seperti
menanamakan PHBS sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang
sehat.